ANALISIS DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PADA KELOMPOK KERJA SUB ASSY TOP SIDE. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan alternatif usulan perancangan tata letak fasilitas produksi berdasarkan metode yang digunakan.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Batasan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Penelitian
Bab ini berisi data umum perusahaan dan data lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Berisi tentang kesimpulan penelitian ini dan juga saran-saran yang perlu diperhatikan bagi penelitian selanjutnya dan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Induktif
Selain itu, penelitian terkait desain tata letak pabrik telah dilakukan untuk memperbaiki tata letak lantai produksi di perusahaan dengan mempertimbangkan derajat kedekatan agar menghasilkan tata letak yang optimal (Prayogo, 2022). Perancangan ulang struktur fasilitas produksi dengan menggunakan metode perencanaan sistematis dan block plan Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki tata letak perusahaan yang berguna untuk menghitung jarak pergerakan dalam aktivitas material handling dan mengurangi biaya penanganan material (Kholifah, 2021).
Kajian Deduktif
- Tata letak fasilitas
- Tujuan Tata Letak Pabrik
- Jenis – Jenis Tata Letak Pabrik
- Pola Aliran Bahan
- Pemindahan Bahan (material handling)
- Operation Proses Chart (OPC)
- Systematic Layout Planning (SLP)
- Activity Relationship Chart (ARC)
- Activity Relationship Diagram (ARD)
- From To Chart (FTC)
- Pengukuran Jarak
- Blocplan
METODE PENELITIAN
Objek penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelompok kerja sampingan sub assy UP, departemen sub assy UP di PT. Pada penelitian ini jarak antara Area 1 dan Area 2 akan dihitung pada Pokja Sub Majelis Sisi UP untuk menentukan jarak yang ditempuh untuk melakukan material handling, dan akan dilakukan analisa dengan menggunakan metode SLP dan Blocplan untuk memberikan saran tata letak. untuk mengurangi biaya penanganan material.
Subjek Penelitian
Metode Pengumpulan Data
- Wawancara
- Observasi
- Studi Pustaka
Alur Penelitian
Data yang terkumpul kemudian diolah untuk menganalisis permasalahan dengan menggunakan metode SLP dan Blocplan. Setelah masalah ditemukan maka diberikan usulan perbaikan yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ditemukan dan langkah terakhir adalah menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, serta saran yang dapat diberikan untuk selanjutnya. riset. riset.
Pengolahan Data
- Identifikasi Aliran Material
- Metode Systematic Layout Planning
- Metode Blocplan
- Pemilihan Layout Alternatif
- Merancang Layout Usulan
ARC ini digunakan untuk melihat hubungan antara ruang produksi dengan ARC, yang juga akan digunakan sebagai masukan untuk rencana blok. Hasil yang diperoleh pada lembar kerja akan digunakan untuk menentukan lokasi masing-masing departemen. Pada ARD setiap kegiatan ditampilkan dalam format persegi panjang yang sama, dimana pada ARD menunjukkan derajat keeratannya berdasarkan hasil rekapitulasi lembar kerja.
Setelah perhitungan SLP selesai, langkah selanjutnya adalah membuat alternatif tata letak berdasarkan derajat kedekatan dan luas area produksi yang dibutuhkan. Banyaknya alat dan mesin akan menentukan berapa banyak blok yang akan dibuat pada block plan. Data ARC berisi nilai kedekatan antar departemen, berdasarkan data tersebut kita akan mengetahui layout mana yang terbaik menurut software blocplan.
Pemilihan alternatif tata letak ini dilakukan atas dasar perhitungan dengan menggunakan metode perencanaan tata letak yang sistematis dan hasil keluarannya berupa denah blok. Dari hasil kedua metode tersebut akan dibandingkan masing-masing alternatif yang mempunyai hasil material handling paling sedikit, yang nantinya akan dipilih alternatif yang terbaik. Berdasarkan alternatif tata letak yang dipilih, kemudian dibuat tata letak pabrik, termasuk peta departemen dan luas masing-masing departemen.
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Usulan tata letak alternatif dibuat berdasarkan penyusunan blok template hubungan aktivitas antar departemen, disusun dalam bentuk diagram hubungan aktivitas. Pemilihan usulan tata letak terbaik dilakukan dengan membandingkan total jarak material handling pada tata letak awal dengan perhitungan tata letak menggunakan metode SLP dan Blocplan. Alternatif tata letak dengan total jarak material handling terkecil merupakan alternatif yang dijadikan usulan tata letak terpilih.
Kedua alternatif tata letak ini kemudian dibandingkan terhadap jarak perpindahan per hari untuk mendapatkan usulan tata letak terbaik. Berikut rangkuman jarak antar departemen pada tata letak awal, usulan tata letak metode SLP, dan usulan tata letak metode blok plan. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa usulan tata letak dengan jarak antar fasilitas terkecil merupakan usulan tata letak menurut metode SLP.
Tata letak SLP usulan ini mempunyai persentase efisiensi pengurangan jarak sebesar 95,5% dibandingkan tata letak awal, dan tata letak SLP usulan mempunyai biaya material handling sebesar Rp 24.081/meter. Dengan demikian, usulan tata letak yang dipilih dalam penelitian ini adalah usulan tata letak dengan menggunakan metode Perencanaan Tata Letak Sistematis (SLP). Tata letak denah blok yang diusulkan menghasilkan jarak total antar bangunan sebesar 1.118,6 m dan memiliki biaya material handling sebesar Rp 28.054/meter.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data
- Profil Perusahaan
- Visi dan Misi Perusahaan
- Struktur Organisasi Perusahaan
- Produk Perusahaan
- Proses Produksi Kelompok Kerja Sub Assy Side UP
- Layout Awal Kelompok Kerja Sub Assy Side UP
- Data Jumlah Mesin dan Operator
- Fasilitas yang digunakan
- Operation Proses Chart
- Diagram Aliran Material
- From To Chart Jarak Antar Mesin Layout Awal
- Ongkos Material Handling Pada Layout Awal
Dalam pengumpulan data, data yang dikumpulkan dalam survei ini adalah profil perusahaan, data kelompok kerja sub perakitan sisi UP, data jumlah mesin sub perakitan sisi UP dan material handling yang digunakan. Pokja Subassembly UP merupakan salah satu kelompok kerja yang ada di Departemen Subassembly UP PT. Kelompok kerja sub assy sisi UP memproduksi sisi piano tegak.
Proses perakitan sideboard merupakan proses perakitan yang menggabungkan antara side base, side arm dan sideboard dan sideboard ini merupakan bagian samping dari piano 2. Kelompok kerja sub perakitan sisi UP mempunyai dua area kerja yang berbeda dimana kedua area kerja tersebut berada pada bagian samping. kelompok kerja sub perakitan sisi UP adalah gedung yang berbeda. 12 Mesin bor track padel 1 1 Proses pengeboran track padel 13 Meja perakitan track padel 1 Proses perakitan track padel 14 Meja perakitan Key Bed Assy 1 1 Proses perakitan key bed 15 Meja perakitan Key Bed Assy.
Beberapa mesin atau meja kerja digunakan dalam kelompok kerja subperakitan sisi UP. Terdapat 18 mesin dan peralatan yang digunakan dalam kelompok kerja subperakitan lateral UP. Pada sisi sub perakitan, kelompok kerja material handling UP yang menggunakan tenaga operator atau manusia.
Pengolahan Data
- Perancangan Layout Usulan Metode Systematic Layout Planning
- Pembuatan Activity Relationship Chart
- Worksheet
- Block Template
- Pembuatan Activity Relationship Diagram
- Pembuatan Alternatif Layout Usulan Metode SLP
- From To Chart Alternatif Layout Usulan Metode SLP
- Evaluasi Layout Usulan Metode SLP
- Ongkos Material Handling Layout Usulan Metode SLP
- Blocplan
- Data Masukan
- Data Activity Relationship Chart
- Nilai Skor ARC
- Nilai Score Tiap Departemen
- Penentuan Rasio Layout
- Layout Usulan Software Blocplan
- From To Chart Layout Usulan Blocplan
- Evaluasi Layout Usulan Blcoplan
- Ongkos Material Handling Layout Usulan Metode Blocplan
PEMBAHASAN
Analisa Layout Awal
Proses produksi pada kelompok kerja subassembly sisi UP adalah produksi sideboard, keyboard, paddle rail, bottom board. Proses pembuatan bufet adalah dengan menggabungkan lengan samping, selongsong samping, dan alas samping pada papan samping. Kemudian proses padel track menghasilkan suatu kabinet yang digunakan sebagai penutup body padel pada piano, dan terletak pada bagian bawah piano.
Lemari yang sudah jadi kemudian dikirim ke departemen berikutnya untuk dirakit menjadi piano. Lantai produksi pada kelompok kerja UP sisi sub perakitan mempunyai 18 mesin dan material handling yang digunakan untuk memindahkan material adalah tenaga manusia atau operator. Jumlah operator material handling yang digunakan pada kelompok kerja subassembly di sisi UP sebanyak 1 orang.
Pada tata letak awal kelompok kerja sub assy side UP masih terlihat kurang maksimal, hal ini dikarenakan terdapat beberapa fasilitas produksi yang seharusnya letaknya berdekatan, namun pada tata letak awal ditempatkan sangat berjauhan. Akibatnya jarak antar departemen bertambah dan jarak yang ditempuh material handling menyebabkan moving sideboard cabinet menjadi tidak efisien seperti pemborosan waktu pengiriman, idle operator, biaya material handling yang besar, pemborosan tenaga dan pada layout awal total jarak antar departemen adalah 21546 ,5 m dan memiliki biaya material handling sebesar Rp 540,398 / meter. Desain tata letak pabrik yang baik adalah yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mengurangi jarak pergerakan dan biaya penanganan material (Amalia, 2018).
Analisia Layout Usulan Metode Systematic Layout Planning
Jika dihitung dengan metode SLP, total jarak antar departemen adalah 960,2 dan memiliki biaya material handling sebesar Rp 24.081/meter.
Analisa Layout Usulan Software Blocplan
Apabila terdapat layout yang mempunyai nilai R - Score yang sama, maka layout usulan Blockplan dipilih berdasarkan nilai Rel - Dist Score yang paling rendah diantara layout yang mempunyai nilai R - Score tertinggi, artinya layout yang dipilih adalah layout dengan nilai R - Score yang sama. jarak total terkecil antar departemen. Perangkat lunak blocplan akan menampilkan gambaran tata letak yang diusulkan dalam bentuk diagram blok dengan luas antar departemen sesuai data luas sebelumnya. Software Blocplan juga menampilkan koordinat pusat tiap departemen dan juga jarak antar departemen.
Jarak yang digunakan blockplan adalah jarak bujursangkar, sehingga tidak perlu menghitung jarak secara manual terlebih dahulu. Sedangkan perhitungan jarak tempuh merupakan hasil perkalian jarak pada denah balok dengan frekuensi perpindahan material dalam satuan waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software block plan, dilakukan 10 kali pengujian block plan sehingga menghasilkan 10 usulan tata letak.
Setiap departemen akan ditempatkan pada area tata letak tertentu secara acak dan 10 alternatif tata letak akan ditampilkan satu per satu beserta nilai skornya. Kemudian dipilih usulan tata letak yang mempunyai nilai R-Score tertinggi, yaitu tata letak usulan kedua dengan nilai R-Score sebesar 0,80. Langkah selanjutnya adalah membuat usulan tata letak sesuai gambar denah blok dan mencari total jarak antar fasilitas produksi sesuai alur proses produksi.
Pemilihan Layout Usulan Terbaik
Oleh karena itu, dengan jarak tempuh yang dihasilkan dengan menggunakan metode SLP dan Blocplan, maka metode SLP dan Blocplan dapat digunakan untuk permasalahan tata letak fasilitas manufaktur dan dapat mengurangi biaya material handling. Perancangan ulang tata letak fasilitas industri untuk meminimalkan material handling dengan algoritma Blocplan di UD. Melakukan tata letak ulang tata letak fasilitas produksi imitasi PVC dengan menggunakan perencanaan tata letak yang sistematis dan metode Blocplan.
Re-design (perencanaan ulang) struktur fasilitas produksi dengan metode block plan (studi kasus: UKM Roti. Rizki, Bontang). Mendesain ulang rencana fasilitas produksi dengan menggunakan Metode Systematic Scheduling Planning dan BLOCPLAN untuk meminimalkan biaya material. Perbaikan tata letak fasilitas produksi pada Pabrik Kayu Barecore CV Cipta Usaha Mandiri dengan menggunakan metode Blockplan.
Perbaikan tata letak fasilitas untuk mengoptimalkan jarak dan biaya material handling dengan pendekatan Systematic Layout Planning (SLP) di PT Transplant. PERANCANGAN PANEL PABRIK MENGGUNAKAN SYSTEMATIC PANEL PLANNING (SLP) DAN BLOCPLAN STUDI KASUS PT. Usulan perancangan tata letak Pertashop menggunakan metode BLOCPLAN pada PT. https://eproceeding.itenas.ac.id/index.php/fti/article/view pengaturan pabrik dan unduh.
KEMSIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perhitungan awal total jarak antar fasilitas dari layout saat ini adalah 21.545,5 m dengan area terpisah dan memiliki biaya material handling sebesar Rp 540.386/meter. Oleh karena itu, dengan mengurangi jarak antar fasilitas produksi, jarak material handling dapat dikurangi dan proses produksi dapat dipercepat. Perbaikan tata letak lantai produksi pada kelompok kerja UP sisi subassembly direkomendasikan berdasarkan hubungan aktivitas antar departemen.
Kemudian dengan memperbaiki tata letak lantai produksi diharapkan dapat mengurangi kemalasan menunggu pengiriman bahan baku ke operator di area kerja 2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi desain tata letak lantai produksi, seperti biaya material handling untuk usulan tata letak dan biaya investasi penerapan tata letak usulan. Pada UMKM Penggilingan Jagung Menggunakan Metode BLOCPLAN: Penataan Ulang Tata Letak pada UMKM Penggilingan Jagung.
Tata letak untuk meningkatkan efisiensi pada Perusahaan Furniture XYZ dengan menggunakan metode ARC (Activity Relationship Chart) dan ARD (Activity Relationship Diagram). Pengaruh perancangan ulang tata letak fasilitas pada area operasi kerja berbasis 5S untuk mengusulkan modal usaha. Redesain dan Simulasi Tata Letak Pabrik Produksi Gasket Karet Grippers Menggunakan Algoritma Corelap, Aldep dan Flexsim https://talenta.usu.ac.id/jsti/article/view/905.