• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN, KONSUMSI, DAN SEDEKAH MUSTAHIK SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA DANA ZAKAT PRODUKTIF PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, SEDEKAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN, KONSUMSI, DAN SEDEKAH MUSTAHIK SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA DANA ZAKAT PRODUKTIF PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, SEDEKAH "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN, KONSUMSI, DAN SEDEKAH MUSTAHIK SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA DANA ZAKAT PRODUKTIF PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, SEDEKAH

MUHAMMADIYAH (LAZISMU) KOTA MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Andhika Kurnia Rahman 165020500111036

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

(2)

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN, KONSUMSI, DAN SEDEKAH MUSTAHIK SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA DANA ZAKAT PRODUKTIF PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAK, SEDEKAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) KOTA

MALANG Andhika Kurnia Rahman

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: andhikakurnia16@gmail.com

ABSTRAK

Secara umum tujuan zakat tidak sekedar menyantuni fakir miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan taraf ekonomi mustahik melalui zakat produktif. Pengembangan zakat yang bersifat produktif yaitu pemberdayaan ekonomi para mustahik dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha agar dapat terus membiayai kelangsungan hidup dan usaha para mustahik secara konsisten.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan rata-rata pendapatan, konsumsi, dan sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat analisis uji beda. Responden pada penelitian ini berjumlah 32 mustahik penerima dana zakat produktif LAZISMU Kota Malang.

Berdasarkan hasil uji beda pada variabel pendapatan, konsumsi, dan sedekah, bahwasanya terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata pendapatan mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi dan sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Kata kunci: LAZISMU, Dana Zakat Produktif, Pendapatan, Konsumsi, Sedekah

A. PENDAHULUAN

Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh umat Islam. Hafidhuddin (2004) menjelaskan bahwa pengelolaan zakat di Indonesia sudah dilakukan semenjak awal Islam masuk dan berkembang, baik oleh individu maupun kelompok atau institusi tertentu.

Pendayagunaan dana zakat mempunyai peran sebagai pendukung peningkatan ekonomi mustahik apabila digunakan pada kegiatan produktif. Menurut Abdurrahman Qadir (2001) bahwa secara umum tujuan zakat tidak sekedar menyantuni fakir miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan taraf ekonomi mustahik melalui zakat produktif. Esensi dari zakat sendiri adalah selain untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya, juga memenuhi segala kebutuhan hidupnya termasuk pendidikan, tempat tinggal, dan sandang mereka.

Pengembangan zakat yang bersifat produktif yaitu pemberdayaan ekonomi para mustahik dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha, terkhusus pada yang lebih membutuhkan agar dapat terus membiayai kelangsungan hidup dan usaha secara konsisten. Dengan dana zakat produktif tersebut mustahik akan mendapatkan penghasilan tetap dari usaha yang ditekuni, meningkatkan pendapatan usaha, dan mengembangkan usahanya serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk ditabung atau diinvestasikan.

Pada umumnya, zakat produktif disalurkan oleh lembaga amil zakat, dalam hal ini objek yang akan diteliti adalah Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Malang dengan sistemasi distribusinya adalah dengan proses pengajuan dan juga dengan sistem rekomendasi, semua itu dilakukan agar tercapainya tujuan pelaksanaan program pendayagunaan dana zakat produktif yaitu peningkatan taraf ekonomi mustahik.

Konsep perencanaan sebagai salah satu konsep yang pertama kali harus dilaksanakan dalam pendayagunaan dana zakat yang produktif. Setelah dilakukan perencanaan, selanjutnya adalah melakukan pengelolaan dan penyaluran dana zakat produktif kepada mustahik. Sehingga pada tahap

(3)

akhir yakni melakukan pengawasan rutin terhadap mustahik yang telah menerima dana zakat produktif dan melakukan evaluasi pada usaha mustahik setelah menerima dana zakat produktif.

Pengawasan rutin di LAZISMU Kota Malang sendiri dilaksanakan dalam 3-5 bulan setelah mustahik menerima dana zakat produktif, namun data evaluasi dari pengawasan tersebut sangat minim, sehingga tidak ada informasi yang jelas terkait bagaimana dana zakat tersebut berdampak pada usaha mustahik khususnya pada perbedaan taraf ekonomi mustahik yang bisa terlihat dari aspek pendapatan, konsumsi dan sedekah yang mustahik keluarkan baik itu periode sebelum menerima dana zakat produktif ataupun sesudah menerima dana zakat produktif.

Terkait dengan pengawasan tersebut, penelitian yang dilakukan adalah menganalisis taraf ekonomi mustahik LAZISMU Kota Malang terkhusus pada perbedaan rata-rata dari pendapatan, konsumsi dan sedekah mustahik dalam 5 bulan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Dengan itu maka pembahasan pada penelitian ini terkait bagaimana perbedaan pendapatan, konsumsi dan sedekah yang musahik keluarkan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif pada LAZISMU Kota Malang.

B. KAJIAN PUSTAKA A. Zakat Produktif

Zakat yang produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik berupa modal usaha untuk nantinya dapat meningkatkan taraf hidup mereka, dengan harapan seorang mustahik akan menjadi muzakki jika dapat menggunakan harta zakat tersebut dengan seoptimal mungkin.Menurut Masfuk Zauldi (1997) mengatakan bahwa Khalifah Umar bin A-Khattab selalu memberikan kepada fakir miskin keuangan dari zakat yang bukan sekedar untuk memenuhi perutnya berupa sedikit uang atau makanan, melainkan sejumlah modal berupa ternak unta dan lain-lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga keluarganya.

Dengan dijadikannya zakat sebagai instrumen pemerataan kekayaan maka harta selanjutnya harus didistrubusikan kepada pihak lain, yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat dengan mekanisme redistribusi yang jelas. Ketika sistem zakat dapat dijalankan secara baik dan benar, maka tidak ada golongan masyarakat yang merasa kekurangan dan kesusahan, sementara sebagian yang lain hidup dengan kemewahan.

Zakat sangat membantu dalam membangun perekonomian umat. Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha untuk pemberdayaan ekonomi, supaya mustahik dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara layak. Dengan dana zakat tersebut para mustahik akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung. Sehingga nantinya zakat yang diterima mustahik akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila digunakan pada kegiatan produktif.

B. Golongan Penerima Zakat Produktif

Gologan penerima zakat secara umum sudah ditetapkan pada Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa hanya ada 8 golongan yang berhak menerima zakat. Namun yang lebih diutamakan disini adalah mereka yang dari golongan fakir dan miskin. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang distribusi mustahik yang dapat memperoleh dana zakat produktif dan non produkif.

Tabel 1: Karakteristik Penerima Dana Zakat Produktif dan Non Produktif

Sumber: LAZISMU Kota Malang, 2020.

No Asnaf Produktif Non-Produktif

1 Fakir V V

2 Miskin V V

3 Amil V V

4 Muallaf V V

5 Riqab - V

6 Gharimin - V

7 Ibnu Sabil - V

8 Fi Sabilillah - V

(4)

C. Pendistribusian Zakat Produktif

Zakat akan dapat memberikan dampak yang lebih luas dan menyentuh semua aspek kehidupan, apabila pendistribusian zakat lebih diarahkan pada kegiatan yang bersifat produktif. Jamal (2004) mengemukakan bahwa pemanfaatan zakat juga perlu dilakukan kearah investasi jangka panjang.

Pola pendistribusian juga harus diatur, supaya dapat tercapai tujuan dari pemanfaatan zakat.

Beberapa langkah salah satunya yang terpenting yakni merencanakan pelaksanaan seperti penetuan siapa yang akan mendapat zakat, bagaimana tujuan yang ingin dicapai dan lain sebagainya.

Pendayagunaan dalam zakat erat kaitannya dengan bagaimana cara pendistribusiannya. Kondisi itu dikarenakan jika pendistribusiannya tepat sasaran dan tepat guna, maka pendayagunaan zakat akan lebih optimal. Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, dijelaskan mengenai pendayagunaan adalah:

1. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkata kuaitas umat.

2. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

D. Hubungan Zakat Produktif dengan Pendapatan, Konsumsi, dan Sedekah Mustahik Meninjau dari segi pendapatan sebagai salah satu manfaat dari zakat produktif, adalah total revenue yang didapatkan dari usaha mustahik pada periode tertentu. Walter Nicholson (2002) merumuskan pengertian pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah dengan perubahan nilai yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2004) menjelaskan pengertian dari pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan hutang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Konsumsi menurut Sumar’in (2013) adalah setiap perilaku seseorang untuk menggunakan atau memanfaatkan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salain itu menurut Mannan (1999), konsumsi seseorang yang menggunakan aturan Islam harus memenuhi lima prinsip, yaitu prinsip keadilan, prinsip kebersihan, prinsip kesederhanaan, prinsip kemurahan hati, dan prinsip moralitas. Dalam berkonsumsi seseorang bisa memaksimalkan nilai guna (utility) selama tidak melampaui batas-batas yang telah ditentukan syariah.

Sedangkan sedekah menurut Muhammad (2009), bahwa banyak ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang sedekah, namun tidak semua ayat-ayat yang mengandung kata sedekah dimaksudkan sebagai sedekah yang berarti berderma kepada siapa saja, tanpa nisab dan tanpa ada batasan waktu, tetapi kata sedekah tersebut juga dimaksudkan sebagai zakat yang esensial yang memang berbeda dengan sedekah.

Saat ini, manfaat zakat tidak hanya dapat dirasakan pada segi konsumtif saja, akan tetapi juga secara produktif mampu meningkatkan taraf hidup fakir miskin, karena zakat produktif akan membantu kehidupan para mustahik tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang dalam usaha yang mereka jalankan nantinya. Keberadaan zakat yang memang pada mulanya ditunjukkan untuk memberantas kemiskinan, sampai muncul pemikiran-pemikiran dan inovasi dalam penyaluran dana zakat, salah satunya sebagai dana zakat untuk usaha yang produktif.

Dengan adanya dana zakat produktif yang diterima mustahik, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka, begitu juga dengan konsumsi dan sedekah yang mereka keluarkan. Dengan menerima dana zakat produktif diharapkan pula susunan masyarakat akan berubah atau dengan tujuan merubah mustahik menjadi seorang muzakki. Dalam ekonomi Islam, zakat dapat meningkatkan pendapatan mustahik bila digunakan untuk usaha yang produktif dan dapat pula mengurangi ketimpangan pendapatan ekonomi dalam masyarakat.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaaan yang signifikan pendapatan mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif

2. Terdapat perbedaaan yang signifikan konsumsi mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif

3. Terdapat perbedaan yang signifikan sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif

(5)

C. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian diawali dengan menggumpulkan data nominal tentang karakteristik responden dan data interval rupiah terkait pendapatan, konsumsi, dan sedekah dalam 5 bulan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Kemudian disusun secara sistematis dengan mencari nilai tengan dari masing-masing jawaban guna untuk mendapatkan rata-rata dari pendapatan, konsumsi, dan sedekah mustahik dalam 5 bulan baik itu sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitan adalah alamat tempat tinggal dan alamat tempat usaha mustahik LAZISMU Kota Malang. Adapun data terkait alamat tempat tinggal dan alamat tempat usaha diperoleh dari kantor LAZISMU Kota Malang di Jl. Gajayana No. 28B Malang, Jawa Timur.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, anggota populasi diambil dari seluruh mustahik penerima dana zakat produktif dari seluruh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang berada di Kota Malang, dan sampel pada penelitian ini adalah mustahik yang hanya menerima zakat produktif dari LAZISMU Kota Malang. Berdasarkan data sekunder tercatat dari tahun 2016-2020 mustahik penerima dana zakat produktif di LAZISMU Kota Malang sejumlah 32 orang. Dengan demikian 32 mustahik penerima dana zakat produktif LAZISMU Kota Malang akan dijadikan sebagai sampel yang akan diteliti.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, kuesioner akan dibagikan secara langsung kepada para mustahik yang menerima dana zakat produktif LAZISMU Kota Malang dengan isi materi dalam kuesioner meliputi identitas mustahik dan pertanyaan terkait variabel penelitian.

E. Pengukuran Operasional Variabel

Operasional adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengurangi abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur. Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel yang mana tiap variabel memiliki hubungan sebelum dan sesudah. Operasional tiap variabel dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 2: Pengukuran Operasional Variabel Penelitian

Variabel Operasional

Pendapatan Sebelum (X1) Rata-rata penerimaan per bulan mustahik sebelum menerima dana zakat produktif

Pendapatan Sesudah (X2) Rata-rata penerimaan per bulan mustahik sesudah menerima dana zakat produktif

Konsumsi Sebelum (Y1) Rata-rata dana yang dibelanjakan mustahik setiap bulannya sebelum menerima dana zakat produktif

Konsumsi Sesudah (Y2) Rata-rata dana yang dibelanjakan mustahik setiap bulannya sesudah menerima dana zakat produktif

Sedekah Sebelum (Z1) Rata-rata pemberian sukarela (Rp) yang mustahik keluarkan per bulan sebelum menerima dana zakat produktif

Sedekah Sesudah (Z2) Rata-rata pemberian sukarela (Rp) yang mustahik keluarkan per bulan sesudah menerima dana zakat produktif

Sumber: Penulis, 2021.

(6)

F. Metode Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan alat analisis uji beda rata-rata sampel berpasangan (paired sample t test).Uji beda atau uji T yakni uji yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi rata-rata dari tiap variabel, yakni ada atau tidaknya perbedaaan pada sampel yang berpasangan. Pada penelitian ini akan menguji bagaimana perbedaaan antara dua sampel yang saling perpasangan yakni pendapatan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif, konsumsi sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif, serta sedekah sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Kriteria syarat pengujian uji beda atau uji T adalah sebagai berikut:

a. Taraf signfikan (α=0.05).

b. H0 diterima apabila: nilai Sig. ≥ 0.05 c. H1 diterima apabila: nilai Sig. < 0.05

D. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Diketahui karakteristik responden kedalam beberapa karakter, diantaranya jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis usaha, dan anggota keluarga yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Pensen Validitas Persen Kumulatif Valid Laki-laki

Perempuan

9 23

28.1 71.9

28.1 71.9

28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas, responden laki-laki sebanyak 9 mustahik dan responden kelamin perempuan sebanyak 23 mustahik. Dapat diketahui bahwa responden perempuan merupakan responden yang paling banyak dalam penelitian ini.

Tabel 4: Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Sumber: Data primer diolah 2021.

Dilihat dari tabel di atas, terdapat 1 responden dengan umur antara 35-40, responden dengan umur antara 41-45 terdapat 6 mustahik, responden dengan umur antara 46-50 terdapat 8 mustahik, responden dengan umur antara 51-55 terdapat 11 mustahik, dan terdapat 6 responden yang berumur antara 56-60.

Tabel 5: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jenjang pendidikan terakhir responden yang cukup variatif, dilihat dari 8 mustahik yang tamat pada jenjang pendidikan SD/MI, 5 mustahik yang tamat pada jenjang SMP/MTS, responden terbanyak ada pada jenjang SMA/MA yakni sebanyak 13 mustahik, dan 6 responden yang tamat S1.

Frekuensi Pensen Validitas Persen Kumulatif Valid 35-40

41-45 46-50 51-55 56-60

1 6 8 11 6

3.1 18.8 25.0 34.4 18.8

3.1 18.8 25.0 34.4 18.8

3.1 21.9 46.9 81.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

Frekuensi Pensen Validitas Persen Kumulatif Valid S1

SD/MI SMA/MA SMP/MTS

6 8 13 5

18.8 25.0 40.6 15.6

18.8 25.0 40.6 15.6

18.8 43.8 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

(7)

Tabel 6: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Sumber: Data primer diolah 2021.

Dari tabel di atas, diketahui bahwa responden dengan jenis usaha industri kecil sebanyak 3 mustahik, responden dengan jenis usaha di bidang jasa sebanyak 7 mustahik, pada jenis usaha kuliner mempunya nilai frekuensi terbesar yakni sebanyak 14 mustahik, dan jenis usaha perdagangan sebanya 8 mustahik.

Tabel 7: Karakteristik Responden Berdasarkan Anggota Keluarga

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan karakteristik responden berdasakan anggota keluarga yang menetap di rumah, diketahui bahwa terdapat 2 responden yang terdiri dari 2 anggota keluarga yang menetap di rumah, sebanyak 7 responden yang anggota keluarganya 3 orang yang menetap di rumah, sebanyak 11 responden terdiri dari 4 anggota keluarga yang menetap di rumah, sebanyak 7 responden terdiri dari 5 anggota keluarga yang menetap di rumah, sebanyak 4 responden terdiri dari 6 anggota keluarga yang menetap di rumah, dan 1 responden yang mempunyai 7 anggota keluarga yang menetap di rumah.

B. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan jumlah data yang dihitung, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi pada masing-masing variabel.

Adapun hasil pengolahan pada data statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 8: Statistik Deskriptif Variabel X1 dan X2

N Min Max Mean Std. Deviasi

Pendapatan

Sebelum 32 500000 45000000 2056250.00 1054311.425

Pendapatan

Sesudah 32 500000 45000000 2393750.00 1048482.006

Valid N 32

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas, pendapatan minimum mustahik sebelum menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan pendapatan maksimum sebesar Rp. 4.500.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 2.056.250. Sedangkan pendapatan minimum mustahik sesudah menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan pendapatan maksimum sebesar Rp. 4.500.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 2.393.750.

Tabel 9: Statistik Deskriptif Variabel Y1 dan Y2

N Min Max Mean Std. Deviasi

Konsumsi

Sebelum 32 500000 3500000 1631250.00 686476.511

Konsumsi

Sesudah 32 500000 3700000 1662500.00 752522.639

Valid N 32

Sumber: Data primer diolah 2021.

Frekuensi Pensen Validitas Persen Kumulatif Valid Industri Kecil

Jasa Kuliner Perdagangan

3 7 14 8

9.4 21.9 43.8 25.0

9.4 21.9 43.8 25.0

9.4 31.3 75.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

Frekuensi Pensen Validitas Persen Kumulatif Valid 2

3 4 5 6 7

2 7 11 7 4 1

6.3 21.9 34.4 21.9 12.5 3.1

6.3 21.9 34.4 21.9 12.5 3.1

6.3 28.1 62.5 84.4 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

(8)

Berdasarkan tabel di atas, konsumsi minimum mustahik sebelum menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan konsumsi maksimum sebesar Rp. 3.500.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 1.631.250. Sedangkan konsumsi minimum mustahik sesudah menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan konsumsi maksimum sebesar Rp. 3.700.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 1.662.500.

Tabel 10: Statistik Deskriptif Variabel Z1 dan Z2

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas, sedekah minimum mustahik sebelum menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan sedekah maksimum sebesar Rp. 3.500.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 1.631.250. Sedangkan sedekah minimum mustahik sesudah menerima dana zakat produktif adalah sebesar Rp. 500.000 dan sedekah maksimum sebesar Rp. 3.700.000 dengan nilai mean sebesar Rp. 1.662.500.

C. Uji Beda/ Uji T

Uji beda atau uji T menggunakan uji paired sample t test, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berpasangan. Dua sampel data dalam penelitian adalah data yang berasal dari sampel yang sama yang akan diuji ada atau tidaknya perbedaaan pada sampel yang berpasangan tersebut. Berikut hasil uji beda antara rata-rata untuk pendapatan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif:

Tabel 11: Hasil Uji Paired Sample T Test Variabel X1 dan X2

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas, yakni hasil output uji paired sample t test menggunakan program SPSS Statistics Version 24 untuk variabel X1 dan X2. Dari hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung sebesar 5.515 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima, yakni terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Pada Tabel 11 berikut menunjukkan hasl uji beda rata-rata untuk konsumsi mustahik sebelum dan setelah menerima zakat produktif:

Tabel 12: Hasil Uji Paired Sample T Test Variabel Y1 dan Y2

Sumber: Data primer diolah 2021.

N Min Max Mean Std. Deviasi

Sedekah

Sebelum 32 500000 1500000 618750.00 320722.471

Sedekah

Sesudah 32 500000 1500000 637500.00 306646.797

Valid N 32

Pendapatan Sesudah (X2) - Pendapatan Sebelum (X1)

Mean 337500.000

Std. Deviation 346177.281

Std. Error Mean 61196.076

95% Confidence Interval of the Difference

Lower 212689.781 Upper 462310.219

T 5.515

Df 31

Sig. (2-tailed) 0.000

Konsumsi Sesudah (Y2) - Konsumsi Sebelum (Y1)

Mean 31250.000

Std. Deviation 397116.624

Std. Error Mean 70200.964

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -111925.811

Upper 174425.811

t 0.445

df 31

Sig. (2-tailed) 0.659

(9)

Berdasarkan tabel di atas, adalah hasil output uji beda menggunakan uji paired sample t test menggunakan program SPSS Statistics Version 24 untuk variabel Y1 dan Y2. Dari hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung sebesar 0.445 dengan nilai signifikansi 0.659, nilai tersebut lebih dari 0.05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yakni tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Sedangkan Tabel 12 berikut menunjukkan hasil uji beda rata-rata untuk besarnya sedekah yang dikeluarkan mustahik sebelum dan setelah menerima zakat produktif:

Tabel 13: Hasil Uji Paired Sample T Test Variabel Z1 dan Z2

Sumber: Data primer diolah 2021.

Berdasarkan tabel di atas, yakni hasil output uji beda menggunakan uji paired sample t test menggunakan program SPSS Statistics Version 24 untuk variabel Z1 dan Z2. Dari hasil tersebut menunjukkan nilai t hitung sebesar 1.139 dengan nilai signifikansi 0.263, nilai tersebut lebih dari 0.05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yakni tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

D. Pembahasan

Dari berbagai pengujian yang dilakukan, khususnya pada uji paired sample t test, maka dapat diperoleh jawaban akan rumusan masalah sebagai berikut:

Terdapat Perbedaan yang Signifikan Antara Pendapatan Mustahik Sebelum dan Sesudah Menerima Dana Zakat Produktif

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda paired sample t test menunjukkan bahwa dengan dana zakat produktif yang diterima mustahik memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan mustahik sebelum menerima dana zakat dan sesudah menerima dana zakat produktif. Berdasarkan data penelitian, diperoleh nilai rata-rata perbedaan pendapatan setelah menerima zakat produktif dengan sebelumnya adalah Rp. 337.500, artinya secara rata-rata pendapatan setelah menerima zakat produktif meningkat sebesar Rp. 337.500 dibandingkan sebelum menerima zakat produktif. Dengan peningkatan yang cukup signifikan tersebut artinya tujuan dari pendayagunaan zakat produktif bisa tercapai yakni adanya peningkatan pendapatan oleh mustahik.

Dari data asli, rata-rata pendapatan sebelum menerima zakat produktif paling kecil adalah Rp.

500.000, dan yang paling besar adalah Rp. 4.500.000 dengan rata-rata adalah Rp. 2.056.250.

Sedangkan rata-rata pendapatan sesudah menerima zakat produktif paling kecil adalah Rp. 500.000, dan yang paling besar adalah Rp. 4.500.000 dengan rata-rata adalah Rp. 2.393.750.

Menurut Yusuf Qardhawi (1988) pendapatan berpengaruh karena ibadah zakat, infak dan sedekah merupakan ibadah yang erat kaitanya dengan kepemilikan harta suatu individu, termasuk pula di dalamnya pendapatan/gaji/upah hasil kerja mereka yang bersifat tetap. Asnaini (2008) juga berpendapat bahwa zakat produktif adalah zakat dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada mustahik tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat menghasilkan sesuatu dan dapat memenuihi kebutuhan hidup secara terus menerus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Revita Sari (2015) yang menyatakan bahwa

“perbedaan rata-rata penghasilan sebelum dan sesudah menerima zakat produktif bersifat signifikan” dengan kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata penghasilan sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Laily Magfiroh dan Lailatul Istiqomah (2019) yang menyatakan bahwa ada perbedaan pendapatan mustahik sebelum dan sesudah pendistribusian dana zakat produktif.

Sedekah Sebelum (Z1) - Sedekah Sesudah (Z2)

Mean 18750.000

Std. Deviation 93109.370

Std. Error Mean 16459.567

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -14819.508

Upper 52319.508

t 1.139

df 31

Sig. (2-tailed) 0.263

(10)

Tidak Terdapat Perbedaan yang Signifikan Antara Konsumsi Mustahik Sebelum dan Sesudah Menerima Dana Zakat Produktif

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda paired sample t test menunjukkan bahwa dengan dana zakat yang disalurkan kepada mustahik memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, diperoleh nilai signifikansi 0.659, nilai tersebut lebih besar dari 0.05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan data penelitian, diperoleh nilai rata-rata perbedaan konsumsi setelah menerima zakat produktif dengan sebelumnya adalah Rp. 31.250, artinya secara rata-rata konsumsi setelah menerima zakat produktif meningkat sebesar Rp. 31.250 dibandingkan sebelum menerima zakat produktif, artinya terjadi peningkatan konsumsi mustahik yang tidak terlalu signifikan.

Karena dalam distribusi dana zakat produktif, para mustahik menggunakan dana zakat tersebut untuk menambah modal usaha mereka dan memperbanyak produksi sehingga tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap konsumsi rumah tangga yang mereka keluarkan tiap bulannya. Ada faktor lain yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga selain pendapatan, Keynes (1936) dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Empolyment, Interest, and Money”

mengemukakan bahwa kemampuan orang-orang untuk menabung tergantung lebih banyak dari tingkat pendapatannya. Sesuai dengan teori keynes, bahwa faktor lain seperti tabungan dan invenstasi juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Revita Sari (2015) yang menyatakan bahwa

“perbedaan antara rata-rata konsumsi sebelum dan sesudah menerima zakat produktif tidak signifikan” dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata konsumsi sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif.

Tidak Terdapat Perbedaan yang Signifikan Antara Sedekah Mustahik Sebelum dan Sesudah Menerima Dana Zakat Produktif

Selain pada aspek konsumsi, sedekah mustahik juga tidak mengalami perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan hasil uji beda menggunakan paired sample t test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Dilihat dari perhitungan statistik yang menunjukkan nilai signifikansi 0.263 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan data penelitian, diperoleh nilai rata-rata perbedaan sedekah setelah menerima zakat produktif dengan sebelumnya adalah Rp. 18.750, artinya secara rata-rata sedekah setelah menerima zakat produktif meningkat sebesar Rp. 18.750 dibandingkan sebelum menerima zakat produktif, artinya terjadi peningkatan sedekah mustahik yang tidak terlalu signifikan. Sedangkan rata-rata sedekah sesudah menerima zakat produktif paling kecil adalah Rp. 500.000, dan yang paling besar adalah Rp. 1.500.000 dengan rata-rata adalah Rp. 637.500.

Sumarwan (2003) memperjelas teori yang dikemukakan oleh Hyman tentang kelompok acuan, dimana kelompok acuan ini diartikan sebagai orang atau kelompok yang mempengaruhi perilaku suatu individu. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa kelompok acuan atau kelompok rujukan adalah adanya orang atau kelompok yang secara nyata dapat mempengaruhi seseorang. Kelompok acuan berpengaruh besar terhadap nilai, arah dan tujuan suatu individu, kelompok acuan tersebut adalah orang-orang yang berada di lingkungan yang sama baik itu keluarga, masyarakat disekitar tempat tinggal, teman bermain maupun kolega, yang mana mereka akan mempengaruhi nilai-nilai agama yang diserap individu.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Revita Sari (2015) karena hasil penelitiannya menyatakan bahwa “perbedaan antara rata-rata sedekah sebelum dan sesudah mendapatkan bersifat signifikan” dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata sedekah mustahik sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal seperti lingkungan, masyarakat, teman dan juga agama yang tidak ada pada penelitian ini dapat menentukan perbedaan individu untuk bersedekah.

E. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan pendapatan, konsumsi, dan sedekah mustahik pada LAZISMU Kota Malang sebelum dan sesudah menerima dana zakat produktif, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(11)

1. Dengan adanya zakat produktif, dalam 5 bulan, rata-rata pendapatan dari usaha mustahik mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan 5 bulan sebelum menerima zakat produktif.

Hal ini dikarenakan dana zakat produktif yang diberikan kepada mustahik tidak langsung dihabiskan untuk hal konsumtif, melainkan digunakan untuk menambah modal usaha dan komoditas yang dijual sehingga pendapatan mustahik mengalami perubahan.

2. Lain hal nya dengan tingkat konsumsi mustahik, dimana tidak terlihat perbedaan rata-rata konsumsi yang dikeluarkan mustahik dalam lima bulan, meskipun mereka telah menerima zakat produktif. Hal ini dikarenakan mustahik menggunakan dana zakat produktif tersebut untuk menambah modal usaha dan juga produksi, sehingga dana zakat yang diberikan tidak terlalu mempengaruhi konsumsi mustahik. Selain itu faktor lain seperti tabungan dan investasi juga mempengaruhi tingkat konsumsi mustahik.

3. Sama hal nya dengan rata-rata sedekah dalam bentuk rupiah yang mustahik keluarkan.

Meskipun telah menerima zakat produktif, tingkat sedekah mustahik tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan 5 bulan sebelum menerima zakat produkitf. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan dan sifat diri sendiri, yakni inisiatif individu untuk mengamalkan ajaran agama adalah ditentukan berdasarkan kelompok acuan, mereka adalah orang-orang yang berada di lingkungan yang sama, baik itu keluarga, teman, maupun kolega, yang mana mereka akan mempengaruhi sifat dan nilai-nilai agama para mustahik.

B. Saran

Berdasarkan uraian dari kesimpulan dan juga keterbatasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya analisis manfaat dana zakat produktif untuk mengetahui manfaat secara langsung dana zakat produktif yang diterima mustahik.

2. Perlu adanya analisis regresi untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel.

3. Bagi LAZISMU Kota Malang, diharapkan dapat terus meningkatkan alokasi dana zakat produktif untuk usaha mustahik dalam membangun perekonomian mandiri dan kesejahteraan para mustahik. Perlu diadakan pelatihan secara berkala agar pemanfaatan dana zakat lebih maksimal, serta pemantauan berupa laporan keuangan atas modal yang diberikan agar lebih profesional dalam pengelolaan dana zakat.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih luas dan menambah variabel-variabel lain serta tidak hanya berfokus pada aspek pendapatan, konsumsi dan sedekah mustahik tetapi dengan memperhatikan dan menambah indikator- indikator lain yang belum dicantumkan pada penelitian ini.

UCAPANTERIMAKASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTARPUSTAKA

Ahmad, M. Saefuddin. 1987. Ekonomi dan Mayarakat dalam Perspektif Islam. Jakarta: Rajawali.

Al-Ba’ily, Abdul Al-Hamid Mahmud. 2016. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ardianto, Michael Tony., dan Firdayetti. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi di Indonesia Menggunakan Error Correction Model (ECM) Periode Tahun 1994.1 – 2005.4. Jurnal Media Ekonomi, Vol. 19, (No. 1): 3-29.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Klasik. Jakarta: Rinneka.

Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Fathullah, Haikal Lutfi. 2015. Pengaruh Zakat produktif oleh Lembaga Amil Zakat terhadap Pendapatan Mustahik (Studi pada LAZIS Sabilillah dan LAZ El-Zawa Malang). Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Zakat.

http://itjen.kemenag.go.id/sirandang/ diakses pada 5 Februari 2020.

(12)

Khumaini, Sabik., dan Anto Apriliyanto. 2018. Pemberdayaan Dana Zakat Produktif terhadap Kesejahteraan Umat. Al-Urban: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, Vol. 2, (No.

2): 155-164.

Maghfiroh, Laily., dan Lailatul Istiqomah. 2019. Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Zakat Produktif (Studi Kasus BAZNAS Kabupaten Sragen Periode 2014-2016). Al-Iqtishod:

Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 2, (No.1): 81-92.

Nicholson, Walter. 2000. Mikroekonomi Intermediate. Terjemahan oleh (Bayu Mahendra, Abdul Aziz). 2002. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.

Priyatno, Duwi. 2011. SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat Akurat. Yogyakarta: Medikom.

Qadir, Addurrachman. 2001. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Qardhawi, Yusuf. 1997a. Kiat Sukses Mengelola Zakat. Terjemahan oleh (Asmuni Solihan). 1997.

Jakarta: Media Da’wah.

Qardhawi, Yusuf. 1997b. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Terjemahan oleh (Zainal Arifin, Dahlia Husein). 1997. Jakarta: Gema Insani.

Qardhawi, Yusuf. 1988. Hukum Zakat. Terjemahan oleh (Salman, dkk.). 2004. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

Rulloh, Akbar Nur. 2018. Dampak Pendayagunaan Dana Zakat Produktif terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Menengah Mustahik (Studi Kasus Lembaga manajemen Infak Madiun).

Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan JESTT, Vol. 5, (No. 3): 184-199.

Sugiono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sari, Revita. 2015. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahik Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Yogyakarta (Studi Kasus: Desa Ternak Mandiri di Desa Dlingo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul). Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.5, (No.2): 112-132.

Sumar’in. 2013. Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta:

Dipublkasi oleh Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Widiastutik, Tika. 2015. Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah JEBIS, Vol. 1, (No. 1): 89-102.

Wahyuni, Sri. 2017. Peranan LAZ Sebagai Pengelola Zakat dalam Pendayagunaan Zakat Produktif:

Studi Kasus Rumah Zakat Medan. Jurnal Hukum Islam At- Tafahum, Vol. 1, (No. 2).

Zalikha, Siti. 2016. Pendistribusian Zakat Produktif dalam Perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 15, (No. 2): 304-319.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah didapatkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa program pendistribusian zakat produktif dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik