• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN HAK GUNA USAHA (HGU) TANAMAN TEBU DI PABRIK GULA CAMMING - UMI Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS STATUS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN HAK GUNA USAHA (HGU) TANAMAN TEBU DI PABRIK GULA CAMMING - UMI Repository"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah, dimana sektor pertanian masih menjadi andalan penciptaan lapangan pekerjaan dalam jumlah yang cukup besar (Widyawati, 2017). Bidang pertanian khususnya dalam budidaya tanaman, keadaan tanah dan pengelolaan merupakan faktor penting yang akan menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang diusahakan. Hal ini disebabkan karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, sebagai gudang dan penyuplai unsur hara (Prabowo dan Subantoro, 2018).

Tanah adalah komponen lahan yang mempunyai peranan penting, tanah menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman, dalam embentukan tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim, bahan induk, topografi/relief, organisme dan waktu. Perbedaan pengaruh pada berbagai faktor pembentuk tanah tersebut akan menghasilkan karakteristik tanah baik karakteristik fisik, kimia maupun biologi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesuburan tanah (Sulakhudin, 2017).

Kesuburan tanah salah satu hal yang digunakan untuk menjadi acuan guna menunjukkan tingkat subur atau tidaknya tanah untuk pertanian, kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan atau menopang unsur hara dalam jumlah yang mencukupi dan seimbang untuk pertumbuhan tanaman. Kemampuan tanah dapat mempengaruhi kesediaan hara bagi tanaman dan tidak dapat senantiasa dipenuhi. Intensitas penggunaan lahan tanpa adanya rotasi tanaman dapat mempengaruhi penurunan kandungan hara esensial tanah pada saat panen dan penurunan kesuburan tanah (Ayunda, 2022).

(2)

Salah satu perkebunan milik negara yang memiliki topangan modal yang besar adalah PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). PTPN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan yang memiliki daya serap tenaga kerja yang cukup besar dengan kualifikasi masing-masing kebutuhan perusahaan perkebunan.

PTPN sendiri terdiri dari PTPN I sampai dengan PTPN XIV yang memiliki komoditi beragam seperti tebu, sawit, teh, karet, kakao, dan lain-lain salah satu di antaranya adalah PTPN PG Camming (Junaedi et al., 2022).

PG Camming terdiri atas IV rayon, masing-masing rayon memiliki luas dan produksi yang berbeda-beda, penelitian ini difokuskan di rayon II yang memiliki luas lahan yang diusahakan sebesar 1.256,14 hektar dan tingkat produksi 76.823,05 ton. Dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan data sekunder PG Camming pada rayon II mengalami fluktuasi dimana produksi dari tahun 2021 ke 2022 mengalami penurunan yang sangat tinggi dibandingkan dengan rayon lainnya, sehingga mengakibatkan hasil yang tidak mencapai target dan mempengaruhi prouktivitas tebu, dimana rata-rata produktivitas tebu di PG Camming secara berurut dari semua rayon pada tahun 2020-2022 yaitu 62,7 ton/ha, 64 ton/ha dan 60,6 ton/ha. Angka ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan Produktivitas tebu di Indonesia saat ini yang berada di 70-75 ton/ha (Tando, 2017)

Masalah pertanaman tebu belakangan ini merujuk pada produksi yang tidak sesuai dengan target, salah satu penyebab produksi tebu yang menurun yaitu pengelolaan dan penanaman secara berulang. Pengelolaan secara berulang dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah hal ini sesuai dengan pendapat Susila (2013) penanaman tanaman pertanian dapat menyebabkan hilangnya unsur hara esensial dari dalam tanah disebabkan terangkutnya keluar dari lahan pada saat

(3)

panen yang apabila diusahakan terus menerus maka akan menyebabkan penurunan kesuburuan suatu tanah. Dimana tebu termasuk dalam tanaman yang rakus akan unsur hara (Pawirosemadi, 2011) dalam Putra et al., (2021) oleh sebab itu perlu dilakukan kajian tentang status kesuburan tanah guna mengetahui potensi lahan Hak Guna Usaha (HGU) di Pabrik Gula Camming.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui status kesuburan tanah pada lahan HGU (Hak Guna Usaha) Tanaman Tebu di Pabrik Gula Camming

2. Untuk mengetahui parameter kesuburan tanah yang menjadi faktor pembatas produksi pada lahan HGU (Hak Guna Usaha) Tanaman Tebu di Pabrik Gula Camming

3. Pembuatan peta status kesuburan tanah untuk perkebunan tebu.

Kegunaan penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi status kesuburan tanah pada lahan HGU (Hak Guna Usaha) Tanaman Tebu di Pabrik Gula Camming

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam pengelolaan tanah dan pemupukan di lahan HGU (Hak Guna Usaha) Pabrik Gula Camming

3. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

K W S U S APLIKASI STILLAGE merupakan salah satu syarat untuk me~ldapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor4. Pada kesempatan

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesuburan tanah terhadap tingkat serangan dan kerusakan penyakit blendok pada tanaman jambu mete di Kabupaten Muna

Analisis Yuridis Perubahan Hak Atas Tanah Dari Status Hak Guna Usaha Menjadi Hak Pengelolaan Pada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei PT.Perkebunan Nusantara III

Tanaman kacang tanah merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai jual tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah tepat untuk mengembangkan budidaya kacang

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah.. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 3 Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 3 ini adalah dengan pemberian

Tanah yang subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan teknik pengelolaan dan jenis tanaman yang sesuai (Sugeng Winarso, 2005). Untuk mengetahui nilai

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,