ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) DAGING SAPI DARI RPH SAMPAI DI PASAR SRIMANGUNAN
KOTA SAMPANG
SKRIPSI
Oleh :
MAHAYU HIKMATUL HAQ NPM. 217.01.04.1064
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2021
ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) DAGING SAPI DARI RPH SAMPAI DI PASAR SRIMANGUNAN
KOTA SAMPANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S. Pt.) Pada Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang
Oleh :
MAHAYU HIKMATUL HAQ NPM. 217.01.04.1064
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran produk dan nilai efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Srimangunan Kota Sampang. Materi yang digunakan yaitu data dari hasil wawancara dengan Responden di Pasar Simanginan.
Metode penelitian survey. Sampel diambil dengan cara snowball sampling. Data yang diperoleh dianalisis deskriptiv. Hasil adalah pedagang besar pada rantai pasok I mempunyai margin sebesar Rp. 22.000 dan pedagang pengecer memiliki margin pemasaran sebesar Rp 10.000. Pada rantai pasok II mempunyai margin pemasaran sebesar Rp 32.000 karena pedagang besar menjual daging sapi tanpa perantara pedagang pengecer. Nilai efisiensi pemasaran rantai pasok I daging sapi tingkat pedagang besar sebesar 1,9% dan tingkat pengecer sebesar 0.7%, nilai efisiensi pedagang besar pada rantai pasok II senilai 1,4%. Rantai pasok I dan II memiliki nilai efisiensi lebih kecil dari 50 %. Kesimpulan penelitian adalah (1) Terdapat dua saluran dalam rantai pasokan daging sapi yang berbeda tetapi harga daging ke konsumen tetap sama. (2) rantai pasok II mempunyai margin pemasaran lebih besar dibandingkan rantai pasok I, (3) tingkat efisiensi pemasaran daging sapi dari dua saluran rantai pasok adalah efisien. Saran adalah pedagang sebaiknya menggunakan saluran rantai pasok II yang mempunyai nilai efisiensi pemasaran lebih baik dan lebih menguntungkan dan perlu dilakukan penelitian serupa dengan lokasi RPH berbeda di Kabupaten Sampang.
kata kunci : efesiensi, pemasaran, margin, saluran, sampang.
Abstract
This research aims to analyze the flow of products and the value of beef marketing efficiency in Sampang City Srimangunan Market. The material used is data from interviews with respondents in Simangunan Market. The method is survey. The sample was taken by snowball sampling. The data obtained is analyzed descriptiv.
The result is that wholesalers in the supply chain I, has a margin of Rp. 22,000 and retailers have a marketing margin of Rp 10,000. In the supply chain II has a marketing margin of Rp 32,000 because wholesalers sell beef without the intermediary of the retailer. Supply chain I marketing efficiency value of beef wholesale level is 1.9% and retailer rate by 0.7%, the efficiency value of wholesalers in supply chain II is worth 1.4%. Supply chains I and II have efficiency values smaller than 50%. The conclusion of the study is that (1) There are two channels in the beef supply chain that differ but the price of meat to consumers remains the same. (2) Supply chain II has a larger marketing margin than supply chain I, (3) the level of efficiency of beef marketing from the two supply chain channels is efficient. The advice is that traders should use supply chain channel II which has a better and more profitable marketing efficiency value and needs to be done similar research with different abbartoar locations in Sampang Regency.
keywords: efficiency, marketing, margin, channel, sampang.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daging sapi adalah salah satu jenis daging yang menjadi sumber protein hewani yang cukup tinggi. Selain mengandung nutrisi dan protein yang baik bagi tubuh, daging juga kaya akan asam amino essensial yang tinggi. Daging juga berkontribusi bagi tubuh dengan memberikan sumber energi yaitu lemak. Oleh karena itu daging sapi sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan gizi dan selanjutnya akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Daging sapi mempunyai peranan strategis dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia. Para konsumen memiliki harapan yaitu bisa mendapatkan daging dengan harga yang terjangkau dan berkualitas. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diekspresikan oleh tingkat pendapatan perkapita yang terus semakin meningkat. Hal tersebut dapat merubah pola konsumsi masyarakat ke arah protein hewani antara lain daging, telur, dan susu. Perubahan struktur permintaan terhadap komoditas ternak berpengaruh terhadap kebijaksanaan penyediaan pangan, harga, serta proyeksi permintaan dari komoditas tersebut.
Kebutuhan daging sapi sampai bulan Mei 2020 diperkirakan sebesar 302.300 ton. Adapun ketersediaan daging sapi sampai Mei 2020 berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 165.478 ton. Berdasarkan data tersebut, masih diperlukan tambahan sebanyak 136.822 ton yang akan dipenuhi
melalui impor daging sebesar 103.043 ton dan sapi bakalan 252.810 ekor atau setara 56.659 ton daging. Hal tersebut berdasarkan kondisi realisaasi impor sampai dengan tgl 5 Maret 2020. Artinya sampai Mei 2020, dapat di akumulasi surplus daging sebanyak 22.880 ton (Anonimus, 2020 ).
Setiap 100 gram daging sapi terdapat kandungan protein sebesar 18,8 gram. Protein ini memiliki beberapa struktur asam amino yang sangat baik bagi tubuh manusia seperti membantu pertumbuhan pada anak, memperbaiki sel-sel yang rusak, sebagai bahan pembentuk plasma kelenjar, sebagai cadangan energi serta dalam mengkonsumsi daging sapi dapat menjaga keseimbangan asam basa pada darah. Adapun berbagai kandungan gizi yang terdapat pada setiap 100 gram daging sapi yaitu kalori sebesar 207,0 kkal, protein sebesar 18,8 gram, lemak sebesar 14,0 gram, kalsium sebesar:11,0 gram, phosphor sebesar 170,0 gram, besi sebesar 2,8 gram (Syakur, 2012).
Rendahnya konsumsi daging sapi di Indonesia, khususnya pada daging sapi disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi daging sapi yang masih sangat rendah dan harga daging sapi yang mahal. Kurang terjangkaunya harga daging sapi di pasar-pasar tradisional disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi: (1) harga sapi hidup dari para pengusaha atau peternak yang masih sangat tinggi, (2) berkurangnya jumlah pasokan daging sapi dan (3) naiknya harga BBM belakangan ini yang berimbas pada harga daging sapi yang ikut melonjak.
Daging sapi sebagai komoditas unggulan peternakan bersumber dari Rumah Pemotongan hewan (RPH). Pada rantai pasokan daging sapi ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap lembaga tata niaga.
Daging sapi yang sampai pada konsumen, sebelumnya melewati beberapa proses tata niaga seperti pedagang besar dan pedagang pengecer. Pada umumnya RPH adalah tempat para pedagang besar melakukan pemotongan pada sapi mereka untuk dijual kepada pemborong maupun pedagang pengecer.
RPH di kota Sampang merupakan unit pelayanan publik yang memiliki fungsi teknis, ekonomis dan sosial dalam pemotongan hewan di Sampang dan sekitarnya. Belum diketahui pasti, apa penyebab perbedaan harga daging sapi di Pasar Srimaggunan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai analisis harga daging sapi di Pasar Srimangunan Kota Sampang, sehingga dapat diketahui berapa marjin harga dan nilai efisiensi daging sapi dari tingkat produsen hingga sampai ke konsumen.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Kondisi Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi Dari RPH Sampai Di Pasar Srimangunan Kota Sampang?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis aliran produk, marjin pemasaran dan nilai efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Srimangunan Kota Sampang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat (1) menjadi bahan masukan bagi Pemerintah untuk memperbaiki rantai pasok (supply chain) di daerah penelitian; (2) Sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan dalam melakukan penelitian tentang rantai pasok (Supply chain); (3) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Unisma.
1.5. Hipotesis
Ada perbedaan pada pendistribusikan daging sapi dari RPH sampai di Pasar Srimangunan kota Sampang, ditinjau darii marjin pemasaran dan nilai efisiensi pemasarannya.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Terdapat 2 saluran dalam rantai pasokan daging sapi yang berbeda tetapi harga daging ke konsumen tetap sama.
2. Ditinjau dari segi margin pemasaran diantara 2 saluran tersebut dimana rantai pasok II mempunyai margin pemasaran lebih besar.
3. Berdasarkan tingkat efisiensi pemasaran daging sapi dari 2 saluran rantai pasok menunjukkan efisien.
6.2. Saran
1. Untuk pedagang daging sapi disarankan menggunakan saluran rantai pasok II yang mempunyai nilai efisiensi pemasaran lebih baik dan lebih menguntungkan.
2. Untuk itu perlu dilakukan penelitian serupa dengan lokasi RPH lainnya di kabupaten Sampang, agar bisa dibandingkan nilai efisiensi pemasaran daging sapi di tiap daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, A. H (2014), Jurnal Ilmu Agribisnis, Universitas Lampung Bandar Lampung, JIIA, Vol 8 No 4. Edisi November 2020, Hal:1-8.
Anonimus.2008. BSN. Standar Nasional Indonesia 3932:2008 Mutu Karkas dan daging sapi. 2008
_____.2020. Stok Pangan Asal Hewan Jelang HBKN Aman.
http://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-stok-pangan-asal-hewan- jelang-hbkn-aman Diakses pada tanggal 08 juli 2021.
Agustina.2017. Proses Pemotongan Ternak.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/e208945fd6a2 3008269e0adf503d451d.pdf Diakses pada tanggal 21 juni 2021.
Astawan, P. D., 2004. Pentingnya Mengkonsumsi Daging. Retrieved September.26,.2012,.from.http://peternakantaurus.wordpress.com/
201/07/26/penting nya-mengkonsumsi-daging.
_____. 2007. Mengapa Kita Perlu Makan daging?http://.kompas.com [12 Maret2007].Badan Pusat Statistik Kabupaten Kota Medan,
Chopra, S dan Meindl,P 2001. Performance Measurement Of Supply Chain Via Alanced Scorecard: The Case of Brewing Group. The Business Review, Istanbul Bilgi University, Cambridge.
Amirah, Z. N. 2015. Analisis Rantai Pasok Daging Sapi Dari Rumah Pemotongan Hewan Ciawitali Sampai Konsumen Akhir Di Kota Garut. Skripsi. Universitas Padjajaran. Jawa barat
Daniel, M 2002. Metide Penelitian Sosial Ekonomi. Bumu lsarh Jakarta..
Singarimbun,M. Dan Effendi,S. 1989. Metodelogi Penelitian Survei.LP3Es.
Jakarta.
Erickson, S. P dan Downey, W. D. 1992, Manajemen Agribisnis. Erlangga jakarta.
Indrajit, R.E , dan Djokopranoto, R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Khoirunnisa, 2008. Analisis Permintaan Daging Ayam Broiler Konsumen Rumah Tangga di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Skripsi.
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.
Kartasudjana, R. 2011. Proses Pemotongan Ternak Di RPH. Modul Budi.
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Kotler, P. dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran,Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Mulyadi, M. 2009. Akuntansi Biaya. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta.
Munarka, H.MS., Samsul, B, dan Askar. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Potong di Kota Polopo. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 2, No 1. Edisi Februari 2015. Hal: 8-15.
Megawati,N , dan Rachman, 2016. Efisiensi Jaringan Daging Sapi. Penebar Swadaya. Kota Bogor.
Pujawan, I.N. 2005. Supply Chain Management. Guna widya, Surabaya.
Philip Kotler & Kevin L.K, 2009 “Manajemen Pemasaran”, Erlangga, Jakarta.
_____, 2008 Manajemen Pemasaran (Jilid 1, edisi 13). Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rahim, A. dan Hastuti, D.R.D. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori, dan Kasus). Penerbit Penebar Swadaya. Cimanggis, Depok, Jakarta.
Gumbira, S. E. dan Intan, H. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia, Jakarta.
Gumbra,S.E dan Intan,H 2001 Analisi Chi Square Konsep Nilai Tambah, Ghalia, Jakarta.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian:Teori dan Aplikasinya. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. Penerbit Universitas Muhammadiyah. Malang.
Sudjana, K. R. 2011. Proses Pemotongan Ternak di RPH. Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar
Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.
Modul Budidaya Ternak Program Keahlian Jakarta
Sujarweni, V. W. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Sumantri,S.M 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit In Media.
Bogor.
Surni. 2015. Pemasaran Hasil Pertanian, Bahan Ajar Edisi Revisike- 4.Jurusan Agribisnis.Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo,Kendari.
Swastha.B 1992. Saluran Pemasaran, Konsep, dan Strategi Analisa Kuantitatif, BPFE UGM. Yogyakarta.
Syakur. 2012. Daging Sapi Sehat Bermanfaat Bagi Tubuh. Dalam: Tataniaga Daging Sapi: Jurnal Surya Agritama Vol. 2 No. II. Edisi September 2013. Hal: 78 -88
Ma’arif. S . 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
Wibowo, S. 1997. Pembuatan Bakso Ikan dan Daging, Cetakan III. PT Penebar Swadaya , Jakarta.
Zulfanita. 2013. Keamanan dan Pengamanan Pangan Produk Daging Sapi Bermutu dan Halal Di Indonesia. Surya Agritama. Purworejo