• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIF PETANI PADI SAWAH DENGAN ALIH FUNGSI LAHAN MENJADI KOLAM IKAN DI DESA LUBUK RUSO KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN MOTIF PETANI PADI SAWAH DENGAN ALIH FUNGSI LAHAN MENJADI KOLAM IKAN DI DESA LUBUK RUSO KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIF PETANI PADI SAWAH DENGAN ALIH FUNGSI LAHAN MENJADI KOLAM IKAN DI DESA

LUBUK RUSO KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

LISA SETIAWATI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI 2023

(2)

LUBUK RUSO KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

LISA SETIAWATI D1B018099

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI 2023

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari” oleh Lisa Setiawati (D1B018099) telah di uji dan dinyatakan lulus pada tanggal 28 Desember 2022 dihadapan tim penguji yang terdiri dari :

Ketua : Ir. Arsyad Lubis, M.Si

Sekretaris : Ir. Rendra, S.P., M.Si., CIQaR.

Penguji Utama : Aprolita, S.P, M.Si Penguji Anggota : 1. Idris Sardi, S.P.,M.Si

2. Aulia Farida, S.P., M.Si

(4)

Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Di Bimbing Oleh Ir.Arsyad Lubis, M.Si. dan Ir.Rendra, S.P.,M.Si .,CIQaR

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. 2) Untuk mengetahui tingkat alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. 3) Untuk mengetahui hubungan antara motif dan alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan.Metode penentuan daerah penelitian di lakukan dengan metode sensus di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari dengan ukuran sampel 55 petani. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder dengan analisis uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motif Biogenetis petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan. Dari hasil penelitian di dapat kesimpulan bahwa adanya alih fungsi lahan terjadi karena adanya motif biogenetis dan juga ada karena indikator lain seperti gagal panen yang di sebabkan oleh hama,kesesuaian lahan dan irigrasi air yang kurang baik. Tingkat alih fungsi lahan yang ada di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari tergolong tinggi pada persentase di atas 50% yaitu sebesar 87% , dari luas lahan padi sawah sebelum di alihkan se luas 37 Ha sekarang hanya tersisa 5 Ha saja karena 31,75 Ha lainnya sudah di alihkan menjadi budidaya kolam ikan.

Kata kunci : motif alih fungsi lahan, padi sawah, usaha kolam ikan

(5)
(6)

Penulis lahir di BungoTebo pada tanggal 15 Juli 2000, penulis adalah anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Junaidi dan Ibu Suwarti. Penulis Menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 124/VIII Sidorejo, Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo pada Tahun 2012, selanjutnya menyelesaikan pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 12 Kabupaten Tebo pada tahun 2015 dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 7 Kabupaten Tebo pada tahun 2018.

Pada bulan Juli Tahun 2018 penulis dinyatakan lulus melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN) di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik di Kelurahan Jembatan Mas, Kabupaten Batanghari Jambi pada bulan Oktober s/d November Tahun 2021. Pada 28 Desember 2022 penulis melaksakan Ujian Sidang Skripsi dengan judul “Hubungan Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari” dihadapan Tim Penguji dan dinyatakan Lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pertanian (S.P).

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Terima Kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang begitu besar sehingga penuhlis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dan Baginda Rasulullah Muhammad SAW atas perjuangannya membawa kita ke era yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

2. Terima Kasih kepada Orang tua terhebat saya Bapak Junaidi dan Ibu Suwarti yang sangat berarti bagi kehidupanku. Senantiasa selalu memberikan do’a, semangat dan perhatian sampai dengan detik ini. “Terimakasih telah melahirkanku, semoga Bapak dan Ibu tetap dalam Rahmat Allah SWT”.

Amiin Yaa Rabbal’alamin. Dan tak lupa pula terimakasih kepada adik laki- laki ku satu-satunya Aditya Muhamad Romadhoni yang senantiasa mensuport dan mendoakan saya.

3. Terima Kasih kepada Dosen Pembimbing Akademik Bapak Ir. Rendra, S.P.,M.Si., CIQaR yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Terima Kasih kepada Bapak Ir. Arsyad Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Rendra, S.P.,M.Si, CIQaR selaku Dosen Pembimbing II yang tidak bosan-bosannya memberikan nasihat dan motivasinya yang sangat berharga kepada penulis sehingga penulis mendapatkan pembelajaran hidup, menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir Skripsi ini.

5. Terima Kasih kepada Dosen Penguji Ibu Aprolita, S.P.,M.Si,Bapak Idris Sardi, S.P, M.Si, Ibu Aulia Farida, S.P.,M.Si dan Ibu Siti Kurniasih, S.P.,M.Si yang telah banyak memberikan masukan-masukan sekaligus saran sehingga dapat menyempurnakan Skripsi ini.

6. Terima kasih kepada Bapak Ibu Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan sehingga menjadi bekal penulis kelak.

(8)

8. Terima Kasih kepada kakak sepupu saya Nika Yuliati S.Pd yang telah memberikan support, motivasi dan do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini.

9. Terima Kasih kepada partner tercinta Syahdika Fahrozy, S.Or yang telah memberikan semangat, dukungan, memberikan nasihat, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat lebih semangat hingga mendapatkan gelar Sarjana.

10. Terima Kasih kepada sahabat – sahabat tercinta seperjuangan saya ulek nangko squad Silfia Febriani, S.P, Firna Amin Susanti, S.P dan Besse Mariana, S.P yang telah menemani dan saling support sedari bimbingan skripsi hingga mendapatkan gelar bersama sampai dengan menjadi tempat berbagi suka duka selama perskripsian.

11. Terima Kasih kepada teman-teman satu bimbingan Skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan dan saling suport dalam menyelesaikan Skripsi ini.

12. Terima Kasih kepada teman-teman seperjuangan dan teman-teman agribisnis angkatan 2018 khususnya peminatan PPMA yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah menjadi tempat berdiskusi, berbagi canda dan tawa.

(9)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Motif Petani Padi Sawah dengan Alih Fungsi Lahan menjadi Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari”

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa semua tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung,khususnya kepada orang tua saya yang senantiasa memberi saya Doa dan dukungan dan saya ucapkan terimakasih pula kepada Ir.Arsyad Lubis, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I,dan Ir.Rendra, S.P.,M.Si.,CIQaR selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi II saya yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dalam kepenulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Jambi,Desember 2022

Penulis

(10)

iii

KATA PENGANTAR ……….... ii

DAFTAR ISI……….... iii

DAFTAR TABEL……….... v

DAFTAR GAMBAR……….……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……….…. 1

1.2.Rumusan Masalah……….. 5

1.3.Tujuan Penelitian………...…. 6

1.4.Manfaat Penelitian……….. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori……….. 7

2.1.1. Alih fungsi lahan……….. 7

2.1.2. Pengertian Motif………...……….…….. 9

2.1.3. lahan pertanian………..………… 14

2.1.4. Kolam Ikan……… 15

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ……… 16

2.3. Kerangka Pemikiran……… 18

2.4. Hipotesis……….. 19

III. METODE PENELITIAN 3.1.Ruang Lingkup Penelitian……… 20

3.2. Jenis Dan Sumber Data……… 21

3.3. Metode Penarikan Sampel……… 21

3.4. Metode Analisis Data……… 22

3.5. Konsepsi Pengukuran ……….. 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian……… 30

4.1.1 Letak Geografis………. 30

4.1.2 Keadaan Penduduk……… 31

4.1.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Lubuk Ruso………. 31

4.1.4 Tingkat Pendidikan Desa Lubuk Ruso……..……… 33

4.1.5 Sarana Dan Prasaran………..……… 33

4.1.6 Keadaan Pertanian……….. 34

4.1.7 Identitas Petani Responden……… 35

4.1.7.1 Umur Petani……….……… 35

4.1.7.2 Tingkat Pendidikan Petani Responden……… 37

4.1.7.3 Jumlah Tanggungan Keluarga……… 3 38 4.2 Gambaran Usahatani Ikan Patin Di Desa Lubuk Ruso………… 39

4.2.1 Luas Lahan/ Kolam……….……… 41

4.2.2 Benih Ikan Patin ………. 44

4.2.3 Pakan Ikan Patin……… 44 4.2.4 Perawatan Lahan/Kolam………

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………

45 45

(11)

iv

4.3.1 Motif Petani Padi Sawah Dengan Pengalihan Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Kolam Ikan Di Daerah

Penelitian……… 45

4.3.1.1. Motif Biogenetis ……….………. 46

4.3.1.2 Motif Sosiogenetis ………..……….. 47

4.4. Pengalihan Fungsi Lahan ……….……….. 50

4.5 Hubungan Motif Petani Padi Sawah Dengan Pengalihan Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Kolam Ikan Di Daerah Penelitian……… 52

4.5.1 Hubungan Motif Biogenetis Dengan Alih Fungsi Lahan 52 4.5.2 Hubungan Motif Sosiogenetis (Berprestasi) Dengan Alih Fungsi Lahan……….…..………. 53

4.5.3. Hubungan Motif Sosiogenetis (Berafiliasi) Dengan Alih Fungsi Lahan………..………. 56

4.5.4. Hubungan Motif Sosiogenetis (Berkuasa) Dengan Alih Fungsi Lahan………..………. 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……… 60

5.2. Saran ……… 61

DAFTAR PUSTAKA……… 62

LAMPIRAN……….. 64

(12)

v

Halaman 1 Luas Tanam,Luas Poanen,Produksi, dan Produktivitas Padi

Sawah Di Kabupaten Batanghari Tahun 2021………... 3 2 Luas Panen,Produksi Dan Produktivitas Padi Sawah di Desa

Lubuk Ruso Pada Tahun 2016-2020………... 3 3 Jumlah Kolam Produksi dan Produktivitas Usahatani Kolam

Ikan patin di Desa Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari Pada

Tahun 2016-2020………... 4

4 Rincian Jumlah Petani yang beralih ke Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten

Batanghari………... 4

5 Rincian jumlah petani yang melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan di desa lubuk ruso kecamatan

pemayung kabupaten Batanghari………..………. 22

6 Model uji chi-square dengan kontingensi 2X2………... 23 7 Jumlah Penduduk Desa Lubuk Ruso Berdasarkan Jenis Mata

Pencaharian Tahun 2019……… 32

8 Jumlah Penduduk Desa Lubuk Ruso Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2019……….. 33

9 Distribusi Frekuensi Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari………....………...

46 10 Distribusi Frekuensi Motif Biogenetis Petani Padi Sawah Yang

Mengalih Fungsikan Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk

Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari………... 47 11 Distribusi Frekuensi Motif sosiogenetis (Berprestasi) Petani

Padi Sawah Yang Mengalih Fungsikan Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten

Batanghari………... 48

12 Distribusi Frekuensi Motif sosiogenetis (Berafiliasi) Petani Padi Sawah Yang Mengalih Fungsikan Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten

Batanghari………... 49

13 Distribusi Frekuensi Motif sosiogenetis (Berkuasa) Petani Padi Sawah Yang Mengalih Fungsikan Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten

Batanghari………... 50

14 Distribusi Petani Berdasarkan Luas Lahan Yang Di Alihkan

Menjadi Budidaya Kolam Ikan Di Daerah Penelitian 2022…... 51 15 Hasil uji-chi-Square Hubungan Motif Biogenetis Petani Padi

Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan …….. 53 16 Hasil Uji-Chi-Square Hubungan Motif Berprestasi Dengan

Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolm Ikan……….. 55 17 Hasil Uji-Chi-Square Hubungan Motif Berafiliasi Dengan

Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolm Ikan……….. 56

(13)

vi

18 Hasil Uji-Chi-Square Hubungan Motif Berkuasa Dengan Alih

Fungsi Lahan Menjadi Kolm Ikan……….. 58

19 Hasil Uji-Chi-Square Hubungan Motif Petani Padi Sawah

Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolm Ikan……...………. 59

(14)

vii

Halaman

1 Kerangka pemikiran………... 18

2 Distribusi Frekuensi Petani Kolam Ikan Berdasarkan Umur ……… 36 3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di daerah

Penelitian……… 37

4 Distribusi frekuensi petani berdasarkan tanggungan keluarga yang

di miliki di daerah penelitian………. 39 5 Distribui responden berdasarkan kepemilikan jumlah kolam di

daerah penelitian tahun 2022………. 42

6 Distribusi petani berdasarkan luas lahan yang di alihkan menjadi

budidaya kolam ikan di daerah penelitian………..…………... 43

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kuisioner pengkajian……… 64

2 Pengukuran Motif Petani (X)……… 66

3 Tabel luas lahan yang di alihkan dari padi ke kolam ikan …... 69

4 Identitas Petani Responden di Daerah Penelitian………... 71

5 Skor Motif Biogenetis ………... 73

6 Skor Motif Berprestasi..……… 75

7 Skor Motif Berafiliasi....……… 77

8 Skor Motif Berkuasa...……… 79

9 Skor motif sosiogenetis dan biogenetis………. 81

10 Tabulasi pertanyaan terbuka………... 83

11 Kontingensi hubungan motif biogenetis dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 85

12 Kontingensi hubungan motif Berprestasi dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 87

13 Kontingensi hubungan motif Berafiliasi dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 89

14 Kontingensi hubungan motif Berkuasa dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 91

15 Kontingensi hubungan motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 93

16 Hubungan motif biogenetis dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 95

17 hubungan motif berprestasi dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 98

18 hubungan motif berafiliasi dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 101

19 hubungan motif berkuasa dengan alih fungsi lahan di tempat penelitian………... 105

20 Hasil Uji Chi-Square Hubungan Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari… 107 21 Matrix kuisioner………... 110

22 Dokumentasi………. 112

(16)

1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai berbagai kekayaan alam, masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan berbagai kekayaan alam tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Iklim,cuaca,intensitas curah hujan,intensitas cahaya dan lainnya yang ikut serta dalam mempengaruhi kesuburan tanah air Indonesia.

Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki sumber pendapatan utama dari sector pertanian. Sektor pertanian sudah menjadi sumber besar Negara Indonesia dalam pembangunan nasional seperti peningkatan pendapatan masyarakat,penyerapan tenaga kerja, ketahanan nasional,dan pendapatan domestic regional bruto (PDRB).perolehan devisa melalui ekspor impor,dan penekanan inflasi (Intan,2017).

Komoditas tanaman pangan yang memegang peranan terpenting di dalam kehidupan ekonomi Negara Indonesia adalah padi,padi merupakan tanaman penghasil beras yang di gunakan sebagai makanan pokok yang tidak bisa di gantikan dengan bahan pokok lain seperti jagung, umbi-umbian, sagu dan sumber karbohidrat lainnya. Hal ini menjadikan beras sebagai makanan pokok yang menjadi prioritas utama bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan asupan karbohidrat yang dapat mengenyangkan.Beras juga merupakan sumber karbohidrat yang paling mudah di ubah menjadi energi dalam tubuh.Padi sebagai tanaman pangan ini di konsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia untuk makanan pokok sehari-hari. (Saragih,2001).

(17)

2

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian merupakan fenomena yang sering kali terjadi di Indonesia.Hal ini terjadi karena seiring dengan bertambahnya penduduk dan adanya berbagai pembangunan yang mengakibatkan permintaan dan kebutuhan terhadap lahan semakin meningkat yang di pergunakan untuk menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pertanian maupun non pertanian.

Dalam ilmu ekonomi suatu kegiatan yang tidaak lagi berjalan produktiv dan tidak lagi menguntungkan akan selalu dengan cepat tergantikan dengan yang lebih menguntungkan. Alih fungsi lahan/konversi lahan merupakan perubahan fungsi baik perubahan secara keseluruhan maupun sebagian dari suatu kawasan kawasan lahan dari fungsi yang semula menjadi fungsi yang lain.(sri,2017).

Kecamatan pemayung merupakan salah satu dari 11 kecamatan yang berada di wilayah batang hari yang terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan.kecamatan pemayung merupakan wilayah dimana masyarakatnya masih banyak berprofesi sebagai petani.namun dari survey yang di dapat oleh penulis banyak desa di kecamatan pemayung yang mengkonversi lahan padi sawah mereka menjadi budidaya ikan patin seperti di desa senaning,lubuk ruso,dan desa-desa lainnya yang berada di daerah tersebut. Namun tidak semua pertain mengalih fungsikan lahan mereka ke kolam ikan tetapi ada juga beberapa dari masyarakat desa yang masih mempertahankan lahan padi sawah mereka.

(18)

Tabel 1. Luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Batanghari tahun 2021

No Kecamatan Luas Tanam

(ha)

Luas Panen

(ha)

Produksi (kw)

Produktivitas (kw/ha)

1 Maro Sebo Ulu 1,556 1,410 7,190 50,99

2 Mersam 1,345 1,250 6,490 51,92

3 Muara Tembesi 801 756 3,517 46,52

4 Batin XXIV 94 44 207 47,05

5 Muaro Sebo Ilir

1,045 1,010 4,981 49,32

6 Muara Bulian 1,131 1,102 5,544 50,31

7 Bajubang 4 4 18 45,50

8 Pemayung 976 1,013 5,124 50,58

Jumlah rata-rata 6.952 6.589 33.071 50,19

Sumber :Kepala dinas pertanian tananaman pangan KabupatenBatanghari 2022

Pada tabel 1 dapat di lihat bahwa luas tanam kabupaten pemayung mencapai 976 ha dengan luas panen sebesar 1.013 ha dengan produktivitas 50,58 Ton/ha dengan jumlah produksi 5.124 ton.

Tabel 2. Luas Panen, produksidan produktivitas padi sawah di Desa Lubuk Ruso pada tahun 2016-2020

No Tahun Luas panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

1 2016 70 413 5,9

2 2017 138 841.8 6,1

3 2018 150 877.50 5,85

4 2019 48 260.16 5,42

5 2020 45 245.25 5,45

Sumber :Badan penyuluh pertanian kecamatan pemayung 2021

Pada tabel 2 dapat di lihat luas tanam padi sawah terbesar berada pada tahun 2018 sebesar 151 ha dengan jumlah panen sebesar 150 ha dengan jumlah produksi 877.50 ton hingga mencapai rata-rata sebesar 5.85. Pada tahun 2019 menurun sebesar 102 ha dengan panen hanya 48 dan hasil produksi 260.16 dengan jumlah rata-rata 5.42.Namun pada tahun 2020 luas tanam kembali meningkat

(19)

4

walau tidak begitu signifikan yaitu sebesar 7 ha dengan jumlah panen 45 dengan jumlah produksi 245.25 ton dengan rata-rata 5.45.

Tabel 3. Jumlah kolam produksi dan produktifitas usahatani kolam ikan patin di desa Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari pada tahun 2016- 2020

No Tahun Luas lahan

(Ha)

Jumlah kolam

(unit)

Produksi (ton)

Produksivitas

1 2016 18 205 1000 4,87

2 2017 18 205 1180 5,75

3 1018 18,7 225 1240 5,51

4 2019 19,9 275 1585 5,76

5 2020 20,6 305 1810 5,93

Sumber : Badan penyuluh pertanian kecamatan pemayung 2021

Dari tabel 3 di atas dapat di lihat jumlah kolam,produksi dan produktivitas di desa lubuk ruso mayoritas petani kolam ikan air tawar banyak memproduksi ikan patin. Dari tabel di atas juga dapat di artikan bahwa dari tahun 2016-2020 cukup banyak peningkatan produksi dari 1000 hingga mencapai 1810 ton,karena meningkatnya produksi dan produktivitas maka kebanyakan petani mengalihkan Tabel 4 : Rincian Jumlah Petani Padi Sawah dan Pembudidaya Kolam Ikan

di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari 2021

Nama Kelompok

Tani

Jumlah Petani pada tahun

2009 – Sekarang

Jumlah Petani Padi Sawah pada

tahun 2009- Sekarang

Jumlah Petani yang beralih ke Kolam Ikan dari 2009-

Sekarang

Mas Hijau I 8 0 8

Mas Hijau II 12 0 12

Suko Tani I 26 8 18

Suko Tani II 41 24 17

Jumlah 87 32 55

Sumber :Profil Gapoktan Desa Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari 2022

Dari tabel 4 dapat di lihat dari data lapangan yang di peroleh dari beberapa ketua kelompok tani terlihat jumlah petani yang tersisa sekarang yang

(20)

mengusahakan usahatani padi sawah hanya sejumlah 32 petani Sedangkan petani yang beralih ke kolam ikan sebanyak 55 petani.

I.2 Rumusan Masalah

Kecamatan pemayung merupakan salah satu dari 11 kecamatan yang berada di wilayah batang hari yang terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan.kecamatan pemayung merupakan wilayah dimana masyarakatnya masih banyak berprofesi sebagai petani.namun dari survey yang di dapat oleh penulis banyak desa di kecamatan pemayung yang mengkonversi lahan padi sawah mereka menjadi budidaya ikan patin seperti di desa senaning,lubuk ruso,dan desa-desa lainnya yang berada di daerah tersebut.namun tidak semua pertain mengkonversi lahan mereka ke kolam ikan tetapi ada juga beberapa dari masyarakat desa yang masih mempertahankan lahan padi sawah mereka.

PadaTabel 2 pada latar belakang menunjukan ada indikasi penurunan luas panen dan produksi padi sawah pada kurun waktu 2016-2020. Sementara pada tabel 3 pada kurun waktu yang sama terjadi peningkatan luas dan produksi usahatani kolam ikan. Menurut informasi dari PPL di lokasi bahwa kolam atau peningkatan lahan kolam yang sekarang berasal dari lahan padi sawah.

Berdasarkan kondisi di atas dan di kaitkan dengan lingkup penelitian ini terdapat beberapa masalah yang masih perlu di jawab yaitu :

1. Apa motif petani padi sawah mengalihfungsikan lahan menjadi kolam ikan.

2. Bagaimana tingkat alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan.

(21)

6

3. Bagaimana hubungan motif petani terhadap alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui motif daripetani mengalih fungsikanlahan padi sawah menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari

2. Untuk mengetahui tingkat alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari

3. Untuk mengetahui hubungan antara motif dan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi mahasiswa penelitian ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pertanian (SP) Di Universitas Jambi

2. Bagi peneliti lain dapat di jadikan sebagai bahan tambahan informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenisnya

(22)

7

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori

2.1.1 Alih Fungsi Lahan

Utomo (1992), berpendapat alih fungsi lahan dapat di artikan sebagai perubahan atau penyesuaian penggunaan lahan yang di sebabkan oleh faktor- faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Hal ini tentunya sesuai dengan prinsip ekonomi, bahwa pengguna akan selalu memaksimalkan penggunaan lahannya. Kegiatan – kegiatan yang di anggap tidak produktif dan tidak menguntungkan selalu akan cepat di gantikan dengan kegiatan lain yang lebih produktif dan menguntungkan.

Lestari ( 2009 ) Mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan dengan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula ( seperti yang direncanakan ) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif ( masalah ) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk pengunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Alih fungsi lahan adalah suatu proses yang sengaja di lakukan oleh manusia bukan suatu prose salami. Petani mengalih fungsikan lahan karena pertanian tidak mencukupi kebutuhan hidup. Pemilik lahan akan mengalih

(23)

8

fungsikan lahan ketika sektor yang lain memberikan keuntungan yang lebih banyak.

Menurut Nasoetion dan Winoto (2000), proses alih fungsi lahan pertanian secara langsung atau tidak langsung di tentukan oleh dua faktor yaitu :

a. Alih fungsi gradual berpola sporadik, di pengaruhi oleh dua faktor utama yaitu lahan yang kurang/tidak produktif dan keterdesakan pelaku alih fungsi.

b. Alih fungsi sistematik berpola enclave, di karenakan lahan yang kurang produktif, sehingga alih fungsi di lakukan secara serempak untuk meningkatkan nilai tambah.

c. Alih fungsi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk, lebih lanjut di sebut alih fungsi adaptasi demografi,dimana dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk,lahan di alihfungsikan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.

d. Alih fungsi yang di sebabkan oleh masalah social, disebabkan oleh dua faktor yakni keterdesakan ekonomi dan perubahan kesejahteraan.

e. Alih fungsi tanpa beban,di pengaruhi oleh faktor keinginan untuk mengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini.

f. Alih fungsi adaptasi agraris, disebabkan karena berdasarkan ekonomi dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian.

g. Alih fungsi multi bentuk atau tanpa bentuk, alih fungsi di pengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor peruntukan perkantoran, sekolah, koprasi, perdagangan, termasuk system waris yang tidak di jelaskan dalam alih fungsi demografi.

(24)

2.1.2 Pengertian Motif

Motif, atau dalam bahasa Inggris “motive” berasal dari kata movere atau motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.dalam psikologis, istilah motif erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku dalam Sarlinto (2009:137).

Sherif & Sherif dalam Alex Sobur (2006:267) menyebutkan Motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosial, yang bersumber dari fungsifungsi tersebut. Selain itu pendapat lain juga dikatakan oleh Giddens dalam Alex Sobur yang mengartikan motif sebagai impuls atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens dalam Alex Sobur (2006:267), motif tidak harus dipersepsikan secara sadar.Ia lebih merupakan suatu “keadaan perasaan”. Secara singkat, Nasution dalam Alex Sobur (2006:267), menjelaskan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

R.S Woodworth dalam Alex Sobur (2006:267) mengartikan motif sebagai suatu yang dapat menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Harlod Koonts, dkk (1980:632) dalam buku management, mengutip pendapat Barelson dan Stainer, mengemukakan bahwa motif adalah sesuatu keadaan dari dalam yang memberikekuatan, yang menggiatkan, yang menggerakan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan. Motif adalah suatu kontruksi yang potensial dan

(25)

10

laten yang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman, yang secara relatif dapat bertahan meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi menggerakan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan, motif juga merupakan alasan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, atau bersikap tertentu.Motif merupakan suatu pengertian yang mencakupi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.Tingkah laku uga disebut tingkah laku secara refleks dan berlangsung secara otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia.

Motif timbul karena adanya kebutuhan/need. Kebutuhan kebutuhan dapat diartikan sebagai:

1) Satu kekurangan universal dikalangan umat manusia dan musnah bila kekurangan itu tidak tercukupi.

2) Satu kekurangan universal dikalangan umat manusia yang dapat membantu dan membawa kebahagiaan pada manusia bila kekurangan itu terpenuhi, walaupun hal itu tidaklah esensil terhadap kelangsungan hidup manusia.

3) Sebuah kekurangan yang dapat dipenuhi secara wajar dengan berbagai benda lainnya apabila ada benda khusus yang diingini tidak dapat diperoleh.

4) Sifat taraf kebutuhan. Kebutuhan (need) dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera pemenuhannya, untuk segera

(26)

mendapatkan keseimbangan.Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan.

Motif timbul karena adanya kebutuhan. Atau dengan kata lain motif kebutuhan motif mempunyai hububngan kasual. Ahmadi ,(2009) membedakan motif atas :

1. Motif Biogenetis

Motif biogenetis adalah motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya secara biologis.Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenetis ini asal di dalam diri individu dan berkembang dengan sendirinya.Adapun golongan motif biogenetis adalah : a) Motif kebutuhan

Setiap manusia pasti harus memenuhi kebutuhan organism demi melangsungkan hidupnya. Karena kebutuhan organisme merupakan kebutuhan yang paling utama atau mendasar bagi manusia.sehingga motif kebutuhan organism ini merupakan dorongan yang ada pada diri manusia untuk memenuhi kebutuhan seperti lapar,haus,membutuhkan berkegiatan dan istirahat,bernafas, seksualitas dan lain-lainnya.

Menurut Afridah (2003) dalam Syarifuddin (2016) berdasarkan intensitasnya kebutuhan manusia di kelompokan menjadi tiga macam yaitu :

1) Kebutuhan primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan yang paling penting untuk di penuhi guna memelihara kelangsungan hidup.Meliputi makanan,

(27)

12

minuman, pakaian, dean tempat tinggal (perumahan), teknologi, pendidikan, dan kesehatan.

2) Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua sebagai pelengkap (tambahan) yang di penuhi setelah kebutuhan primer di penuhi,contoh kebutuhan sekunder perabot rumah tangga,radio, arloji, televise, dan seragam.

3) Kebutuhan tersier

Kebutuhan tersier bersifat prestise,artinya orang yang dapat memenuhi kebutuhan ini akan terangkat derajat atau martabatnya. Contoh kebutuhan ini lemari es, peralatan musik, komputer , sepeda motor, dan mobil mewah.

2. Motif Sosiogenetis

Motif sosio-genetis adalah motif yang di pelajari orang yang bewrasal dsari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif ini tidak berkembang dengan sendirinya,tetapi di pengaruhi lingkungan dan kebudayaan setempat. Macamnya motif-motif yang sosiogenetis ini banyak sekali dan berbeda sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara bermacam-macamcorak kebudayaan di dunia.

Teevan dan Smith dalam Ardianto (2009), menggolongkan motif social atau sosiogenetis menjadi 3 yaitu :

1. Motif berprestasi

Menurut Murray dalam Ardianto (2009) menyatakan bahwa motif berprestasi adalah dorongan untuk berprestasi yaitu dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi perbuatan yang lampau dan unyuk mengungguli

(28)

orang lain. Sedangkan Lingren dalam Ardianto (2009) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi cenderung untuk mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap diri sendiri, mempunyai tanggung jawab dan mengharapkan hasil yang konkret dari kerjanya, mendapatkan nilai yang baik.

Kesimpulan motif berprestasi yaitu suatu kekuatan yang mendorong responden untuk memperoleh hasil yang terbaik. Indikator: dorongan untuk berhasil dalam pekerjaan,dorongan untuk memelihara kualitas kerja,dorongan untuk melebihi perbuatan sukses di masa lampau,dorongan untuk mengungguli perbuatan orang lain yang telah sukses dan dorongan untuk meningkatkan status sosialnya dalam masyarakat.

2. Motif berafiliasi

Menurut Atkinson dalam Ardianto (2018) motif berafiliasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan oleh orang lain,terutama dengan kelompoknya, menyenangkan orang lain dan mendapatkan afeksi dari orang lain, menunjukkan dan memelihara sikap setia terhadap keluarga dan teman.

3. Motif berkuasa

Menurut Lidgren dalam Ardianto (2018) menggambarkan motif untuk berkuasa sebagai suatu kebutuhan untuk mendominasi dan untuk mengontrol.

Sedangkan menurut McClelland motif berkuasa adalah kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain.kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang memperdulikan perasaan orang lain.

(29)

14

2.1.3 Lahan Pertanian

Sumber daya lahan adalah sumber daya alam yang banyak memiliki manfaat untuk manusia baik sebagai tempat bertahan hidup maupun sebagai tempat mencari pendapatan atau nafkah.lahan adalah sumber daya alam yang strategis untuk pembangunan.Hampir semua usaha dalam sektor pertanian dan pembangunan fisik seperti kehutanan, perumahan, industri,pertambangn dan transportasi semua memerlukan adannya lahan.

Lahan begitu berperan penting bagi para petani yang memanfaatkannya.

lahan memiliki fungsi penting bagi masyarakat sebagai tempat tinggal dan juga sebagai sumber dari mata pencaharian mereka.bagi para petani berusaha tani tanpa adanya lahan maka usaha tani tersebut akan sulit di jalankan.Lahan merupakan sumber utama dakam memproduksi makanan maupun sebagai sumber kebelangsungan hidup.Bagi para pihak swasta lahan merupakan asset untuk mengakumulasikan modal.Sedangkan bagi pemerintah lahan merupakan kedaulatan Negara yang berperan untuk kesejahteraan rakyatnya.Banyak kepentingan yang terkait dalam penggunaan lahan. Hal ini menyebabkan adanya tumpang tindih dari berbagai pihak yaitu petani,pihak swasta dan juga pemerintah di dalam memanfaatkan lahan.

Sumberdaya lahan memiliki peranan sangat penting yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.Menurut Sumaryanto dan Tahlim(2005) menyatakan bahwa manfaat dari lahan pertanian di bagi menjadi dua kategori yaitu use values atau nilai penggunaan atau juga di sebut dengan personal use values.manfaat dari kategori ini di hasilkan dari hasil eksploitasi atau dari suatu kegiatan usaha tani

(30)

yang di lakukan dari sumber daya lahan pertanian. Dan yang kedua adalah kategori non use values atau di sebut dengan intrinsic values atau juga di sebut dengan manfaat bawaan.

2.1.4 kolam ikan

Pemanfaatan produktif sumber daya lahan dan air telah di padukan dalam system pertanian tradisional. Petani telah mentransformasikan sawah menjadi kolam-kolam yang di pisah oleh gukudan yang bisa di tanami. Untuk menghasilkan atau mempertahankan kolam-kolam itu,tanah di gali dan di gunakan untuk memperbaiki pematang-pematang di sekitarnya. Sebelum di isi dengan air sungai atau air hujan, kolam di siapkan terlebih dahulu untuk membesarkan ikan dengan membersihkan,menyehatkan,dan memupuk dengan input setempat berupa kapur,batang biji the dan pupuk kandang (Reijnt,1999).

Kolam ikan memerlukan pasokan air yang terus menerus. Oleh karenanya, oleh karenanya, kola ini harus berlokasi di dekat sumber air, seperti saluran irigasi,sungai,mata air, atau air rumah. Lahan dengan kemiringan landai akan memudahkan pengeringan dan pembersihan kolam ikan atau untuk mengalirkan air masuk dan keluar kolam. Lahan yang datar juga bagus tetapi sedikit lebih banyak memerlukan kerja untuk perawatan dan pasokan airnya. Lahan yang sangat curam jauh lebih sulit untuk di olah dan memerlukan lebih banyak perawatan (Anonym,2010).

(31)

16

2.2.Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Andhika (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah serta dampaknya terhadap produksi padi si kota depok, di dapatkan perubahan laju luasan lahan sawah di kota depok yang berfluktitusi dari tahun ke tahun.pada periode 2001-2012 laju luasan sawah relative menurun dengan total laju alih fungsi lahan sawah sebesar 0.08 persen atau sekitar 815 hektar.alih fungsi lahan tersebut terjadi pada 2005,yaitu sebesar 370 hektar.sebagian besar alih fungsi di lakukan karena meningkatnya pembangunan pemukiman penduduk.berdasarkan analisis linier berganda,faktor- faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah tingkat wilayah kota depok adalah luas bangunan dan PDRB non pertanian.sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan sawah yakni luas lahan dan pengalaman bertani.

Rohmadiani (2011), dampak konversi lahan pertanian terhadap kondisi social ekonomi petani,menyimpulkan (1) bahwa perubahan struktur mata pencaharian rumah tangga petani dari sektor primer(pertanian) menjadi ke sektor sekunder dan tersier ( buruh, pengrajin PNS/TNI/POLRI, dan pedagang). (2) jumlah petani pemilik lahan pertanian lebih kecil dari pada jumlah petani non pemilik dengan perbandingan 1:5. (3) penyusutan luasan kepemilikan lahan pertanian menyebabkan kenaikan migrasi keluar dengan mencari pekerjaan (sebagai TKI dan buruh bangunan di Jakarta dan bekasi).

Barokah el al (2010) dalam penelitiannya dampak konversi lahan terhadap pendapatan rumah tangga petani di kabupaten karanganyar menjelaskan bahwa

(32)

terjadi perubahan alih fungsi lahan pertanian menyebabkan penurunan luas lahan pertanian di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama kurun waktu 12 tahun dari 1998-2010 telah terjadi perubahan fungsi lahan sawah 0,120 hektar perumah tangga petan, proporsi pendapatan usaha tani berkurang 8,30 persen dari 42 persen menjadi 33,7 persen dan proporsi pendapatan luar usaha tani meningkat 10,30 persen dari 54 persen menjadi 64,30 persen).berdasarkan hasil analisis uji t dengan α = 5 persen menunjukan pendapatan rumah tangga petani sebelum konversi tidak sama dengan sesudah konversi lahan pertanian(

pendapatan bertambah Rp 1.482.000 per tahun).metode yang di gunakan dalam penelitian ini untuk melihat perubahan pendapatan di gunakan uji beda rata-rata.

(33)

18

2.3.Kerangka Pemikiran

Dari uraian di atas,maka skema kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso,Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari.

Kerangka pemikiran sebagai berikut :

2.4.Hipotesis

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Alih fungsi lahan menjadi kolam ikan ikan

1.Motif Sosiogenetis (motif berprestai, motif brafiliasi dan motif berkuasa ) 2.Motif Biogenetis Abu Ahmadi ,(2009).

Alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan :

Persentase luas lahan padi sawah yang di alih fungsikan menjadi kolam ikan (ha).

Chi -Square Petani padi sawah

T/R seluruhnya / Sebahagian

Berhubungan Tidak Berhubungan

(34)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di rumuskan suatu hipotesis bahwa diduga terdapat hubungan antara motif sosiogenetis dan motif biogenetis dengan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

(35)

20

III.METODE PENELITIAN

3.1.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari pada tanggal 2022. Pemilihan lokasi ini berdasarkan alasan bahwa desa lubuk ruso merupakan salah satu lokasi yang melakukan konversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di kecamatan pemayung kabupaten Batanghari.ruang lingkup penelitian ini adalah petani yang melakukan konversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat motif atau penyebab yang berhubungan dengan terjadinya konversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Penelitian ini di lakukan pada maret hingga juli 2022.

Adapun data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah :

a. Identitas responden yaitu nama,umur, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, jumlah tanggungan, pekerjaan sampingan,luas lahan.

b. Petani yang melakukan alih fungsilahan padi sawah menjadi kolam ikan.

c. Motif dari petani melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan.

d. Faktor-faktor yang berhubungan dengan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan meliputi faktor eksternal dan faktor internal.

e. Data-data pendukung lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

(36)

3.2.Jenis Dan Sumber Data

Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Menurut sugiyono (2016) data primer dan data sekunderyaitu :

a) Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden melalui wawancara yang di lakukan melalui teknis quisioner dan pengamatan (observasi). Pengambilan data primer pada penelitian ini di peroleh dari prtani padi sawah dan pembudidaya ikan patin.

b) Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari instansi yang berkaitan dengan penelitian. Pengambilan data sekunder pada penelitian ini di peroleh dari perpustakaan,dinas perikanan dan ketahanan pangan kabupaten Batanghari, dinas perkebunan dan peternakan, dinas tanaman pangan dan holtikultura kabupaten Batanghari, serta literature yang berhubungan dengan topic dan judul penelitian,yang bersumber pada buku-buku,publikasi ilmiah dan hasil penelitian terdahulu (Jurnal, Skripsi, Dan Disertasi).

3.3. Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini di lakukan di desa Lubuk Ruso kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.Objek pengamatan adalah petani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan. Jumlah petani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari sebanyak 55 petani .

(37)

22

Penentuan sampel petani menggunakan metode sensus,yaitu tehnik penentuan sampel bila semuaanggota populasi di gunakan sebagai sampel (Sugiono,2012). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 6berikut.

Tabel 5 : Rincian jumlah petani yang melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi kolam ikan di desa lubuk ruso kecamatan pemayung kabupaten Batanghari.

No Nama kelompok tani yang beralih fungsi lahan pada 2009- Sekarang

Jumlah sampel

1 Mas Hijau I 8

2 Mas Hijau II 12

3 Suko Tani I 18

4 Suko Tano II 17

Jumlah 55

Sumber : Profil Gapoktan Desa Lubuk Ruso 2022

3.4.Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan proses yang bertujuan untuk menyederhanakan data yang di peroleh kedalam bentuk yang lebih mudah di baca, di mengerti dan di interpretasikan. Data yang telah berhasil di himpun terlebih dahulu dilakukan pemberian skor selanjutnya di analisis secara deskriptif dan statistik non parametric. Pemberian skorsing dilakukan untuk mengkuantifikasikan data kualitatif dengan menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang di susun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu.

Analisis deskriptif di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.Analisis deskriptif bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku atau generalisasi.Analisis deskriptif di gunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan konversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten

(38)

Batanghari.Untuk menganalisis motif yang berhubungan dengan konversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari, di gunakan uji coba chi-square dengan menggunakan formula korelasi pada tabel kontingensi 2 X 2. Apabila sel berisi frekuensi ≥5, maka di gunakan rumus sebagai berikut :

𝑥2= 𝑁[(𝐴𝐷−𝐵𝐶)]

2 (𝐴+𝐵)(𝐶+𝐷)(𝐴+𝐶)(𝐵+𝐶)

Sedangkan bila terdapat sel yang berisi frekuensi <5 bisa menggunakan koreksi Yates dengan rumus sebagai berikut :

𝑥2= 𝑁[(𝐴𝐷−𝐵𝐶)−

𝑁 2)]2 (𝐴+𝐵)(𝐶+𝐷)(𝐴+𝐶)(𝐵+𝐷)

Keterangan : N = Jumlah sampel

Secara tabulasi rumus tersebut dapoat di gambarkan sebagai berikut : Tabel 6 : Model uji chi-square dengan kontingensi 2 x 2

Motif yang berhubungan

Alih Fungsi Lahan Jumlah

Luas Sempit

Tinggi A B A+B

Rendah C D C+D

Jumlah A+C B+D N

Nilai X2 dengan derajat bebas satu(db) = 1 pada tingkat kepercayaan 95%

adalah 3,84 dalam pengujian nilai X2 hitung di banding dengan x2 tabel engan keputusan sebagai berikut :

(39)

24

1. Terima Ho, tolak H1 jika X2 hitung ≤ X2 tabel berarti tidak terdapat hubungan antara motif petanipadi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

2. Terima H1 tolak Ho jika X2 hitung ≥ X2 tabel terdapat hubungan antara motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

Dengan ketentuan yaitu sebagai berikut :

Selanjutnya untuk mengukur drajat hubungan antara kedua variabel di gunakan koefisien kontingensi dengan rumus sebagai berikut :

1. Terima H0 tolak H1 jika 𝑥2hitung <𝑥2

2. Tolak H0 terima H1 jika 𝑥2 hitung ≥ 𝑥2

n x c x

2

2 0,707

2 1 2

max  1   C

Keterangan :

𝑥2= Nilai Chi-squre

N = Jumlah sampel

C = koefisien kontingensi, nilai terletak antara 0-0, 707 Cmax = Nilai koefisien kontingensi

(40)

Dengan ketentuan kategori yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan di golonhkan lemah apabila nilai terletak antara 0-0,353 2. Hubungan di golongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,354-0,707

Selanjutnya untuk mengukur keeratan antar variabel di gunakan rumus sebagai berikut :

r = 𝐶ℎ𝑖𝑡

𝐶𝑚𝑎𝑥

Keterangan :

r = Koefisien keeratan hubungan 𝑥2= Nilai uji chi-square

N = Jumlah sampel dengan kategori :

selanjutnyauntukmengetahui apakah keeratan hubungan tersebut nyata atau tidak maka di gunakan formulasi sebagai berikut :

𝑡ℎ𝑖𝑡= √1−(𝑟)𝑛−12

Keterangan :

𝑡ℎ𝑖𝑡 = Signifikan hubungan atau tidak N = Jumlah sampel

R = koefisien keeratan hubungan

(41)

26

Dimana : H0 ; r =0 H1 ; r ≠ 0

Jika thitung ≤ ttabel= (α = 5% db = N – 2 ) Terima H0

Jika thitung ≥ ttabel = (α = 5% db = N – 2 ) Tolak H0

Keterangan :

H0 = Tidak terdapat hubungan motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

H1 = Terdapat hubungan antara motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

3.5. Konsepsi dan Pengukuran

Parameter yang di lakukan dalam penelitian ini adalah motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan. Skala pengukuran yang di gunakan yaitu skala gutman ( Sekaran,2006) yaitu untuk mendapatkan jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak” setuju-tidak setuju dll. Data yang di peroleh dapat berupa data nominal atau ordinal dan Rasio. Jika pada skala nominal biasanya menggunakan angka,symbol maupun label. Skala ini melibatkan perhitungan sederhana ke dalam beberapa kategori, sehingga akan di gunakan dalam label sebuah kategori atau pengelompokan.

(42)

Beberapa skala nominal tidak spesifik dalam menunjukan suatu urutan atau jarak serta dapat mengelompokkan beberapa hal dalam suatu kategori kelompok dan pelabelan. Contoh penggunakan skala nominal dalam survey dengan mencantumkan jawab “tidak” akan di tulis “1” dan jawaban “iya” akan di tulis dengan “5”. Penggunaan angka tersebut hanya untuk identifikasi yang akan di tindak lanjuti kemudian dalam perhitungan hasil survey. Analisis pada penelitian ini untuk menentukan parameter hubungan motif petani padi sawah dengan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan dengan menggunakan skala dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1, sedangkan skala rasio dalam penelitian ini di gunakan untuk melihat luas lahan dan alih fungsi lahan di lihat dari berapa luas lahan ang di alihkan dari padi sawwah menjadi kolam ikan.

1. Petani sampel adalah petani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan dan.

2. Motif dari petani melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan.Motif timbul karena adanya kebutuhan dan social. Dapat di ukur dengan :

Kategori skor Tinggi : 91-150 Kategori skor Rendah : 30-90

. Ahmadi ,(2009) membedakan motif atas :

Motif petani dalam penelitian ini dapat di lihat dari 3 komponen, yaitu : 1.Motif biogenetis adalah motif yang berasal dari kebutuhan biologis

sebagai mahluk yang hidup. Motif ini berada dalam lingkungan pada

(43)

28

internal dan tidak bergantung pada lingkungan di luar dari individu itu.

Dapat di ukur dengan :

Kategori skor Tinggi : 34-55 Kategori skor Rendah : 11-33

2. Motif sosiogenetis adalah motif yang timbul dari dalam individu dengan lingkungan social. Timbulnya motif ini karena proses interaksi dengan orang lain. Adapun klasifikasi dari motif sosio genetis yaitu :

1. Motif berprestasi yaitu dorongan untuk berhasil atau kesuksesan seseorang dalam pekerjaan. Dapat di ukur dengan :

Kategori Tinggi :19-30 Kategori Rendah :6-18

2. Motif berafiliasi yaitu suatu kekuatan yang mendorong responden untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Dapat di ukur dengan :

Kategori Tinggi : 22-35 Kategori Rendah : 7-21

3. Motif berkuasa yaitu sesuatu kekuatan yang mendorong responden untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu masyarakat dan untuk mengontrol orang lain.

Dapat di ukur dengan :

Kategori Tinggi : 19-30 Kategori Rendah : 6-18

(44)

3. Tingkat alih fungsi lahan

Persentase dari jumlah perubahan alih fungsi lahan dari padi sawah ke kolam ikan sebahagian atau seluruhnya.

Kategori Tinggi : ≥ rata-rata skor 50 % Kategori Rendah : < rata-rata skor 50 %

(45)

30

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Desa Lubuk Ruso merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Pemayung , Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Indonesia.secara geografi Desa Lubuk Ruso berada di bagian Timur Batanghari. Desa Lubuk Ruso jika di lihat secara umum merupakan daerah dataran rendah dengan persawahan rawa lebak, sedikit perbukitan yang di aliri oleh sungai yaitu sungai Batanghari.secara geografis berdasarkan RPJM-DES tahun 2018,secara keseluruhan luas wilayah desa lubuk ruso 36.000 Km2 dan berada pada posisi 1o 15LS sampai dengan 2o20’ LS dan 102o 30’ BT sampai dengan 104o BT. Desa Lubuk Ruso memiliki kondisi tanah yang cocok untuk budidaya kolam ikan yaitu tanah liat/lempung tanah tersebut dapat menahan air sehingga dapat di buat pematang/dinding kolam.

Hal ini lah yang menyebabkan petani beralih fungsi lahan karena kesesuaian lahan yang sudah mulai tidak sesuai dan jika tetap berlanjut maka resiko gagal panen akan lebih tinggi. Adapun batas-batas Wilayah Desa Lubuk Ruso adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan dengan Desa Rantau Badak, 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jembatan Mas, 3. Sebelah barat bersebelahan dengan Desa Senaning, dan 4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Teluk Ketapang.

Berdasarkan badan pusat statistic kabupaten Batanghari (2019) jarak tempuh dari Desa Lubuk Ruso ke Ibukota kecamatan pemayung berjarak 5,5 km

(46)

dan jarak tempuh dari Desa Lubuk Ruso Ke Ibukota Kabupaten Batanghari berjarak 33,5 km. artinya pemasaran hasil kolam ikan tersebut dengan mudah di pasarkan oleh masyarakat Desa Lubuk Ruso, bahkan para pedagang dari jauhpun juga ikut menjadi pelanggan di desa tersebut mulai dari Sarulangun, Bangko,Tanjab Timur,Tanjab Barat Bungo dan masih banyak lagi sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam memasarkan hasil dari kolam ikan mereka.

Berbeda halnya dengan padi, petani hanya mengkonsumsi hasil panen untuk mereka sendiri bukan untuk di jual karena beras yang di hasilkan sulit untuk di jual ke luar, tahap penjualan harus melalui uji lab BBI dan jika lolos uji lab beras yang dapat kita suplay pun hanya sesuai dengan permintaan saja tidak bisa lebih.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Potensi penduduk pada suatu wilayah merupakan suatu potensi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di wilayah tersebut. Potensi penduduk yang besar dapat di manfaatkan untuk mengelola sumber daya alam yang tersedia dengan baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan sangat berpengaruh pada percepatan perkembangan suatu daerah ataupun Negara. Berdasarkan data dari Desa Lubuk Ruso, jumlah penduduk di Desa Lubuk Ruso sejumlah 2.207 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 1.129 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.078 jiwa.

4.1.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Lubuk Ruso

Struktur penduduk menurut mata pencaharian bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian di suatu wilayah.

(47)

32

Struktur penduduk Desa Lubuk Ruso menurut mata pencaharian dapat di lihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Lubuk Ruso Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Tahun 2019

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 PNS,Guru,Warung,dan pekerjaan selain pertanian

1.114

2 Petani 604

3 Belum Bekerja/Tidak Bekerja 450

Jumlah 2207

Sumber : profil Desa Lubuk Ruso tahun 2021

Dari tabel di atas dapat di simpulkan sebagian besar petani di daerah penelitian berprofesi sebagai buruh harian, dagang dll. Sebagian besar petani juga berprofesi sebagai guru,TNI/Polri, honorer dan karyawan swasta. Hal ini dapat di simpulkan bahwa petani yang mengalih fungsikan lahan mereka sebagian besar memiliki pekerjaan utama dan kolam menjadi pekerjaan sampingan. Dimana dari hasil wawancara dengan petani responden mereka menyatakan perawatan kolam tidak memakan banyak waktu dan bisa di kerjakan perorangan saja sehingga dapat membuat petani memiliki pekerjaan lain. Petani responden juga menyatakan bahwa jika budidayta kolam ikan kita bisa memanfaatkan lahan di atasnya sebagai ternak unggas seperti bebek dan angsa dan juga di pergunakan untuk ternak hewan lain seperti kambing. Petani menyatakan jika usahatani padi sawah tidak bisa

mempergunakan lahan dengan beserta berternak. Jadi petani merasa jauh lebih menguntungkan membudidaya kolam ikan di banding budidaya padi sawah.

(48)

4.1.4 Tingkat Pendidikan Desa Lubuk Ruso

Tingkat pendidikan di desa lubuk ruso umumnya relatif rendah. Banyak masyarakat yang hanya bersekolah hingga SD (sekolah dasar) saja.ada juga beberapa yang melanjutkan ke SMP hingga SMA namun hanya beberapa saja. Hal ini dapat di simpulkan bahwa petani berusahatani cenderung karena pengalaman atau lingkungan sosial. Petani yang berpendidikan tinggi mereka cenderung memikirkan modal,dan keuntungan pada penghasilan, mereka akan memikirkan dengan matang usaha tani mana yang menurut mereka lebih menghasilkan sebelum melakukan alih fungsi lahan. Sedangkan petani yang hanya sekolah sampai SD atau SMP bahkan ada yang tidak tamat SD mereka cenderung meniru lingkungan setempat. Berdasarkan data dari profil Desa Lubuk Ruso tahun 2021 dapat di lihat pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 8.Jumlah Penduduk Desa Lubuk Ruso Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2019

No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Belum Sekolah-Tamat perguruan

tinggi

1.279 57,95

2 Pelajar SD-Mahasiswa 520 23,56

3 Tidak sekolah dan tidak tamat sekolah

408 18,49

Jumlah 2.207 100

Sumber : profil desa lubuk ruso 2021

4.1.5 Sarana Dan Prasaran

Sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang penting dalam pembangunan suatu daerah. Dalam keberhasilan dalam kegiatan pertanian, semua perlu adanya sarana dan prasarana untuk di gunakan sebagai pelaksanaan dari usaha pertanian itu sendiri, di gunakan juga prasarana pendukung yang akan

(49)

34

membantu mengoptimalkan usaha tani tersebut. Adapun sarana dan prasarana penunjang alih fungsi lahan yang berada di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung salah satunya adalah KUD (Kantor Unit Desa) yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk kolam mulai dari pakan,vitamin ikan,benih dan semua yang berhubungan dengan budidaya kolam ikan.

4.1.6 Keadaan pertanian

Desa lubuk ruso merupakan salah satu desa di kecamatan pemayung yang berpenghasilan padi, sebelum tahun 2017 semua kelompok tani di desa lubuk ruso sudah mencapai 6-7 ton/Ha untuk varietas inpara 3.dengan tata kelola air irigrasi yang mendukung.namun saat ini indeks tanaman padi sawah di Desa Lubuk Ruso mulai menjadi IP 100 (penanaman satu kali dalam setahun) dengan produktivitas 1,5-3 ton/ha. Turunnya indeks pertanaman dan produktivitas tanaman padi sawah di antaranya di sebabkan karena banyaknya petani yang melakukan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan. Di desa lubuk ruso sebelum terjadinya banyak petani yang melakukan alih fungsi lahan desa tersebut memiliki 4 kelompok tani, dan hampir menyeluruh melakukan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan. Dari 4 kelompok tani di desa lubuk ruso hanya tersisa 1 kelompok tani saja yang masih bertahan pada padi sawah yaitu kelompok tani suko tani II dengan luas lahan 7 ha.

Ikan yang di budidayakan oleh masyarakat desa lubuk ruso sendiri yaitu ikan patin.selain beralih ke kolam ikan beberapa masyarakat juga beralih fungsi ke perkebunan kelapa sawit,karet,dan jabon.

(50)

4.1.7 Identitas Petani Responden

Identitas seseorang adalah cerminan status social seseorang dalam hidup bermasyarakat. Identitas responden pada penelitian ini adalah identitas petani padi sawah yang mengalih fungsikan lahan menjadi kolam ikan. Identitas petani dapat di lihat pada lampiran 2 dari beberapa aspek yaitu umur petani, tingkat penddikan, dan jumlah anggota kluarga yang masih menjadi tanggungan.

4.1.7.1 Umur Petani

Umur merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan fisik petani dalam mengelola usaha taninya.semakin tua umur petani, maka makin menurun pula kinerja nya dalam bekerja. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat hernanto (1991), bahwa pada umumnya petani yang lebih muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik lebih cepat menerima hal-hal baru yang di ajarkan,hal ini di sebabkan karena petani yang muda berani dalam mengambi resiko.petani muda biasanya masih kurang memiliki pengalaman, untuk mengimbangi kekurangan ini karena lebih dinamis sehingga cepat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga bagi perkembangan hidupnya dimasa mendatang. Hasil penelitian pada lampiran 2 mununjukan bahwa pembudidaya di Desa Lubuk Ruso yang di jadikan sebagai responden berkisar dari usia 30-69 tahun. Kategori umur terendah yaitu pada usia 30tahun dan tertinggi pada usia 69 tahun. Distribusi umur petani berdasarkan usia produktif dan tidak produktif dapat di lihat pada grafik di bawah ini.

(51)

36

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Petani Kolam Ikan Berdasarkan Umur

Grafik 2 menunjukan bahwa berdasarkan data lapangan, Dalam melakukan kegiatan usaha budidaya ikan memerlukan tenaga yang masih kuat.

Data lapangan menunjukan bahwa di daerah penelitian jumlah umur petani yang produktif tergolong tinggi karena jumlah presentase petani yang tergolong produktif adalah 85,45% atau 47 orang ,sedangkan petani yang tergolong tidak produktif memiliki presentase yang cukup rendah yaitu 45,55%. Atau 8 orang saja dari seluruh jumlah sampel. Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa alih fungsi lahan di desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari rata-rata petani produktif yang mrngalihkannya. Petani merasa semakin tuanya petani makan mereka juga semakin kekurangan tenaga dalam mengolah sawah sehingga petani menghindari hal tersebut dengan mengalihkan fungsi lahan mereka ke non pertanian dan bisa mengusakannya tanpa memakan banyak tenaga.

Usia dari tenagga kerja adalah usia produktif bagi setiap individu.Usia bagi tenaga kerja berada di antara 15-64 tahun, usia ini di anggap sangat produktif

47

8

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Produktif tidak produktif

Distribusi Frekuensi Petani Kolam Ikan Berdasarkan Umur

(52)

bagi tenaga kerja karena apabila usia di bawah 15 tahun rata-rata individu masih belum memiliki kematangan skill yang cukup selain itu juga masih dalam proses pendidikan. Sedangkan pada usia di atas 64 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu (Priyono dan Yasin,2016). Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15-64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam satu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Arisandi,2018).

4.1.7.2 Tingkat Pendidikan Petani Responden

Pendidikan menunjukan tingkat pengetahuan, wawasan, pola piker dan prilaku seseorang. Semakin tinggiumur, pengalaman dan tingkat pendidikan maka semakin banyak pengetahuan petani dalam mengelola usahataninya. Berdasarkan penelitian di lapangan dapat di lihat pada lampiran 2 terdapat perbedaan tingkat pendidikan pada masing-masing petani yang dapat di lihat pada grafik

Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Daerah Penelitian Tahun 2022

24

13

17

1 0

5 10 15 20 25 30

SD SMP SMA SARJANA (S1)

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Daerah Penelitian Tahun 2022

Series 1

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh alih fungsi lahan sawah terhadap perubahan produksi padi di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen tahun 2003-2012.. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Dengan memperhatikan peta penurunan luas sawah, dapat diketahui bahwa daerah Kecamatan Somba Opu adalah daerah yang paling tinggi perubahan alih fungsi lahan sawah ke non sawah. Hal

Pengambilan keputusan mengkonversi lahan padi sawah menjadi kolam ikan air tawar tidak banyak pula para petani dalam mengambil keputusan ini bukan

Hanizar, Murlin (2012) Faktor- faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Melakukan Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Irigasi ke Tanaman Perkebunan di Kecamatan Padang

Dengan memperhatikan peta penurunan luas sawah, dapat diketahui bahwa daerah Kecamatan Somba Opu adalah daerah yang paling tinggi perubahan alih fungsi lahan sawah ke non sawah. Hal

Lembar Pengesahan KEPUTUSAN RUMAH TANGGA PETANI DALAM ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI DESA BUMI WANGI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Penelitian ini bertujuan untuk 1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan alih fungsi lahan menjadi usaha budidaya ikan patin, 2 Mendiskripsikan dampak alih fungsi lahan..

BAB V PELAKSANAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI I,AHAN SAWAH Bagian Kesatu Alih Fungsi Lahan Sawah yang Dilindungi Pasal 17 REPUBLIK INDONESIA - 11- Pasal 16 1 Peta Lahan Sawah yang