ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PIUTANG USAHA PADA PT BAHANA KARYA
AGUNG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti
Ujian Oral Comprehensive Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning
Oleh
RIZKI HARIANDA
1762201091
Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
2021
i
iii
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PIUTANG USAHA PADA PT BAHANA KARYA AGUNG
Abstrak
Pengendalian internal merupakan suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Semua aktivitas dan aset perusahaan perlu dilakukan pengendalian, termasuk juga pengendalian internal piutang, perlunya pengendalian atas piutang disebabkan piutang merupakan aset paling likuid, dan untuk menjaga kestabilan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT Bahana Karya Agung elektronik &
furniture cash & credit. Perusahaan ini memiliki piutang usaha yang cukup besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui bagaimana sistem pengendalian internal piutang usaha pada PT Bahana Karya, apakah sistem pengendalian internal piutang usaha PT Bahana Karya Agung sudah menerapkan konsep pengendalian intern berdasarkan COSO, dan bagaimana perputaran piutangnya.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive.
Dimana sampel diambil untuk mengetahui sistem pengendalian internal pada perusahaan sudah menerapkan konsep COSO, penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif, sumber data yang didapatkan dari premier, dan sekunder. Teknik dalam penelitian ini melakukan observasi, wawancara, memberikan kuisioner penelitian, dan mengambil dokumentasi, identifikasi operasional varibel ini berupa komponen sistem pengendalian internal, dan analisis datanya pengumpulan data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini, sistem pengendalian internal pada perusahaan ini menurut konsep COSO pada komponen lingkungan pengendalian yang didapatkan sebesar 2.623 berada dala interval kelas sangat efektif. Pada komponen penilaian risiko memperoleh hasil dari olahan kuisioner sebesar 2.559 berada dalam interval kelas sangat efektif. Hasil olah data kuisioner pada komponen aktivitas pengendalian diperoleh sebesar 2.418 berada dalam kategori interval efektif. Pada komponen informasi dan komunikasi hasil yang didapatkan setelah pengolahan data sebesar 2.695 berada dalam interval kelas sangat efektif.
Hasil dari pengolahan data yang didapatkan dari komponen pemantauan sebesar 2.513 berada dalam kategori interval kelas efektif. Secara keseluruhan pengendalian internal pada perusahaan dengan konsep COSO sudah sangat efektif, dan terdapat beberapa yang perlu ditingkatkan yaitu aktivitas pengendalian dan pemantauan sehingga piutang pada perusahaan dapat teratasi secara maksimal.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Interal, Piutang usaha, konsep COSO
iv
ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM OF ACCOUNTS RECEIVABLES AT PT BAHANA KARYA AGUNG
Abstract
Internal control is an important thing in a company. All activities and company assets need to be controlled, including internal control of accounts receivable, the need for control over receivables because receivables are the most liquid assets, and to maintain company stability. This research was conducted at PT Bahana Karya Agung electronics & furniture cash & credit. This company has a fairly large trade receivables. This study aims to find out how the internal control system for accounts receivable at PT Bahana Karya, whether the internal control system for accounts receivable PT Bahana Karya Agung has implemented the concept of internal control based on COSO, and how the receivables turnover.
This study uses a purposive sampling technique. Where the sample is taken to determine the internal control system in the company has implemented the COSO concept, this research is a type of qualitative and quantitative descriptive research, the data sources obtained from the premiere, and secondary. The technique in this study is to observe, interview, provide research questionnaires, and take documentation, identification of operational variables in the form of components of the internal control system, and data analysis of data collection, data presentation, and conclusions.
The results of this study, the internal control system in this company according to the COSO concept on the control environment component obtained is 2,623 which is in a very effective class interval. In the risk assessment component, the results from the questionnaire processing amounted to 2,559 which were in a very effective class interval. The results of the questionnaire data processing on the control activity component were obtained at 2,418 which were in the effective interval category. In the information and communication components, the results obtained after data processing are 2,695 which are in a very effective class interval. The results of data processing obtained from the monitoring component of 2,513 are in the category of effective class intervals. Overall, the company's internal control with the COSO concept has been very effective, and there are several things that need to be improved, namely control and monitoring activities so that the company's receivables can be handled optimally.
Keywords: Internal Control System, Accounts Receivable, COSO concept
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi dan permintaan pasar terhadap barang di Indonesia semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi banyak pengusaha yang menanamkan modalnya untuk berinvestasi di Indonesia dan ada pula perusahaan luar negeri yang mendirikan atau mengembangkan perusahaannya di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi (Liputan 6.com, diakses 2019).
Berdirinya perusahaan baru yang begitu banyak dapat menimbulkan persaingan dalam dunia usaha. Strategi yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan pangsa pasar pada setiap perusahaan berbeda-beda, seperti dengan cara meningkatkan kualitas, harga yang terjangkau, pemberian diskon, penjualan secara kredit dengan cicilan ringan dan tanpa uang muka.
Strategi penjualan yang dilakukan secara kredit ini akan menimbulkan penerimaan kas dalam jangka waktu lama. Dengan artian penjualan secara kredit ini akan menimbulkan piutang. Piutang merupakan hak perusahaan untuk melakukan penagihan kepada pelanggan sebagai akibat telah terjadinya transaksi jual beli secara kredit sesuai dengan perjanjian pembayaran yang telah disepakati (Budi;2011;3).
Penjualan secara kredit dapat meningkatkan laba tetapi juga dapat menimbulkan risiko. Adapun risiko yang dapat terjadi pada saat penjualan kredit
2
adalah force majour, adanya niat buruk pelanggan yang membeli barang, pelanggan kabur atau pindah, dan pelanggan bangkrut (Budi;2011;16).
Dari penjelasan Budi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu risiko penjualan secara kredit dapat mengakibatkan terjadi piutang tak tertagih.
Jika pernyataan Budi (2011;16) menjelaskan risiko penjualan secara kredit berasal dari pihak eksternal yakni dari pelanggan, risiko penjualan secara kredit juga bisa disebabkan oleh pihak internal. Pihak internal bisa saja menjadi penyebab apabila pihak penagihan atau bagian piutang tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Operasonal Prosedur pada perusahaan.
Penerapan sistem piutang pada perusahaan, dapat meningkatkan penjualan pada perusahaan, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Piutang ini meningkatkan laba tetapi dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan mengharapkan laba yang lama itu akan menjadi penerimaan kas. Agar piutang dapat terealisasi menjadi kas, maka perlu sistem pengendalian internal piutang yang memadai. Pengendalian internal itu penting untuk dilakukan pada suatu perusahana karena untuk melindungi aset pada suatu perusahaan dan menghasilkan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan.
Pengendalian internal sangat berpengaruh terhadap perusahaan untuk menilai aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan meminimalkan terjadinya risiko, terutama terjadinya risiko piutang tak tertagih. Pengendalian internal terhadap penjualan secara kredit bertujuan untuk menghindari risiko terjadinya piutang tak tertagih, salah posting atau menjumlahkan piutang, atau kinerja karyawan yang kurang bagus.
3
Pengendalian internal menurut Commite Of Sponsoring Orgnization (COSO) memiliki 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Lingkungan pengendalian dalam meminimalkan risiko piutang tak tertagih ini dapat mengatur dan mengarahkan pekerjaan dalam penanganan piutang tak tertagih. Penilaian risiko dalam menangani piutang tak tertagih ini dapat berguna dalam menilai risiko yang terjadi serta dapat menangani risiko yang terjadi. Aktivitas pegendalian yang dapat dilakukan dalam menimalkan piutang tak tertagih berupa aktivitas apakah pengendalian intern yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan oleh semua karyawan yang menangani piutang tak tertagih.
Informasi dan komunikasi dalam konsep pengendalian intern dapat berguna dalam pengendalian piutang, untuk menginformasi update piutang yang telah membayar kepada bagian yang menangani piutang. Komponen pemantauan dalam pengendalian intern ini dapat berguna dalam meminimalkan terjadinya risiko piutang tak tertagih ialah memantau apakah aktivitas pada piutang telah berjalan dengan pengendalian yang ada.
PT Bahana Karya Agung berdiri pada tahun 2013 bulan Maret, PT Bahana Karya Agung bergerak dalam bidang perdagangan elektronik dan furniture, PT Bahana Karya Agung terletak di Pekanbaru. PT Bahana Karya Agung melakukan perdagangan secara tunai dan kredit. PT Bahana Karya Agung bersaing dengan perusahaan elektronik dan furniture yang lainnya. PT Bahana Karya Agung terus berkembang dan bersaing dengan perusahaan lainnya, pada tahun pertama perusahaan ini mendapatkan penjualan sebesar Rp 4.894.342.000,-. Perusahaan
4
terus meningkatkan penjualan mereka dan memperluas pangsa pasar mereka dengan membuka outlet di Majapahit dan Pasar Minggu.
Dengan pendirian outlet baru tersebut perusahaan bisa meningkatkan penjualan dan mendapatkan keuntungan. Untuk meningkatkan penjualan perlunya strategi yang berbeda dengan pesaing perusahaan untuk menarik atau memikat konsumen sehingga membeli produk yang ada di PT Bahana KaryaAgung, adapun strategi yang dilakukan PT Bahana Karya Agung adalah proses kredit yang begitu mudah dan cepat, memberikan kredit tanpa uang muka atau dengan uang muka, dan harga promo. Dengan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan melakukan penjualan secara kredit, perusahaan berharap bisa meningkatkan penjualan mereka dan akan mendapatkan laba yang besar.
Dengan mendirikan beberapa outlet dan melakukan penjualan secara kredit, maka pada tahun 2014 nilai penjualan meningkat dari tahun 2013 menjadi Rp 9.211.792.000. Namun, dengan adanya transaksi secara kredit tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga meningkatkan nilai piutang usaha. Dengan tingginya nilai piutang usaha dapat berisiko pada besarnya kemungkinan piutang tak tertagih.
5
Berikut adalah tabel penjualan kredit dan piutang tak tertagih pada PT Bahana Karya Agung yang diambil dari tahun 2013 sampai tahun 2019.
Tabel 1.1 Rekapitulasi penjualan dan piutang tak tertagih Tahun Penjualan
kredit (Rp)
Piutang tak tertagih
(Rp)
Persentase Piutang tak tertagih 2013 4.894.342.000 357.112.000 7,3%
2014 9.211.792.000 891.552.000 9,7%
2015 8.904.523.000 776.405.000 8,7%
2016 8.782.012.000 826.798.500 9,4%
2017 8.730.365.000 831.951.200 9,5%
2018 8.756.430.000 1.003.819.630 11,5%
2019 7.797.922.000 1.026.399.600 13,2%
2020 4.386.516.000 465.106.000 10,6%
Sumber: Laporan keuangan perusahaan, 2020
Tidak dilaksanakannya pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosdur (SOP) yang telah dibuat oleh perusahaan dan tidak adanya struktur yang jelas sehingga terjadinya rangkap jabatan yang membuat tugas sering tidak diselesaikan dengan aturan perusahaan. Dimulai dari pemberian kredit sampai disetujui. Adapun SOP dalam pemberian kredit pada PT Bahana Karya Agung adalah team analis memberikan kredit kepada orang yang sesuai dengan kriteria yang tertera dalam kertas analis, menjelaskan perjanjian kredit setiap pasal. Ketika analis mengsurvey konsumen dan hasil dari survey tersebut tidak bisa diputuskan sendiri oleh pihak analis, melainkan hasil diresume dan disampaikan kepada semua yang berkaitan dengan bagian account receivable, accounting dan manager untuk mengambil keputusan apakah pengambilan kredit disetujui atau ditolak.
Namun dalam pelaksanaannya setelah team analis melakukan survey kepada rumah konsumen, team analis mengambil keputusan sendiri dalam
6
persetujuan kredit dan meminta team bagian faktur untuk membuat faktur sewa beli sehingga barang tersebut cepat diantar ke rumah konsumen.
Adapun aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh bagian accounting pada perusahaan ialah mengecek persediaan gudang, mengorder, memberikan harga, mencatat semua transaksi, membuat faktur, membuat kuitansi, dan membuat laporan keuangan pada akhir bulan, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan perusahaan. Namun pada pelaksanaannya, bagian accounting sering tidak memgupdate data piutang pada sistem, sehingga terjadi selisih antara nilai piutang di sistem dengan kartu piutang yang dibuat oleh admin account receivable pada saat pemeriksaan akhir bulan.
Adapun pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengendalikan bagian admin account receivable ialah mengecek piutang yang jatuh tempo, memberikan kode wilayah penagihan yang telah disepakati bersama, memberikan kartu piutang kepada kolektor sesuai dengan wilayah yang ditagih, mengingatkan konsumen untuk membayar hutang tepat waktu dan tidak menunggak, mencatat pembayaran piutang dan mengupdate daftar umur piutang. Tetapi dalam implementasinya Account receivable kurang menjalankan job desk yang diberikan, sering terjadinya selisih antara nilai piutang konsumen disistem dengan kartu piutang. Terjadinya piutang tak tertagih ini juga disebabkan karena pihak admin account receivable pada perusahaan tidak menurunkan kartu piutang tak tertagih kepada kolektor untuk menagih piutang yang sudah jatuh tempo.
Piutang tak tertagih pada perusahaan ini besar, hal ini terjadi karena team analis kreditnya kurang menekankan tanggal pembayaran angsuran konsumen, dan kurang menekankan sanksi apabila melakukan pembayaran telah lewat dari
7
pembayaran yang telah disepakati, sanksi tersebut berupa tambahan denda sebesar 0,25% dari anggsuran konsumen, dan apabila tidak membayar selama 2 bulan akan diberikan surat peringatan, dan apabila lebih dari tiga bulan tidak membayar anggsuran maka barang yang telah diserahkan akan disita kembali tanpa adanya pengembalian uang konsumen. Penyebab terjadinya piutang usaha tinggi juga disebabkan karena kurangnya berkomunikasi dengan tetangga atau masyarakat tentang calon konsumen, sehingga banyak konsumen yang membeli barang dipertengahan pembayaran konsumen kabur, barang rusak, serta barang dijual.
Kesalahan dalam team analis ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena barang kredit hilang atau dibawa kabur oleh konsumen sehingga perusahaan mengalami kerugian.
Adapun yang paling penting dalam penanganan piutang usaha adalah kolektor. SOP kolektor adalah memberikan kartu piutang sesuai jatuh tempo, bukti foto bahwa telah terjadinya penangihan, memberikan alasan yang jelas dan disertai foto untuk konsumen yang tidak ada atau kabur, memberikan target dan tantangan kepada kolektor dalam menangani piutang tak tertagih. Dalam melakukan penangihan team kolektor terlalu santai dalam penangihan yang mengakibatkan banyak kuitansi yang tidak tertagih, apalagi dalam melakukan penagihan keluar kota.
Karena piutang usaha merupakan aset perusahaan yang perlu di kendalikan maka perlunya penerapan sistem pengendalian internal pada piutang, yang mengatur tentang sistem piutang dan aktivitas melakukan penagihan. Untuk mengendalikan piutang usaha, sehingga piutang tak tertagih bisa terkendali dan dapat diminimalkan sehingga pengembalian modal bisa lebih cepat. Perlunya
8
penerapan sistem pengendalian internal pada admin account receivable, analis atau survey, kolektor, dan pihak accounting untuk mengendalikan piutang usaha dan untuk meminimalkan piutang.
Berdasarkan penelitian dahulu yang dilakukan Windiyah&Iwan (2014;70- 87) dengan judul Analisis Pengendalian Internal Pada Piutang Usaha di UD Satwa Unggul. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis apa saja pengendalian intern yang diterapkan dalam UD Satwa Unggul. Berdasarkan hasil penelitian pada UD Satwa Unggul pengendalian yang sudah dijalankan kurang efektif, dikarenakan tidak adanya karyawan yang mengendalikan piutang, kurang ketat dalam membuat perjanjian jual beli sehingga banyak konsumen yang mengabaikan perjanjian jual beli, dan kurangnya tegas pemberian sanksi terhadap karyawan yang melanggar SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga karyawan tidak mematuhi aturan dan bermalas-malasan dalam melakukan perkejaan.
Menurut Dera, dkk (2016;1498-1508) dalam penelitiannya dengan judul penelitian Analisis Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Piutang Dan Kerugaian Piutang Tak Tertagih Pada PT Surya Wenang Indah Manado, adapun hasil penelitian tersebut adalah perusahaan tersebut menggunakan metode penghapusan langsung, dimana penghapuskan langsung akan menghapus piutang yang tidak tertagih secara langsung sehingga dicatat sebagai kerugian piutang. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode pencadangan piutang, dimana pencadangan ini akan mencadangkan piutang, dimana piutang akan dicadangkan berdasarkan umur piutang sehingga perusahaan dapat mengetahui kerugian piutang yang tak tertagih.
Menurut penelitian Widiasmara (2014;110-127) dengan judul Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) pada PT Wahana Ottomitra Multiarthra, Tbk Cabang Madiun, adapun hasil dari penelitian tersebut ialah sistem pengendalian intern pada piutang usaha diperusahaan ini belum berjalan secara efektif, sehingga perlu peningkatan sistem pengendalian intern terhadap piutang, sehingga piutang dapat diminimalkan dan sehingga perputaran modal dan keuntungan dapat terlihat jelas.
Menurut Hamel (2013;274-281) dalam penelitiannya dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT Nusantara Surya Abadi, adapun hasil penelitian tersebut ialah prosedur penjualan kredit telah berjalan dengan baik, penilaian risiko berjalan dengan baik, informasi dan komunikasi tentang piutang juga baik, penilaian risiko terhadap pemberian piutang juga baik, namun kurangnya pengendalian intern pada piutang yang terjadi tidak adanya tugas pokok yang terpisah antara bagian penerimaan dengan bagian piutang, serta tidak dilakukan audit internal dari perusahaan sehingga kecurangan dalam laporan keuangan akan terjadi. Perlunya penerapan tentang sistem pengendalian intern piutang dan dilakukannya audit internal.
Menurut penelitian Singgal,&Tirayoh (2015;286-296) dengan judul Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Pada Developer Grand Kawanua International City, adapun hasil penelitian tersebut ialah perusahaan menerapkan
9
sistem pengendalian internal sudah baik didorong dengan SOP yang bagus, serta karyawan yang profesional dalam menjalankan tugasnya, sehingga dapat diminimalkan terjadinya risiko piutang tak tertagih.
Dari masalah pada latar belakang diatas saya tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT Bahana Kaya Agung Pekanbaru.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasaran penjelasan yang ada dilatar belakang, maka peneliti menemukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem pengendalian internal piutang usaha PT Bahana Karya Agung sesuai dengan prinsip COSO?
2. Bagaimana perputaran piutang pada PT Bahana Karya Agung?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menganalisis kesesuaian sistem pengendalian internal pada PT
Bahana Karya Agung dengan prinsip COSO.
2. Untuk menganalisis perputaran piutang pada PT Bahana Karya Agung.
10
1.3.1 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk peneliti
Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan, menambah wawasan, menambah praktik dilapangan, menambah pengalaman dan melatih diri untuk berani bertanya ke pada publik
2. Untuk perusahaan
Memberikan ide yang bisa mendukung keberlanjutan usaha, memberikan informasi mengenai piutang tak tertagih dan cara mengendalikan piutang tak tertagih pada perusahaan
3. Untuk Akedimisi
Semoga penelitian ini bisa menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memperjelas tentang gambaran umum yang akan dibahas dalam penulisan ini, maka peneliti menguraikan secara ringkas masing-masing bab dengan sistematis berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan berserta manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
11
BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, jenis dan sumber data, dan analisis data yang akan dianalisis.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Gambaran umum ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian seperti tempat penelitian, sejarah singkat objek penelitian, struktur organisasi, dan aktivitas kegiatan perusahaan.
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan sistem pengendalian intern pada piutang usaha pada PT Bahana Karya Agung.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan atas materi dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat dikemukakan untuk mengatasi masalah- masalah pengendalian intern yang ada pada PT Bahana Karya Agung.
90
DAFTAR
PUSTAKA Sumber Buku:Budi, H.I.S, 2011, Bijak Mengelola Piutang, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Effendi, Muh Arief, 2016, The Power Of Good Corporate Governance Teori Dan Implementasi, edisi dua, Jakarta, Salemba Empat.
Fauzi, Rizki A, 2017, Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi), Yogyakarta, Deepublish.
Herry, 2013, Akuntansi Dasar 1 Dan 2, Jakarta, Grasindo
Herry, 2013, 240 Konsep Penting Akuntansi Dan Auditing, Jakarta, Gava Media
Herry, 2015, Pengantar Akuntansi Comprehensive Edition Lengkap Dengan Kumpulan Soal Dan Solusinya, Jakarta, Grasindo.
Herry, 2017, Auditing Dan Asurans Integrated And Comprehensive Edition, Jakarta, Grasindo.
Himawati, Fenti, 2018, Metodelogi Penelitian, Depok, Rajawali Pers
Islahuzzaman, 2012, Istilah-Istilah Akuntansi & Auditing, Jakarta, Bumi Aksara
Krismiaji, 2015, Sistem Informasi Akuntansi. Edisi keempat, Yogyakarta, UPP STIM YKPN
Mulyadi, 2013, Sistem Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat
Nyono, 2015, Metodologi Penelitian Teori Dan Aplikasi, Riau, UR Press Pekanbaru
Sinarwati, Ni Kadek, 2018, Pengantar Akuntansi II, Depok, rajawali pers
Soermarso S.R, 2010, Akuntansi Suatu Pengantar, Cetakan Keempat, Jakarta, Salemba Empat
Sulindawati, dkk, 2017, Manajemen Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta, Rajawali Pers
Tuanakotta, Theodorus M, 2015, Audit Konteporer, Jakarta, Salem Empa,
91
Sumber Jurnal:
Ariyati, 2019, Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT XYZ, Jurnal bina Akuntansi, Vol.6 No.2, hal 98-123.
Dera, Arya P, dkk, 2016, Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Piutang Dan Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada PT Surya Wenang Indah Manado, jurnal EMBA, Vol.4 No.1 maret, hal 1498-1508.
Habibie, Nabila, 2013, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT Adira Finance Cabang Manado, Jurnal EMBA, Vol.1 No.3 Juni, Hal 494-502.
Hamel, Gary, 2013, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT Nusantara Surya Bakti, Jurnal EMBA, Vol.1 No. 3 Juni, Hal 274-281
Iswahyudi dan Prastowo Dwi R, 2019, Efektivitas Pengendalian Intern Piutang Usaha Dengan Menggunakan Pendekatan COSO, JRAP, Vol.6 No. 2 Desember, Hal 31-44
Naibaho, Efiliana, dkk, 2019, Pengendalian Intern Piutang Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih KP-RI Jaya Dinas P Dan K Kabupaten Simalngun, Jurnal Akuntansi, Desember, hal 11-21
Nisa, Hairun, 2017, Analisis Sistem Pengendalian Intern Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Piutang Tak Tertagih Pada Pt Nusa Surya Ciptadana Cabang Martapura, Jurnal Ilmu Ekonomi Bisnis, Vol.3 No 1 Maret, hal 83-94
Ompusunggu, Hermaya, 2019, Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Piutang Dalam Meminimalkan Resiko Piutang Tak Tertagih, jurnal elektronik REKAMAN, Vol.3 No 1, hal 74-80
Singal, Christian R. dan Tirayoh Victorina Z, Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Pada Developer Grand Kawanua International City, Jurnal EMBA , Vol.3 No.1 Maret, Hal 286-296
Widiasmara, Anny, 2014, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) pada PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Cabang Madiun, jurnal Modernisasi, Vol.10 No.2 Juni, hal 110-127.
Windiyah, Ike N. dan Iwan Setya P, 2014, Analisis Pengendalian Internal pada piutang usaha di UD Satwa Unggul, Jurnal Riset Mahasiswa Ekonomi, Vol.1 No 1, hal 70-87.
92
Sumber Internet:
Deny, Septian, 2019, Menperin: Industri di RI Berkembang Pesat Dalam 10 Tahun Terakhir, Liputan6,https://m.liputan.com/bisnis/read/3980293.