• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PADI SAWAH DI KECAMATAN LUBUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PADI SAWAH DI KECAMATAN LUBUK "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PADI SAWAH DI KECAMATAN LUBUK

KILANGAN KOTA PADANG Oleh:

Nidia Asrinanda*, Drs. Dasrizal, M.P**Rozana Eka Putri, S.Pd., M.Si**

*Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

**Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1) sifat kimia tanah (PH, unsur N, P, K) pada lahan padi sawah, 2) kandungan bahan organik tanah pada lahan padi sawah, 3) tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif melalui pengolahan dan analisis data berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui analisis laboratorium, sedangkan data sekunder berupa peta topografi, peta lereng, peta geologi, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Teknik pengambilan sampelnya adalah sistem composite sampling, yaitu pencampuran sampel yang diambil dari areal yang dikehendaki.

Sampel tanah tersebut mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis tanah, topografi, kemiringan dan bahan induk. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) sifat kimia tanah (PH, unsur N, P, K) pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang memiliki pH dengan kategori tinggi, unsur Nitrogen tergolong rendah, unsur Fosfor tergolong kategori sedang, sedangkan unsur Kalium tergolong kategori sangat rendah, 2) kandungan bahan organik tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang memiliki kandungan bahan organik yang tergolong rendah, 3) tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang berdasarkan hasil analisis sifat kimia tanah dan kandungan bahan organik tanah diperoleh tingkat kesuburan tanahnya rendah.

Kata Kunci: kimia tanah, bahan organik, kesuburan tanah, lahan padi sawah

(3)

2

AN ANALYSIS OF SOIL CHEMICAL PROPERTIES OF SOIL FERTILITY LEVEL IN RICE PLANTS FIELD AT LUBUK

KILANGAN DISTRICT PADANG CITY By:

Nidia Asrinanda*, Drs. Dasrizal, M.P**Rozana Eka Putri, S.Pd., M.Si**

*The geography education student of STKIP PGRI West Sumatera

**The geography teacher staff of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research was conducted in order to determine: 1) the soil chemical properties (PH, N element, P, K) in the rice plants field, 2) the contents of soil organic in the rice plants field, 3) the level of soil fertility in rice plants field at Lubuk Kilangan District Padang City. This type of research is descriptive research, through preparation and data analysis of primary and secondary data.

The primary data obtained through laboratory analysis, while secondary data such as topographic maps, slope maps, geological maps, maps of soil’s type and land used. The technique of collecting sample is composite sampling system, means by mixing of samples were taken from the area that the researcher want. The soil sample are present the areas that are relatively similar in terms of soil type, topography, slope and main matter. The results of this research refer that: 1) the chemical properties of soil (PH, of N, P, K) on a rice plants field at Lubuk Kilangan District Padang City has a pH in the high category, the Nitrogen’s element is low, and the element of Phosphorus is classified as medium category, while the element Potassium classified as very low, 2) the content of organic’s soil in the rice plants field at Lubuk Kilangan District Padang City is low, 3) the soil fertility in rice plants field based on the analysis of chemical properties and the contents of organic’s soil at Lubuk Kilangan District Padang City is low soil fertility levels.

Keywords: soil cemistry, soil fertility, organic’s soil, rice field

(4)

3 PENDAHULUAN

Tanah, atau secara lebih luas, lahan merupakan substansi alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena menyediakan dan menjadi wadah berbagai sumber daya alam lainnya. Dalam perjalanan peradaban, lahan selalu menjadi fokus perhatian pembangunan wilayah dalam hal upaya inventarisasi kekayaan, peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia dan perlindungan lingkungan hidup. Untuk memperoleh produktivitas lahan yang tinggi dan lestari, perlu upaya untuk mengatasi faktor-faktor pembatas pada lahan dan mencegah terjadinya degradasi lahan. Dengan demikian, dalam penggunaan lahan (land use) khususnya untuk pertanian dan perkebunan, diperlukan pengetahuan tentang evaluasi lahan, klasifikasi kemampuan lahan dan klasifikasi kesesuaian lahan (Manik, 2007: 96).

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung banyak benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung hara dan air yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis terpakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu, tanah juga sebagai tempat penampungan berbagai bahan kimia.

Banyak dari gas 𝑆𝑂2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung di atas tanah. Hal ini tentu akan menyebabkan terganggunya sifat kimia tanah, terutama pH tanah dan susunan unsur hara dalam tanah.

Menurut Hanafiah (2004: 4-5), pada dasarnya tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi, yaitu: 1) tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peranan utama, penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) dan sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman, 2) penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolisme, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara, 3) penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya

berlangsung secara optimum, 4) habitat biota tanah yang berdampak positif karena terlibat secara langsung maupun tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama penyakit tanaman.

Kota Padang merupakan ibukota provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera dan berada antara 0°44′00" dan 1°08′35" LS serta antara 100°05′05" dan 100°34′09" BT.

Luas Kota Padang 694,96 Km2 atau setara dengan 1,65 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat. Bila dilihat dari segi penggunaan lahan, seluas 51,01% lahan Kota Padang merupakan wilayah hutan yang terdiri dari hutan lindung 12.467 Ha, suaka alam dan wisata 22.949 Ha, sedangkan sisanya 20,04% berupa kebun campuran, tanah perumahan (9,06%), sawah beririgasi teknis (7,10%), perkebunan rakyat (3,09%), dan semak (2,26%). Dari 11 kecamatan yang ada, hanya 10 kecamatan yang memiliki lahan sawah karena Kecamatan Padang Barat yang terletak di pantai barat pulau Sumatera tidak memiliki lahan sawah (BPS, 2010).

Kecamatan Lubuk Kilangan merupakan salah satu daerah di Kota Padang yang memiliki lahan sawah. Akan tetapi, daerah ini memiliki hambatan dalam pengembangan sektor pertaniannya. Adanya industri di Kecamatan Lubuk Kilangan yaitu pabrik semen, diduga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian, dikarenakan adanya limbah cair, gas dan padatan yang asing bagi lingkungan pertanian. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa gas buang seperti belerang dioksida (𝑆𝑂2) akan menyebabkan terjadinya hujan asam dan akan merusak lahan pertanian. Disamping itu, adanya limbah cair dengan kandungan logam berat beracun (Pb, Ni, Cd, Hg) akan menyebabkan menurunnya kesuburan lahan pertanian dan terjadinya pencemaran dakhil.

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa produksi padi di Kecamatan Lubuk Kilangan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Meskipun pada tahun 2013 luas tanam ditambah dari 1.156 Ha menjadi 1.421 Ha, akan tetapi hasil

(5)

4 produksi padi tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Hasil produksi padi juga kembali menurun pada tahun 2014 yaitu 7.761 Ton sedangkan pada tahun sebelumnya 7.812 Ton dengan luas tanam yang sama. Hal ini diduga terjadi karena adanya perubahan sifat kimia tanah yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan yang diakibatkan oleh masuknya limbah ke dalam saluran irigasi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan.

Berdasarkan masalah yang dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Sifat Kimia Tanah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah Pada Lahan Padi Sawah Di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang”.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasi hasil di lapangan agar tujuan penelitian dapat dicapai. Adapun objek yang akan diteliti adalah sifat kimia tanah yaitu pH, unsur N, unsur P dan unsur K, serta bahan organik tanah. Dalam penelitian ini yang menjadi daerah penelitiannya adalah lahan padi sawah yang terdapat di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan

menggunakan sistem

composite sampling, yaitu pencampuran sampel yang diambil dari areal yang dikehendaki. Sampel tanah tersebut mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis tanah, topografi, kemiringan dan bahan induk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Daerah Penelitian 1. Letak, Luas dan Batas

Secara astronomis Kecamatan Lubuk Kilangan terletak antara 0°51’LS-01°00’LS dan antara 100°25’BT-100°35’LS dengan luas daerah lebih kurang 85,99 Km2. Kecamatan Lubuk Kilangan memiliki batas- batas administratif sebagai berikut:

- Sebelah Utara: Kecamatan Pauh - Sebelah Timur: Kabupaten Solok

- Sebelah Selatan: Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kabupaten Pesisir Selatan

- Sebelah Barat: Kecamatan Lubuk Begalung

2. Iklim

Daerah Kecamatan Lubuk Kilangan terletak pada ketinggian 25 - 1.853 mdpl dengan temperatur 28,5° - 31,5°C dan rata- rata curah hujan 384,80 mm/bulan.

3. Geologi

Kondisi geologi suatu daerah sangat mempengaruhi relief daerah itu sendiri dan juga mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Tingkat kesuburan tanah sangat ditentukan oleh batuan induk yang terdapat di dalam tanah yang selanjutnya akan mengalami pelapukan baik secara fisis, kimia maupun biologis. Setiap jenis batuan mempunyai karakteristik dan tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Batuan induk masam menghasilkan tanah yang masam pula, sedangkan batuan induk alkalis pada umumnya menghasilkan tanah-tanah alkalis, tetapi bila mengalami pencucian lanjut karena curah hujan tinggi dapat pula membentuk tanah masam (Hardjowigeno, 2007: 30).

Jenis batuan yang ada di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

a. Batu sabah campur batu gamping (PCkl)

b. Batu sabak campur kuarsa (PCks) c. Batu andesit campur tufa (QTta) d. Alluvium (Qh)

e. Tufa batu apung (Qpt) f. Batu lava/lahar (Qvte) g. Batu gamping (TLs)

4. Topografi

Sifat-sifat tanah yang umumnya berhubungan dengan relief adalah tebal solum, tebal dan kandungan bahan organik horison A, kandungan air tanah, warna tanah, reaksi tanah (pH) dan lain-lain (Hardjowigeno, 2007: 33). Berdasarkan ciri- ciri umum daerah penelitian merupakan daerah yang memiliki topografi datar dan cenderung curam dengan kemiringan lereng 0 - 14%, kemiringan 15 - 25%, kemiringan 25 - 40% dan kemiringan > 40% dengan ketinggian 25 - 1.853 mdpl.

(6)

5 5. Jenis Tanah

Berdasarkan peta jenis tanah Kecamatan Kota Padang skala 1 : 90.000, maka daerah penelitian memiliki jenis tanah kambisol dan organosol.

a. Tanah kambisol adalah tanah hasil pelapukan batuan induk yang lemah, tersusun atas perbedaan warna, struktur dan konsistensi sebagai hasil pelapukan. Tanah ini mempunyai horizon kambik dan epidedon okrik atau umbrik dengan ciri-ciri mempunyai kandungan bahan organik rendah (Sutanto, 2005).

b. Tanah organosol merupakan tanah yang tersusun dari bahan organik atau campuran dari bahan mineral dan bahan organik setebal minimal 50 cm, mengandung paling sedikit 30% bahan organik (jika liat) atau 20% (jika berpasir). Selain itu, tanah selalu jenuh air, mudah mengerut, ireversibel terhadap pengeringan, peka erosi dan mudah terbakar. Kesuburan tergantung kondisi alam di sekelilingnya (Rachim dan Arifin, 2011: 51).

6. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan pada daerah penelitian tergolong bervariasi, seperti pemukiman, pertambangan, sawah, hutan primer, hutan sekunder, pertanian campuran dan pertanian lahan kering.

B. Hasil Penelitian

1. Sifat Kimia Tanah pada Lahan Padi Sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang

a. PH Tanah

PH tanah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses kimia, fisik dan biologi di dalam tanah dan juga terhadap sifat tanah yang lain. Untuk menentukan pH tanah dilakukan pengambilan sampel tanah pada beberapa titik sampel, kemudian dilakukan pengukuran melalui analisis laboratorium. Berdasarkan hasil pengukuran analisis laboratorium diperoleh hasil pH tanah pada lahan padi sawah 7,09 dengan kategori tinggi.

b. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan nutrisi utama bagi tanaman yang jumlahnya sangat terbatas pada ekosistem tanah. Untuk menentukan jumlah unsur N di dalam tanah,

dilakukan analisis laboratorium dengan menggunakan metode Kjeldahl. Berdasarkan hasil pengukuran analisis laboratorium diperoleh hasil N tanah pada lahan padi sawah 0,10 dengan kategori rendah.

c. Fosfor (P)

Sumber utama Fosfor (P) tanah adalah kerak bumi yang diduga mengandung

± 0,12 %. Kekurangan P akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Untuk menentukan jumlah unsur P di dalam tanah dilakukan analisis laboratorium dengan menggunakan metode Bray I. Berdasarkan hasil pengukuran analisis laboratorium diperoleh hasil P tanah pada lahan padi sawah 17,86 dengan kategori sedang.

d. Kalium (K)

Pada tanah-tanah tropik kadar K tanah bisa sangat rendah karena bahan induknya miskin K, curah hujan tinggi dan temperatur tinggi. Kedua faktor terakhir mempercepat pelepasan/pelapukan mineral dan pencucian K tanah. Berdasarkan hasil pengukuran analisis laboratorium diperoleh hasil K tanah pada lahan padi sawah 0,06 dengan kategori sangat rendah.

2. Kandungan Bahan Organik Pada Lahan Padi Sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang

Bahan organik merupakan bahan yang sangat penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Untuk menentukan bahan organik tanah, dapat dilakukan pengambilan sampel tanah dilanjutkan dengan analisis laboratorium C-organik tanah. Berdasarkan hasil pengukuran di atas, maka kategori untuk pengukuran bahan organik adalah rendah dengan nilai 3,28%.

3. Tingkat Kesuburan Tanah Pada Lahan Padi Sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang

Berdasarkan uji laboratorium yang telah dilakukan di Laboratorium BPTP Sumatera Barat terhadap pH tanah, unsur N, P, K dan bahan organik tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

(7)

6

Tabel V.6 Tingkat Kesuburan Tanah Pada Lahan Padi Sawah

No. Sifat Tanah Kriteria Tingkat Kesuburan Tanah

Harkat Kelas

1. PH 7,09 4 Tinggi

2. N 0,10 2 Rendah

3. P 17,86 3 Sedang

4. K 0,06 1 Sangat Rendah

5. Bahan Organik 3,28 2 Rendah

Jumlah 12 Rendah

Sumber: Analisa Data Primer, 2015

Berdasarkan hasil pengharkatan terhadap 5 kriteria penilaian sifat tanah, maka jumlah nilai yang diperoleh adalah 12 dengan tingkat kesuburan tanah tergolong rendah.

C. Pembahasan

Pertama, berdasarkan hasil penelitian dan uji laboratorium sifat kimia tanah pada lahan padi sawah yang meliputi pH tanah, unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K) diperoleh pH tanah tergolong kategori tinggi dengan nilai pH 7,09, unsur N tergolong kategori rendah dengan nilai 0,10, unsur P pada lahan padi sawah tergolong kategori sedang dengan nilai 17,86, sedangkan unsur K tanah pada lahan padi sawah tergolong kategori sangat rendah dengan nilai 0,06.

Hal ini tidak sesuai dengan teori Hanafiah (2009: 157) yaitu, nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. PH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0, karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum, sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum.

Kedua, berdasarkan hasil penelitian dan uji laboratorium kandungan bahan organik tanah pada lahan padi sawah diperoleh C-organik 1,90%, maka bahan organik tanah tergolong kategori rendah dengan nilai 3,28%. Hal ini sesuai dengan Sutanto (2005), tanah kambisol adalah tanah hasil pelapukan batuan induk yang lemah, tersusun atas perbedaan warna, struktur dan konsistensi sebagai hasil pelapukan. Tanah ini mempunyai horizon kambik dan epidedon okrik atau umbrik dengan ciri-ciri mempunyai kandungan bahan organik rendah.

Ketiga, berdasarkan hasil penelitian dan uji laboratorium sifat kimia tanah (pH,

N, P, K) dan kandungan bahan organik terhadap tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, maka diperoleh untuk tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang dikategorikan pada tingkat rendah.

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002: 213), tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah mengalami pertumbuhan tanaman sedikit terganggu, rentan terhadap hama penyakit, kekurangan air dan produksi tanaman rendah. Dengan sedikit pemupukan, maka dengan cepat akan menaikkan kadar hara dalam tanaman dan produksi tanaman akan meningkat.

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Sifat kimia tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang meliputi pH tanah tergolong tinggi, unsur Nitrogen (N) tergolong rendah, unsur Fosfor (P) termasuk dalam kategori sedang dan unsur Kalium (K) termasuk dalam kategori sangat rendah.

2. Kandungan bahan organik tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang berdasarkan hasil penelitian termasuk dalam kategori rendah.

3. Tingkat kesuburan tanah pada lahan padi sawah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang berdasarkan hasil penelitian dikategorikan pada tingkat rendah.

B. Saran

1. Disarankan pada petani hendaknya memperhatikan cara pengolahan tanah yang tepat agar kesuburan tanah tidak menurun dan apabila ingin hasil produksi padi meningkat, dapat dilakukan dengan cara pemberian

(8)

7 pupuk N, pupuk K dan pupuk organik agar unsur hara dalam tanah seimbang.

2. Disarankan pada Dinas Pertanian dan instansi terkait memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada petani bagaimana cara pengolahan tanah dan pemberian pupuk yang benar agar tetap menjaga kesuburan pada tanah yang mereka olah.

3. Kepada peneliti selanjutnya untuk dijadikan pedoman yang berkaitan dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah.

Jakarta. Akademika Pressindo.

Maivanorita, Dasrizal, Aslan Sari Thesiwati.

2013. Analisis Sifat Tanah pada Lahan Padi Sawah di Nagari Pakan Rabaa di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. http://ejournal-S1. STKIP- PGRI-sumbar.ac.id/ indeks. php/

geografi/ search/ result (diakses tanggal 30 Oktober 2015)

Manik, K.E.S. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:

Djambatan.

Rachim, D. A. & Mahfud Arifin. 2011.

Klasifikasi Tanah di Indonesia.

Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Rosmarkam, Afandie & Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konsep dan Kenyataan.

Yogyakarta: Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Literasi Ekonomi dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif untuk Produk Fashion Dalam Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Terhadap Mahasiswa Ekonomi Syariah Fakultas