• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Dalam Mengamankan Piutang Usaha (Studi Kasus Pada PT Penta Valent, Semarang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Dalam Mengamankan Piutang Usaha (Studi Kasus Pada PT Penta Valent, Semarang)."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Setiap perusahaan mempunyai tujuan memperoleh laba atau keuntungan.

Dengan laba atau keuntungan tersebut diharapkan dapat mengahadapi

persaingan dengan perusahaan lainnya. Hal. Untuk dapat mewujudkan hasil

penjualan yang diharapkan tersebut, diperlukan adanya sistem pengendalian

intern penjualan. Tujuan sistem pengendalian intern penjualan kredit adalah

adalah untuk membantu manajer mengendalikan dan mengawasi kegiatan

penjualan kredit, sehingga dengan adanya pengawasan dan pengendalian

tersebut dapat mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan

perusahaan.

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, permasalahan yang diangkat

penulis adalah apakah sistem pengendalian intern penjualan kredit sudah

dilaksanakan secara memadai atau belum. Dengan melihat kepada permasalahan

tersebut, maka tujuan yang dicapai adalah mengevaluasi efektifitas dari sistem

penjualan kredit pada PT Penta Valent di Semarang dan mengetahui sistem

pengendalian intern penjualan kredit dalam rangka mengamankan piutang usaha

dengan jelas.

Dalam penelitiannya, metode yang digunakan adalah metode diskriptif

analitis. Penulis mengemukakan hipotesis pada bab 1, yaitu “Sistem

Pengendalian Internal penjualan berpengaruh signifikan terhadap amannya

piutang usaha”. Dimana dari hasil mengolah data menggunakan analisis regresi

menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 untuk nilai t-nya. Oleh karena

0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho dapat ditolak. Selanjutnya dari hasil

statistik t hitung ternyata lebih besar daripada statistik t tabel ( 8,395 >2,018 ),

maka Ho dapat ditolak, dalam arti H1 diterima. Maka hipotesis yang

dikemukakan penulis dapat diterima. Dari hasil pengamatan dan pengujian

statistik, penulis dapat menyiimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

penjualan kredit dalam mengamankan piutang usaha pada PT. Penta Valent

Semarang sudah memadai. Tetapi, PT. Penta Valent masih mempunyai

kekurangan dan masih harus diperbaiki.

(2)

DAFTAR ISI

2.1.1 Definisi Sistem Pengendalian Intern... 12

2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern ... 14

2.1.3 Unsur Sistem Pengendalian Intern ... 17

2.1.4 Keterbatasan Pengendalian ... 19

2.2 Penjualan ... 21

2.2.1 Klasifikasi Penjualan... 23

2.2.2 Tujuan Sistem Akuntansi Penjualan ... 24

2.2.3 Tugas Pokok Bagian Penjualan ... 25

2.2.4 Sistem Pengendalian Intern Penjualan ... 26

(3)

2.2.5 Organisasi Fungsi Penjualan ... 29

2.2.6 Dokumen Yang Digunakan... 31

2.3 Piutang ... 32

2.3.1 Pengertian Piutang ... 32

2.3.2 Tugas Pokok Bagian Piutang ... 33

2.3.3 Struktur Pengendalian Intern Piutang ... 34

2.3.4 Organisasi Fungsi Piutang ... 36

2.3.5 Dokumen Yang Digunakan... 37

2.4 Unsur Pengendalian Intern Penjualan Kredit... 37

BAB III OBYEK DAN METODA PENELITIAN... 42

3.3.3 Teknik Pengembangan Instrumen... 49

3.3.4 Teknik Analisis Data... 50

3.3.5 Populasi dan Sampel ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56

4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Struktur Organisasi ... 55

4.1.2 Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... 56

4.1.3 Prosedur Penjualan ... 59

4.1.3.1 Fungsi Yang Terkait Dalam Prosedur Penjualan ... 59

4.1.3.2 Dokumen Dalam Prosedur Penjualan ... 60

4.1.3.3 Prosedur Untuk Aktivitas Penjualan ... 61

4.1.4 Prosedur Penagihan Piutang... 64

4.1.4.1 Fungsi yang Terkait Dalam Penagihan Piutang ... 64

4.1.4.2 Dokumen Dalam Prosedur Penagihan Piutang ... 65

(4)

4.1.4.3 Prosedur Penagihan Piutang... 65

4.2 Pembahasan ... 67

4.2.1 Analisa Sistem Pengenalian Intern PT. Penta Valent ... 67

4.2.2 Analisis SPI Penjualan Kredit dalam Mengamankan Piutang .... 70

4.2.3 Hasil Pengujian Hipotesa………. 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 75

5.1 Simpulan ... 75

5.2 Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA ……… 78 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penetapan Indikator Variabel ... ... 51

Tabel 4.1 Model Summary ... 72

Tabel 4.2 Anova ... 72

Tabel 4.3 Coefficients ... 73

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Kurva Penerimaan Hipotesis ... 74

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 = Struktur Organisasi

Lampiran 2 = Flowchart Penagihan Piutang

Lampiran 3 = Flowchart Penjualan

Lampiran 4 = Kuesioner Variabel X

Lampiran 5 = Kuesioner Variabel Y

Lampiran 6 = Tabulasi Ordinal Variabel X dan Y

Lampiran 7 = Tabulasi Interval Variabel X dan Y

Lampiran 8 = Output SPSS

Lampiran 9 = Faktur Penjualan

Lampiran 10 = Daftar Pengambilan Barang (DPB)

Lampiran 11 = Daftar Hantaran Barang (DHB)

Lampiran 12 = Surat Jalan (SJ)

Lampiran 13 = Daftar Tagihan

(8)

STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Cabang

Supervisor ADK Sales Supervisor

Pharmasi

Sales Supervisor Konsumer

Salesman Pharmasi

Staff ADK Salesman Konsumer

Admin Penjualan Debitur Kasir

Ad Logistik

Gudang Pengantar

Pengantar

(9)
(10)
(11)

Kuesioner Variable Independen

“ Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit

No Fungsi penjualan terpisah dari fungsi kas

Fungsi kas terpisah dengan fungsi akuntansi

Adanya pemisahan fungsi penjualan dengan fungsi pencatatan.

Adanya pemisahan fungsi penjualan dengan fungsi penyimpanan

Penerimaan pesanan diotorisasi oleh fungsi penjualan

Pencatatan transaksi dilakukan fungsi akuntansi

Penyerahan barang dilakukan fungsi pengiriman.

Faktur penjualan yang digunakan diberi nomor urut

Faktur penjualan yang digunakan rangkap dan beda warna

Faktur penjualan yang dibuat singkat, jelas dan informatif

Penggunaan faktur penjualan dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

Dokumen penjualan diperiksa dan disetujui oleh kepala bagian keuangan

Karyawan diberi training atau pelatihan secara memadai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

Ada sanksi atas kerusakan dan penyelewengan yang dilakukan karyawan

Adanya otorisasi dari bagian gudang untk mengeluarkan barang

R S

(12)

Pengeluaran barang dicatat dan diperiksa secara berkala

Setiap barang yang keluar dari gudang diperiksa kesesuaianya dengan faktur penjualan

Setiap transaksi dicatat dan dilakukan dengan benar

Laporan penjualan dibuat secara rutin setiap bulan

Adanya pemeriksaan laporan keuangan secara berkala 16.

17.

18.

19.

20.

(13)

Kuesioner Variable Dependen

“ Keamanan Harta Perusahaan

No

Piutang selalu dapat ditagih tepat waktu

Jumlah piutang selalu sama dengan catatan yang ada dalam perusahaan

Barang yang dijual tidak rusak atau hilang

Pengembalian retur penjualan setiap bulannya rata-rata kurang dari 5 kali

Transaksi penjualan yang terjadi dicatat dengan benar jumlahnya

Barang yang dikirimkan ke konsumen selalu tepat jumlahnya

Barang yang dikirimkan ke konsumen tidak rusak atau cacat

R S

(14)
(15)
(16)
(17)

25 3 5 4 4 2 5 4 27

26 3 3 4 5 5 4 5 29

27 3 5 5 4 5 4 5 31

28 3 4 5 5 5 4 4 30

29 2 5 5 4 4 4 5 29

30 2 4 5 5 3 5 4 28

31 4 3 4 5 3 4 5 28

32 4 3 5 5 4 3 4 28

33 3 4 4 4 3 4 4 26

34 3 4 4 5 5 4 3 28

35 3 5 4 4 5 5 5 31

36 2 3 4 3 5 4 4 25

37 2 3 4 4 4 4 3 24

38 4 4 5 5 3 4 3 28

39 4 4 3 4 5 5 5 30

40 5 4 5 4 4 5 4 31

41 4 5 5 4 3 5 4 30

42 5 5 4 4 2 4 3 27

43 5 4 4 4 3 4 4 28

(18)

TABULASI INTERVAL VARIABEL X

Variabel X

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

Succesive Interval

(19)
(20)
(21)

23 3.087 4.464 3.000 4.313 3.145 4.469 4.207 26.685

24 4.911 3.349 4.260 4.313 3.145 4.469 4.207 28.654

25 3.087 5.645 4.260 4.313 2.000 5.920 4.207 29.431

26 3.087 3.349 4.260 5.684 5.135 4.469 5.485 31.467

27 3.087 5.645 5.594 4.313 5.135 4.469 5.485 33.727

28 3.087 4.464 5.594 5.684 5.135 4.469 4.207 32.639

29 2.000 5.645 5.594 4.313 4.044 4.469 5.485 31.549

30 2.000 4.464 5.594 5.684 3.145 5.920 4.207 31.013

31 3.940 3.349 4.260 5.684 3.145 4.469 5.485 30.331

32 3.940 3.349 5.594 5.684 4.044 3.000 4.207 29.817

33 3.087 4.464 4.260 4.313 3.145 4.469 4.207 27.944

34 3.087 4.464 4.260 5.684 5.135 4.469 3.000 30.098

35 3.087 5.645 4.260 4.313 5.135 5.920 5.485 33.843

36 2.000 3.349 4.260 3.000 5.135 4.469 4.207 26.420

37 2.000 3.349 4.260 4.313 4.044 4.469 3.000 25.435

38 3.940 4.464 5.594 5.684 3.145 4.469 3.000 30.295

39 3.940 4.464 3.000 4.313 5.135 5.920 5.485 32.256

40 4.911 4.464 5.594 4.313 4.044 5.920 4.207 33.453

41 3.940 5.645 5.594 4.313 3.145 5.920 4.207 32.763

42 4.911 5.645 4.260 4.313 2.000 4.469 3.000 28.598

43 4.911 4.464 4.260 4.313 3.145 4.469 4.207 29.769

(22)

OUTPUT SPSS

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N KEAMANAN 30.5419 2.36265 44

SPI 85.3802 4.79446 44

a All requested variables entered. b Dependent Variable: KEAMANAN

Model Summary(b)

(23)

ANOVA(b)

a Predictors: (Constant), SPI b Dependent Variable: KEAMANAN

Coefficients(a)

a Dependent Variable: KEAMANAN

Casewise Diagnostics(a)

Case Number RESP Std. Residual KEAMANAN

5 5 -3.035 31.21

(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian,

pencapaian tujuan bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk

mempertahankan kelangsungan hidup dan kemampuan bersaingnya, perusahaan

juga memiliki tujuan utama yang sangat penting, yaitu pencapaian laba.

Perusahaan selalu berusaha untuk memperbaiki kinerja bisnisnya agar dapat

memperoleh laba yang memuaskan. Untuk pencapaian tujuan tersebut berkaitan

erat dengan penjualan, dan penjualan tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja.

Karena penjualan mempunyai peranan yang sangat penting disamping

faktor-faktor lainnya ( seperti modal). Dari kegiatan penjualan itulah perusahaan

diharapkan mendapat keuntungan dan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya.

Dalam melakukan kegiatannya setiap perusahaan pasti mempunyai

kesulitan-kesulitan yang menghambat kegiatan perusahaan, disini hambatan yang

dimiliki adalah adanya pengiriman barang yang tertunda ke pelanggan

dikarenakan inkaso dari pelanggan tertunda dan melampaui kredit term tersebut

sehingga menyebabkan tidak bisa mencetak faktur. Selain itu apabila ada pesanan

dalam volume besar sering tidak bisa langsung dikirim karena armada terbatas

sehingga bisa menyebabkan tertunda beberapa hari dan biasanya untuk pesanan

luar kota. Untuk dapat mewujudkan hasil penjualan yang diharapkan tersebut

(25)

2

diperlukan adanya suatu sistem pengendalian intern penjualan. Dengan adanya

sistem pengendalian intern penjualan, maka manajemen dapat melakukan

pengawasan dan pengendalian atas kegiatan penjualan yang ada di perusahaan.

Selain itu dapat menghasilkan suatu laporan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan sistem pengendalian intern penjualan kredit adalah untuk membantu

manajer mengendalikan dan mengawasi kegiatan penjualan kredit, sehingga

dengan adanya pengawasan dan pengendalian tersebut dapat mengurangi dan

mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan perusahaan.

Faktor lain yang juga penting dalam menjaga kelangsungan hidup

perusahaan adalah faktor pendapatan. Pendapatan penting karena merupakan dana

bagi perusahan untuk dapat terus menerus menjalankan operasinya dan

mewujudkan tujuan perusahaan pada akhirnya. Sumber pendapatan perusahaan

berupa piutang ( tagihan-tagihan ) yang ditimbulkan dari aktivitas penjualan.

Dengan adanya sistem pengendalian intern yang memadahi, diharapkan

dapat membantu dalam mengamankan piutang usaha dan mengurangi serta

mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan oleh perusahaan.

Selain itu sistem pengendalian intern juga dapat memberikan informasi yang

dapat diandalkan, sehingga dapat dijadikan dasar bagi manajemen untuk

pengambilan keputusan.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PENJUALAN KREDIT DALAM MENGAMANKAN PIUTANG USAHA”

(26)

3

1.2. Identifikasi Masalah

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai tingkat penjualan

optimal. Penjualan yang optimal itu dapat meningkatkan pendapatan perusahaan

perusahaan. Alasan mengapa pengendalian intern penjualan merupakan salah satu

masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah karena dapat membantu

manajer dalam mengendalikan dan mengawasi kegiatan penjualan kredit sehingga

dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak

diinginkan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis

mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah perusahaan telah menerapkan sistem pengendalian intern penjualan

secara memadahi

2. Sejauh mana peranan sistem pengendalian intern penjualan kredit dalam

mengamankan piutang usaha

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu untuk

memberikan gambaran mengenai pengaruh struktur pengendalian intern penjualan

dalam mengamankan peranan piutang usaha.

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai struktur pengendalian intern

penjualan yang diterapkan dalam perusahaan

(27)

4

2. Mengetahui seberapa besar peranan pengendalian intern penjualan kredit

dalam menjaga harta perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada tujuan penelitian , diharapkan hasil penelitian yang

dilakukan penulis terhadap perusahaan dapat memberikan manfaat bagi :

A. Penulis

1. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan penulis khususnya

mengenai sistem pengendalian intern penjualan kredit dalam menjaga

keamanan peranan piutang usaha dan penerapannya dalam

pelaksanaannya.

2. Memberikan pengalaman yang berharga dalam bidang akuntansi dan

untuk mengetahui sampai sejauh mana teori-teori dapat dipraktekan serta

mengetahui perbedaannya.

B. Perusahaan

1. Dapat memberikan gambaran serta informasi yang jelas pada perusahaan

mengenai sistem pengendalian intern penjualan kredit yang selama ini

diterapkan.

2. Sebagai masukan bagi manajer dalam menanggulangi dan mencegah

adanya kecurangan-kecurangan dan kesalahan yang terjadi pada kegiatan

penjualan kredit yang ada.

(28)

5

3. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai kekuatan dan

keandalan sistem pengendalian intern penjualan kredit yang ada, sehingga

dapat dilakukan perbaikan-perbaikan.

C. Pembaca

1. Menambah informasi dan memberikan gambaran bagi suatu penelitian

sejenis dikemudian hari.

2. Sebagai bahan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan sebagai

dasar kelanjutan penelitian.

1.5. Rerangka Pemikiran

Perusahaan mempunyai tujuan memperoleh laba atau keuntungan, dengan

laba atau keuntungan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk kelangsungan

hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya.

Aktivitas penjualan merupakan salah satu aktifitas penting dalam mencapai

tujuan perusahaan. Dari aktivitas penjualan tersebut terbentuk sejumlah

pendapatan yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan guna

mencapai tujuan perusahaan yang diterapkan.

Penjualan merupakan proses pertukaran atau pemindahan hak atas barang

atau jasa antara penjual dengan pembeli, baik secara tunai maupun secara kredit.

Pada penjualan kredit, penyerahan suatu produk dari penjual kepada pembeli

dengan suatu tingkat harga tertentu, sesuai perjanjian kedua belah pihak dan

pembeli wajib untuk membayar pada saat jangka waktu yang telah ditentukan oleh

(29)

6

penjual. Dengan demikian penjualan kredit lebih memerlukan pengendalian yang

lebih baik dari pada penjualan tunai.

Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan. Pendapatan

dari hasil penjualan akan merubah posisi harga dan menyangkut:

a. timbulnya piutang, jika penjualan secara kredit atau masuknya uang kontan,

jika penjualan secara tunai.

b. kuantitas barang dagangan akan berkurang di gudang karena penjualan.

Dari pengertian penjualan diatas, penjualan mempunyai hubungan yang erat

dengan piutang, karena pada saat terjadinya penjualan secara kredit akan

menimbulkan piutang.

Dengan berkembangnya perusahaan tersebut, maka semakin rumit bagi

pimpinan untuk mengawasi keseluruhan aktivitas perusahaan secara langsung.

Oleh karena itu diperlukannya suatu pendelegasian wewenang dari pimpinan

kepada bawahan, pihak pimpinan lebih banyak melakukan perencanaan dan

pengarahan serta semakin sedikit mengambil bagian dalam pelaksanaan.

Dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan agar mencegah dan

mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan perusahaan,

pimpinan memerlukan suatu alat bantu dalam mengendalikannya. Alat bantu yang

dipakai oleh pimpinan disebut sistem pengendalian intern.

Pengendalian intern adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris

manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut :

(30)

7

a. keandalan laporan keuangan

b. efektifitas dan efisiensi operasi

c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku

Tujuan sistem pengendalian intern yang baik adalah :

a. menjaga harta perusahaan

b. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. mendorong efisiensi

d. mendorong dipatuhinya kebijakan manjemen

Melihat dari pengertian sistem pengendalian intern diatas, maka setiap

perusahaan harus merancang sistem pengendalian intern yang efektif. Sistem

pengendalian intern ini yang pada akhirnya dapat membantu manajer dalam

mengawasi perusahaan dengan mengurangi dan mencegah kesalahan-kesalahan

yang tidak diniginkan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengajukan suatu hipotesis sebagi

berikut : “ Jika sistem pengendalian intern penjualan kredit memadahi, maka

akan membantu manajemen dalam mengamankan piutang usaha “

1.6. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitis, yaitu penelitian yang diawali dengan mengumpulkan data, menyiapkan

teori-teori secara umum kemudian diadakan penelitian secara langsung pada

perusahaan nyata dan diakhiri dengan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian

yang dilakukan.

(31)

8

1.6.1. Sampel dan Populasi

Data yang digunakan adalah data primer, yaitu dengan membagikan

kuesioner kepada para karyawan di bagian penjualan, mulai dari kepala bagian

sampai dengan sales yang bertugas untuk melakukan penjualan barang. Jumlah

populasi pada perusahaan sebanyak 50 orang, dan sampel yang digunakan

sebanyak 44 orang. Metoda pengambilan sampel adalah metoda simple random

sampling, yaitu dengan mengambil secara acak.

1.6.2. Metoda Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini, penulis mengumpulkan data dan informasi

dan teori maupun praktek yang sesuai dan mendukung penelitian skripsi ini, yaitu:

a. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Penelitian yang diadakan dengan mengadakan peninjauan secara langsung ke

objek penelitian untuk mendapatkan data primer dalam hubungannya dengan

masalah yang diteliti.

Data tersebut diperoleh dengan cara :

Wawancara ( Inteview )

Digunakan untuk memperoleh informasi dari pihak perusahaan dengan

melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang.

Pengamatan ( Observation )

Metode ini digunakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap objek yang diteliti. Dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi .

(32)

9

• Kuesioner

Menyajikan daftar petanyaan yang ada hubungannya dengan objek yang

ditulis. Daftar pertanyaan ini dibuat berdasarkan kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan, kemudian diisi oleh karyawan perusahaan yang

bersangkutan.

b. Studi kepustakaan ( Library Research )

Studi kepustakan merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk

mendapatkan data sekunder sebagai dasar teori dalam memecahkan masalah

yang timbul di perusahaan, yang diperoleh dari mempelajari buku-buku

perpustakaan, buku-buku wajib serta mempelajari literatur yang berhubungan

dengan masalah tersebut ( majalah, catatan , dll )

1.6.3. Pengolahan dan Pengujian Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner akan diolah dan diuji dengan

menggunakan:

a. Regression test (uji regresi)

Uji regresi akan dilakukan untuk menguji hipotesa penulis, yaitu apakah ada

pengaruh antara sistem pengendalian internal penjualan kredit PT Penta

Valent dengan keamanan piutang usaha

b. t-test (uji t)

(33)

10

uji t dilakukan untuk mengetahui apakah peranan sistem pengendalian

internal penjualan kredit PT Penta Valent terhadap keamanan piutang

usaha

1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai analisis sistem pengendalian intern penjualan kredit

dalam mengamankan piutang usaha dilakukan penulis pada PT. Penta Valent yang

terletak di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 137 Semarang. Penelitian ini

dilaksanakan mulai dari bulan September 2006 sampai selesai.

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Penta Valent dan pembahasan yang

dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dan setelah diadakan analisis terhadap

hipotesa sistem pengendalian intern penjualan kredit dalam mengamankan piutang

usaha yang diterapkan pada PT. Penta Valent, maka penulis menarik kesimpulan

bahwa:

1. Sistem pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Penta Valent.

• Sistem pengendalian intern yang diterapkan PT. Penta Valent telah cukup

memadai, dilihat dari adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang

memadai, adanya pemisahan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang

jelas, ditaatinya prosedur penjualan dan penagihan piutang oleh karyawan

dan sistem otorisasi yang memadai.

• Terjadi pemisahan fungsi tugas antara bagian penjualan dan penerimaan

kas. Jika pemisahan fungsi tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan

mengurangi terjadinya penyelewengan terhadap penerimaan kas didalam

perusahaan, sehingga uang yang diterima perusahaan mencerminkan

penjualan yang sesungguhnya.

(35)

76

• Setiap transaksi penjualan, bagian akuntansi melaporkan secara rutin ke

bagian keuangan sehinggga penyelewengan atau penggelapan serta

pencatatan ganda dapat dihindari.

2. Peranan Sistem pengendalian intern penjualan kredit dalam mengamankan

piutang usaha pada PT. Penta Valent.

Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit ternyata berperan dan

berpengaruh terhadap keamanan piutang usaha pada PT. Penta Valent. Hal

tersebut dapat dilihat dari munculnya kecurangan yang dilakukan oleh salah

seorang salesman karena tidak adanya bagian pengendalian internal yang

secara khusus menangani pengendalian internal pada PT. Penta Valent.

Untuk membuktikan bahwa sistem pengendalian internal penjualan

berpengaruh terhadap keamanan piutang usaha, penulis menggunakan analisis

regresi. Analisis ini menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh

karena 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho dapat ditolak. Selanjutnya dari

hasil statistik t hitung ternyata lebih besar daripada statistik t tabel ( 8,395

>2,018 ), maka Ho dapat dapat ditolak, atau dengan kata lain H1 diterima. Hal

ini berarti hipotesis yang penulis kemukakan pada bab 1, yaitu “ada pengaruh

antara sistem pengendalian internal penjualan kredit terhadap keamanan

piutang usaha” dapat diterima.

(36)

77

5.2 Saran

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh penulis selama melakukan

penelitian, serta pembahasan yang penulis lakukan sebelumnya, maka penulis

mencoba untuk memberikan sumbangan saran yang mungkin dapat dijadikan

salah satu bahan pertimbangan bagi PT. Penta Valent untuk dapat lebih

meningkatkan peranan sistem pengendalian intern penjualan kredit dengan

tujuan untuk mengamankan piutang usaha , yaitu sebagai berikut :

1. Perlu adanya pemisahan fungsi guna mencegah kemungkinan terjadinya

penyelewengan, antara lain :

• Pemisahan fungsi penagihan dari Salesman

• Pemisahan fungsi Administrasi dengan fungsi Akuntansi

2. Perlu adanya konfirmasi piutang yang masih ada terhadap pelanggan agar

dapat diketahui kebenaran dari piutang tersebut dan mencegah

dilakukannya penyelewengan yang dapat dilakukan oleh salesman.

Demikianlah saran dari penulis, semoga dapat menjadi sumbangan yang

berarti bagi kemajuan perusahan.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin. A, and James. K. Loebbecke, Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi 7, Buku 1 dan 2, New Jersey : Salemba Empat, 1997.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.

La Midjan, dan Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi ketujuh, Lembaga Informatika Akuntansi Bandung, 2001.

Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Unversitas Gajah Mada Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001.

Auditing Standard Board, SAS 78 : Consideration of Internal Control in a Financial Statement, New York : AICPA, 1995.

Baridwan, Zaki, Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi kelima, BPFE, Yogyakarta,1998.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standart Profesional Akuntansi Publik, Penerbit Salemba Empat Jakarta, 2001.

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, 1994.

Referensi

Dokumen terkait

LEFKOŞA BURHAN NALBANTOĞLU DEVLET HASTANESİ BAŞHEKİMLİĞİ,.. GİRNE AKÇİCEK

[r]

berupa test essai. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif diperoleh rata-rata

node teratas dari sebuah Decision Tree adalah node akar ( root ) yang. biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh

Landasan Teori dan Program (LTP) dengan judul “ Pengembangan Kompleks Gereja Kristus Raja Semesta Alam di Keluruhan Tegalrejo, Salatiga ” ini ditujukan untuk memenuhi

terkait satu sama lainnya, yaitu UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai produk legislasa (Kebij akan Legislatif/formulatif) yang kemudian akan diterapkan

mengumpulkan data untuk Inisiatif Hak Asasi Manusia APN+, seperti dijelaskan pada Lembar Informasi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Spiritia bersama APN+ dengan dukungan

Terkait dengan teori ini, sama halnya seperti di dalam perusahaan, apabila dalam sebuah organisasi atau perusahan terdapat beberapa orang yang memiliki kepentingan sendiri