• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24 METRO PRESPEKTIF

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24 METRO PRESPEKTIF "

Copied!
105
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang peneliti yang telah diuraikan di atas, maka terdapat pertanyaan penelitian sebagai gambaran masalah yang akan peneliti analisis sebagai berikut: Bagaimana prinsip keadilan dalam penentuan harga daging ayam di Pasar Tejo Agung 24 Metro Perspektif Etika Bisnis Islam . Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan tentang kewajaran harga, sehingga memberikan wawasan bagi kalangan akademisi.

Penelitian Relevan

Nurbaiti Janati (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2013) dengan judul tesis diplomanya “Konsep harga wajar dalam perspektif ekonomi Islam”10, fokus penelitian lebih ditekankan pada selisih harga akibat kelangkaan pangan, sehingga harga berbeda satu sama lain. Pasar Banarjoyo Batanghari. 10 Nurbaiti Janati, Konsep Harga Wajar dari Perspektif Ekonomi Islam, (Metro: Departemen Syariah dan Ekonomi Islam, 2013).

LANDASAN TEORI

Prinsip Keadilan

  • Pengertian Prinsip Keadilan
  • Konsep Keadilan Dalam Harga Menurut Para Ulama
  • Macam-macam Keadilan
  • Prinsip Keadilan Menurut Adam Smith

Konsep harga yang adil sudah ada sejak zaman dahulu, harga bisa disebut adil jika tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Harga pasar atau harga aktual adalah harga aktual yang dikutip dan dibayarkan dalam transaksi perdagangan di pasar.

Harga

  • Pengertian Harga
  • Penetapan Harga

Harga suatu barang (dan/atau jasa) tertentu adalah tingkat penilaian di mana barang tersebut dapat ditukar dengan sesuatu yang lain, apa pun bentuknya. Disini pembeli dapat melakukan khiyar antara penguasaan barang dan mengambil kembali pembayaran yang dilakukan kepada penjual, atau pembeli meminta ganti rugi sesuai dengan adanya cacat sehingga harga barang lebih rendah dari harga yang seharusnya. sebelum harga cacat diketahui. Sedangkan dalam Islam terdapat ketentuan atau aturan, seperti penjual dilarang menutupi barang yang dijualnya dan dilarang melakukan penipuan dengan menukar ayat-ayat Allah untuk melakukan perbuatan.

Akan tetapi, tidak boleh melakukan khiyar, yaitu mencari keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang dengan harga yang lebih tinggi. Jika dia kaya dan dijamin membayar hutang, maka harga yang lebih rendah dapat diperoleh darinya, dibandingkan dengan harga yang diperoleh dari orang lain yang diketahui pailit, ingin menunda pembayaran atau meragukan kemampuan membayarnya. Harga merupakan salah satu unsur jual beli yaitu adanya harga yang jelas dari objek yang diperjualbelikan.

Di sinilah terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli, sehingga terbentuklah harga yang disepakati bersama. Hal ini mungkin disebabkan berkurangnya pasokan karena gangguan produksi, berkurangnya permintaan barang impor atau tekanan pasar.

Etika Bisnis Islam

  • Pengertian Etika Bisnis Islam
  • Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Untuk pengecer yaitu harga beli dan penawaran yang terdiri dari : pajak, pendinginan, resiko dan biaya lainnya. Etika bisnis adalah aturan yang menentukan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan bisnis. Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, dan prinsip-prinsip ini terkait erat dengan sistem nilai yang dianut dalam kehidupan masyarakat.

Itikad baik yang dimaksud adalah niat baik dengan perbuatan hati nurani dalam ajaran Islam, itikad baik merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam menentukan baik buruknya sesuatu, atau baik tidaknya sesuatu dalam konteks bisnis. Kejujuran adalah ikhlas tidak berbohong mengapa dalam prinsip etika bisnis jujur ​​ikut serta dalam rangkaian prinsip tersebut karena dalam etika bisnis tidak diperbolehkan berbisnis dengan cara berbohong atau tidak jujur. Dari prinsip-prinsip etika bisnis, mulai dari itikad baik hingga loyalitas, dapat disimpulkan bahwa semua itu tidak dapat terwujud dengan baik tanpa adanya rasa tanggung jawab dari para pelaku bisnis.

Selain tanggung jawab yang akan diberikan di hadapan Tuhan.50 Kelima konsep ini disebut aksioma yang terdiri dari prinsip-prinsip umum yang dikumpulkan dalam satu kesatuan yang terdiri dari konsep persatuan (tauhid), keseimbangan (equalibirium), kehendak bebas. (kehendak bebas), tanggung jawab (responsibility) dan kebijakan (ihsan). Prinsip-prinsip Islam yang menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

Metode Penetapan Harga

  • Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
  • Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
  • Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Menurut Fandy Tjiptono, metode penetapan harga dikelompokkan menjadi empat jenis menurut basisnya, yaitu permintaan, biaya, laba, dan persaingan. Metode ini lebih menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor biaya, keuntungan dan persaingan. Metode penetapan harga berdasarkan permintaan terdiri dari; harga skimming, harga penetrasi, harga prestise, harga harga, harga ganjil-genap, harga permintaan mundur, dan harga bundel.

Dalam metode ini faktor utama yang menentukan harga adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Upaya ini dapat didasarkan pada jumlah laba target tertentu atau dinyatakan sebagai persentase penjualan atau investasi. Yang termasuk dalam metode ini adalah: target profit pricing, target price jual, dan ROI pricing.

Harga dapat didasarkan tidak hanya pada pertimbangan biaya, permintaan atau keuntungan, tetapi juga pada persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Ada empat jenis metode penetapan harga kompetitif, yaitu harga adat, di atas, sama atau di bawah harga pasar, harga pada loss leader dan harga penawaran tertutup.

Jenis dan Sifat Penelitian

  • Jenis penelitian
  • Sifat Penelitian

Sumber Data

Metode observasi ini digunakan untuk mengamati harga daging ayam dan melihat langsung aktivitas jual beli di pasar Tejo Agung 24 Metro. Pada umumnya pedagang di pasar Tejo Agung 24 Metro Timur adalah pedagang yang menjual kebutuhan pokok, dengan mayoritas barang tersebut adalah makanan. Keberadaan pasar modern Tejo Agung 24 Metro Timur memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat sekitar.

Pasar tradisional modern di Kelurahan Tejo Agung 24 Metro Timur saat ini masih dalam proses penataan lima pedagang. Analisis Prinsip Kewajaran Dalam Penetapan Harga Daging Ayam Di Pasar Tejo Agung 24 Metro Perspektif Etika Bisnis Islam Di Pasar Tejo Agung 24 Metro Perspektif Etika Bisnis Islam. Selain wawancara dengan pedagang, penulis juga melakukan wawancara secara acak dengan pembeli ayam di pasar Tejo Agung 24 Metro.

Menurut Teteh, “selama saya sebagai pembeli daging ayam di pasar Tejo Agung 24, saya hanya menemukan satu pedagang yang terjadi pada praktik jual beli harga daging ayam di Pasar Tejo Agung 24 adalah harga yang pedagang jual. diberikan tanpa meminta persetujuan pembeli dengan selisih harga barang yang berkualitas baik dan barang yang berkualitas buruk.

Teknik Pengumpul Data

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, menemukan pola, memilahnya menjadi unit-unit yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain 66 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah lapangan. metode analisis kualitatif, karena data yang diperoleh bersifat deskripsi berupa uraian-uraian. Pada umumnya analisis data kualitatif menganalisis menurut isinya, oleh karena itu jenis analisis ini disebut analisis isi. Pemikiran yang digunakan peneliti untuk merumuskan kesimpulan akhir dari tesis ini adalah teknik analisis induktif.

Teknik analisis induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang menyimpang dari pengamatan terhadap kondisi atau masalah tertentu. Kemudian menarik kesimpulan umum 69. Metode ini diawali dengan mengamati permasalahan kecil (khusus) yang muncul di pasar Metro Tejo Agung 24 terkait dengan prinsip keadilan dalam penetapan harga dan dilanjutkan dengan menarik kesimpulan umum mengenai hal tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Pasar Tejo Agung 24 Metro

  • Sejarah Berdirinya Pasar Tejo Agung 24 Metro
  • Letak Geografis Pasar Tejo Agung 24 Metro
  • Jumlah Pedagang Berdasarkan Daerahnya

Pasar tradisional Tejo Agung 24 Metro dulunya merupakan jenis pasar yang sederhana yaitu pasar yang menjual hewan ternak seperti kambing dan ayam sehingga sering disebut pasar ayam. Selain itu, pada tahun 80-an pasar ini tidak hanya menjual ternak, sebagian warga Kota Metro memanfaatkan pasar tersebut sebagai pasar loak yang menjual barang bekas seperti sepeda motor. Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan kemajuan perdagangan di kota Metro, mall di kota Metro tidak mampu lagi menampung semua pedagang di pasar kota.

Sehingga pemerintah kota Metro mengambil kebijakan untuk mengubah pasar ayam/loak menjadi pasar tradisional modern. Pasar yang terletak di pusat Kota Metro ini kondisinya sangat kumuh tidak sebanding dengan tingkat kebersihan dalam menjaga Adipura. Keadaan lapak yang sepi itu karena adanya relokasi pedagang kaki lima di pasar Kota Metro di Jl. Agus Salim dan Jl. Cut Nyak Dien di Kecamatan Metro Pusat yang sudah pindah khawatir dagangannya tidak laku di tempat baru.

Namun, akhir-akhir ini sekitar pukul 08.00 WIB pasar sudah mulai sepi dan banyak lapak yang disediakan pemerintah kota Metro sudah kosong karena banyak pedagang yang kembali ke pasar Metro. Analisis Prinsip Keadilan Dalam Penetapan Harga Daging Ayam Di Pasar Tejo Agung 24 Metro Perspektif Etika Bisnis Islam.

Analisis Prinsip Keadilan Dalam Menetapkan Harga

  • Hasil Wawancara Kepada Para Pedagang Daging
  • Wawancara Kepada Pembeli Daging Ayam Pasar

Menurut Ibu Esty, sudah berjualan di Pasar Tejo Agung 24 sejak tahun 2006. Menurutnya, daging ayam kualitas baik dan kualitas buruk (segar dan tidak segar) memiliki harga yang berbeda mengingat kualitasnya yang berbeda. Menurut Ibu Ririn, dia sudah berjualan daging ayam di pasar Tejo Agung 24 sejak tahun 2000. Dia juga memberikan pernyataan yang sama dengan Ibu Esty mengenai harga daging ayam segar dan non segar yaitu harganya berbeda. , meskipun perbedaannya tidak banyak , tetapi harus dibedakan dari kualitas segarnya. Menurut ibu Nurul yang merupakan pedagang baru di pasar Tejo Agung 24 ini sudah berjualan daging ayam sejak tahun 2015.

Menurut ibu Suparmi sudah berjualan di pasar Tejo Agung 24 sejak tahun 2000, awalnya ia adalah penjual ikan lele namun beralih berjualan daging ayam sejak tahun 2002. Untuk menentukan harga daging ayam kualitas segar dan tidak segar, bedakan dia dengan mempermalukan apa yang tersisa kemarin, yang penting habis dan balik modal.87. Dari sebelas sampel pedagang daging ayam di pasar Tejo Agung 24 Metro diketahui bahwa dalam praktiknya mayoritas pedagang di pasar Tejo Agung 24 Metro Timur melakukan jual beli dengan harga yang berbeda antara barang yang kualitasnya bagus (segar) dan kualitasnya jelek. kualitas (tidak segar). ).

Menurut Ibu Retno “Saya pernah membeli daging ayam di pasar Tejo Agung 24, awalnya saya tidak menyadari bahwa tidak ada ayam yang berkualitas baik, dalam satu cangkang dengan kualitas yang baik, tetapi harga yang sama.Dari beberapa wawancara di lapangan, asas keadilan dalam penentuan harga daging ayam di Pasar Tejo Agung 24 Metro Timur, menunjukkan bahwa pada kenyataannya tidak semua pedagang daging ayam menentukan harga jualnya dengan cara mencampurkan barang yang berkualitas baik dengan barang yang berkualitas buruk untuk menghindari kerugian.

PENUTUP

Saran

Budi Arianto, Penetapan Harga Beli Lada dari Tengkulak ke Petani, Metro: Departemen Syariah dan Ekonomi Islam, 2015. Nurbaiti Janati, Konsep Harga Wajar Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Metro: Departemen Syariah dan Ekonomi Islam, 2013 .Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen pemasaran, diterjemahkan oleh Benjamin Molan, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas, Jakarta: Gramedia, 2006, Volume 2.

Referensi

Dokumen terkait