ANALISIS PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PT. SEMEN TONASA, TBK DI KABUPATEN PANGKEP
Astuty Hasti1, Justina Stella Nona Susanta2
1,2STIE YPUP
ABSTRACT
In the current era of globalization, the issue of natural damage and global warming is a serious concern.
An unhealthy earth shows a variety of symptoms, such as abnormal and regular weather conditions, natural disasters in various places, and the like. This is one of the effects of environmental damage. The company is considered as one of the causes of environmental damage, because companies tend to seek maximum profits without regard to its impact on the environment. In PSAK No. 1 regarding the Presentation of Financial Statements disclosed that: "Financial statements must present fairly financial position, financial performance, changes in equity, and cash flow of the company by applying PSAK correctly accompanied by disclosures required by PSAK in Notes to Financial Statements, other information remains disclosed to produce reasonable presentation even though the disclosure is not required by PSAK ". In Indonesia there are many manufacturing companies that utilize natural resources, one of which is PT. Semen Tonasa, Tbk in Kabupaten Pangkep. PT. Semen Tonasa, Tbk in Kabupaten Pangkep, uses basic cement raw materials originating from nature and utilizes natural resources as production materials. As a form of corporate social responsibility for the extraction of natural resources, companies must disclose environmental costs as a consequence. Based on the background of the problem, the researcher took the title of Analysis of Presentation and Disclosure of Environmental Cost at PT. Semen Tonasa, Tbk in Kabupaten Pangkep. The results of the analysis show that PT. Semen Tonasa, Tbk has disclosed its environmental policy in 2014. This policy was disclosed to show the company's commitment to environmental care. In short, the company voluntarily discloses information about environmental policies including costs, objectives, legal compliance, respect for the environment and steps taken to reduce pollution.
Keywords: environmental cost, disclosure, presentation.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, isu tentang kerusakan alam dan pemanasan global menjadi perhatian yang serius. Bumi yang tidak sehat lagi menunjukkan berbagai macam gejala, seperti: kondisi cuaca yang tidak normal dan teratur, bencana alam diberbagai tempat, dan semacamnya. Hal tersebut merupakan salah satu dampak dari kerusakan lingkungan.
Perusahaan dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan, karena perusahaan cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.
PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep, menggunakan bahan baku dasar semen yang berasal dari alam dan memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan produksi. Sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan atas
pengambilan sumber daya alam, perusahaan harus mengungkapkan biaya-biaya lingkungan sebagai konsekuensinya. Dalam penelitian sebelumnya oleh Meilanawati[1] pada PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk, membandingkan biaya-biaya lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dengan model klasifikasi biaya lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan tidak sepenuhnya mencatat biaya lingkungannya sesuai dengan teori Hansen dan Mowen, sehingga menimbulkan penyimpangan untuk perbaikan dan proyek perlindungan lingkungan.
Dalam PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan diungkapkan bahwa laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan, informasi lain tetap diungkapkan untuk
ISSN: 2549-6182 (Online) menghasilkan penyajian yang wajar walaupun
pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengambil judul analisis penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan (environmental cost) pada PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini ialah bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya-biaya lingkungan pada PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses penyajian serta pengungkapan biaya-biaya lingkungan yang disajikan oleh PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep. Manfaat penelitian ini:
1. Memberikan informasi tentang penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan pada PT.
Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep.
3. Sebagai tambahan pengetahuan atau referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya terkait masalah alokasi biaya lingkungan.
TINJAUAN LITERATUR Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan mencakup pengidentifikasian biaya dan manfaat dari aktivitas konservasi lingkungan, penyediaan sarana atau cara terbaik melalui pengukuran kuantitatif, serta untuk mendorong proses komunikasi yang bertujuan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, memelihara hubungan yang menguntungkan dengan komunikasi dan meraih efektivitas dan efisiensi aktivitas konservasi lingkungan[3]. Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan ialah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan, biaya
lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan[3].
Klasifikasi biaya lingkungan menjadi empat kategori yaitu[4]:
1. Biaya pencegahan lingkungan ialah biaya- biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh: evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi dan menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan, audit risiko lingkungan, daur ulang produk, pemerolehan sertifikasi ISO 14001.3.
2. Biaya deteksi lingkungan ialah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak. Contoh: audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses, pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja lingkungan dari pemasok, serta pengukuran tingkat pencemaran.
3. Biaya kegagalan internal lingkungan ialah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
Contoh: pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan ialah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah di dalam lingkungan. Biaya ini terbagi menjadi dua, yaitu: biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure costs) ialah biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan. Contoh biaya kegagalan eksternal yang direalisasikan adalah: pembersihan danau yang tercemar, pembersihan minyak yang tumpah, pembersihan yang tercemar, penggunaan
bahan baku dan energi secara tidak efisien, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang tidak ramah lingkungan.
Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan (unrealized exsternal failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Contoh biaya sosial adalah: perawatan medis karena udara yang terpolusi (kesejahteraan individu), hilangnya kegunaan danau sebagai tempat rekreasi karena pencemaran, hilangnya lapangan pekerjaan karena pencemaran, dan rusaknya ekosistem karena pembuangan sampah padat.
Dasar-Dasar Pengungkapan Biaya Lingkungan
Secara khusus, dalam PSAK tidak ada dasar dalam pengungkapan biaya lingkungan yang dikeluarkan perusahaan. Namun, dalam PSAK 33 mengatur tentang kewajiban perusahaan dari sektor pertambangan dan pemilik hak pengusahaan hutan untuk melaporkan item-item lingkungannya dalam laporan keuangan. Pengungkapan aktivitas sosial perusahaan terbagi menjadi dua jenis, antara lain: pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang telah melakukan kegiatan tanggungjawab sosial, memiliki wewenang untuk mengungkapkan biaya-biaya lingkungan ataupun tidak.
Penyajian ini berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002, PSAK No. 1 tahun 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan diungkapkan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup ini memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam upaya mendapatkan data dalam penelitian ini, maka peneliti meneliti pada PT.
Semen Tonasa, Tbk yang berlokasi di
Kabupaten Pangkep. Waktu penelitian selama dua bulan.
Data Penelitian
A. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka, dari PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep.
2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, seperti: data hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan dan staf dari bagian keuangan pada PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep.
B. Sumber data Sumber data dari:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung pada perusahaan melalui pengamatan pada PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep, serta melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah staf.
2. Data sekunder, bahwa data yang diperoleh dari literatur yang sudah ada pada PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah riset lapangan yaitu riset yang dilakukan dengan mendatangi secara langsung lapangan perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep. Dalam riset ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. observasi, 2. wawancara, dan 3.
dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan model analisis mengalir (flow model of analysis) dari Miles dan Huberman.
Sebelum penulisan laporan dilakukan masa pengumpulan data yang terdiri dari tiga prosedur yaitu: pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
ISSN: 2549-6182 (Online) 1. Pengumpulan data
Data yang diperoleh di lokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci, dalam hal ini yaitu PT. Semen Tonasa, Tbk Kabupaten Pangkep. Laporan tersebut akan dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok.
2. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal yang tidak perlu.
3. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ialah penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara baik, sehingga mudah dilihat, dibaca, dan dipahami tentang suatu kejadian atau tindakan, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif ialah dengan teks yang bersifat naratif.
4. Menarik kesimpulan.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber, peneliti mengambil simpulan yang relatif setiap simpulan senantiasa terus-menerus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.
Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data dijadikan pedoman untuk menyusun rekomendasi. Berdasarkan flow model of analysis, komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, komponen tersebut saling berinteraksi, dan bila kesimpulan dipikir kurang kuat, maka perlu verifikasi dan penelitian kembali pengumpulan data di lapangan. Untuk mempermudah menjelaskannya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Flow Model of Analysis
Sumber: Sugiyono[5].
Metode ini merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan keadaan yang ada di perusahaan, dalam hal ini PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep. Data-data tersebut yaitu: laporan keuangan konsolidasi tahun 2014 perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan
Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain:
1. Identifikasi
Perlakuan terhadap biaya lingkungan yang telah dikeluarkan, perusahaan mencatatnya sebagai beban umum dan administrasi dalam laporan laba rugi perusahaan. Beban umum dan administrasi artinya adalah biaya-biaya yang digunakan dalam kantor administrasi perusahaan serta biaya-biaya lainnya yang harus dikeluarkan guna kepentingan dan kelancaran jalannya perusahaan secara keseluruhan. Beban umum dan administrasi pada PT. Semen Tonasa, Tbk meliputi: (a) gaji, upah, kesejahteraan karyawan; (b) program kemitraan dan bina lingkungan; (c) pemeliharaan jasa profesional; (d) promosi;
(e) pajak, asuransi, dan sewa; (f) perjalanan dinas; (g) penyusutan dan amortisasi; (h) keperluan kantor; (i) pendidikan, latihan dan pengembangan; (j) pemakaian bahan, listrik, air dan telepon; (k) beban/pemulihan penurunan nilai piutang; (i) lain-lain. Pada tabel dibawah ini disajikan perbandingan antara biaya-biaya lingkungan yang telah dikeluarkan oleh PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep dengan teori yang ada[4].
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Tabel 1. Perbandingan Identifikasi Biaya-Biaya Lingkungan
No. Deskripsi Hansen - Mowen [4] PT. Semen Tonasa Tbk 1. Biaya
pencegahan lingkungan
1) Evaluasi dan pemilihan pemasok 2) Evaluasi dan pemilihan alat untuk
mengendalikan polusi
3) Desain proses dan produk untuk mengurangi dan menghapus limbah
4) Melatih pegawai
5) Mempelajari dampak lingkungan 6) Audit resiko keuangan
7) Daur ulang produk
8) Pemerolehan sertifikasi ISO 14001
1) Program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL)
2) Kesejahteraan karyawan:
a. Pelatihan dan
pengembangan karyawan b. Program layanan
kesehatan kerja 3) Sistem remunerasi 4) Pemerolehan penghargaan
PROPER hijau 5) Keselamatan kerja:
a. Pengadaan alat perlindungan diri
b. Pembuatan dan perawatan rambu norma K3 (Safety Promotion)
c. Program jamsostek d. ISO 14001 2. Biaya deteksi
lingkungan
1) Audit aktivitas lingkungan 2) Pemeriksaan produk dan proses 3) Pengembangan ukuran kinerja
lingkungan
4) Pelaksanaan pengujian pencemaran
5) Verifikasi kinerja lingkungan dari pemasok
6) Pengukuran tingkat pencemaran
1) Pengukuran tingkat pencemaran:
a. Emisi cerobong b. Air limbah domestik 2) Audit dan pengelolaan energi
3. Biaya kegagalan internal lingkungan
1) Pengoprasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi
2) Pengelolaan dan pembuangan limbah beracun
3) Pemeliharaan peralatan polusi 4) Lisensi fasilitas untuk
memproduksi limbah 5) Daur ulang sisa bahan
1) Pengelolaan limbah:
a. Pengendalian pencemaran air
b. Pengendalian pencemaran udara
2) Program konservasi sumber daya:
a. Efisiensi energi b. Pengelolaan limbah B3
dan non B3
c. Konservasi lahan bekas tambang
3) Pipanisasi saluran air bersih 4) Normalisasi drainase 5) Pengoperasian peralatan
untuk pencegahan pencemaran:
a. Pembuatan saluran air b. Pengoperasian perangkap
minyak
c. Pengendalian pencemaran udara
d. Menara pendingin e. Pengendalian, penangkap,
dan penyaringan debu 6) Daur ulang sisa bahan:
a. Oli bekas sebagai pelumas peralatan pabrik
b. Pemanfaatan kaos tangan yang terkontaminasi dengan oli atau minyak
ISSN: 2549-6182 (Online) No. Deskripsi Hansen - Mowen [4] PT. Semen Tonasa Tbk
sebagai bahan bakar alternatif
c. Daur ulang tumpahan material tolak untuk dikembalikan ke proses produksi
7) Pemanfaatan limbah dari indutri lain sebagai bahan bakar alternatif
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan
1) Biaya kegagalan eksternal yang direalisasikan:
a. Pembersihan danau yang tercemar
b. Pembersihan minyak yang tumpah
c. Penggunahan bahan baku dan energi secara tidak efisien d. Penyelesaian klaim
kecelakaan pribadi dari prektik kerja yang tidak ramah lingkungan
2) Biaya sosial:
a. Perawatan medis karena udara yang terpolusi (kesejahteraan individu)
b. Hilangnya kegunaan danau sebagai tempat rekreasi karena pencemaran
c. Hilangnya lapangan pekerjaan karena pencemaran
(kesejahteraan individual) d. Rusaknya ekosistem karena
pembuangan sampah padat
1) Perlindungan keanekaragaman:
a. Reklamasi lahan pasca penambangan
b. Penghijauan
2) Pencegahan pencemaran kecelakaan
3) Kecelakaan kerja dan penyakit
Sumber: diolah peneliti (2017).
Berdasarkan analisis tabel 1, biaya-biaya lingkungan tidak sepenuhnya dicatat sesuai dengan teori yang ada, sehingga menimbulkan penyimpangan untuk perbaikan, proyek perlindungan lingkungan, dan lain-lain.
2. Pengakuan dan pengukuran biaya-biaya lingkungan
PT. Semen Tonasa, Tbk mengakui beban pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya, termasuk biaya lingkungan. Dalam hal pengukuran biaya lingkungannya, PT Semen Tonasa, Tbk menggunakan biaya historis, kecuali
beberapa akun tertentu yang menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
3. Pengungkapan dan penyajian biaya lingkungan
Pada tabel 2 disajikan dasar-dasar pengungkapan biaya-biaya lingkungan yang dilakukan PT. Semen Tonasa Tbk.
Dasar pengungkapan diukur berdasarkan National Association for Environmental Management.
Tabel 2. Dasar-dasar Pengungkapan Biaya-Biaya Lingkungan
No. Deskripsi PT. Semen Tonasa Tbk
1. Manajemen perlu mengontrol biaya
yang signifikan ✓
2. Peraturan pemerintah ✓
3. Inisiatif bisnis sukarela ✓
4. Pelaporan publik ✓
No. Deskripsi PT. Semen Tonasa Tbk
5. Hubungan masyarakat ✓
6. Tuntutan investor -
7. Pertimbangan karyawan -
8. Tekanan pasar -
9. Persyaratan asuransi -
10. Menyangkut komunitas ✓
11. Alasan lainnya - Meningkatkan citra perusahaan - Memperkuat brand perusahaan - Membedakan perusahaan dengan
pesaingnya
- Membuka akses investasi - Meningkatkan harga saham Sumber: diolah peneliti (2017).
Berdasarkan tabel 2, PT. Semen Tonasa, Tbk mengungkapkan biaya lingkungan atas dasar sukarela. Selain sebagai bentuk pelaporan kepada stakeholder, pengungkapan ini menghendaki agar perusahaan menjadi lebih profitabel. Dan pada tabel 3 disajikan total pengeluaran biaya lingkungan tahun 2014 pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
Setelah melakukan penelusuran berdasarkan bukti-bukti yang terkait dengan biaya-biaya lingkungan yang terjadi di PT.
Semen Tonasa, dapat diketahui bahwa PT.
Semen Tonasa telah mengeluarkan biaya-biaya yang terkait dengan aktivitas lingkungannya.
Namun, biaya-biaya tersebut belum diidentifikasi secara khusus oleh pihak perusahaan.
Tabel 3. Bina Lingkungan PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep Tahun 2014
Keterangan Amount (Rp) Biaya Pencegahan dan
Pengelolaan Lingkungan 2.621.301.110 Biaya Bahan dari Output Produk 4.323.151.160
Keterangan Amount (Rp) Biaya Bahan dari Output Non-
Produk 1.901.161.000
Biaya Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) 2.767.788.800
Biaya Pengendalian Limbah dan
Emisi 2.225.541.930
Total 13.838.944.000 Sumber: diolah peneliti (2017).
Dasar hukum penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan
Penyajian ini berpedoman pada PSAK No. 1 tahun 2009, yang menyebutkan: “Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.
Tabel 4. Penyajian dan Pengungkapan Biaya Lingkungan
No. Keterangan PSAK PT. Semen Tonasa Tbk
1. Penyajian laporan keuangan
Neraca, laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan
Neraca, laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan 2. Penyajian dan
pengungkapan biaya-biaya lingkungan
Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar
Akuntansi Keuangan.
Perusahaan belum mengungkapkan biaya-biaya lingkungannya secara khusus, tapi sudah menyajikan biaya-biaya lingkungan dalam laporan tahunan serta disajikan secara sederhana sebagai beban usaha dalam komponen beban umum dan administrasi.
Sumber: diolah peneliti (2017).
ISSN: 2549-6182 (Online) Dapat disimpulkan dalam melaporkan
biaya lingkungan PT. Semen Tonasa, Tbk tersebut tidak secara khusus membuat laporan yang berhubungan dengan lingkungan atau setidak-tidaknya mencantumkan biaya lingkungan secara khusus sesuai dengan PSAK diatas yang menyebutkan perusahaan dapat menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup, tetapi mengungkapkan biaya lingkungannya secara sukarela dan menyajikan secara sederhana.
Selain itu, dalam UU No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang isinya adalah setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Dinyatakan bahwa laporan tahunan diungkapkan perusahaan sekurang- kurangnya memuat 6 hal, yang ditampilkan pada tabel 5.
Tabel 5. Pengungkapan Laporan Tahunan
No. UU No. 40 Tahun 2007 PT. Semen Tonasa Tbk
1. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang lampau dalam
perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut.
✓
2. Laporan mengenai kegiatan Perseroan ✓
3. Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan ✓
4. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang lampau
✓ 5. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris ✓ 6. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau
honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
✓ Sumber: diolah peneliti (2017).
Berdasarkan tabel 5, perusahaan telah menyusun laporan tahunannya sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ini menunjukkan komitmen perusahaan yang selalu berpedoman terhadap aturan yang berlaku. Sedangkan, pengungkapan dalam hal biaya lingkungan, PT. Semen Tonasa, Tbk menyajikan biaya- biaya lingkungan dalam laporan tahunan serta disajikan pula dalam laporan keuangan secara sederhana sebagai beban usaha dalam komponen beban umum dan administrasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa PT.
Semen Tonasa, Tbk telah mengungkapkan kebijakan lingkungannya pada tahun 2014.
Kebijakan ini diungkapkan untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kepedulian lingkungan. Singkatnya, perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi mengenai kebijakan lingkungan termasuk di dalamnya biaya-biaya, tujuan, kepatuhan hukum, penghargaan terhadap lingkungan dan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi pencemaran.
PENUTUP Simpulan
Dari hasil analisis terhadap pengungkapan biaya lingkungan PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten Pangkep, maka penulis menarik kesimpulan, dimana di Indonesia sendiri masih sedikit jumlah perusahaan manufaktur yang secara sukarela telah mengungkapkan biaya lingkungannya.
Pada laporan tahunan, perusahaan ini hanya mengungkapkan aktivitas sosialnya tanpa mencatat biaya-biaya yang telah dikeluarkan atas aktivitas tersebut. PT Semen Tonasa mengakui beban pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya, termasuk biaya lingkungan. Pengukuran biaya lingkungan menggunakan biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu. Untuk penyajian, PT. Semen Tonasa menyajikan biaya lingkungannya secara sukarela yang berpedoman pada PSAK No. 1 Tahun 2009.
PT. Semen Tonasa, Tbk di Kabupaten
Pangkep, mengungkapkan biaya lingkungannya secara sederhana pada laporan tahunan yang memuat 6 hal berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007.
Saran
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar waktu yang digunakan untuk penelitian ini tidak singkat, dengan memanfaatkan waktu yang lebih lama, peneliti dapat melakukan observasi langsung ke perusahaan yang dijadikan objek penelitian, supaya informasi yang dibutuhkan terkait alokasi biaya lingkungan perusahaan lebih mencukupi.
2. Bagi perusahaan, PT. Semen Tonasa, Tbk dapat mencatat rincian biaya lingkungan lebih detail sesuai dengan tanggungjawab sosial yang telah dilakukan, sehingga dalam menganalisis biaya lingkungan lebih mudah. Seharusnya, PT. Semen Tonasa memisahkan laporan keuangan yang terkait dengan operasi dengan laporan alokasi biaya lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Meilanawati, R. 2013. Analisis Pengungkapan Biaya Lingkungan (Environmental Costs) pada PT. Semen Indonesia Persero, Tbk. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
[2] International Federation of Accountants (IFAC). 2005. International Guidance Document Environmental Management Accounting. Agustus.
[3] Riyadi, P. 2014. Analisis Biaya Lingkungan.
Banjarmasin: Pendidikan Profesi Akuntan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.
[4] Hansen & Mowen. 2005. Management Accounting. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.
[5] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.