MAKALAH
MATA KULIAH FINANCIAL STRATEGY ANALYSIS
ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT PRODIA WIDYAHUSADA, Tbk
(TAHUN 2022 – 2023)
Dosen : Dr. Hj. Andi Ratna Sari Dewi, SE, M.Si
OLEH KELOMPOK 1:
ZULAIKHA - A012231066
ANDI MARLINA MASDJIDI - A012231098 NUR IKSAN R – A012231117
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... 3
BAB I PENDAHULUAN ... 4
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Laporan Keuangan ... 7
2.2 Kinerja Keuangan ... 9
2.3 Analisis Rasio Keuangan ... 10
2.3.1 Rasio Likuiditas... 12
2.3.2 Rasio Solvabilitas ... 14
2.3.3 Rasio Aktivitas ... 16
2.3.4 Rasio Profitabilitas ... 17
2.3.5 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan ... 19
2.3.6 Manfaat Analisis Laporan Keuangan... 19
2.3.7 Keunggulan Analisa Rasio ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 21
3.2.1 Jenis Data ... 21
3.2.3 Sumber Data ... 22
3.3 Teknik Analisis Data ... 22
3.3.1 Analisis Kualitatif ... 22
3.2.3 Analisis Kuantitatif ... 23
BAB IV PEMBAHASAN ... 25
4.1 Laporan Keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk... 25
4.2 Rasio Likuiditas ... 29
4.3 Rasio Solvabilitas ... 33
2
4.4 Rasio Aktivitas ... 35
4.5 Rasio Profitabilitas ... 38
BAB V KESIMPULAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Rasio Likuiditas Industri ... 14
Tabel 2. Standar Rasio Solvabilitas Industri ... 16
Tabel 3. Standar Rasio Aktivitas Industri ... 17
Tabel 4. Standar Rasio Profitabilitas Industri ... 19
Tabel 5. Hasil Perhitungan Current Ratio ... 30
Tabel 6. Hasil Perhitungan Quick Ratio... 31
Tabel 7. Hasil Perhitungan Cash Ratio ... 31
Tabel 6. Hasil Perhitungan Quick Ratio... 31
Tabel 7. Hasil Perhitungan Cash Ratio ... 31
Tabel 6. Hasil Perhitungan Quick Ratio... 31
Tabel 7. Hasil Perhitungan Cash Ratio ... 31
Tabel 8. Perbandingan Rasio Likuiditas dengan standar rasio keuangan industri ... 32
Tabel 9. Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) ... 33
Tabel 10. Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) ... 34
Tabel 11. Perbandingan Rasio Solvabilitas dengan standar rasio keuangan industri ... 35
Tabel 12. Hasil Perhitungan Inventory Turn Over ... 36
Tabel 13. Hasil Perhitungan Total Asset Turn Over ... 37
Tabel 14. Perbandingan Rasio Aktivitas dengan standar rasio keuangan industri... 37
Tabel 15. Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) ... 38
Tabel 16. Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE) ... 39
Tabel 17. Hasil Perhitungan Net Profit Margin (NPM) ... 40
Tabel 18. Perbandingan Rasio Profitabilitas dengan standar rasio keuangan industri ... 40
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, industri layanan kesehatan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, ditambah dengan dukungan pemerintah terhadap sektor kesehatan, telah mendorong pertumbuhan ini. Selain itu, adanya kemajuan teknologi di bidang kesehatan juga telah meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.
Namun, pertumbuhan ini juga disertai dengan meningkatnya persaingan di industri layanan kesehatan. Banyaknya pemain baru yang masuk ke pasar, baik dari dalam maupun luar negeri, membuat persaingan semakin ketat. Di tengah dinamika ini, kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya menjadi sangat penting. Dalam konteks ini, analisis rasio keuangan menjadi alat yang sangat relevan untuk mengevaluasi apakah perusahaan mampu mengelola sumber daya dan operasionalnya dengan efektif di tengah persaingan yang ketat.
Analisis rasio keuangan melibatkan penggunaan berbagai rasio yang mencerminkan aspek-aspek utama dari kesehatan keuangan perusahaan. Rasio- rasio ini termasuk rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya; rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba; rasio solvabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
5 panjangnya; dan rasio aktivitas, yang mengukur efisiensi operasional perusahaan dalam mengelola asetnya.
PT. Prodia Widyahusada, Tbk. merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang layanan kesehatan, terutama dalam penyediaan layanan laboratorium klinik. Sejak didirikan pada tahun 1973, Prodia telah berkembang menjadi jaringan laboratorium terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 290 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Prodia dikenal dengan komitmennya terhadap kualitas dan inovasi dalam layanan kesehatan, menjadikannya pilihan utama bagi masyarakat dalam hal pemeriksaan kesehatan dan diagnostik.
Sebagai perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2016, Prodia memiliki kewajiban untuk mempertahankan transparansi dan akuntabilitas kepada para pemegang saham dan investor. Kinerja keuangan perusahaan menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kesehatan dan stabilitas perusahaan. Dalam konteks ini, analisis rasio keuangan menjadi alat yang sangat penting untuk mengevaluasi kinerja keuangan Prodia secara menyeluruh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan PT.
Prodia Widyahusada, Tbk. melalui berbagai rasio keuangan selama periode 2022- 2023. Analisis ini diharapkan dapat memberikan informasi yang mendalam dan komprehensif mengenai posisi keuangan Prodia, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan, investor, dan analis keuangan.
6 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk jika diukur dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk jika dibandingkan dengan standar rata-rata industri?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk jika diukur dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas?
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk jika dibandingkan dengan standar rata-rata industri?
1.4 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi yang mendalam dan komprehensif mengenai posisi keuangan Prodia, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan, investor, dan analis keuangan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat untuk memahami kondisi keuangan perusahaan sebagai pengambilan keputusan. Menurut Sugiono & Edy Untung (2016) “Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan”. Menurut Wahyuni (2020) “Laporan keuangan perusahan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan yang dicapai selama periode tertentu”. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menyeluruh mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan.
Informasi tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan ekonomi penting dan strategis. Secara umum ada lima macam laporan keuangan yang biasa disusun yaitu:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Merupakan ringkasan dari pendapatan dan beban suatu entitas selama periode tertentu, biasanya satu tahun fiskal atau satu kuartal. Tujuannya adalah untuk mengukur kinerja keuangan suatu entitas dengan membandingkan pendapatan yang dihasilkan dengan beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Selisih antara pendapatan dan beban menghasilkan laba bersih atau rugi bersih.
8 2. Laporan Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu, biasanya akhir periode akuntansi seperti akhir tahun fiskal. Neraca membantu para pemangku kepentingan untuk memahami posisi keuangan suatu entitas dan mengevaluasi keseimbangan antara aset dan kewajiban.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari suatu entitas selama periode tertentu, biasanya satu tahun fiskal. Arus kas dibagi menjadi tiga kategori utama: arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi mencerminkan arus kas yang dihasilkan atau digunakan dalam kegiatan operasional inti entitas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan arus kas yang dihasilkan atau digunakan dalam investasi jangka panjang, seperti pembelian atau penjualan properti dan peralatan. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan arus kas yang dihasilkan atau digunakan dalam pendanaan, seperti penerbitan saham baru atau pembayaran utang.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan dalam ekuitas suatu entitas selama periode tertentu. Ini mencakup laba atau rugi yang dihasilkan selama periode tersebut, investasi pemegang saham baru, distribusi dividen, dan perubahan lainnya dalam modal saham dan laba ditahan. Laporan ini membantu para pemangku kepentingan untuk memahami bagaimana ekuitas suatu entitas berkembang dari waktu ke waktu.
9 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)
Bagian penting dari laporan keuangan suatu entitas. Catatan ini berisi informasi tambahan dan penjelasan yang mendetail tentang item-item yang tercantum dalam laporan keuangan utama. Catatan atas laporan keuangan menyediakan konteks dan detail tambahan yang diperlukan untuk memahami aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan.
2.2 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah evaluasi terhadap efisiensi, profitabilitas, dan produktivitas suatu entitas dalam menggunakan sumber daya finansialnya. Ini melibatkan analisis dan pengukuran kinerja berdasarkan data keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Menurut Reza Prayoga (2014) kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Munawir (2014) ada beberapa tujuan pengukuran kesehatan keuangan antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
10 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya pada tepat waktunya serta kemampuan membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau kritis keuangan.
2.3 Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. Menurut Harahap (2016), rasio keuangan adalah “angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan”. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan maupun antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
Sedangkan analisis rasio keuangan adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Menurut Fahmi (2015), analisis rasio keuangan adalah “instrumen analisis prestasi dari perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditunjukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan
11 pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan bersangkutan”. Menurut Hery (2018), analisis rasio keuangan adalah “analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai pemikiran yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan”.
Kasmir (2019) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan, yaitu:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi:
a. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
b. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasio-rasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata- rata industri pada saat yang sama.
12 Banyaknya jumlah pos pada laporan keuangan perusahaan yang dapat diperbandingkan satu sama lain untuk menampilkan kinerja perusahaan pada akhirnya juga menghasilkan banyak rasio keuangan. Berikut ini adalah pembagian rasio keuangan berdasarkan 4 kategori besar, yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Proftibalitas.
2.3.1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (lancar) yang jatuh tempo kurang dari setahun. Rasio ini menunjukan besar kecilnya aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai hutang jangka pendek perusahaan atau dengan kata lain rasio ini menunjukan seberapa cepat aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dapat dikonversikan kedalam kas untuk membiayai kewajiban jangka pendek perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menganalis dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.
Dimensi konsep likuiditas mencerminkan ukuran-ukuran kinerja manajemen ditinjau dari sejauh mana manajemen perusahaan mampu mengelola modal kerja yang dibiayai dari hutang lancar dan saldo kas perusahaan.
Untuk menghitung dan menentukan tingkat likuiditas perusahaan digunakan empat rasio, yaitu:
a. Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
13 hutang yang segera jatuh tempo pada saat penagihan (Kasmir, 2019). Dapat disimpulkan bahwa rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara aset lancar (kas, bank, piutang, persediaan) dan hutang lancar (hutang dagang, hutang wesel, hutang gaji, hutang pajak). Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
b. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi dan membayar hutang lancar dengan menggunakan aset lancar perusahaan tanpa memperhitungkan persediaan (Kasmir, 2019). Dapat disimpulkan bahwa quick ratio dihitung menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas, bank, piutang. Sedangkan aktiva lancer lainnya seperti persediaan tidak digunakan dalam perhitungan rasio cepat karena persediaan dianggap sebagai aktiva yang kurang likuid sebab memerlukan waktu yang lama untuk diuangkan apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar hutang. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 − 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
c. Cash Ratio
Cash ratio atau rasio kas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah uang kas dan bank tersedia untuk membayar hutang.
Rasio kas dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : 𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐊𝐚𝐬 + 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐊𝐚𝐬
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
14 d. Working Capital to Total Asset Ratio (WCTAR)
Working Capital to Total Asset Ratio (WCTAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan jumlah antara aktiva lancar dan hutang lancar dengan keseluruhan total aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝐖𝐂𝐓𝐀𝐑 =𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 + 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝒙𝟏𝟎𝟎%
Tabel 1. Standar Rasio Likuiditas Industri
No Jenis Rasio Standar Industri
1 Current Ratio 200 %
2 Quick Ratio 150 %
3 Cash Ratio 50 %
Sumber : Kasmir (2008) 2.3.2 Rasio Solvabilitas
Salah satu jenis rasio keuangan yang juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang secara keseluruhan baik itu hutang jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan aktiva dan modal yang dimiliki perusahaan. Untuk menghitung dan menentukan tingkat solvabilitas perusahaan digunakan empat rasio, yaitu:
a. Total Debt to Equity Ratio (DER)
Total Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara hutang dan modal dalam pendanaan perusahaan serta seberapa besar kemampuan modal yang dimiliki
15 perusahaan untuk memenuh seluruh kewajibannya. Rasio DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝐃𝐄𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
b. Total Debt to Asset Ratio (DAR)
Total Debt to Total Asset Ratio (DAR) atau rasio hutang terhadap total aktiva merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk mengetahui perbandingan aset perusahaan yang dibiayai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Atau, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio DAR ini digunakan untuk mengukur seberapa besar dana yang bersumber dari hutang jangka panjang dan hutang lancar yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan. Rasio DAR dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝐃𝐀𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER)
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) adalah rasio yang mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan resiko keuangan perusahaan semakin besar dan sebaliknya (Sudana, 2011). Rasio LTDER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝐋𝐓𝐃𝐄𝐑 =𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
d. Time Interest Earned Ratio (TIER)
Rasio ini menujukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang dengan laba yang diperoleh. Semakin besar ratio ini semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi pembayaran bunga.
16 𝐓𝐈𝐄𝐑 = 𝑬𝑩𝑰𝑻
𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Tabel 2. Standar Rasio Solvabilitas Industri
No Jenis Rasio Standar Industri
1 DER 90 %
2 DAR 35 %
Sumber : Kasmir (2008) 2.3.3 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan secara efektif.
Rasio untuk mengukur aktivitas atau manajemen aset diantaranya:
a. Inventory Turnover (ITO)
Inventory Turn Over (ITO) atau perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali perputaran persediaan dalam satu periode. Dengan menggunakan rasio ini, perusahaan dapat mengukur berapa kali jumlah barang persediaan yang akan diganti dalam satu tahun. Rasio ini dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝐈𝐓𝐎 = 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 b. Receivable Turnover (RTO)
Receivable Turn Over (RTO) atau perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran piutang dalam satu periode, atau dengan katalain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat penagihan piutang dalam satu periode yang dilakukan perusahaan. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut:
17 𝐑𝐓𝐎 = 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 c. Total Assets Turnover (TATO)
Total Asset Turn Over (TATO) atau perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran dana yang ada di dalam aktiva perusahaan. Selain itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas penjualan atas aset perusahaan yang digunakan. Rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝐓𝐀𝐓𝐎 =𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Tabel 3. Standar Rasio Aktivitas Industri
No Jenis Rasio Standar Industri
1 Inventory Turn Over 20 x
2 Total Asset Turn Over 2 x
3 Receivable Turn Over 15 x
Sumber : Kasmir (2008) 2.3.4 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan dalam mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit. Rasio ini digunakan untuk menunjukan bagaimana gambaran tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Selainitu, rasio ini juga digunakan sebagai ukuran bagi para investor untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Secara umum ada empat jenis rasio utama yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan diuraikan berikut ini:
18 a. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari pengelolaan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝐑𝐎𝐀 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu.
Rasio ini dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝐑𝐎𝐄 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
c. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) atau biasa disebut margin laba kotor merupakan cara yang digunakan dalam penentuan harga pokok penjualan. Rasio inimenggambarkan laba kotor yang diperoleh dari jumlah penjualan perusahaan.
GPM dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝐆𝐏𝐌 = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐊𝐨𝐭𝐨𝐫
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
d. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) atau biasa disebut margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan atas aktivitas penjualan yang telah dilakukan. Margin laba bersih merupakan perbandingan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan
19 dengan volume penjualan. NPM dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝐍𝐏𝐌 = 𝐄𝐀𝐓
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Tabel 4. Standar Rasio Profitabilitas Industri
No Jenis Rasio Standar Industri
1 ROA 30 %
2 ROE 40 %
3 GPM 30 %
4 NPM 20 %
Sumber : Kasmir (2008)
2.3.5 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
a. Perbedaan metode akuntansi yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan.
b. Penjualan perusahaan yang bersifat musiman.
c. Kesulitan untuk menentukan jenis industri apabila perusahaan mempunyai berbagai lini produk.
d. Perusahaan dapat melakukan “window dressing”
2.3.6 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
a. Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan;
b. Bagi manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan;
c. Alat untuk mevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan;
d. Bagi kreditor untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman;
e. Bagi stakeholder organisasi sebagai penilaian.
20 2.3.7 Keunggulan Analisa Rasio
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi;
e. Menstandarisasi ukuran perusahaan;
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014:31) yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik non parametris. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, diagram lingkaran, dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan.
3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif menurut Sugiyono (2015) adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif adalah data
22 yang berbentuk angka-angka, dimana dalam penelitian ini data kuantitatifnya adalah berupa laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan laporan laba rugi PT. Prodia Widyahusada Tbk.
3.2.2 Sumber Data
Menurut Sugiyono (2008) sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh secara acak tidak langsung melalui perantara yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Prodia Widyahusada Tbk periode 2022-2023.
3.3 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah teknik analisa yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti.Analisis kualitatif berkaitan dengan analisis data yang tidak dapat dihitung. Jenis informasi ini adalah tentang memahami dan memahami sifat dan atribut objek (peserta). Analisis kualitatif dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang mengapa suatu fenomena tertentu terjadi. Analisis dapat digunakan bersamaan dengan atau sebelum analisis kuantitatif.
23 3.3.2 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif sering dikaitkan dengan analisis numerik, di mana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dan kemudian dihitung untuk temuan spesifik menggunakan serangkaian metode statistik. Analisis kuantitatif adalah teknik analisa yang disusun dalam bentuk angka-angka yang perhitungannya dengan rumus yang mempunyai hubungan dengan masalah yang ada. Adapun alat analisa yang digunakan adalah sebagai berikut:
A. Rasio Likuiditas 1. Current Ratio
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
2. Quick Ratio
𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 − 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
3. Cash Ratio
𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐊𝐚𝐬 + 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐊𝐚𝐬
𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
B. Rasio Solvabilitas
1. Debt to Equity Ratio (DER)
𝐃𝐄𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
2. Debt to Asset Ratio (DAR)
𝐃𝐀𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
C. Rasio Aktivitas
1. Inventory Turn Over (ITO)
𝐈𝐓𝐎 = 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
24 2. Total Asset Turn Over (TATO)
𝐓𝐀𝐓𝐎 =𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 D. Rasio Profitabilitas
1. Return On Asset (ROA)
𝐑𝐎𝐀 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
2. Return On Equity (ROE)
𝐑𝐎𝐄 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
3. Net Profit Margin (NPM)
𝐍𝐏𝐌 = 𝐄𝐀𝐓
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
25
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Laporan Keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk
Untuk memudahkan dalam melakukan analisis rasio keuangan berikut disajikan data laporan keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk Tahun 2022 dan 2023 yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Laporan ini diambil dari data Laporan Keuangan yang ada di PT. Bursa Efek Indonesia.
26
27
28
29 4.2 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid.
30 1. Current Ratio
Current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tabel 5 Hasil Perhitungan Current Ratio Tahun Aset Lancar Liabilitas
Jangka Pendek Current Ratio (%)
2022 1.464.980 230.224 636,33%
2023 1.291.763 235.030 549,62%
Rata-Rata 592,98%
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2022-2023 rata-rata nilai current ratio PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 592,98%, dimana pada tahun 2022 nilai current ratio adalah sebesar 636,33% dan pada tahun 2023 nilai current ratio PT Prodia Widyahusada Tbk sebesar 549,62%.
Nilai current ratio sebuah perusahaan yang setara dengan nilai rasio rata- rata industrinya atau sedikit lebih tinggi biasanya dianggap masih baik. Jika nilai rasio lebih rendah daripada rata-rata merupakan indikasi terhadap adanya risiko yang lebih tinggi, yang mungkin disebabkan oleh kesulitan keuangan atau ancaman kebangkrutan pada perusahaan. Sebaliknya, jika nilai current ratio terlalu tinggi maka menunjukkan bahwa manajemen tidak memanfaatkan aset yang dimiliki secara efisien.
2. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan Aset Lancar untuk menutupi utang lancarnya.
31 Tabel 6 Hasil Perhitungan Quick Ratio
Tahun Aset Lancar Persediaan Liabilitas Jangka Pendek
Quick Ratio (%)
2022 1.464.980 45.168 230.224 616,71%
2023 1.291.763 42.266 235.030 531,63%
Rata-Rata 574,17%
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2022-2023 rata-rata nilai quick ratio PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 574,17%, dimana pada tahun 2022 nilai quick ratio adalah sebesar 616,71% dan pada tahun 2023 nilai quick ratio PT Prodia Widyahusada Tbk sebesar 574,17%.
Sama halnya dengan current ratio, quick ratio yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan quick ratio yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan sanggup menunaikan kewajibannya, namun tidak efisien dalam memanfaatkan asetnya.
3. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank.
Tabel 7 Hasil Perhitungan Cash Ratio Tahun Kas dan Setara
Kas Liabilitas
Jangka Pendek Cash Ratio (%)
2022 698.403 230.224 303,36%
2023 542.960 235.030 231,02%
Rata-Rata 267,19%
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2022-2023 rata-rata nilai cash ratio PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 267,19%, dimana pada
32 tahun 2022 nilai cash ratio PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 303,36% dan pada tahun 2023 nilai quick ratio PT Prodia Widyahusada Tbk sebesar 267,19%.
Pada dasarnya, cash ratio adalah bentuk penyempurnaan dari quick ratio atau rasio cepat yang dimanfaatkan untuk mengukur sejauh mana finansial perusahaan yang terdiri dari kas serta setara kas yang ada. Jika cash ratio terlalu tinggi, artinya pemanfaatan aset perusahaan tidak terlaksana secara efisien. Ada baiknya perusahaan menggunakan dana tersebut untuk menginvestasikannya.
Investasi ini nantinya akan memberikan keuntungan pasif bagi perusahaan.
4. Nilai rasio likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan industri Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Prodia Widyahusada Tbk, maka perlu membandingkan capaian nilai rasio perusahaan dengan standar rasio keuangan industri. Adapun hasil perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Perbandingan Rasio Likuiditas dengan standar rasio keuangan industri
Tahun Current Ratio
Keterangan
Nilai Standar
2022 636,33% 200% Memenuhi Standar
2023 549,62% 200% Memenuhi Standar
Tahun Quick Ratio
Keterangan
Nilai Standar
2022 616,71% 150% Memenuhi Standar
2023 531,63% 150% Memenuhi Standar
Tahun Cash Ratio
Keterangan
Nilai Standar
2022 303,36% 50% Memenuhi Standar
2023 231,02% 50% Memenuhi Standar
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa nilai current ratio pada tahun 2022 dan 2023 telah memenuhi standar rasio keuangan
33 industri. Begitu juga dengan quick ratio dan cash ratio, terlihat bahwa selama tahun 2022 dan 2023, nilai kedua rasio tersebut telah memenuhi standar rasio keuangan industri. Dengan demikian, maka kinerja keuangan PT Prodia Widyahusada Tbk ditinjau dari rasio likuiditas, dapat dikategorikan Baik.
4.3 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah pengukuran yang ditujukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajiban berupa utang atau pinjaman dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sederhananya, rasio solvabilitas adalah metrik untuk mengukur kesehatan perusahaan dari sisi kemampuan membayar tanggungan utang.
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Solvabilitas perusahaan bisa dilihat dari hasil perbandingan jumlah utang dengan total modal atau ekuitas yang dimiliki untuk kebutuhan operasional.
Tabel 9 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
Tahun Total Liabilitas Total Ekuitas DER (%)
2022 358.447 2.311.144 15,51%
2023 347.447 2.360.609 14,72%
Rata-Rata 15,12%
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2022-2023 rata-rata nilai DER PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 15,12%, dimana pada tahun 2022 nilai DER perusahaan sebesar 15,51 % dan pada tahun 2023 sebesar 14,72%. Hal ini berarti bahwa perusahaan dibiayai oleh utang dibawah 90%, sedangkan sisanya dibiayai oleh sumber penerimaan lain perusahaan atau dengan kata lain kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya semakin membaik. Selain itu, menurunnya nilai Debt to Equity Ratio
34 menunjukkan perusahaan mampu memaksimalkan pendanaan dengan modal sendiri.
2. Debt to Asset Ratio (DAR)
Kemampuan perusahaan membayar utang bisa dilihat dari perbandingan dari utang atau pinjaman yang belum terbayar dan total aset perusahaan.
Adapun aset yang dimasukkan dalam hitungan ini adalah aset lancar, seperti kas dan tabungan non deposito, serta aset tak lancar, seperti properti dan mesin.
Tabel 10 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR)
Tahun Total Liabilitas Total Asset DAR (%)
2022 358.447 2.669.591 13,43%
2023 347.447 2.708.056 12,83%
Rata-Rata 13,13%
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2022-2023 rata-rata nilai DAR PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 13,13%, dimana pada tahun 2022 nilai DAR perusahaan sebesar 13,43% dan pada tahun 2023 sebesar 12,83%. Jika dibandingkan dengan standar industri 35% maka rasio yang dihasilkan berada dibawah standar industri sehingga kinerja keuangan perusahaan dinilai baik. Peningkatan nilai DAR yang tinggi menunjukkan perusahaan semakin banyak melakukan pendanaan dengan utang. Sedangkan nilai DAR yang rendah berarti membuat perusahaan semakin baik karena resiko perusahaan untuk bangkrut semakin kecil karena aset yang dimiliki hanya sebagian kecil dibiayai utang.
35 3. Nilai rasio solvabilitas perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan
industri
Perbandingan capaian nilai rasio solvabilitias perusahaan dengan standar rasio keuangan industry adalah sebagai berikut:
Tabel 11 Perbandingan Rasio Solvabilitas dengan standar rasio keuangan industri
Tahun Debt to Equity Ratio (DER)
Keterangan
Nilai Standar
2022 15,51% 90% Memenuhi Standar
2023 14,72% 90% Memenuhi Standar
Tahun Debt to Asset Ratio (DAR)
Keterangan
Nilai Standar
2022 13,43% 35% Memenuhi Standar
2023 12,83% 35% Memenuhi Standar
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2022 dan 2023 telah memenuhi standar rasio keuangan industri. Begitu juga dengan Debt to Asset Ratio, terlihat bahwa selama tahun 2022 dan 2023, nilai rasio memenuhi standar rasio keuangan industri. Dengan demikian, maka kinerja keuangan PT Prodia Widyahusada Tbk ditinjau dari rasio solvabilitas, dapat dikategorikan Baik.
4.4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah jenis metrik keuangan yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset di neracanya, untuk menghasilkan pendapatan dan uang tunai. Biasanya disebut sebagai rasio efisiensi , rasio aktivitas membantu analis mengukur cara perusahaan menangani manajemen inventaris , yang merupakan kunci kelancaran operasional dan kesehatan fiskal secara keseluruhan.
36 1. Inventory Turn Over
Inventory Turn Over mengukur seberapa sering saldo persediaan dijual selama suatu periode akuntansi . Harga pokok penjualan dibagi dengan rata- rata persediaan pada periode tertentu. Perhitungan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat memindahkan persediaannya dengan relatif mudah.
Tabel 12 Hasil Perhitungan Inventory Turn Over
Tahun Penjualan Rata-rata
Persediaan Inventory Turn Over (Kali)
2022 2.181.642 45.855 47,58 Kali
2023 2.222.466 43.717 50,84 Kali
Rata-Rata 49,21 Kali
Sumber : Data diolah
Pada tabel diatas menunjukkan kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk dengan menggunakan rasio aktivitas yang diukur dengan menggunakan rasio Inventory Turn Over menunjukkan bahwa pada tahun 2022 perputaran persediaan perusahaan sebesar 47,58 kali sedangkan pada tahun 2023 sebesar 50,84 kali yang berarti bahwa perputaran persediaan perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2022 ke tahun 2023 sehingga bisa dikategorikan kinerja perusahaan semakin membaik.
2. Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over mengukur seberapa efisien suatu entitas menggunakan asetnya untuk melakukan penjualan. Total penjualan dibagi dengan total aset untuk menguraikan seberapa baik suatu bisnis menggunakan asetnya. Rasio yang lebih kecil mungkin menunjukkan bahwa suatu perusahaan sedang kesulitan untuk memindahkan produknya.
37 Tabel 13 Hasil Perhitungan Total Asset Turn Over
Tahun Penjualan Total Asset
Total Asset Turn Over
(Kali)
2022 2.181.642 2.669.591 0,82 Kali
2023 2.222.466 2.708.056 0,82 Kali
Rata-Rata 0,82 Kali
Sumber : Data diolah
Pada tabel diatas menunjukkan kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk dengan menggunakan rasio aktivitas yang diukur dengan menggunakan rasio Total Asset Turn Over. Dimana kinerja rasio ini berdasarkan times series analysis adalah tetap. Berdasarkan tabel diatas maka kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio aktivitas pada tahun 2022 hingga tahun 2023 adalah kurang baik.
Hal ini dikarenakan hasil perolehan yang diperoleh oleh perusahaan untuk rasio aktivitas ini berada dibawah standar yakni sebesar 1,1 kali.
3. Nilai rasio aktivitas perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan industri Perbandingan capaian nilai rasio aktivitas perusahaan dengan standar rasio keuangan industri adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Perbandingan Rasio Aktivitas dengan standar rasio keuangan industri
Tahun Inventory Turn Over
Keterangan
Nilai Standar
2022 47,58 Kali 20 Kali Memenuhi Standar 2023 50,84 Kali 20 Kali Memenuhi Standar Tahun Total Asset Turn Over
Keterangan
Nilai Standar
2022 0,82 Kali 2 Kali Tidak Memenuhi Standar
2023 0,82 Kali 2 Kali Tidak Memenuhi Standar
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Inventory Turn Over pada tahun 2022 dan 2023 telah memenuhi standar rasio keuangan
38 industri. Sedangkan Total Asset Turn Over, terlihat bahwa selama tahun 2022 dan 2023, nilai rasio tidak memenuhi standar rasio keuangan industry karena nilainya berada dibawah standar industri. Ini berarti perusahaan belum maksimal dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk memperoleh penjualan.
4.5 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah kelas metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan bisnis dalam menghasilkan pendapatan relatif terhadap pendapatan, biaya operasional, aset neraca, atau ekuitas pemegang saham dari waktu ke waktu, menggunakan data dari titik waktu tertentu. Mereka adalah salah satu metrik paling populer yang digunakan dalam analisis keuangan.
1. Return On Asset (ROA)
Return On Asset adalah alat yang digunakan untuk menilai persentase laba terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Perhitungan ROA sangat bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan mengenai keuntungan yang dihasilkan terhadap aset yang dimiliki.
Tabel 15 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA)
Tahun Laba Bersih Total Asset ROA (%)
2022 371.626 2.669.591 13,92 %
2023 259.324 2.708.056 9,57 %
Rata-Rata 11,75 %
Sumber : Data diolah
Pada tabel diatas menunjukkan kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk dengan menggunakan rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) menunjukkan bahwa pada tahun 2022 ROA perusahaan sebesar 13,92 % sedangkan pada tahun 2023 sebesar 9,57% yang berarti bahwa
39 terjadi penurunan kinerja perusahaan yang dilihat dari menurun nya laba bersih perusahaan dan nilai ROA.
2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah Jenis rasio yang merupakan instrumen penghitung kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba terhadap ekuitas atau modal yang diberikan oleh para pemodal (pemegang saham).
Tabel 16 Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE (%)
2022 371.626 2.311.144 16,08 %
2023 259.324 2.360.609 10,99 %
Rata-Rata 13,54 %
Sumber : Data diolah
Pada tabel diatas menunjukkan kinerja keuangan PT. Prodia Widyahusada, Tbk dengan menggunakan rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan rasio Return On Equity (ROE) juga menunjukkan bahwa pada tahun 2022 ROE perusahaan sebesar 16,08 % sedangkan pada tahun 2023 sebesar 10,99% yang berarti bahwa terjadi penurunan kinerja perusahaan yang dilihat dari menurun nya laba bersih perusahaan dan nilai ROE.
Menurut Kasmir (2016:201) return on equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
3. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin adalah sebuah rasio yang digunakan perusahaan untuk membandingkan keuntungan dengan total seluruh uang yang dihasilkan perusahaan.
40 Tabel 17 Hasil Perhitungan Net Profit Margin (NPM)
Tahun EAT Penjualan NPM (%)
2022 371.626 2.181.642 17,03 %
2023 259.324 2.222.466 11,69 %
Rata-Rata 14,36 %
Sumber : Data diolah
Pada tahun 2022 dan 2023 nilai NPM masing-masing sebesar 17,03% dan 11,69% atau rata-rata nilai net profit margin PT Prodia Widyahusada Tbk adalah sebesar 14,36%, nilai ini menunjukkan bahwa setiap 1% pendapatan neto atau penjualan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 14,36%. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Semakin tinggi laba bersih margin laba bersih semakin bagus karena itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi. Diharapkan, perusahaan juga bisa membagikan dividen yang tinggi pula untuk pemegang saham (Natan dan Setiana, 2010).
4. Nilai rasio profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan industri
Perbandingan capaian nilai rasio aktivitas perusahaan dengan standar rasio keuangan industri adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Perbandingan Rasio Profitabilitas dengan standar rasio keuangan industri
Tahun Returm on Asset (ROA)
Keterangan
Nilai Standar
2022 13,92 % 30 % Tidak Memenuhi Standar
2023 9,57 % 30 % Tidak Memenuhi Standar
Tahun Return On Equity (ROE)
Keterangan
Nilai Standar
2022 16,08 % 40 % Tidak Memenuhi Standar
2023 10,99 % 40 % Tidak Memenuhi Standar
41 Tahun Net Profit Margin (NPM)
Keterangan
Nilai Standar
2022 17,03 % 20 % Tidak Memenuhi Standar
2023 11,69 % 20 % Tidak Memenuhi Standar
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga rasio profitabilitas yang dihitung maka dapat dilihat jika perolehan perusahaan masih dibawa standar industri yang berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba masih dibawah standar, hal ini juga dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan dimana terjadi penurunan laba dari tahun 2022 ke tahun 2023 sebesar 112.302 (dalam jutaan rupiah).
42
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini sebagai beikut:
1. Kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari rasio likuiditas menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan standar industri yang berarti perusahaan termasuk dalam kategori likuid, sehingga pada saat mengalami kesulitan perusahaan masih dapat melunasi utang jangka pendek nya dengan menggunakan aset perusahaan.
2. Kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari rasio solvabilitas menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan standar industri sehingga dapat dikategorikan baik. Rendahnya nilai rasio solvabilitas menjelaskan bahwa penggunaan utang untuk membiayai aktivitas perusahaan sangat kecil, dimana dalam membiayai usahanya perusahaan lebih menggunakan modal sendiri.
3. Kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari rasio aktivitas yang terdiri dari inventory turn over dapat dikatakan kinerja perusahaan dalam kondisi baik, karena nilai inventory turn over masih lebih tinggi dari standar industry, sedangkan jika dilihat dari total asset turn over, kinerja keuangan masih rendah dilihar dari nilai nya yang masih dibawah standar industri, ini berarti bahwa perusahaan belum maksimal dalam mengelola aktiva nya untuk menghasilkan keuntungan.
43 4. Kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari rasio profitabilitas menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan standar industri sehingga bisa diartikan kinerja keuangan perusahaan masih rendah. Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan masih rendah ini juga dapat dilihat dari terdapatnya penurunan laba dari tahun 2022 ke tahun 2023
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dibuat maka dari hasil penelitian ini dapat memberikan saran agar perusahaan harus lebih memperhatikan tingkat efektivitas pengelolaan aset dan modal sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih besar dan dapat meningkatkan rasio profitabilitas perusahaan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sugiono & Edi Untung. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Grasindo Fahmi, Irham. 2015, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Harahap, Sofyan S. 2016, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Ke-13, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hery. 2018.Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT Grasondo. Jakarta
Kasmir, Dr. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ketujuh. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Reza Prayoga. (2014). Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Berdasarkan Kepmen Bumn Nomor 100/MBU/2002 PERIODE 2009-2012.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu
S. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty
Sri Wahyuni, (2020). Akuntansi Dasar: Teori dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. (n.p.): Cendekia Publisher.