• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO. 7 TAHUN 2010 PADA SKPD LIMAPULUH KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO. 7 TAHUN 2010 PADA SKPD LIMAPULUH KOTA PEKANBARU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Nama : Afdhal Marwan

NIM :1962201009 Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2021

(2)
(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berisi tentang perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAP No.

07 tahun di SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAP No. 07 tahun 2010. Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif (Mixed methods). Selain itu, penelitian ini juga bertipe komparatif yaitu membandingkan perlakuan akuntansi aset tetap menurut SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru dan menurut PSAP No. 07 tahun 2010 mulai dari pengklasifikasian, pengakuan, pengukuran, penilaian dan pengungkapan aset tetap. Berdasarkan hasil penelitian total aset tetap di laporan posisi keuangan menurut SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru yaitu sebesar Rp.13.780.540.502 sedangkan menurut PSAP No. 7 nilai aset tetap seharusnya sebesar Rp. 13.725.146.303. Secara keseluruhan, perlakuan akuntansi aset tetap di SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru telah sesuai dengan PSAP No.07. Namun terkait pengukuran, pertukaran, penghentian dan pelepasan aset tetap belum sesuai dengan PSAP No. 07 disebabkan masih terdapat kesalahan dalam pencatatan aset tetap SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru.

Kata Kunci: PSAP No. 7, Aset Tetap

(4)

ABSTRACT

This study contains the accounting treatment of fixed assets based on PSAP No.

07 years in SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru. The purpose of this study was to identify the accounting treatment of fixed assets based on PSAP No. 07 of 2010.

This research is a combination of qualitative and quantitative research (Mixed methods). In addition, this research is also a comparative type, namely comparing the accounting treatment of fixed assets according to SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru and according to PSAP No. 07 of 2010 starting from the classification, recognition, measurement, valuation and disclosure of fixed assets. Based on the research results, the total fixed assets in the statement of financial position according to SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru is Rp. 13,780,540,502, while according to PSAP No. 7 the value of fixed assets should be Rp. 13,725,146,303.

Overall, the accounting treatment of fixed assets in SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru is in accordance with PSAP No.07. However, regarding the measurement, exchange, termination and disposal of fixed assets, it is not in accordance with PSAP No. 07 because there are still errors in recording the fixed assets of SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru.

Keywords: PSAP No. 7, Fixed Assets

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 3 ayat (1) menyatakan setiap entitas pelaporan yang terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementrian/

Lembaga dan Bendahara Umum Negara wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Keandalan informasi dalam laporan keuangan diartikan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Selanjutnya, terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 berbasis kas menuju akrual, menyatakan setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiataan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas, manajemen, transparasi, keseimbangan antargenerasi dan evaluasi kinerja dalam suatu laporan keuangan pemerintah.

Aset tetap merupakan salah satu unsur yang harus dikelola dengan baik agar menghasilkan informasi yang andal dalam laporan keuangan daerah. Pengelolaan aset tetap daerah merupakan upaya meningkatkan efisiensi, efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset, menjadi modal awal bagi pemerintah daerah untuk melakukan pengembangan kemampuan keuangannya

(6)

serta dapat menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016), aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Manfaat ekonomi masa depan suatu aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas entitas.

Arus kas tersebut dapat timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset.

Dalam pelaporan aset tetap pemerintah harus menggunakan Pernyatan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 7 (2010) sebagai acuan untuk melaporkan aset tetap pemerintah agar data di laporan keuangan tepat dan akurat.

Menurut Halim dan Kusufi (2014), laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran, laporan financial dan catatan atas laporan keuangan. Laporan pelaksanaan anggaran meliputi laporan realisasi anggaran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih. Laporan financial meliputi neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Salah satu laporan keuangan yang penting bagi sebuah perusahaan adalah neraca. Neraca menyajikan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Salah satu komponen dari neraca yang harus disajikan secara detail dan jelas adalah aset tetap. Aset tetap berperan sebagai penunjang dalam pelayanan publik yang diberikan organisasi sektor publik. Tanpa adanya aset tetap sebuah organisasi tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik.

(7)

Menurut PSAP No. 07 (2010), aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Seluruh aset selain tanah akan mengalami penurunan nilai setiap tahunnya yang sering disebut dengan penyusutan. Hal ini terjadi karena berkurangnya umur ekonomis suatu aset dan kualitas aset tersebut atau mengalami keusangan.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Limapuluh adalah sebuah kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Kecamatan Lima Puluh terdiri dari empat kelurahan yaitu Rintis, Sekip, Tanjung Rhu dan Pesisir serta memiliki luas wilayah 4,04 km persegi. Setiap tahunnya, SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru melaporkan laporan keuangan berupa Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja (LRA) sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana oleh SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru. Aset tetap telah menjadi fokus utama akuntansi pemerintahan di Indonesia sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari laporan keuangan pemerintah. Nilainya yang signifikan dan kompleksitasnya yang tinggi menjadi penyebab utama perhatian serius akuntansi ditujukan pada pengakuan/ pencatatan, klasifikasi, pengukuran/ penilaian, dan penyajian aset tetap tersebut (KSAP, 2014).

Dalam perlakuan akuntansi pelepasan atau penghentian atas aset tetap, SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru belum sesuai dengan PSAP No. 7, dimana pada tahun 2020 SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru belum melakukan penghapusan terhadap akumulasi penyusutan aset tetap yang rusak berat, aset

(8)

tetap yang telah habis umur ekonomisnya, serta aset tetap yang dijual. Dalam mencatat aset tetap yang rusak berat dan sudah habis masa umur ekonomisnya SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru melakukan pencatatan sebagai berikut:

Aset Lainnya Rp. XXX (Debet)

Aset Tetap Rp. XXX (Kredit)

Berdasarkan pencatatan atas aset tetap yang dihapuskan tersebut SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru belum menghapuskan akumulasi penyusutan atas aset tetap yang dihapuskan tersebut sehingga nilai aset tetap yang terdapat pada laporan posisi keuangan (Neraca) tidak tepat dan akurat karena dalam daftar aset tetap tersebut, masih ada nilai akumulasi penyusutan yang belum dihapuskan.

Ketidaksesuaian perlakuan pelepasan atau penghentian aset tetap yang dilakukan oleh SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru tersebut terjadi karena kurangnya tenaga ahli Akuntansi, kurangnya kontrol dan kurangnya kesadaran pemerintah, dan terlalu banyaknya jumlah aset yang akan dikelola. Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepaskan harus dieliminasi dari neraca beserta akumulasi penyusutan dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Aset tetap yang tidak memenuhi defenisi aset tetap dihentikan dari penggunaaan aktif pemerintah dan dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07 (2010). Selama tahun 2020 aset tetap SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru telah banyak yang mengalami kerusakan, namun SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru belum melakukan penyesuaian atas penghapusan akumulasi penyusutan tersebut di neraca.

(9)

Adapun prosedur penghapusan aset tetap pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru yaitu terlebih dahulu membuat surat persetujuan penghapusan aset tetap yang ditujukan kepada walikota, jika aset tersebut hilang atau rusak maka harus dibuktikan dengan melampirkan beberapa surat keterangan, namun jika aset tetap tersebut dipindahtangankan, SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru harus mendata ulang pemilik aset yang baru, setelah persetujuan tersebut disetujui oleh walikota maka selanjutnya pihak SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru melakukan penghapusan data aset, adapun bagian yang melakukan penghapusan data tersebut yaitu bagian aset.

Selain itu, dalam perlakuan atas pengeluaran setelah perolehan awal terhadap aset tetap di SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru belum sesuai dengan PSAP No. 7, dimana terdapat biaya renovasi sebuah gedung yang dimiliki oleh SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru sebesar Rp. 137.568.000 yang diakui SKPD sebagai biaya pemeliharaan gedung dan seharusnya biaya renovasi tersebut menjadi penambah harga perolehan gedung yang direnovasi karena pengeluaran biaya renovasi tersebut menambah umur ekonomis gedung dan peningkatan mutu pelayanan pada SKPD Limapuluh Pekanbaru. Hal ini diatur dalam PSAP No. 7 tahun 2010 mengenai pengukuran atas pengeluaran setelah tanggal perolehan, dimana jika terdapat pengeluaram setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan dating dalam bentuk peningkatan kapasitas, peningkatan mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset tetap yang bersangkutan (carriying amount).

(10)

Berdasarkan penjelasan pencatatan penghapusan aset tetap yang dilakukan oleh SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru tersebut, dapat dilihat bahwa SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru tidak melakukan pencatatan akuntansi terhadap aset tetap yang dikelolanya sesuai dengan PSAP No. 7 tentang aset tetap pemerintahan, sehingga tidak adanya jurnal atas penghapusan akumulasi penyusutan aset tersebut di neraca, sehingga nilai akumulasi penyusutan aset tetap yang ada di neraca tidak menggambarkan nilai aset tetap yang sesungguhnya sesuai dengan data penghapusan aset yang dimiliki oleh bagian aset tersebut.

Setiap instansi pemerintah perlu adanya perlakuan akuntansi terhadap aset tetap yang dimilikinya. Dalam hal ini pengakuan, penilaian, pengukuran dan pengungkapan pada masing-masing aset tetap sangat perlu diperhatikan karena hal tersebut dapat menunjukkan kewajaran instansi dalam pencatatan akuntansi. Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang lazim yaitu PSAP No.7 (2010).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas dan menganalisanya dengan melakukan penelitian yang berjudul ³Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAP No. 7 Tahun 2010 pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru´.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAP No. 7 Tahun 2010 pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru?

(11)

2. Apakah perlakuan akuntansi aset tetap pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru sudah sesuai dengan PSAP No. 7 tahun 2010?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAP No.

7 Tahun 2010 pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi aset tetap pada SKPD Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru dengan PSAP No. 7 tahun 2010.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi SKPD Limapuluh Kota Pekanbaru

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang perlakuan akuntansi aset tetap sesuai PSAP. No. 7 Tahun 2010 dimasa mendatang.

2. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai perlakuan akuntansi aset tetap daerah berdasarkan PSAP No. 7 Tahun 2010.

3. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi bagi pihak lain untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.

(12)

1.4 Sistematika Penulisan

Secara garis besar pembahasan dalam tugas akhir ini ini dibagi dalam lima bab, yang dibagi ke dalam sub bab dengan perincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang review penelitian terdahulu , landasan teori yang behubungan dengan permasalahan yang di ambil oleh penulis, yaitu tentang pengertian aset daerah, jenis- jenis aset daerah, dan PSAP No. 7 tahun 2010.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta aktivitas perusahaan objek penelitian.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian penulisan dalam penlitian, yang memuat kesimpulan atas hasil penilitian, batasan- batasan yang ditemukan, serta saran saran untuk perbaikan penilitian di nmasa yang akan dating untuk judul penelitian yang sama.

(13)

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan gambaran dari penilitian yang dilakukan dan pembahasan secara keseluruahan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta: Legalitas

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Akhyar Tipan, David Paul Elia Saerang, dan Robert Lambey. (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara. Skripsi, -.

Bachtiar, A. (2002). Akuntansi Pemerintahan . Jakarta : Salemba Empat.

Baridwan, Z. (2013). Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.

Bastian, I. (2014). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba 4.

Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti . (2010). Akuntansi Sektor Publik Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Komisi Standar Akuntansi Pemerintahan. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1. Jakarta

Komisi Standar Akuntansi Pemerintahan. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 7. Jakarta

Misliana. (2014). Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada Pemerintah Kota Tanjungpinang. Jurnal Ekonomi.

Moh. Mahsun, Firma Sulistyowati, dan Heribertus Andre Purwanugraha. (2011).

Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.

Satry, E. E. (2017). Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07 Pada Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Jurnal Akuntansi, -.

(15)

Sugiama, A. G. (2013). Manajemen Aset Pariwisata Bandung. Bandung:

Guardaya Intimarta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

PT. Alfabet.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Perlakuan Akuntansi terhadap Aset Tetap Berdasarkan PSAP Nomor 07 pada KPPN Surakarta Periode 2013-2015 ... Pengujian Pengendalian Dokumen Transaksi Pengadaan

Pada penelitian ini pada intinya peneliti menganalisis bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap mulai pengakuan, pengukuran, pengeluaran setelah perolehan,

perusahaan baru melakukan write off atau penghentian pengakuan atas aset tetap tersebut karena aset tersebut tidak lagi digunakan serta dianggap tidak lagi

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Aset

Perlakuan akuntansi aset tetap telah dipahami dan diimplementasikan oleh Kanwil DJKN Kaltimtara sebagaimana standar yang digunakan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi

aset tetap yang dimiliki perusahaan pada suatu saat akan habis nilai ekonomisnya dan tidak dapat dipergunakan lagi, maka harus dihapuskan dari daftar aset

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa BPKAD hanya melakukan penghapusan pada aset tetapnya saja, sedangkan untuk akumulasi penyusutan atas aset tetap yang telah rusak

Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 16 Pada PT.. Rajawali Indah Pekanbaru Studi Kasus Pada