• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Devisa dan Non-Devisa Menggunakan DEA 2015-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Devisa dan Non-Devisa Menggunakan DEA 2015-2016"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Devisa dan Non-Devisa dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2015- 2016

NIKEN MUSTIKAWENI, 20131111095 STIE INDONESIA BANKING SCHOOL

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi dan menganalisa perbandingan efisiensi antara bank Devisa dengan bank non-Devisa selama periode 2015- 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 39 bank Devisa dan 17 bank non-Devisa. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi.

Variabel input yang digunakan dalam penelitian adalah dana pihak ketiga, biaya bunga, dan biaya operasional lainnya, sedangkan variabel outputnya adalah kredit yang disalurkan, pendapatan bunga, dan pendapatan operasional lainnya. Untuk mengetahui perbedaan efisiensi antara bank Devisa dengan bank non-Devisa, penelitian ini menggunakan uji beda parametrik Independent Sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank Devisa dan bank non-Devisa selama periode 2015-2016 dengan melihat nilai p = 0.157.

Kata Kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Pendekatan Intermediasi, Dana Pihak Ketiga, Biaya Bunga, Biaya Operasional Lainnya, Kredit yang Disalurkan, Pendapatan Bunga, Pendapatan Operasional Lainnya, Bank Devisa, Bank non-Devisa.

ABSTRACT

The aim of this reserch to measure efficiency and analyze the efficiency comparison between foreign bank with non-foreign bank during the periode 2015-2016. The data which is used in this reserch is a secondary data, collected from financial statements issued by Otoritas Jasa Keuangan. The sampling technique that isused in this reserch is purposive sampling with taking 39 samples of foreign bank and 17 non-foreign bank. Efficiency measurements in this research using Data Envelopment Analysis (DEA) with the intermediation approach. Input variables used in the study are deposits, assets, and labor costs, while the output variable is the financing and income. To determine differences in efficiency between between foreign bank with non-foreign bank, this study used different test parametric independent sample t- test. The result of this reserch showed that is no significant difference between the efficiency of between foreign bank with non-foreign bank during the period 2015-2016 with p value = 0,157.

Keyword: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Deposits, intermediation approach, Deposits, Interest Expense, Other Operating Expense, Credit, Interest Income, Other Income, Foreign Bank, Non-Foreign Bank

1. PENDAHULUAN

Bank adalah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya mnghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (defisit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan, 2010). Industri perbankan memegang peranan sangat

(2)

penting bagi pembangunan di bidang ekonomi, sebagai Financial Intermediary yang menjadi penghubung antara, di satu pihak adalah investor serta dilain pihak enterpreuner. Industri perbankan menjadi sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi, terutama sekali dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan uang (Iswardono S. Permono & Darmawan, 2000).

Efisiensi merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja keseluruhan dari aktivitas suatu perusahaan (Abidin, Endri, & Nirmalawati, 2008). Efisiensi sering diartikan bagaimana suatu perusahaan dapat berproduksi dengan biaya serendah mungkin, namun tidak sekedar itu saja efisiensi juga menyangkut pengelolaan hubungan input dan ouput yang bagaimana mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia secara optimal yang dapat menghasilkan output yang maksimal.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004, ukuran efisiensi yang digunakan dalam dunia perbankan adalah rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO).

Rasio ini memberikan penilaian atas kinerja efisiensi bank. Rasio ini diperoleh dari perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional dan digunakan karena mudah dalam perhitungan dan penggunaannya. Rasio BOPO merupakan pendekatan tradisional dalam pengukuran efisiensi suatu bank.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016, efisiensi perbankan sedikit memburuk akibat tingginya biaya pencadangan. Tercatat rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) perbankan pada 2016 sebesar 82,22% atau naik 73 basis poin secara tahunan atau year on year (yoy). Pencadangan ini akibat kenaikan biaya operasional naik melebihi pendapatan operasional, terutama di kelompok bank-bank besar bermodal di atas Rp 5 triliun (BUKU III dan IV). Secara umum, biaya operasional pada 2016 tercatat naik 9,67% yoy atau melebihi kenaikan pendapatan operasional yang naik 8,7%

yoy. Kenaikan biaya operasional ini salah satunya karena alokasi biaya pencadangan perbankan yang naik 33,87% yoy menjadi Rp 147,47 triliun. (sumber : kontan.co.id Minggu, 26 Februari 2017)

Oral & Yolalan (1990) dalam Abidin, Endri, Nirmalawati (2008) menyatakan penilaian efisiensi tidak bisa dilakukan secara parsial seperti misalnya pengukuran rasio biaya tenaga kerja dengan pendapatan, tetapi harus memperhitungkan seluruh output dan seluruh input yang ada. Sehingga pendekatan yang tepat dalam pengukuran kinerja efisiensi adalah menggunakan pendekatan frontier berupa analisa parametrik dan non parametrik

Gambar 1.1

(3)

Menurut penelitian- penelitian mengenai perbandingan kinerja antara bank Devisa dan non- Devisa terdapat perbedaan perbedaan hasil tentang ada atau tidaknya perbedaan dalam kinerja antar kedua kelompok bank tersebut. Penelitian yang menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan kinerja antar kedua kelompok bank adalah penelitian Sally (2013) yang menunjukkan hasil hampir semua rasio keuangan sebagai indikator kinerja bank menunjukkan bahwa bank devisa melebihi bank non devisa. Statistik deskriptif dari rasio-rasio keuangan menggambarkan keuntungan bank tersebut seperti luas jangkauan geografis yang lebih luas dan keunggulan dalam tim manajemen. Berdasarkan pengujian secara inferensi statistic menyimpulkan bahwa bank devisa berkinerja lebih baik secara signifikan dalam risiko operasional yang rendah dan karenanya cost of funds juga rendah secara berturut-turut.

Sedangkan dalam penelitian Hosniah (2009)Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari tahun 2006-2008 tidak terdapat perbedaan kinerja antara bank devisa dan non devisa jika dilihat dari ROA, ROE dan LDR, dan dalam penelitian Azis (2015) pun menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja bank devisa dan bank non devisa yang diukur melalui variabel ROA, sedangkan terdapat perbedaan kinerja bank devisa dan non-devisa yang diukur melalui variabel ROE, LDR dan CAR. Berdasarkan hasil dari penelitian penelitian tersebut dalam penelitian ini akan meneliti tentang perbandingan antara bank Devisa dan non- Devisa dari segi efisiensi menggunakan metode Data Envelopment analysis (DEA).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisa efisiensi bank Devisa dan bank non Devisa selama periode 2015 dan 2016 dengan metode DEA?

2. Bagaimana seharusnya target yang dicapai bank Devisa dan bank non Devisa agar bisa dianggap efisien selama periode 2015 dan 2016 dengan metode DEA?

3. Apakah terdapat perbedaan efisiensi antara bank kelompok Devisa dan Non-Devisa?

2. LANDASAN TEORI Pengertian Bank

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 yang kemudian diubah menjadi Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Asas, dan Fungsi Perbankan

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dinyatakan bahwa Asas perbankan Indonesia adalah melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati – hatian.

Fungsi utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dan untuk masyarakat (Siamat, 1999). Fungsi dan peranan bank secara umum pertama penghimpun dana, penyalur dana dan pelayanan jasa keuangan sedangkan selain fungsi – fungsi umum, secara lebih khusus bank juga berfungsi sebagai Agent of Trust, yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan, Agent of Development, yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi di satu negara, Agent of Services, yaitu lembaga yang memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat (Ikatan Bankir Indonesia, 2013).

Konsep Dasar Efisiensi

Efisiensi adalah rasio output terhadap input atau jumlah output per unit input (Anthony &

Govindrajan, 2005). Menurut Robert N.Anthony et al (2005), suatu perusahaan atau unit pengambil keputusan A lebih efisien daripada unit pengambil keputusan B jika menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dari unit pengambil keputusan B, namun memproduksi jumlah

(4)

output yang sama, atau menggunakan jumlah sumber daya yang sama namun memproduksi output yang lebih besar. Berdasarkan pengertian efisiensi menurut Robert N.Anthony et al (2005), efisiensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jenis Efisiensi

Menurut Farrell (1957) efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.

1. Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan sejumlah input yang tersedia dan tidak memperhitungkan harga.

2. Efisiensi Alokatif

Efisiensi Alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga dan teknologi produksinya.

Teknik Pengukuran efisiensi

Menurut Purwantoro & Siswandi (2006), metode pengukuran efisiensi perbankan dapat dibagi menjadi :

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini yaitu mengunakan Index Number atau Rasio, seperti Capital Ratio (capital adequacy ratio/ CAR), Liquidity Ratio (loan to deposit ratio/ LDR), Asset Quality Ratio (non performing loans/NPL, loan asset allowance), Rentability Ratio (return on asset/ROA, return on equity/ROE, net interest margin/NIM, dan beban operasional terhadap pendapatan operasional/BOPO)

a. CAR, yaitu perhitungan penyediaan modal minimum (capital adequacy) didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

b. LDR, yaitu rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

c. ROA, adalah rasio yang memberikan gambaran tentang kemampuan bank mengoperasikan harta bank untuk mencarai keuntungan. Rasio ini sekaligus menggambarkan efisiensi kerja bank yang bersangkutan. Rasio ini diperoleh dari perbandingan antara jumlah keuntungan dengan harta yang di miliki pada masa tertentu.

d. ROE, rasio ini diperoleh dengan membandingkan jumlah keuntungan yang diperoleh dengan jumlah harta neto pemegang saham (modal disetor, laba ditahan dan laba/rugi berjalan). ROE merupakan tolok ukur profitabilitas yang paling penting bagi pemegang saham.

e. NIM, yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM suatu bank dikatakan sehat apabila mempunyai NIM diatas 2%.

f. NPL (Non Performing Loan) mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. NPL merupakan salah satu pengukuran dari rasio resiko usaha bank yang menunjukkan besarnya resiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank.

g. BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan

EFISIENSI

:

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡

(5)

aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).

2. Pendekatan Frontier

Pendekatan ini didasarkan pada frontier atau batasan. Pendekatan ini semakin popular di terapkan untuk mengukur tingkat efisiensi, karena frontier didasarkan pada perilaku optimal dari perusahaan guna memaksimumkan output atau meminimumkan biaya, sebagai cara unit ekonomi untuk mencapai tujuan. Oleh karenanya, deviasi dari frontier dapat diinterpretasikan sebagai ukuran dari efisiensi, yang merupakan standar kondisi optimal yang mungkin dicapai.

Dalam perkembangannya, pendekatan frontier ini lebih diutamakan, karena hasil pengukurannya lebih objektif, bias didapatkan dari ukuran-ukuran numeric ukuran kinerja relative, yang bias memasukkan banyak faktor, seperti: faktor biaya (input), keuntungan, dan faktor-faktor lainnya untuk menghitung efisiensi relative dibandingkan dengan kinerja terbaik pada industri yang sejenis.

Konsep Input Output

Menurut Leong et al., (2003) dan Bar et al., (2002) dalam Abidin, Endri, Nirmalawati (2008), konsep input dan output terdapat tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi (production approach), pendekatan intermediasi (intermediate approach), dan pendekatan asset (asset approach).

1. Pendekatan Produksi

Pendekatan ini membuktikan bahwa bank sebagai produser dari rekening tabungan dan kredit pinjaman. Sehingga definisi output dalam pendekatan ini adalah penjumlahan dari rekening tersebut. Sedangkan inputnya adalah jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya.

2. Pendekatan Intermediasi

Pendekatan ini mendeksripsikan bank sebagai perantara, yang mengubah dan mentransfer asset-aset keuangan, dari unit-unit yang kelebihan dana ke unit yang kekurangan dana. Pengukuran output dalam pendekatan ini dengan melalui kredit pinjaman dan investasi keuangan, sedangkan inputnya adalah biaya tenaga kerja dan modal serta pembayaran bunga pada deposit.

Dalam penelitian ini konsep input dan output yang digunakan adalah menggunakan pendekatan intermediasi. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu, menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sehingga input yang digunakan adalah dana pihak ketiga, biaya overhead dan biaya bunga. Sedangkan output yang digunakan adalah kredit yang diberikan, pendapatan bunga dan pendapatan non bunga.

3. Pendekatan Aset

Pendekatan ini merupakan pengembangan dari pendekatan intermediasi, yakni dengan melihat fungsi primer sebuah bank sebagai pencipta kredit pinjaman. Maka output dari pendekatan ini adalah kemampuan perbankan dalam menanamkan dana dalam bentuk kredit, surat-surat berharga dan alternatif asset lainnya. Sedangkan inputnya adalah harga tenaga kerja, harga dana, dan harga fisik modal.

Model Pengukuran DEA

Menurut Hadad et al., (2003), pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan faktor- faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim, dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan.

Dalam pendekatan ini terdapat dua model yang sering digunakan, yaitu model CCR (1978) dan model BCC (1984).

1. Model CCR

Model CCR dikembangkan oleh Charner, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978 mengasumsikan skala hasil konstan sehingga semua kombinasi produksi yang diamati dapat

(6)

ditingkatkan atau bawah proporsional. Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama (constant return to scale). Artinya, jika terdapat tambahan input x kali, maka output juga akan meningkat sebesar x kali. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan beroperasi pada skala yang optimal (optimum scale).

2. Model BCC

Model BCC dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper pada tahun 1984, merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal. Persaingan dan kendala-kendala keuangan dapat menyebabkan perusahaan untuk tidak beroperasi pada skala optimalnya. Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input sebesar x kali tidak akan sama (variable return to scale). Artinya penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil ataupun lebih besar

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi, dengan menggunakan pendekatan

Dana Pihak Ketiga

Biaya Operasional Lainnya

Biaya Bunga

Kredit Yang Disalurkan

Pendapatan Bunga

Pendapatan Operasional

Variabel Input :

Variabel Output :

Pengukuran efisiensi dengan metode Data

Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan

intermediasi

Nilai efisiensi Bank Devisa

Uji beda Independent sampel t-test

Nilai efisiensi Bank Non-

Devisa

Sumber : Diolah Penulis

(7)

intermediasi dikarenakan bank yang memiliki fungsi sebagai intermediasi dan Output Oriented.

Data dalam penelitian ini adalah gabungan dari data time series dan data Cross section, yang disebut dengan data panel.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indrantoro dan Supomo, 2002). Pengumpulan data sekunder dari penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dari data laporan keuangan berupa perhitungan rugi dan laba dan neraca dari bank-bank Devisa dan Non- Devisa yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, selama periode pengamatan yakni tahun 2015 sampai dengan 2016. Literatur yang mendukung penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu jurnal, buku-buku mengenai perbankan, manajemen keuangan, data publikasi dari website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Pemilihan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling Method (PSM), dimana pemilihan sampel yang memenuhi kriteria tertentu, dimana kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Bank-bank Devisa dan Non- Devisa yang terdaftar di Otoritas Jasa keuangan periode Desember 2015 sampai dengan Desember 2016.

2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode penelitian dan memberikan laporan keuangan secara berkala kepada Bank Indonesia selama tahun penelitian

Dari kriteria tersebut maka, bank yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, terdapat 56 bank yang terdiri dari 39 bank Devisa dan 17 bank non Devisa.

Berikut variabel input dan output yang digunakan dalam peneilitian ini, yaitu:

Tabel 3.2

Tabel Variabel Input Output Variabel Input Variabel Output Dana Pihak Ketiga

Kredit yang Disalurkan

Biaya Bunga

Pendapatan Bunga

Biaya Operasional Lainnya yang terdiri dari Biaya SDM dan biaya umum dan

administrasi

Pendapatan Operasional Lainnya

Sumber : Abidn et al. (2008) dengan modifikasi pada variabel output

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa di Indonesia 2015- 2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank uang terdaftar sebagai BUSN Devisa dan

(8)

BUSN non Devisa yang terdapat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2015-2016. Dari seluruh populasi tersebut kemudian dipilih kembali menggunakan teknik purposive sampling, sehingga didapatlah sampel dari objek terpilih yang akan digunakan sebagai model penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut di dapat 56 bank yang akan digunakan sebagai sampel.

Hasil perhitungan Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA)

Tabel 4.1

Nilai Efisiensi Bank Devisa

No Nama Bank Tahun

2015 2016

1 PT BANK ANTARDAERAH 100 100

2 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk 79,61 76,25

3 PT BANK BUKOPIN, Tbk 86,76 91,76

4 PT BANK BUMI ARTA, Tbk 87,18 88,69

5 PT BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk 79,46 82,33

6 PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk 100 100

7 PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA, Tbk 81,83 76,09

8 PT BANK CIMB NIAGA, Tbk 100 100

9 PT BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 100 100

10 PT BANK GANESHA 100 100

11 PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk 84,58 87,34

12 PT BANK HSBC INDONESIA 80,02 87,95

13 PT BANK ICBC INDONESIA 100 100

14 PT BANK INDEX SELINDO 93,16 97,35

15 PT BANK JTRUST INDONESIA, TBK 72,73 83,02

16 PT BANK KEB HANA INDONESIA 100 100

17 PT BANK MASPION INDONESIA 86,47 89,63

18 PT BANK MAYAPADA INTERNATIONAL, Tbk 100 100 19 PT BANK MAYBANK INDONESIA, Tbk 89,96 93,7

20 PT BANK MAYORA 85,13 86,43

21 PT BANK MEGA, Tbk 81,27 84,98

22 PT BANK MESTIKA DHARMA 100 100

23 PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk 73,25 76,39

(9)

No Nama Bank Tahun 2015 2016

24 PT BANK MULTIARTA SENTOSA 94,33 89,52

25 PT BANK NATIONALNOBU 74,87 69,27

26 PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN,Tbk 85,14 84,48

27 PT BANK OCBC NISP, Tbk 100 100

28 PT BANK OF INDIA INDONESIA, Tbk 100 100

29 PT BANK PERMATA, Tbk 100 98,74

30 PT BANK QNB INDONESIA, Tbk 87,13 79,62

31 PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA 87,76 87,46

32 PT BANK SBI INDONESIA 98,79 100

33 PT BANK SHINHAN INDONESIA 100 100

34 PT BANK SINARMAS, Tbk 100 100

35 PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, Tbk 100 100

36 PT BANK UOB INDONESIA 100 100

37 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk 100 100

38 PT BRI AGRONIAGA, Tbk 88,87 92,42

39 PT PAN INDONESIA BANK, Tbk 100 100

Keseluruhan hasil pencapaian nilai efisiensi Bank BUSN Devisa menunjukkan rata- rata nilai efisiensi pada tahu 2015 sebesar 91,75 persen dan pada 2016 nilai efisiensi bank- bank BUSN Devisa mengalami peningkatan menjadi 92,39 persen. Bank- bank yang mengalami peningkatan nilai efisiensi meliputi Bank Bukopin, Bank Bumi Artha, Bank Capital Indonesia, Bank Himpunan Saudara 1906, Bank HSBC Indonesia Bank Index Selindo, Bank Jtrust Indonesia, Bank Maspion Indonesia, Bank Maybank Indonesia, Bank Mayora, Bank Mega, Bank MNC Internasional, Bank SBI Indonesia, Bank BRI Agroniaga.

Penambahan kredit, pendapatan operasional dan pendapatan lainnya yang seharusnya ditambah agar mencapai tingkat efisiensi maksimal pada bank devisa pada tahun 2015 bisa dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Target Output untuk Mencapai Efisiensi Bank Devisa pada Tahun 2015 (dalam persen)

No Nama Bank Devisa

2015

Pend.Bunga kredit Pend.op 2 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL,

Tbk 25,62% 25,62% 81,95%

Sumber : Diolah Penulis

(10)

No Nama Bank Devisa

2015

Pend.Bunga kredit Pend.op

3 PT BANK BUKOPIN, Tbk 15,26% 15,26% 15,26%

4 PT BANK BUMI ARTA, Tbk 14,71% 14,71% 118,57%

5 PT BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk 25,85% 63,43% 25,85%

7 PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK

INDONESIA, Tbk 22,21% 22,21% 36,42%

11 PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk 18,23% 18,23% 25,69%

14 PT BANK INDEX SELINDO 7,34% 7,34% 7,34%

15 PT BANK JTRUST INDONESIA, TBK 37,49% 37,49% 37,49%

17 PT BANK MASPION INDONESIA 15,64% 15,64% 70,54%

19 PT BANK MAYBANK INDONESIA, Tbk 11,16% 11,16% 11,16%

20 PT BANK MAYORA 17,46% 17,46% 29,58%

21 PT BANK MEGA, Tbk 23,04% 43,40% 23,04%

23 PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk 36,52% 36,52% 36,52%

24 PT BANK MULTIARTA SENTOSA 6,01% 6,01% 122,50%

25 PT BANK NATIONALNOBU 33,57% 33,57% 248,61%

26 PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN,Tbk 17,46% 17,46% 45,98%

30 PT BANK QNB INDONESIA, Tbk 14,77% 14,77% 129,58%

31 PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL

INDONESIA 13,95% 13,95% 13,95%

32 PT BANK SBI INDONESIA 6,79% 1,22% 165,84%

38 PT BRI AGRONIAGA, Tbk 12,53% 12,53% 39,60%

Penambahan kredit, pendapatan operasional dan pendapatan lainnya yang seharusnya ditambah agar mencapai tingkat efisiensi maksimal pada bank devisa pada tahun 2016 bisa dilihat dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Target Output untuk Mencapai Efisiensi pada Tahun 2016 (dalam persen)

No Nama Bank

2016

Pend.Bunga kredit Pend.op 2 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk 31,15% 31,15% 67,39%

3 PT BANK BUKOPIN, Tbk 8,98% 8,98% 8,98%

4 PT BANK BUMI ARTA, Tbk 12,75% 12,75% 120,24%

5 PT BANK CAPITAL INDONESIA, Tbk 21,46% 57,34% 21,46%

7 PT BANK CHINA CONSTRUCTION BANK

INDONESIA, Tbk 31,42% 31,42% 78,70%

11 PT BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk 14,50% 14,50% 14,50%

14 PT BANK INDEX SELINDO 2,73% 2,73% 2,73%

15 PT BANK JTRUST INDONESIA, TBK 20,46% 20,46% 20,46%

17 PT BANK MASPION INDONESIA 11,57% 11,57% 66,69%

19 PT BANK MAYBANK INDONESIA, Tbk 6,72% 6,72% 6,72%

20 PT BANK MAYORA 15,70% 15,70% 35,48%

Sumber : Diolah Penulis

(11)

No Nama Bank

2016

Pend.Bunga kredit Pend.op

21 PT BANK MEGA, Tbk 17,67% 66,20% 17,67%

23 PT BANK MNC INTERNASIONAL, Tbk 30,91% 30,91% 30,91%

24 PT BANK MULTIARTA SENTOSA 11,71% 11,71% 44,33%

25 PT BANK NATIONALNOBU 44,37% 44,37% 543,23%

26 PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN,Tbk 18,37% 18,37% 18,37%

29 PT BANK PERMATA, Tbk 1,27% 12,99% 1,27%

30 PT BANK QNB INDONESIA, Tbk 25,59% 25,59% 67,12%

31 PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA 14,34% 14,34% 14,34%

38 PT BRI AGRONIAGA, Tbk 8,20% 8,20% 9,39%

Tingkat efisiensi 26 bank non Devisa pada tabel 4.4 hasil yang didapat menggambarkan pencapaian nilai efisiensi pada masing-masing bank.

Tabel 4.4

Nilai Efisiensi Bank non Devisa

No Nama Bank Tahun

2015 2016

1 PT BANK AMAR INDONESIA 100 100

2 PT BANK ANDARA 100 100

3 PT BANK ARTOS INDONESIA 84,78 57,8

4 PT BANK BISNIS INTERNASIONAL 100 100

5 PT BANK DINAR INDONESIA 87,42 81,34

6 PT BANK FAMA INTERNASIONAL 100 100

7 PT BANK HARDA INTERNASIONAL 90,83 81,81

8 PT BANK INA PERDANA 89,13 89,1

9 PT BANK JASA JAKARTA 100 100

10 PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI 100 97,72

11 PT BANK MANDIRI TASPEN POS 100 100

12 PT BANK MITRANIAGA 100 100

13 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BANTEN, TBK 100 100

14 PT BANK ROYAL INDONESIA 81,18 91,91

15 PT BANK SAHABAT SAMPOERNA 100 100

16 PT BANK YUDHA BHAKTI 100 100

Sumber : Diolah Penulis

(12)

No Nama Bank Tahun 2015 2016

17 PT PRIMA MASTER BANK 100 87,53

Hasil rata- rata dari keseluruhan nilai efisiensi bank- bank Non Devisa pada tahun 2015 sebesar 96,08 persen dan pada tahun 2016 mengalami penurunan nilai efisiensi menjadi 93,36 persen. Bank- bank yang mengalami penurunan efisiensi pada tahun 2015 ke 2016 meliputi Bank Artos Indonesia, Bank Dinar Indonesia, Bank Harda Internasional, Bank Ina Perdana, Bank Kesejahteraan Ekonomi, dan Prima Master Bank, dan hanya Bank Royal Indonesia dalam kelompok bank BUSN non Devisa yang mengalami peningkatan nilai efisiensi.

Penambahan kredit, pendapatan operasional dan pendapatan lainnya yang seharusnya ditambah agar mencapai tingkat efisiensi maksimal pada bank non devisa pada tahun 2015 bisa dilihat dalam tabel 4.5

Tabel 4.5

Target Output untuk Mencapai Efisiensi Bank non Devisa pada Tahun 2015 (dalam persen)

No Nama Bank

2015 Pendapatan Bunga kredit

pendapatan operasional selain bunga

3 PT BANK ARTOS INDONESIA -87,68% 44,78% 56,65%

5 PT BANK DINAR INDONESIA 14,39% 24,20% 229,32%

7 PT BANK HARDA INTERNASIONAL 10,10% 18,01% 10,10%

8 PT BANK INA PERDANA 12,20% 19,40% 12,20%

14 PT BANK ROYAL INDONESIA 23,18% 25,46% 25,34%

Penambahan kredit, pendapatan operasional dan pendapatan lainnya yang seharusnya ditambah agar mencapai tingkat efisiensi maksimal pada bank non devisa pada tahun 2016 bisa dilihat dalam tabel 4.6

Tabel 4.6

Target Output untuk Mencapai Efisiensi Bank non Devisa pada Tahun 2016 (dalam persen)

Sumber : Diolah Penulis

Sumber : Diolah Penulis

(13)

No Nama Bank

2016 Pendapatan Bunga kredit

pendapatan operasional selain bunga

3 PT BANK ARTOS INDONESIA 74,17% 73,02% 73,02%

5 PT BANK DINAR INDONESIA 22,94% 22,94% 230,05%

7 PT BANK HARDA INTERNASIONAL 22,23% 22,23% 22,23%

8 PT BANK INA PERDANA 12,23% 25,37% 12,23%

10 PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI 2,33% 6,97% 2,33%

14 PT BANK ROYAL INDONESIA 19,73% 8,80% 74,21%

17 PT PRIMA MASTER BANK 14,25% 14,76% 14,25%

Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)

Tabel 4.7

Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

Test Statisticsa

efisiensi_bank Most Extreme Differences

Absolute ,192

Positive ,192

Negative -,029

Kolmogorov-Smirnov Z ,932

Asymp. Sig. (2-tailed) ,350

a. Grouping Variable: jenis_bak

Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21 menunjukkan bahwa nilai K-S untuk efisiensi 0,932 dengan probabilitas signifikasi 0,350 dan nilainya diatas α = 0,05, hal ini berarti bahwa H0 diterima atau data berdistribusi normal.

Uji Beda Independent Sample T-Tes

Dari hasil pengujian Levene’s test untuk kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F sebesar 0,912 (sig > α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi berasal dari ragam yang sama. Karena kedua ragam sama, maka menggunakan uji t pada baris pertama (equal variance assumed) (Nurjannah, 2008: 14). Berdasarkan nilai probabilitasnya diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.157. Karena probabilitas α > = 0,05 maka H0 diterima. Dengan melihat probabilitas yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan efisiensi antara bank devisa dengan bank non devisa selama periode 2015-2016

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Beda

Independent Samples Test Sumber : Diolah Penulis

(14)

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed) efisiensi_bank

Equal variances assumed ,912 ,342 -1,423 110 ,157

Equal variances not assumed

-1,409 61,474 ,164

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan nilai efisiensi yang dicapai pada masing- masing kelompok bank memiliki nilai efisiensi diatas 90 persen dari tahun ke tahun. Dari hasil rata- rata nilai efisiensi, nilai efisiensi dari kelompok bank Devisa memiliki rata- rata nilai efisiensi yang sedikit lebih kecil dari rata- rata yang diperoleh oleh kelompok bank non Devisa, hal ini disebabkan oleh metode yang digunakan merupakan metode perhitungan efisiensi relatif yang dimana hasil yang didapat dipengaruhi oleh banyaknya sampel yang digunakan, semakin banyak sampel yang digunakan semakin sulit menemukan nilai yang efisien, dan semakin sedikit pula sampel yang digunakan akan semakin sering pula ditemukan nilai yang efisien.

Rata- rata efisiensi yang didapat dari tahun ke tahun kelompok Bank Devisa cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2015 ke tahun 2016 dari 91,75 persen menjadi 92,39 persen, sedangkan kelompok bank non Devisa cenderung mengalami penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016 dari 96, 08 persen menjadi 93,36 persen. Hal ini menunjukkan nilai efisiensi kelompok bank devisa bisa dijadikan pertimbangan untuk masyarakat dan pelaku bisnis sebagai bank yang mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun, dan bagi lembaga perbankan merubah bank non Devisa menjadi bank Devisa bisa menjadi pertimbangan karena tingkat efisiensi yang terus mengalami peningkatan menunjukkan bahwa kelompok bank devisa memiliki prospek yang lebih baik dari tahun ke tahun dibandingkan kelompok bank non Devisa.

Hasil uji beda yang di dapatkan dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa H0 diterima atau tidak terdapatnya perbedaan antara kelompok bank Devisa dan non Devisa dari segi efisiensi relatif. Hal ini mendukung penelitian dari perbandingan bank Devisa dan Non Devisa yang dilakukan oleh Hosniah (2009) Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari tahun 2006- 2008 tidak terdapat perbedaan kinerja antara bank devisa dan non devisa jika dilihat dari ROA, ROE dan LDR, dan dalam penelitian Azis (2015) pun menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja bank devisa dan bank non devisa yang diukur melalui variabel ROA.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan : 1. Dari hasil perhitungan efisiensi relatif menggunakan metode Data Envelopment Analysis

diperoleh hasil pada tahun 2015 dari 39 bank Devisa terdapat 18 bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 (efisien) dan dari kelompok bank non Devisa dari 17 bank yang diteliti terdapat 12 bank yang mencapai tingkat efisiensi 100 (efisien). Pada tahun 2016 jumlah bank Devisa yang memiliki tingkat efisiensi 100 (efisien) tidak mengalami perubahan yaitu 18 bank sedangkan dari kelompok bank non Devisa jumlah bank yang mengalami tingkat efisiensi 100 (efisien) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 10 bank. Hal ini menunjukkan kelompok bank Devisa mengalami prospek peningkatan efisiensi yang lebih baik dari kelompok bank non Devisa

(15)

Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan metode parametrik independent sample t-test dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai efisiensi antara kelompok bank Devisa dan kelompok bank non Devisa. Dengan tidak ditemukannya perbedaan efisiensi antara kelompok bank Devisa dan bank non Devisa, maka hal ini mengindikasikan bahwa 56 bank yang diteliti telah menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik meskipun kedua kelompok bank belum berada pada tingkat efisiensi 100 persen.

Saran

1. Penelitian tingkat efisiensi menunjukkan kenaikan tingkat efisiensi dari tahun ke tahun pada kelompok bank Devisa, hal ini menunjukkan bahwa kelompok bank Devisa memiliki prospek yang lebih besar dilihat dari peningkatan efisiensi dari tahun ke tahun.

2. Bagi peneliti yang ingin meneliti penelitian sejenis tentang perbadingan bank Devisa dan bank Non Devisa disarankan melakukan penelitian dengan range tahun penelitian yang lebih panjang agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

(IBI), I. B. I. (2013). Memahami Bisnis Bank (Pertama). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(OJK), O. J. K. (2015). Laporan tahunan perbankan 2015.

Abidin, Z., Endri, & Nirmalawati, D. (2008). Kinerja Keuangan dan Efisiensi Perbankan : Pendekatan CAMEL, DEA, dan SFA. ABFI Institute Perbanas.

Alrafadi, K. M. S., Kamaruddin, B. H., & Yusuf, M. M. (2014). Efficiency and Determinants in Libyan Banking. International Journal of Business and Social Science, 5(5), 156–168.

Anthony, R. N., & Govindrajan, V. (2005). Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen). Jakarta: Salemba Empat.

Ascarya, Yumanita, D., Achsani, N. A., & Rokhimah, G. S. (2008). Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using Parametric and Nonparametric Approaches. University of Melbourne International Symposium and Conference on Islamic Banking and Finance: Ethics and Financial Practice in Global Perspective, (July 2016).

Benites Cava, P., Pereira Salgado Junior, A., & Branco, A. M. D. F. (2016). Evaluation of Bank Efficiency in Brazil: a Dea Approach. Evaluación De La Eficiencia Bancaria Brasileña: Un Enfoque Dea., 17(4), 62–84. Retrieved from http://10.0.6.54/1678- 69712016/administracao.v17n4p61-

83%0Ahttps://liverpool.idm.oclc.org/login?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?d irect=true&db=bth&AN=119194653&site=eds-live&scope=site

Farrell, M. J. (1957). The Measurement of Productive Efficiency. Journal of the Royal Statistical Society, 120, 253–290.

Fathony, M. (2012). Estimasi dan faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi bank domestik dan asing di indonesia. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 16(2), 223–237.

Hadad, M. D., Santoso, W., Mardanugraha, E., & Illyas, D. (2003). Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia, 26.

Iswardono S. Permono, & Darmawan. (2000). Analisis Efisiensi Industri Perbankan Di Indonesia (Studi Kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996). Jurnal

(16)

Ekonomi Dan Bisnis Indonesia 2000, XV. Retrieved from http://i- lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=9433

Karimzadeh, M. (2012). Efficiency Analysis by using Data Envelop Analysis Model: Evidence from Indian Banks. Int. J Latest Trends Fin. Eco. Sc, 2(3), 228–237.

Kasmir. (2002). Dasar- Dasar Perbankan (Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pratiwi, A. N. (2014). Pengukuran Efisiensi Bank Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di BEI Periode 2009- 2013).

Purwanto, R. (2010). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional ( BUK ) dan Bank Umum Syariah ( BUS ) di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis ( DEA ) ( Periode 2006-2010 ), 1–34.

Purwantoro, R. N., & Siswandi, E. (2006). Pengolahan Data Skala Terbatas dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Efektivitas Proses Peluncuran Produk Baru. USAHAWAN LMFEUI, 1–17.

Siamat, D. (1999). Manajemen dan Lembaga Keuangan. Jakarta: LPFEUI.

Taswan, C. (2010). Manajemen Perbankan (Kedua). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data.. Envelopment Analysis (DEA) (Periode tahun

Dalam penelitian ini Pengukuran efisiensi Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), dengan memasukkan 3

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai efisiensi BPRS di Indonesia dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan model Variable Return to

Analisis Efisiensi Bank Syari’ah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA); Hairul Anwar; 090810201146; 2014; 104 halaman; Jurusan

mengukur efisiensi kinerja reksa dana pendapatan tetap adalah model Data Envelopment. Analysis (DEA) dengan metode Banker Charmes dan

“ Pengukuran Efisiensi Perbankan Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock Return Pada Bank Umum

“Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 11 Bank SyariahTahun 2005-2008”.. “Analisis Perbandingan

PEHITUNGAN EFISIENSI BIAYA BANK MENGUNAKAN METODE NON PARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS.. (DEA)DAN PENENTU EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM