• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI "

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

FIRNA AMIN SUSANTI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “ Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari”

oleh Firna Amin Susanti (D1B018076). Telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 03 Januari 2023 dihadapan tim penguji yang terdiri dari :

Ketua : Ir. Arsyad Lubis, M.Si Sekretaris : Zakiah, S.P., M.Si

Penguji Utama : Ir. Yusma Damayanti, M.Si Tim Anggota : 1. Ir. Elwamendri, M.Si 2. Idris Sardi, S.P., M.Si

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir.Arsyad Lubis, M.Si Zakiah, S.P.,M.Si

NIP.196002031988031002 NIP.198811042019032013

(3)

kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. (2) Mendeskripsikan gambaran luas lahan yang dialihfungsikan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. (3) menganalisis hubungan persepsi petani padi sawah yang dialihfungsikan lahannya menjadi budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lubuk Ruso dengan ukuran sampel sebanyak 55 petani. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2022.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui uji statistik chi-square dengan ttabel kontingensi 2x2.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan terbukti positif dengan perolehan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡= 4,57 > dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1,66298 maka keputusannya terima 𝐻1 tolak 𝐻0 yang artinya terdapat hubungan signifikan antara persepsi petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari secara nayata

Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan, Persepsi, Chi-Square

(4)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

NAMA : FIRNA AMIN SUSANTI

NIM : D1B018076

JURUSAN/PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dsn tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan dan dinyatakan pada bagian yang relevan serta skripsi bebas dari plagiarisme.

3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Skripsi ini telah diajukan ataupun dalam proses pengajuan dari pihak lain atau terdapat plagiarisme didalam Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai pasal 12 ayat (1) butir (g) peraturan menteri Pendidikan Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni pembatalan ijazah.

Jambi, Januari 2023 Yang membuat pernyataan,

Firna Amin Susanti

(5)

Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sukarno dan Ibu Sri Murtini. Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar (SDN) No. 118/VII Desa Batu Putih Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun pada tahun 2012, dan kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 4 Sarolangun pada tahun 2015, dan dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Sarolangun pada tahun 2018.

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Program Studi Agribisnis pada tahun 2018, melalui seleksi SMMPTN untuk program S1 reguler. Selama kegiatan akademik berlangsung salah satunya pada tahun 2021 penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jembatan Mas Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari tahun 2021. Pada tanggal 03 Januari 2023 penulis melaksanakan ujian sidang skripsi yang berjudul

“Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan di

Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari” dibawah

bimbingan Bapak Ir. Arsyad Lubis, S.P.,M.Si dan Ibu Zakiah, S.P.,M.Si serta

dinyatakan lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pertanian (S.P).

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

1. ALLAH SWT yang telah memberikan segala kemudahan, kesehatan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

2. Untuk kedua orang tuaku yang selalu memberi motivasi dan memberi semangat, materi, serta mendukung hingga sekarang yaitu Bapak Sukarno dan Ibu Sri Murtini yang paling aku cintai.

3. Untuk kedua adikku tersayang Novita Lailatul Izza dan Ma’ruf Alamsyah yang juga memberi dukungan dan semangat dari awal hingga sekarang mendapatkan pendidikan sarjana.

4. Dosen pembimbing skripsiku Bapak Ir. Arsyad Lubis, M.Si dan Ibu Zakiah, S.P., M.Si sebagai pembimbing skripsi sekaligus orang tua yang telah memberikan pengetahuan ilmu, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Idris Sardi, S.P., M.Si sebagai penguji utama, Bapak Ir.

Elwamendri, M.Si sebagai penguji anggota 1, dan Ibu Ir. Yusma

Damayanti, M.Si sebagai anggota II yang telah memberikan saran dan

kritikan dalam skripsi ini serta meluluskan hingga mendapat Gelar

Sarjana, Serta kepada Staf Jurusan Agribisnis dan para Staf Bagian

(7)

memberikan ilmu yang baik serta bermanfaat selama perkuliahan ini.

6. Sahabat-sahabat tersayang Silfia Febriani, S.P dan Lisa Setiawati, S.P (Squad Ulek Nangko) yang selalu men-support dari awal, berjuang bersama, saling memotivasi, memberi nasehat, dukungan dan perhatian hingga mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.

7. Terimakasih kepada Abang Andhika Yumardi S.IP yang selalu memotivasi, memberi semangat serta mendorong untuk cepat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi teman suka dan duka selama ini, serta menjadi tempat untuk meluapkan keluh kesah selama perkuliahan.

8. Sahabatku tersayang dan tak terlupakan Laila Turrahmi sebagai sahabat yang selalu mendukung dalam proses menempuh pendidikan untuk mendapat gelar Sarjana Pertanian.

9. Rekan-rekan agribisnis angkatan 2018

10. Teruntuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung selama penelitian skripsi ini.

(8)

ii

PERSEPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN BUDIDAYA KOLAM IKAN DI DESA LUBUK RUSO

KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

FIRNA AMIN SUSANTI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(9)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Arsyad Lubis, M.Si dan Ibu Zakiah, S.P., M.Si selaku pembimbing skripsi atas segala nasehat serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua, teman- teman dan semua pihak yang memberikan doa dan semangat pada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini kearah yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, Januari 2023

Penulis

(10)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Konsep Persepsi ... 14

2.1.1 Pengertian Persepsi ... 14

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi ... 22

2.1.3 Proses Terjadinya Persepsi ... 23

2.1.4 Pengukuran Persepsi ... 23

2.2 Usahatani ... 24

2.3 Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Ke Kolam Ikan ... 24

2.3.1 Pengertian Alih Fungsi ... 25

2.3.2 Faktor-Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan ... 2.3.3 Konsep Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan... 26 28 2.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.5 Kerangka Pemikiran ... 31

2.6 Hipotesis ... 33

III. METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 34 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ...

3.3 Metode Penarikan Sampel ...

3.4 Metode Analisis Data ...

34 35 37

(11)

iv

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 45

4.1.1 Karakteristik Wilayah ... 45

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 45

4.1.3 Keadaan Pertanian ... 46

4.2 Identitas Petani ... 47

4.2.1 Umur Petani ... 47

4.2.2 Tingkat Pendidikan ... 49

4.2.3 Luas Lahan Petani Responden ... 50

4.2.4 Pengalaman Berusahatani ... 51

4.3 Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung ... 52

4.4 Persepsi Petani Padi Sawah Mengenai Luas Lahan Yang Dialihfungsikan Menjadi Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari ... 4.5 Analisis Hubungan Antara Persepsi Petani Responden Terhadap Luas Lahan Budidaya Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso ... 60 61 4.6 Implikasi Penelitian ... 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

(12)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Batang Hari Tahun 2021 ...

2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di Desa Lubuk Ruso Tahun 2016-2019 ...

3. Jumlah petani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah ke kolam ikan ...

4. Banyaknya Potensi Budidaya dan Luas Kolam per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2021 ...

5. Banyaknya Jumlah Kolam, Produksi dan Produktivitas Budidaya Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso 2016-2020 ...

6. Perkembangan Luas Kolam Ikan dan Produksi Ikan di Desa Lubuk Ruso Tahun 2016-2020 ...

7. Kelompok tani Desa Lubuk Ruso yang beralih fungsi lahan ...

8. Analisis Kontingensi 2x2 ...

9. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 ...

10. Distribusi Skor dan Kategori Responden Responden Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan di Daerah Penelitian ...

11. Frekuensi dan Persentase Petani Responden Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan ...

12. Sampel Petanin Responden Dengan Luasan Lahan di Desa Lubuk Ruso ...

13. Kontingensi Hubungan Antara Persepsi Petani Responden Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan ...

14. Hasil Uji Chi-Square Antara Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan ...

Halaman

3

4

5

6

7

8 35 38 46 52 59 61 62 92

(13)

iv Gambar

1. Skema Kerangka Pemikiran ...

2. Distribusi Persentase Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur ...

3. Distribusi Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...

4. Distribusi Persentase Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Kolam Ikan ...

5. Distribusi Persentase Petani Budidaya Kolam Ikan Berdasarkan Pengalaman Berusahatani ...

6. Diagram Lingkaran Petani Responden yang Beralih dan Tidak Beralih ...

Halaman

32

48

49

50

51

59

(14)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 71 2. Identitas Petani Responden Desa Lubuk Ruso Kecamatan

Pemayung Kabupaten Batanghari 2022 ... 75 3. Data dan Kategori Skor Persepsi Responden Terhadap Alih

Fungsi Lahan ...

80 4. Hubungan Persepsi Petani Terhadap Persentase Luas Lahan

Desa Lubuk Ruso ...

83 5. Tabulasi Pertanyaan Terbuka ... 86 6. Distribusi Skor dan Kategori Persepsi Petani Responden

Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan ...

91

(15)

1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta mengelola lingkungan hidupnya. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai penopang pembangunan karena mayoritas penduduk indonesia bekerja sebagai petani. Banyaknya tenaga yang bekerja di sektor pertanian serta adanya potensi yang besar membuat sektor pertanian perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah karena sektor pertanian tidak mudah terkena dampak krisis ekonomi dunia, pembangunan pertanian perlu ditingkatkan (Wereng, 2010).

Lahan merupakan sumberdaya alam yang strategis bagi pembangunan.

Hampir semua sektor pembangunan memerlukan lahan seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi. Di bidang pertanian, lahan lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting baik bagi petani maupun pembangunan pertanian. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan pertanian (Catur, 2010).

Alih fungsi lahan sebagai perubahan penggunaan atau fungsi lahan sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan sendiri.

Alih fungsi lahan dalam artian perubahan perentukan penggunaan, disebabkan

(16)

2

oleh faktor-faktor secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin banyak jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu yang lebih baik (Muh Rizky, 2017)

Dalam alih fungsi lahan pada dasarnya merupakan salah satu hal yang wajar dalam pertanian, namun pada kenyataannya alih fungsi lahan menjadi masalah yang sering terjadi karena dialihkan saat masih produktif. Akan tetapi para petani kebanyakan melakukan alih fungsi karena kurang puas akan hasil yang di dapat dari usahatani padi sawah tersebut sehingga banyak petani beralih fungsi lahan ke non sawah seperti dijadikan menjadi kolam ikan.

Lahan yang awalnya berfungsi sebagai cocok tanam perlahan-lahan berubah menjadi lahan non pertanian, dimana petani yang awalnya ber usahatani padi sawah beralih fungsi menjadi menjadi non sawah. Oleh karena itu, pihak pemerintah seharusnya bisa mengatasi permasalahan masyarakat kecil dalam pemanfaatan lahan yang dimiliki.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan di Kabupaten Batanghari, Kecamatan Pemayung merupakan wilayah yang masih banyak memiliki lahan pertanian dan lahan perkebunan dimana masyarakatnya masih banyak berprofesi sebagai petani namun saat ini melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah ke budidaya kolam ikan. Adapun pengalihan fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan banyak terdapat di Desa Lubuk Ruso dilihat dari semakin berkurangnya luas lahan padi sawah dan digantikan dengan kolam ikan.

Berdasarkan data dari Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Batang Hari mencakup luas tanam, produksi, dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Batang Hari Tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 1.

(17)

Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Batang Hari Tahun 2021

No Kecamatan Luas Tanam (Ha)

Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha) 1 Maro Sebo Ulu 1,556 7,190 50.99 2 Mersam 1,345 6,490 51.92 3 Muara Tembesi 801 3,517 46.52 4 Batin XXIV 94 207 47.05 5 Maro Sebo Ilir 1,045 4,981 49.32 6 Muara Bulian 1,131 5,544 50.31 7 Bajubang 4 18 45.50 8 Pemayung 976 5,124 50.58 Jumlah 6,952 33,071 50.19

Sumber : kepala dinas pertanian tanaman pangan Kabupaten Batang Hari 2021

Pada Tabel 1. Menunjukkan bahwa Kecamatan Pemayung berada di urutan ke empat yaitu produksinya sebesar 5,124 ton dengan luas tanam 976 Ha dan dengan produktivitas 50.58 Ton/Ha. disini dapat dilihat bahwa di Kecamatan Pemayung merupakan keempat terbanyak setelah kecamatan Muaro Sebo Ilir.

Akibat adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan luas lahan pada usahatani padi sawah menurun dibeberapa desa salah satunya yaitu Desa Lubuk Ruso yang mana sebagian besar petaninya beralih fungsi lahan menjadi kolam ikan. Alih fungsi lahan padi sawah ke kolam ikan merupakan salah satu fenomena yang sedang terjadi di Desa Lubuk Ruso dimana di Desa tersebut sebagian petani sudah banyak melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah ke kolam ikan yang menurut mereka hasil produksi dari padi sawah kurang memuaskan.

(18)

4

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi sawah di Desa Lubuk Ruso Tahun 2016-2020

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2016 70 413 5.9 2017 138 841.8 6.1 2018 150 877.50 5.85 2019 48 260.16 5.42 2020 45 245.25 5.45

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa luas panen, dan produksi padi pada tahun 2016-2018 di Desa Lubuk Ruso terus meningkat. Namun pada tahun 2019 luas tanam, panen, dan produksi padi menurun drastis yaitu pada tahun 2019-2020 luas panen padi sawah mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya alih fungsi lahan yang dialihkan menjadi kolam ikan sehingga luas lahan padi sawah semakin berkurang. Beberapa faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan salah satunya adalah terjadinya alih fungsi lahan baik dalam non pertanian karena ketersediaan lahan yang cukup sedikit, dan menurut masyarakat adanya alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan produktivitas budidaya ikan meningkat dan menurut mereka lebih menguntungkan dan menjanjikan hasil yang memuaskan. Hal tersebut yang membuat petani tertarik untuk mengalihfungsikan lahan padi sawah ke kolam ikan sehingga menyebabkan lahan padi sawah menurun dan lahan usahatani kolam ikan meningkat karena adanya alih fungsi.

Dalam kelompok tani yang melakukan alih fungsi lahan padi sawah ke usaha budidaya kolam ikan terdapat beberapa desa yang dijadikan sebagai bahan perbandingan, dimana di Desa Lubuk Ruso merupakan Desa yang paling banyak

(19)

petaninya melakukan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan dan dari beberapa Desa tersebut tentu tidak luput pula permasalahan yang sering terjadi seperti adanya gagal panen karena terserang hama ataupun hasil yang diperoleh sedikit dan kurang memuaskan petani. Untuk melihat perbandingan Desa yang ada di Kecamatan Pemayung yang melakukan alih fungsi lahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Petani yang Melakukan Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Kolam Ikan di Kecamatan Pemayung

Nama Desa Nama Lembaga Jumlah Petani

1. Desa Lubuk Ruso Kelompok Tani Mas Hijau I 8

Kelompok Tani Mas Hijau II Kelompok Tani Suko Tani I Kelompok Tani Suko Tani II 12

18

17

2. Desa Senaning Kelompok Tani Karya Abadi Kelompok Tani Usaha Mandiri 15

6

3. Teluk Ketapang Kelompok Tani Hikmah 2

Jumlah 78

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Pemayung 2022

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa Desa lain yang melakukan alih fungsi lahan yang awalnya dari padi sawah beralih menjadi kolam ikan yaitu di Desa Lubuk Ruso, Senaning dan Teluk Ketapang. Dari beberapa Desa di atas Desa Lubuk Ruso adalah Desa yang banyak melakukan alih fungsi lahan yang mana awalnya padi sawah menjadi kolam ikan yaitu sebanyak 55 petani dibandingkan Desa lain.

Dalam persepsi petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan yang ada di Desa Lubuk Ruso, persepsi setiap orang berbeda-beda terhadap alih fungsi lahan dari padi sawah ke kolam ikan tergantung bagaimana setiap individu itu mempersesikan sesuatu. Persepsi petani terhadap alih fungsi lahan dari padi sawah ke kolam ikan sangat berpengaruh terhadap luas lahan yang mana

(20)

6

dalam hal tersebut memicu petani untuk mengalihkan atau tidak mengalihkan lahan mereka. Alasan petani melakukan alih fungsi lahan karena petani mengalami gagal panen terus menerus yang menyebabkan petani mengalami kerugian dan hasil panen yang diperoleh sedikit, adapun alasan lainnya yaitu kurangnya generasi muda yang mau terjun langsung di dunia persawahan yang menyebabkan petani beralih ke kolam yang menurut petani lebih menguntungkan dan menjanjikan hasilnya dari usaha budidaya kolam ikan. Untuk melihat banyaknya potensi budidaya dan luas kolam per Kecamatan di Kabupaten Batanghari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Banyaknya Potensi Budidaya dan Luas kolam per Kecamatan di Kabupaten Batang Hari Tahun 2020

No Kecamatan Potensi Budidaya (Ha) Kolam (Ha)

1 Mersam 150 18,5

2 Maro Sebo Ulu 150 13,2

3 Batin XXIV 200 25,5

4 Muara Tembesi 100 14,6 5 Muara Bulian 150 18,5

6 Bajubang 100 48,5

7 Maro Sebo Ilir 150 26,6

8 Pemayung 2200 58,65

Total 3.200 224,1

Sumber : Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Batang Hari 2021

Tabel 4. Menunjukkan bahwa Kecamatan Pemayung memiliki luas kolam terbesar di Kabupaten Batang Hari dengan luas kolam 58,65 Ha dengan potensi budidaya 2200 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan kolam ikan di Kecamatan Pemayung lebih banyak dibandingkan dengan Kecamatan lain yang

(21)

berada di Kabupaten Batanghari. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu karna petani banyak melakukan alih fungsi lahannya yang semula berusahatani padi sawah dialihkan menjadi budidaya kolam ikan sehingga luas lahan padi sawah semakin lama semakin berkurang dan luas lahan kolam ikan semakin lama semakin bertambah karena adanya pengalihan lahan. Untuk melihat banyaknya jumlah kolam, produksi dan produktivitas usaha budidaya kolam ikan tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Banyaknya Jumlah Kolam, Produksi dan Produktivitas Usaha Budidaya Kolam Ikan di Desa Lubuk Ruso 2016-2020

No Tahun Jumlah Kolam (Unit)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

1 2016 205 1000 4,87

2 2017 205 1180 5,75

3 2018 225 1240 5,51

4 2019 275 1585 5,76

5 2020 305 1810 5,93

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Tabel 5. Menunjukkan bahwa pada Tahun 2018-2020 jumlah kolam ikan di Desa Lubuk Ruso setiap tahun mengalami peningkatan sehingga produksi ikut meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi budidaya ikan kolam di Desa Lubuk Ruso lebih unggul dibandingkan usahatani padi sawah sehingga sebagian petani terdorong untuk mengalihfungsikan lahan padi sawah menjadi kolam ikan.

Dan biasanya banyaknya permintaan ikan patin ini berpengaruh pada lahan yang digunakan untuk budidaya kolam ikan cukup besar sehingga petani mengambil lahan padi sawah yang kurang produktif untuk dijadikan kolam karena kurangnya

(22)

8

ketersediaan lahan. Untuk mengetahui perkembangan luas kolam ikan dan produksi ikan di Desa Lubuk Ruso dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Perkembangan Luas Kolam Ikan dan Produksi Ikan di Desa Lubuk Ruso Tahun 2016-2020

No Tahun Luas (Ha) Produksi (Ton)

1 2016 18 1000

2 2017 18 1180

3 2018 18,7 1240

4 2019 19,9 1585

5 2020 20,6 1810

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021

Tabel 6. Menunjukkan bahwa kondisi perkembangan luas kolam ikan dan produksi ikan di Desa Lubuk Ruso setiap tahunnya meningkat meskipun hanya sedikit tetapi ada perkembangan peningkatan luas.

Pada tahun 2016-2020 menunjukkan bahwa perkembangan luas lahan kolam ikan meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada tabel diatas. Pada tahun 2016 luas (Ha) sebesar 18 Ha dan pada tahun berikutnya luasnya sama.

Sedangkan pada tahun 2018 luasnya mengalami kenaikan yang cukup banyak sebesar 18,7 Ha, pada tahun 2019 dan 2020 juga mengalami peningkatan kenaikan yang lumayan dari 19,9-20,6 Ha. dapat disimpulkan bahwa luas yang bertambah secara tidak langsung memiliki jumlah rata-rata sebesar 0,52 Ha dan mengalami kenaikan sehingga produksi yang di hasilkan pun ikut mengalami kenaikan yang cukup menguntungkan.

Belakangan ini luas lahan usahatani padi sawah di Desa Lubuk Ruso semakin berkurang karena adanya pengalihan lahan dari padi sawah menjadi

(23)

kolam ikan. Desa Lubuk Ruso yang terletak di bagian timur Kabupaten Batanghari dengan luas wilayah 36.000 km2 dengan jumlah 637 KK dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.163 jiwa.

Pengambilan keputusan dalam pengalihan lahan padi sawah ke kolam ikan bukan hanya semata-mata karena lahan yang tidak produktif akan hasil yang diperoleh tetapi disebabkan karena beberapa hal seperti tanah yang tidak subur ataupun susahnya merawat tanaman yang ada seperti pupuk, hama yang menyebabkan kegagalan panen dan saluran irigasi yang kurang memadai untuk usahatani padi sawah. Adapun hubungan yang terkait dengan persepsi itu sendiri tidak luput dari petani yang berperan penting dalam alih fungsi. Pada uraian tersebut bisa dijelaskan bahwasanya dalam produksi budidaya kolam ikan produksi yang dihasilkan cukup menjanjikan dibanding padi sawah menurut masyarakat disana dan faktor utama penyebab pengalihan fungsi lahan padi sawah ke kolam ikan yaitu hampir rata-rata hasil yang diperoleh petani padi sawah mengalami kegagalan panen karena serangan hama dan penyakit serta kurangnya generasi muda yang mau terjun ke sawah.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Petani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan Budidaya Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari”

1.2 Rumusan Masalah

Pada tabel dua menunjukkan ada indikasi penurunan luas lahan padi sawah pada kurun waktu 2019 yang mana pada tahun 2019 luas lahan hanya sebesar 49

(24)

10

Ha. sementara pada tabel lima menunjukkan bahwa dari kurun waktu 2017-2020 terjadi peningkatan luas dan produksi usahatani kolam ikan.

Menurut informasi dari PPL di lokasi bahwa lahan kolam yang sekarang berasal dari lahan padi sawah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang masih diandalkan oleh Negara Indonesia karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis yang terjadi di Negara Indonesia.

Namun luas lahan pertanian di Desa Lubuk Ruso selalu mengalami penurunan karena adanya alih fungsi lahan dari lahan sawah menjadi lahan non sawah (Kolam ikan). Alih fungsi lahan pertanian berdampak sangat besar pada sistem mata pencaharian yang mana pada awalnya bekerja sebagai petani usahatani padi sawah dan sekarang sebagian besar mengalihfungsikan sebagai petani usahatani budidaya kolam ikan. Hal ini dapat dilihat dari salah satunya yaitu berubahnya fungsi lahan.

Luas lahan padi sawah yang ada di Desa Lubuk Ruso tersebut semakin berkurang dan sebagian masyarakatnya mengalihfungsikan lahan padi sawah menjadi kolam ikan. Meskipun tidak semua petani mengalihfungsikan lahan padi menjadi kolam ikan tetapi dari data pada latar belakang terlihat bahwa luas tanam padi sawah mengalami penurunan sedangkan pada luas kolam ikan mengalami peningkatan.

Dari fakta yang terlihat bahwasanya sekarang ini banyak petani yang melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah ke kolam ikan yang mana menurut petani hasil yang di peroleh dari budidaya kolam ikan lebih menjanjikan dibandingkan hasil yang di dapat dari usahatani padi sawah sehingga menurut persepsi petani dengan melakukan alih fungsi lahan padi sawah ke kolam ikan

(25)

dapat menaikkan taraf perekonomian petani yang awalnya hasil yang diperoleh dari usahatani padi sawah hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekarang dengan melakukan usaha budidaya kolam dapat menaikkan taraf perekonomian dan bisa menjadi sumber perekonomian utama petani di Desa Lubuk Ruso.

Petani yang berusahatani padi sawah banyak melakukan alih fungsi lahan yang tidak luput dari banyaknya faktor yang menyebabkan petani mempersepsikan alih fungsi lahan menjadi kolam ikan bernilai positif salah satunya yaitu petani mengalami kegagalan panen sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan petani dan kurangnya generasi muda yang mau terjun ke dunia persawahan dan memilih untuk bekerja di non pertanian. Lahan merupakan unsur terpenting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia serta lahan sebagai tempat manusia melakukan aktivitas untuk mempertahankan eksistensinya. Aktivitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan lahan karena lahan dilakukan untuk pemanfaatan bercocok tanam dan kebutuhan lahan dilakukan sebagai kegiatan non-pertanian terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Namun tingkat persepsi petani terhadap sesuatu berbeda-beda, tergantung dari harapan petani dan kebutuhannya. Oleh sebab itu petani yang melakukan alih fungsi lahan perlu memperhatikan tujuan dan apa yang diinginkan petani sehingga hal tersebut dapat menguntungkan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh petani disana serta petani harus mempertimbangkan resiko-resiko yang dihadapi kedepannya.

(26)

12

Dari kondisi di atas dan di kaitkan dengan lingkup penelitian ini terdapat beberapa masalah yang masih perlu di jawab yaitu:

1. Bagaimana persepsi petani terhadap budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari?

2. Bagaimana gambaran luas lahan yang dialihfungsikan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?

3. Apakah ada hubungan antara persepsi petani dengan luas lahan padi sawah yang dialihfungsikan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

2. Untuk mendeskripsikan gambaran luas lahan yang dialihfungsikan menjadi kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari

3. Untuk menganalisis hubungan persepsi petani padi sawah yang dialihfungsikan lahannya menjadi budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan ilmu dan pengalaman serta sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi

(27)

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Universitas Jambi.

2. Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan mengenai persepsi petani terhadap usahatani kolam ikan yang dilakukan di desa Lubuk Ruso kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

(28)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persepsi

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari kata persepsion adalah tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan sekitar. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata persepsi digolongkan sebagai kata benda yang diartikan sebagai tanggapan langsung dari sesuatu, serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Dalam ilmu psikologi persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami oleh penginderaan. Dalam hal ini penginderaan yang di maksud adalah suatu proses di terimanya stimulus oleh individu melalui alat penerimaan (indera) yang kemudian diterima oleh saraf otak ke pusat susunan syaraf (Rachmat, 2014).

Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang difikirkan, dilihat dan dirasakan. Hal tersebut skaligus berarti bahwa persepsi menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai kepentingan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat berinteraksi.

Persepsi dihasilkan dari pemikiran kemudiam melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari masing-masing orang atau individu meskipun objek yang dilihat sama, persepsi tersebutlah yang membedakan seseorang dengan yang lain.

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihahat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang itu memandang sesuatu (Leavit, dalam sobur, 2009).

Sugihartono (2007) mengemukakan bahwa persepsi merupakan kemampuan panca indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan

(29)

stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi ,anusia terhadap perbedaan sudut pandang dalam penginderaan yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak dan nyata.

Menurut Tewal et al (2017) juga menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses kognitif dimana seorang individu memilih, mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus lingkungan. Persepsi individu ditujukan pada pandangan yang dimiliki oleh petani mengenai suatu inovasi berdasarkan kebutuhan dan pengalaman yang akan mempengaruhi sikap petani terhadap suatu inovasi (Meijer et al, 2015).

Dalam memahami persepsi, kunci utama terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang cukup unik terhadap situasi. Persepsi juga dapat diartikan sebagai suatu pengalaman tentang peristiwa, objek, maupun hubungan yang diperoleh dengan menafsirkan pesan dan menyimpulkan suatu informasi. Persepsi juga memberikan makna pada rangsangan inderawi yang mana menafsirkan makna pada inderawi yang tidak hanya melibatkan sensasi tetapi melibatkan perhatian, harapan, motivasi, dan juga memori (Iskandar dan Nurtilawati, 2019).

Persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca indera kemudian di analisis, diintepretasi dan kemudian dievaluasi. Sehingga individu memperoleh makna.

(30)

16

Adapun Indikator persepsi menurut Bimo Walgito (2010) yaitu:

1. Penyerapan terhadap rangsang

Penyerapan terhadap rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut tentu akan mendapat gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam objek persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gamabaran atau kesan-kesan baik yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru saja atau sudah lama.

2. Pengertian atau pemahaman

Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan, dibandingkan, diinterpretasi, sehingga terbentuk pemahaman. Proses terjadinya pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pemahaman yang terbentuk tergantung pada gambaran-gambaran lama yang telah dimiliki petani sebelumnya.

3. Penilaian atau evaluasi

Setelah terbentuk pemahaman, terjadilah penilaian dari petani. petani membandingkan pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki petani secara subjektif. Penilaian petani berbeda-beda meskipun objeknya sama, oleh karena itu persepsi bersifat individual.

Berdasarkan dari penjelasan terebut maka dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalaman tidak

(31)

sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya hasil persepsi antara petani dengan petani yang lain tidak sama. Kondisi seseorang dalam kehidupan sehari-hari sangat mempengaruhi persepsi pada setiap peristiwa sosial, dimana dalam setiap kegiatan sosial tersebut selalu melibatkan hubungan antara subjek dan terbentuknya makna. Dari teori-teori tersebut dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses dimana individu-individu memperoleh tanggapan sebagai hasil interpretasi dari objek yang diamati secara selektif. Persepsi merupakan dinamika respon yang terjadi dalam diri seseorang ketika menerima rangsangan dari luar melalui panca indera, dan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, pengalaman, emosional, serta aspek kepribadian.

Dapat disimpulkan bahwa petani akan menentukan persepsi apakah suatu objek tersebut baik atau buruk, berguna atau tidak berguna, penting atau kurang penting. Persepsi setiap orang akan berkembang atau dapat berubah sesuai informasi baru yang diterima dari lingkungannya.

Persepsi adalah inti dari komunikasi, jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.

Persepsi merupakan pandangan atau penilaian petani terhadap objek melalui indera. Tingkat kemudahan dilihat hasilnya melalui proses yang dimulai dari rangsangan, penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri petani sehingga petani sadar segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimiliki. Dalam hal ini objek yang dimaksud adalah alih fungsi lahan budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

(32)

18

Sri Astuti (2010) menyatakan bahwa unsur-unsur persepsi yaitu:

a. pengamatan adalah suatu fungsi pengenalan diamana seseorang menghayati objek yang nyata dengan kontak langsung terhadap sistem.

b. Pandangan adalah suatu proses dimana menghimpun dari semua pendapat dan pemikiran mengenai objek melalui informasi dan komunikasi.

c. Pendapat adalah suatu proses dimana seseorang melakukan kontak secara teratur dan sistematis dengan memberikan penilaian terhadap objek.

Dalam melihat persepsi petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan terdapat aspek-aspek yang mempengaruhi persepsi petani di Desa Lubuk Ruso seperti modal, teknik budidaya, bibit, pakan, biaya, pemasaran, lingkungan, jangka waktu masa panen, kondisi alam, dan pendapatan yang bisa dilihat penjelasannya dibawah ini:

Persepsi petani dalam aspek :

1. Modal

Menurut Rita Hanafie (2010), modal adalah keseluruhan nilai dari sumber- sumber ekonomi non manusiawi. Modal dapat diartikan sebagai harta benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah produksi atau menambah kekayaan. Sedangkan hubungannya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan ketika modal yang dikeluarkan untuk usahatani padi sawah tidak sesuai dengan yang diharapkan maka petani akan memilih mengalihfungsikan lahannya.

(33)

2. Teknik Budidaya

Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumberdaya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panen nya.

Teknik budidaya ikan di air tawar merupakan budidaya ikan di darat dengan menggunakan fasilitas kolam, kanal, sawah, dan bahkan terpadu dengan komoditas lain. Sedangkan hubungannya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan ketika teknik yang digunakan lebih sederhana maka persepsi petani positif.

3. Bibit

Bibit merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan dalam usaha pembudidayaan ikan. Dalam hal pembudidayaan ikan di kolam air tawar bibit mudah diperoleh petani Desa Lubuk Ruso. Sedangkan hubungannya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan yaitu ketika bibit untuk usaha budidaya kolam ikan lebih mudah didapat dibanding bibit padi sawah maka persepsi petani positif dan menyebabkan petani lebih memilih melakukan alih fungsi lahan.

4. Pakan

Pakan merupakan unsur penting dalam budidaya ikan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus memenuhi standar nutrisi bagi ikan agar kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhan cepat. Pemberian pakan yang nilai nutrisinya kurang baik dapat menurunkan kelangsungan hidup ikan dan pertumbuhannya lambat, bahkan dapat menimbulkan penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Sedangkan hubungannya dengan petani yang melakukan alih fungsi lahan yaitu pakan untuk usaha budidaya kolam

(34)

20

ikan lebih mudah didapat dengan memproduksi pakan ikan sendiri sehingga menyebabkan persepsi petani positif pada alih fungsi lahan.

5. Biaya

Biaya merupakan pengeluaran modal yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Ketika biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso murah maka persepsi petani mengenai alih fungsi lahan budidaya kolam ikan bernilai positif karena semakin kecil biaya yang dikeluarkan petani maka akan mempermudah petani dalam membudidayakan ikan di kolam namun jika menurut petani biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya kolam ikan mahal dan membutuhkan banyak biaya maka persepsi petani terhadap alih fungsi lahan negatif.

6. Penjualan

Penjualan mempunyai peranan penting dalam agribisnis yang dapat mempengaruhi kegiatan komersial, subsistem lainnya dan mekanisme agribisnis secara keseluruhan. Penjualan mempengaruhi persepsi petani terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan karena menurut petani jika penjualan dalam budidaya kolam ikan lebih mudah dan menguntungkan dibandingkan dengan penjualan usahatani padi sawah maka persepsi terhadap alih fungsi lahan tersebut positif sehingga akan mempengaruhi petani untuk beralih fungsi lahan.

7. Lingkungan

Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, sumberdaya, energi, keadaan, dan makhluk hidup termasuk juga manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

(35)

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan yang ada di Desa Lubuk Ruso mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan karena terdapat hubungan yaitu ketika lingkungan disekitar banyak yang melakukan alih fungsi maka hal tersebut dapat memicu petani lain untuk mengalihfungsikan lahannya.

8. Jangka Waktu Masa Panen

Perhitungan akan panen pada waktu yang tepat untuk memperoleh harga yang baik bagi hasil panennya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan petani. Hubungan alih fungsi lahan padi sawah menjadi budidaya kolam ikan ketika jangka waktu masa panen budidiya kolam ikan tidak sesuai dengan harapan petani maka persepsi petani tersebut negatif tetapi jika jangka waktu masa panen sesuai dengan ketentuan dan telah memenuhi sayarat dan hasil penjualan baik maka persepsi petani positif sehingga menyebabkan petani lebih memilih beralih fungsi lahan menjadi budidaya kolam ikan.

9. Kondisi Alam

Kondisi alam sangat mempengaruhi untuk hasil pertanian, hal ini dikarenakan kondisi alam mencakup keadaan fisik, flora, fauna di suatu wilayah. Desa Lubuk Ruso merupakan daerah dataran rendah dengan persawahan rawa lebak dengan sedikit perbukitan yang dialiri oleh sungai batanghari.

Sedangkan hubungannya dengan petani ialah ketika petani tersebut merasa bahwa kondisi alam yang ada di Desa tersebut sudah tidak sesuai harapan mereka saat mengusahatani kan padi sawah dan banyak menemukan hambatan-hambatan yang disebabkan oleh kondisi alam maka kemungkinan petani untuk mengalihfungsikan lahannya semakin besar.

(36)

22

10. Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan suatu usaha untuk membiayai pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Sedangkan hubungannya dengan petani ialah ketika petani tersebut merasa bahwa pendapatan dari usaha budidaya kolam ikan yang didapat sesuai dengan harapan atau lebih menguntungkan dibanding padi sawah maka penilaian dari persepsi petani tersebut akan positif sehingga keputusan petani untuk keinginan melakukan alih fungsi semakin besar.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persepsi

Menurut Walgito (2010) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah:

1.objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan suatu stimulus mengenai indera. Stimulus dapat datang dari luar individu persepsi, tetapi dapat pula datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

2.Alat indera, syaraf, pusat susunan syaraf

Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima oleh reseptor kepusat susunan syaraf yaitu otak dan persepsi sebagai pusat dari kesadaran.

(37)

3.perhatian

Perhatian merupakan bagian pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang diperlihatkan kepada sesuatu ataupun sekumpulan objek.

2.1.3 Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi menimbulkan objek stimulus, dan stimulus mengenai alat indera. Proses stimulus menyangkut alat indera merupakan suatu proses fisik. Stimulus yang diterima alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses tesebut dinamakan dengan proses fisiologis. Kemudian terjadinya proses di otak merupakan pusat kesadaran sehingga individu menyadari dengan apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraba (Walgito, 2010).

Menurut Alex Sobur (2009) yang dikenal dengan teori rangsangan tanggapan (stimulus) persepsi merupakan suatu bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan suatu tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia.

2.1.4 Pengukuran Persepsi

Menurut Rachmat (2014) persepsi dapat dibagi 2 yaitu positif dan negatif.

Individu cenderung akan menilai sebuah objek apabila objek tersebut sesuai dengan penghayatan dan dapat diterima oleh rasional dan emosional. Sedangkan individu akan memandang objek negatif ketika objek yang diterima reseptor tidak sesuai dengan penghayatandan individu cenderung menjauhi dan menolak objek tersebut. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dan dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah menggunakan skala likert.

(38)

24

2.2 Konsep Usahatani

Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang mengusahakan dan mengordinir faktor produksi berupa lahan dan alam disekitarnya sebagai modal sehingga memberi manfaat sebaik-baiknya (Suratiyah, 2011).

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki petani agar berjalan efektif dan efisien dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut agar memperoleh keuntungan setinggi- tingginya (Soekartawi, 2011). Usahatani tidak hanya memiliki lingkup sempit dan berhubungan dengan pemikiran bercocok tanam saja melainkan mencakup seluruh aspek yang ada di dalam pertanian itu sendiri yang menjadi bagian dari usahatani, seperti:

1. Peternakan

a. Peternakan sebagai usaha sambilan

Petani masih melakukan produksi pangan melalui lahan pertanian yang dimiliki dan peternakan hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

b. Peternakan menjadi cabang usaha petani melakukan usaha pertanian campuran.

c. peternakan melakukan usaha sebagai penghasilan pokok petani melakukan peternakan sebagai penghasilan utama dan hal pertania lainnya sebagai penghasilan tambahan.

d.Peternakan menjadi usaha industri

Petani mengusahakan peternakan sebagai satu-satunya usaha yang dikelola.

1. Pembangunan pertanian berbasis agribisnis

(39)

Petani dikerahkan untuk mendayagunakan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Tujuannya adalah:

a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani b. Menciptakan sistem ketahanan pangan

c. Meningkatkan daya saing produk pertanian dalam pasar global d. Membangun aktivitas ekonomi pedesaan.

2. Pengembangan usahatani melalui sektor pembudidaya ikan

Dalam usahatani tersebut petani dapat menambah pendapatan melalui budidaya ikan yang bisa dilakukan dikolam. Usahatani padi sawah merupakan usahatani dimana dalam proses produksinya melibatkan sawah sebagai lahan, petani sebagai tenaga kerja, bibit, pupuk, obat-obatan dan adanya pengairan disamping skill atau kemampuan manajerial dalam mengkoordinasikan produksi.

2.3 Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Ke Kolam Ikan 2.3.1 Pengertian Alih Fungsi

Alih fungsi lahan disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor internal yaitu kondisi sosial ekonomi dari pemilik lahan, dan faktor kebijakan yaitu regulasi yang ditetapkan (Supriyadi 2004).

Menurut Zuriyani (2012) upaya pencetakan sawah baru lengkap dengan sarana irigasi dan sarana pendukung lainnya masih sangat terbatas luasnya. Lahan sawah baru tidak bisa berproduksi secara maksimal seperti sawah yang telah jadi sebelumnya, alih fungsi lahan akan berdampak pada stok pangan dimasa mendatang.

Menurut Kustiawan (1997) alih fungsi lahan secara umum menyangkut transpormasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke

(40)

26

penggunaan lainnya. Secara umum alih fungsi lahan padi sawah menjadi kolam ikan tersebut tidak liput dari pengertian diatas yang mana saling berhubungan.

2.3.2 Faktor-faktor terjadinya alih fungsi lahan

Menurut Lestari (2009) proses alih fungsi lahan pertanian menjadi penggunaan lahan non pertanian yang terjadi disebabkan terjadinya alih fungsi lahan yaitu:

1. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang disebabkan dari adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, pertumbuhan demografi, serta pertumbuhan ekonomi.

2. Faktor Internal

Faktor internal lebih melihat dari sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial- ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.

3. Faktor kebijakan

Merupakan suatu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi dari suatu lahan pertanian. Kelemahan dari aspek regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan masalah yang menjuru pada kekuatan hukum, sanksi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang dilarang dikonversi atau dialihfungsikan.

Menurut Irawan (2005) hal tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu:

1. Sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan atau industri di suatu lokasi alih fungsi lahan, maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri dan pemukiman yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan disekitarnya meningkat.

(41)

2. Peningkatan harga lahan selanjutnya dapat merangsang petani lain disekitarnya untuk menjual lahan.

Menurut Winoto (2005) faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yaitu:

1. Faktor kependudukan, yaitu peningkatan dan penyebaran penduduk di suatu wilayah. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan tanah. Selain itu, peningkatan taraf hidup masyarakat juga turut berperan menciptakan tambahan permintaan lahan.

2. Faktor ekonomi, yaitu tingginya land rent yang diperoleh aktifitas sektor non pertanian dibandingkan dengan sektor pertanian. Rendahnya insentif untuk bertani disebabkan tingginya biaya produksi, sementara harga hasil pertanian relatif rendah dan berfluktuasi. Selain itu karena faktor kebutuhan keluarga petani yang semakin mendesak menyebabkan terjadinya konversi lahan.

3. Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan hukum waris yang menyebabkan terfragmentasinya tanah pertanian. Sehingga tidak memenuhi batas minimum skala ekonomi usaha yang menguntungkan.

4. Perilaku myopic, yaitu mencari keuntungan jangka pendek namun kurang memperhatikan jangka panjang dan kepentingan nasional secara keseluruhan.

5. Lemahnya sistem perundang-undangan dan penegak hukum dari peraturan yang ada.

2.3.3 Konsep Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan

Dalam hal ini konsep petani dalam beralih fungsi lahan menjadi usaha budidaya kolam ikan terhadap pendapat beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitannya dengan alih fungsi lahan yaitu (1) jika alih fungsi lahan

(42)

28

pertani ke non pertanian atau ke budidaya kolam ikan yang tidak terkendali maka akan mengancam kapasitas ketersediaan pangan serta dapat mengancam kerugian sosial dalam kehidupan masyarakat di pedesaan khususnya pada petani, (2) adanya tekanan yang muncul baik itu dari segi eksternal maupuninternal terhadap alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan lainnya seperto kepentingan non pertanian.

Tujuan petani melakukan alih fungsi lahan dari padi sawah ke usaha budidaya kolam ikan yaitu untuk mendapatkan hasil produk yang lebih baik atau lebih banyak. Dan untuk memenuhi tujuan petani, perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil usaha budidaya kolam ikan seperti modal, teknik budidaya, bibit, pakan, biaya, pemasaran, lingkungan, jangka waktu masa panen, kondisi alam, dan pendapatan.

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian, semakin luas lahan maka akan semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Penyebab utama kemiskinan penduduk pedesaan yang sebagian besar berpenghasilan utama sebagai petani adalah karena sebagian besar petani tergolong petani kecil dengan rata-rata luas penguasaan lahan kurang dari 0,5 Ha.

Menurut Sajogyo (1977) mengelompokkan petani ke dalam tiga komponen atau kategori yaitu:

a. Petani skala kecil dengan luas lahan < 0,5 Ha b. Petani skala menengah dengan luas lahan 0,5-1 Ha c. Petani skala luas dengan luas lahan > 1 Ha

(43)

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian relevan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Dewi M Pakpahan (2013), “Persepsi Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Menjadi Lahan Hortikultura dan Jagung di Desa Batuara Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”. Metode analisis yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu metode metode pengambilan sampel secara sengaja.

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan hortikultura dan jagung berdasarkan tipe alih fungsi lahan adalah adanya dorongan teknis yang terkait dengan sistem tenaga kerja, biaya produksi, kondisi lahan, permodalan, dan ketersediaan sarana dan prasarana.

2. Riandari Iswara (2018), “Persepsi Petani dan Efektivitas Kelompok Tani Dalam Program UpsusPajale di Kecamatan Banjar Barn Kabupaten Tulang Bawang”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan persepsi adalah tingkat pendidikan, motivasi, lingkungan sosial, dan dukungan instansi pemerintah. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan nyata adalah tingkat pengetahuan. Persepsi petani terhadap program Upsus pajale di Kecamatan Banjar Baru termasuk dalam klasifikasi baik atau menguntungkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persepsi semakin baik maka tingkat efektivitas kelompok semakin tinggi.

3. Muhammad Syahrom Dani (2017), “Analisis Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Usaha Ikan Darat dalam Meningkatkan Pendapatan Petani di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah”. Metode analisis yang digunakan

(44)

30

yaitu metode Deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pada usaha ikan lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani padi sawah.

Faktor-faktor pertimbangan petani dalam melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi usaha ikan darat adalah pendapatan yang menjanjikan, luas lahan yang sempit, dan tanggungan keluarga yang membutuhkan konsumsi lebih banyak.

4. Saltiva Ayu Mayangsari (2021), “Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Menjadi Usaha Budidaya Ikan Patin di Kabupaten Tulungagung”. Metode analisis yang digunakan adalah metode simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara deskriptif dapat dijabarkan bahwa alih fungsi lahan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari alih fungsi lahan berkepanjangan menyebabkan berkurangnya lahan pertanian yang produktif. Sedangkan dampak positif dari alih fungsi lahan yaitu meningkatkan pendapatan petani pembudidaya ikan.

5. Elly Hendrawati (2014), “Analisis Persepsi petani dalam Penggunaan Benih Padi Unggul di Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang”. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap penggunaan benih padi unggul secara keseluruhan di Kecamatan pawan yang tergolong kurang baik adalah yang terkait dengan ketersediaan dan pengaplikasian benih padi unggul.

Sedangkan pada persepsi yang baik adalah kualitas hasil benih padi unggul.

Karakteristik utama yang mendorong petani untuk meningkatkan persepsinya terhadap penggunaan benih padi unggul yaitu intensitas interaksi terhadap sesama petani. Pertukaran informasi antar petani ternyata menjadi faktor yang sangat penting dalam menerapkan inovasi dalam bidang pertanian.

(45)

2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini tersusun untuk menggambarkan persepsi petani dimana petani beralih fungsi dari lahan pertanian yaitu uahatani padi sawah menjadi budidaya kolam ikan. Dalam permasalahan alih fungsi ini tentunya menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan kesejahteraan hidup petani, tanah atau lahan pemiliknya bagi masyarakat pada umumnya terutama bagi petani yang berada di pedesaan. Persepsi petani padi sawah terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso masih berbeda-beda dan tidak bisa di sama ratakan seperti masih adanya petani yang tetap mempertahankan usahatani padi sawah dan adapula petani yang mengalihfungsikan lahan padi menjadi kolam ikan, hal ini dikarenakan persepsi atau pandangan seseorang berbeda-beda. Saat ini sudah banyak petani Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari yang beralih fungsi lahan dari usahatani padi sawah menjadi budidaya kolam ikan yang mana dengan adanya alihfungsi tersebut menyebabkan menurunnya luas lahan padi sawah di Desa Lubuk Ruso.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian cenderung terus meningkat, kecenderungan tersebut menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit untuk dihindari.

Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian adalah persepsi suatu petani yang melakukan pengalihan lahan menjadi kolam ikan dan petani padi sawah.

Berdasarkan uraian diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran tersebut bahwa persepsi petani terhadap alih fungsi lahan padi sawah ke usahtani kolam

(46)

32

ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Petani

Persepsi Petani Dilihat dari Aspek : 1. Modal

2. Teknik Budidaya 3. Bibit

4. Pakan 5. Biaya 6. Penjualan 7. Lingkungan

8. Jangka Waktu Masa Panen 9. Kondisi Alam

10. Pendapatan

Alih Fungsi Lahan:

Persentase luas lahan padi sawah yang dialihfungsikan menjadi usaha budidaya kolam ikan

Chi-Square

Positif Negatif Luas

Berhubungan Tidak Berhubungan

Tidak Luas

(47)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan antara persepsi petani padi sawah dengan pengalihan lahan budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.

(48)

34

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa di Desa Lubuk Ruso banyak petani mengalihfungsikan lahan padi sawah menjadi usahatani kolam ikan.

Adapun objek penelitian yaitu petani padi sawah yang mengalihfungsikan menjadi budidaya kolam ikan. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk melihat isu persepsi petani terhadap alih fungsi lahan padi sawah ke usaha budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus tahun 2022.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identitas petani padi sawah yang meliputi: nama, umur, pendidikan terakhir, luas lahan, dan pengalaman beusahatani.

2. Data mengenai persepsi petani 3. Data alih fungsi lahan

4. Data persepsi petani terhadap alih fungsi lahan budidaya kolam ikan 5. Data lain yang relevan dan mendukung penelitian yang akan peneliti kaji 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017).

(49)

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah petani usaha budidaya kolam ikan di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.

Selanjutnya sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Batang Hari, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Batang Hari, Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pemayung 2021. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Menurut Sugiyono (2017) metode survey merupakan cara pengumpulan data dengan cara mengamati objek penelitian secara langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan sumber data mengacu kepada daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu.

3.3 Metode Penarikan Responden

Menurut Sugiyono (2017) populasi merupakan wilayah generalisai yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani yang berada di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dengan jumlah sebagai berikut:

Tabel 7. Kelompok Tani Desa Lubuk Ruso yang Beralih Fungsi Lahan Kolam Ikan dan Petani Padi Sawah yang Tetap Bertahan.

Nama Kelompok Jumlah Petani Jumlah Petani Padi Sawah

Jumlah Petani Beralih Fungsi ke Kolam Ikan Mas Hijau I 8 0 8 Mas Hijau II 12 0 12 Suka Tani I 26 8 18 Suka Tani II 41 24 17 Jumlah 87 32 55

Sumber : Gapoktan Desa Lubuk Ruso Kabupaten Batanghari

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang digunakan memiliki kesamaan yaitu melacak suatu objek menggunakan GPS, namun yang menjadi perbedaan adalah GPS yang dipasang didalam kendaraan dan

Terdapat dua bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu: bentuk data kuantitatif dan bentuk data kualitatif. Data kuantitatif yang berusaha

Databasenya terdiri dari ID untuk membedakan data satu dengan yang lainnya dan mengurutkan banyak data, kolom date digunakan untuk kolom tanggal, kolom time untuk

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

Jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga berbeda karena data yang diambil oleh peneliti adalah data pasien yang memenuhi kriteria inklusi selama periode 1 Januari 2009 –

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi intensitas bakteri Aeromonas hydrophilla yang ada pada komoditas perikanan khususnya ikan hidup yang

Oleh karena itu perusahaan harus memotivasi karyawan untuk berpartisipasi dalam proses manajemen pengetahuan yaitu salah satu cara yang diterapkan adalah dengan

a. Pernyataan tidak puas secara tertulis; d. Pembebasan dari jabatan.. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Putra Widanis, S.STP, M.Si. selaku kepala Bidang Pembinaan