• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur Rangka Batang (Truss) Statis Tak Tentu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Struktur Rangka Batang (Truss) Statis Tak Tentu"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Statically indeterminate trusses

(2)
(3)
(4)

C

A B

C

ΔB

RBH Rangka statis tak tentu (Gb. 1a)

didekomposisi menjadi 2 buah rangka statis tertentu (Gb.1b&c) Prinsip superposisi!

Gb.1b

ΔB’

Gb.1c

A Gb.1a B

D D

C

A D B

(5)

Perhatikan dengan seksama Gb.1.a s/d Gb.1.c tersebut.

Bagaimana cara mendekomposisi struktur asli (statis tak tentu) dari Gb.1.a menjadi 2 buah struktur struktur statis tertentu

seperti ditunjukkan Gb.1.b dan Gb.1.c.?

Mengapa struktur asli (Gb.1.a) disebut struktur statis tak tentu?

Ada berapa redundant?

Gb.1.b. struktur statis tertentu yang menerima gaya luar

Gb.1.c. struktur statis tertentu yang menerima gaya redundant

(6)

Perhatikan Gb. 1.b.

Dapatkah anda menghitung besarnya pergeseran horizontal (∆B) di titik B?

Metode energi dapat diterapkan untuk menghitung besarnya (∆B) tersebut.

Perhatikan Gb. 1.c.

Dapatkah anda menghitung besarnya pergeseran horizontal (∆B’) di titik B?

Prinsip kompatibilitas dapat diterapkan untuk menentukan besarnya (∆B’). Prinsip ini diturunkan dari fakta bahwa

deformasi pada titik B dari struktur asli (Gb.1.a) harus sama dengan nol (prinsip deformasi konsisten). Mengapa?

(∆B) + (∆B’) = 0; sehingga (∆B’) =-(∆B)

Pertanyaan berikutnya dari Gb.1.c. adalah dapatkah anda

menentukan besarnya gaya RBH, yang menyebabkan pergeseran sebesar (∆B’) ?

(7)

1

A B

C

C

A B

D

D

Batang L N n nNL/AE

AC AD BC BD CD

ΔB=∑

N adalah gaya batang pada struktur truss statis tertentu yang memikul gaya luar (real) n adalah gaya batang pada struktur truss statis tertentu yang memikul gaya virtual 1 satuan di B

Menghitung ∆B dari Gb.1.b.

(8)

1

Batang L n n nnL/AE

AC AD BC BD CD

∂=∑

Menghitung gaya redundant RBH, yang menyebabkan pergeseran ∆B’

RBH Langkah pertama adalah

hitung dulu pergeseran horizontal ∂, yang

diakibatkan oleh gaya real 1 satuan. (lihat Gb.1.d).

Selanjutnya:

RBH = ∆B’/∂

Mengapa?

Gb.1.d.

(9)

Setelah R

BH

diperoleh, maka reaksi-reaksi lain (R

AV

, R

AH

, R

BV

) dari struktur asli (statis tak tentu/Gb.1.a) dapat dicari dengan

menggunakan persamaan kesetimbangan.

A Gb.1a B

D C

RBH

∑MA = 0

∑MB = 0

∑Fx = 0 Kontrol:

∑Fy = 0

RBV RAV RAH

(10)

RBH

RBV RAV

RAH

Dengan diketahuinya seluruh reaksi, makagaya-gaya batang dapat dicari mis dengan metode joint (kesetimbangan titik buhul) or perpotongan (ritter)

(11)

1.

Gunakan prinsip superposisi untuk mendekomposisi struktur truss statis tak tentu menjadi sejumlah struktur statis tak tentu

2.

Cari besarnya perpindahan pada struktur trus statis tertentu yang menerima gaya luar (gunakan metode energi)

3.

Cari besarnya perpindahan (searah atau berlawanan arah dengan

perpindahan yang dihitung di langkah 2) pada struktur statis tak tentu yang menerima gaya real 1 satuan (gaya ini searah dengan perpindahan yang akan dicari)

4.

Cari besarnya gaya redundant dengan menerapkan prinsip kompatibilitas (deformasi konsisten)

5.

Cari besarnya reaksi-reaksi lain pada struktur asli (truss statis tak tentu) dengan menerapkan prinsip kesetimbangan gaya/momen

6.

Cari seluruh gaya batang pada struktur statis tak tentu dengan

menggunakan metode joint atau perpotongan

(12)

6kN

4 m

3m 3m

Diketahui AE= 600x106 N

(13)

C

A B

C

ΔB

RBH Gb.1b

ΔB’

Gb.1c

A Gb.1a B

D D

C

A D B

1. Dekomposisi struktur

6 kN

3 m 3 m

4 m

6t

(14)

1

A B

C

C

A B

D

D

Batang L (mm) N (N) n (N) nNL/AE (10-3

mm)

AC 5000 +5000 0 0

AD 3000 +3000 +1 15

BC 5000 -5000 0 0

BD 3000 +3000 +1 15

CD 4000 0 0 0

ΔB=∑ 30 N adalah gaya batang pada struktur truss statis tertentu yang memikul gaya luar (real) n adalah gaya batang pada struktur truss statis tertentu yang memikul gaya virtual 1 satuan di B

2. Menghitung ∆B dari Gb.1.b.

6kN

3m 3m

4m

(15)

1

Batang L (mm) n (N) n (N) nnL/AE (10-3

mm)

AC 5000 0 0 0

AD 3000 -1 -1 0.005

BC 5000 0 0 0

BD 3000 -1 -1 0.005

CD 4000 0 0 0

∂=∑ 0.01 3. Menghitung ∂

Langkah pertama adalah hitung dulu pergeseran horizontal ∂, yang

diakibatkan oleh gaya real 1 satuan. (lihat Gb.1.d).

A B

C

3m D 3m

4m

(16)

4. Menghitung gaya redundant RBH RBH = ∆B/∂

RBH = 30(10-3)/0.01(10-3) = 3000 N

5. Menghitung reaksi perletakan lainnya

=3kN 6kN

∑MA = 0

∑MB = 0

∑Fx = 0

RBV =4kN ( ) RAV =-4kN ( ) RAH = 3kN ( ) Perhatikan bahwa karena

simetri, maka RAH = RBH

(17)

RBH=3kN

RBV RAV

RAH

6KN

=4kN =4kN 3kN

A D B

C

Batang Panjang (m) Gaya dalam (kN)

AC 5 +5

AD 3 0

BC 5 -5

BD 3 0

CD 4 0

(18)

4kN

4m

3m 4m

3m 3m

2kN

(19)

A B C

A ΔB C

A Δ’B

RB C

(20)

A Δ’B RB C

A B

1 C

Bila rangka statis tertentu diatas menerima beban 1 satuan di titik B, maka terjadi lendutan di titik B sebesar fBB. Bila beban yang bekerja sebesar RB, maka lendutan yang terjadi (elemen elastis) sama dengan ∂B. RB = Δ’B

(21)

Mengingat lendutan di B harus sama dengan nol, maka persamaan kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:

ΔB –Δ’B = 0

ΔB – ∂B. RB = 0→ RB. = ΔB / ∂B

Dari persamaan kompatibilitas tersebut RB dapat dicari apabilaΔB dan ∂B terlebih dahulu dihitung. Dapatkah anda menghitungnya?

3. Persamaan Kesetimbangan

Setelah RB diperoleh, maka reaksi-reaksi yang lain dapat dicari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan. Dengan diketahuinya seluruh reaksi, maka gaya-gaya batang dapat dicari mis dengan metode joint or perpotongan

(22)
(23)

A B D

A ΔB D

C

ΔC

A Δ’B

RB RC D

Δ’C

(24)

A Δ’B

RB RC D

Δ’C

A BB

1 D

CB

A BC

1 D

CC

(25)

Pada gambar sebelumnya, terlihat bahwa akibat beban 1 satuan di B maka terjadi lendutan di titik B sebesar ∂BB dan lendutan di titik C sebesar ∂CB. Bila di titik B bekerja gaya sebesar RB maka lendutan yang diakibatkannya di titik B sebesar ∂BB .RB dan di titik A sebesar ∂CB .RB.

Bila beban 1 satuan bekerja di C maka terjadi lendutan di titik C sebesar ∂CC dan lendutan di titik B sebesar∂BC. Bila di titik B bekerja gaya sebesar RC

maka lendutan yang diakibatkannya di titik C sebesar ∂CC .RC dan di titik B sebesar ∂BC .RC.

Total lendutan yang terjadi di B dan C akibat beban RB dan RC berarti sama dengan:

BB .RB + ∂BC .RC = Δ’B

CC .RB + ∂CB .RB = Δ’C

(26)

Mengingat lendutan di B dan C harus sama dengan nol, maka persamaan kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:

ΔB –Δ’B = 0 ΔC – Δ’C = 0

ΔB – (fBB .RB + fBC .RC )= 0 ΔC – (fCC .RB + fCB .RB )= 0 Dari persamaan kompatibilitas tersebut RB dan RC dapat dicari.

3. Persamaan Kesetimbangan

Setelah RB dan RC diperoleh, maka reaksi-reaksi yang lain dapat dicari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan. Dengan diketahuinya seluruh reaksi, maka gaya-gaya batang dapat dicari mis dengan metode joint or perpotongan

(27)
(28)
(29)

P ΔAC

P

A B

C D

A B

C D

D C

A B

Δ’AC FAC FAC

Rangka statis tak tentu internal diatas diubah menjadi superposisi dari rangka-rangka statis tertentu

(30)

D C

A B

fAC 1

1

D C

A B

Δ’AC FAC FAC

Bila beban 1 satuan dikerjakan pada potongan batang AC spt pada gbr

disamping bawah, maka pergeseran yang terjadi pada potongan batang AC tersebut sama dengan fAC.

Bila beban FAC dikerjakan pada potongan batang AC, maka pergeseran pada

potongan batang AC tersebut sama dengan fAC.FAC= Δ’AC

(31)

Mengingat pergeseran batang AC harus sama dengan nol, maka persamaan kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:

ΔAC–Δ’AC = 0

ΔAC – fAC. FAC = 0→FAC. = ΔAC / fAC

Dari persamaan kompatibilitas tersebut FAC dapat dicari apabila ΔAC dan fAC terlebih dahulu dihitung. Dapatkah anda menghitungnya?

Setelah FAC diperoleh, gunakan persamaan kesetimbangan untuk mencari reaksi di tumpuan dan selanjutnya gaya-gaya batang yang lain dapat dicari!

3. Persamaan Kesetimbangan

(32)

3 m

4 m

=4kN

(33)
(34)

A

B C D E

J I H G F

Rangka statis tak tertentu internal dengan kelebihan 2 batang spt gbr disamping diubah menjadi superposisi rangka-rangka batang statis tertentu..

Pada rangka statis tertentu yang menerima beban luar di titik F,G,H,I dan J, maka

batang BH dan DH akan

mengalami pergeseran sebesar ΔBH dan ΔDH.

Pada rangka statis tertentu yang menerima beban FBH dan FDH pada potongan batang AB dan DH, maka pergeseran

yang terjadi pada potongan BH dan DH sebesar Δ’BH dan Δ’DH

A B C D E

J I H G F

FBH FDH

ΔBH ΔDH

A B C D E

J I H G F

FBH FDH

Δ’BH Δ’DH

(35)

Bila beban 1 satuan dikerjakan di potongan batang BH, maka pergeseran batang BH sama dengan fBHBH dan pergeseran yang terjadi pada batang DH sama dengan fDHBH.

Bila beban FBH dikerjakan pada potongan batang BH, maka pergeseran batang BH sama

dengan fBHBH FBH dan pergeseran pada batang DH sama dengan fDHBH FBH.

Pergeseran pada batang DH dapat dicari dengan prinsip yang

sama.

A

B C D E

J I H G F

FBH FDH

Δ’BH Δ’DH

A B C D E

J I H G F

1 fBHBH

A

B C D E

J I H G F

1

fDHDH fDHBH

fBHDH

(36)

Persamaan kompatibilitas dapat disusun dengan memperhatikan pergeseran pada batang BH dan DH sama dengan nol.

ΔBH- Δ’BH = 0

ΔBH- (fBHBH. FBH + fBHDH. FDH) = 0 ΔDH- Δ’DH = 0

ΔDH- (fDHDH. FDH + fDHBH. FBH) = 0

Dari persamaan diatas gaya-gaya batang FBH dan FDH dapat diketahui.

Selanjutnya gunakan persamaan kesetimbangan untuk mencari reaksi di tumpuan. Gaya-gaya batang yang lain pada elemen rangka dapat dicari.

3. Persamaan Kesetimbangan

(37)
(38)

A B

C

D E

J I H G F

A B C D E

J I H G F

P P P P P

L L L L

L

Carilah besarnya gaya- gaya batang pada struktur rangka statis tak tertentu ini!.

P P P P P

Referensi

Dokumen terkait