• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas PT. Nilam Port Terminal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas PT. Nilam Port Terminal "

Copied!
118
0
0

Teks penuh

SE., M.AP., M.H yang telah memberikan kesempatan mengambil mata kuliah pada Program Diploma Pelayaran Universitas Hangtuah. Direktur Program Diploma Pelayaran, Djamaluddin Malik., SE., MAP., ANT-II yang memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti studi Manajemen Pelabuhan. Seluruh guru dan staf Program Diploma Pelayaran serta semua pihak yang membantu saya mengikuti perkuliahan di PDP.

Nilam Port Terminal Indonesia Tanjung Perak, Surabaya yang telah membantu memberikan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Teman-teman PDP khususnya KPN C yang saling membantu dalam penulisan tugas akhir ini dan juga menjadi kawan dalam melewati suka dan duka PDP. Semua pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu telah banyak memberikan bantuan demi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini.

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V PENUTUP

Latar Belakang Masalah

Bahaya yang perlu diatasi adalah bahaya yang dapat menimbulkan keadaan darurat dan menimbulkan ancaman terhadap pekerja dan masyarakat sekitar, salah satunya adalah risiko kebakaran. Terminal Pelabuhan Nilam Indonesia tidak lepas dari penanganan peti kemas dengan berbagai jenis muatan dan penggunaan alat penanganan peti kemas berukuran besar di lapangan penumpukan yang berpotensi menimbulkan bahaya, salah satunya potensi kebakaran. Apabila dalam proses kerja penanganan peti kemas tidak memperhatikan sistem tanggap darurat kebakaran yang baik maka akan menimbulkan resiko yang dapat merugikan pihak perusahaan terutama bagi para pekerja yang bekerja langsung di lapangan.

Dilihat dari potensi bahaya yang ditimbulkannya, CY (Container Yard) memiliki potensi bahaya yang tinggi karena di dalamnya terdapat berbagai jenis muatan umum, barang berbahaya yang dapat menyebabkan kebakaran, instalasi listrik, dan bahan bakar solar yang digunakan pada alat berat. Dengan permasalahan yang ada tersebut, maka penulis menghasilkan makalah penelitian akhir yang berjudul “Analisis sistem tanggap kebakaran pada tempat penyimpanan terminal petikemas PT. 10/KTPS/2000 perusahaan besar dengan tingkat risiko kebakaran yang tinggi harus memiliki sistem tanggap darurat dan organisasi tanggap darurat.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.

Manfaat Penelitian

Bagi Pembaca: Tingkatkan pengalaman dan keterampilan Anda untuk mengetahui cara kerja Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Terminal Kontainer PT.

Batasan Masalah

Penelitian Terdahulu

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terminal Peti Kemas telah menerapkan sistem darurat seperti simulasi kebakaran, sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran, pelatihan pemadaman kebakaran dan evakuasi korban. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan pada tugas akhir kali ini adalah mempunyai tujuan penelitian yang sama yaitu menganalisis sistem tanggap darurat dalam upaya pencegahan dan pengendalian bencana kebakaran di terminal peti kemas, dengan deskripsi kualitatif. jenis penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan penelitian wawancara mendalam. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan pada tugas akhir kali ini adalah penelitian terdahulu berlokasi di Container Yard 02 Petikemas Terminal PT.

Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang hanya fokus menyelidiki kondisi sistem darurat kebakaran pada CY 02, sedangkan penelitian yang penulis lakukan pada tugas akhir ini saat ini berlokasi di area penumpukan PT Container Terminal. Nilam Port Terminal Indonesia Tanjung Perak Surabaya, dengan memeriksa keadaan sistem darurat kebakaran di seluruh PT.

Landasan Teori .1 Analisis

  • Keadaan Darurat
    • Jenis Keadaan Darurat
    • Penyebab Keadaan Darurat
  • Kebakaran
  • Unsur-unsur Terjadinya Kebakaran
    • Oksigen (yang cukup untuk menentukan titik penyalaan)
    • Panas
  • Klasifikasi Kebakaran
    • Kategori Kebakaran
    • Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya Kebakaran
  • Faktor Terjadinya Kebakaran .1 Faktor Manusia
    • Faktor Teknis
    • Faktor Alam
  • Sistem Proteksi Kebakaran
    • Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Operasi dalam situasi darurat (Operational Emergency) seperti kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, kebocoran gas, pelepasan energi dan kecelakaan besar. Menurut NFPA, kebakaran secara umum diartikan sebagai peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen di udara, dan sumber energi atau panas yang mengakibatkan kerugian harta benda, cedera, bahkan kematian. Penggunaan api pada tempat yang terdapat bahan mudah terbakar, misalnya penyalaan api untuk penyalaan pada tempat penyimpanan bahan berbahaya atau bahan bakar (bensin) yang mudah terbakar (Suma'mur P.K, 1996).

Kelas A Kebakaran pada bahan mudah terbakar yang menghasilkan arang/karbon (misalnya kayu, kertas, karton, kain, kulit, plastik). Kelas B Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar (misalnya bahan bakar, bensin, lilin, minyak, minyak tanah, tiner). Tingkat kenyamanan yang tinggi, penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar dan cepat menyebarkan api, seperti pabrik kimia, kembang api, cat, bahan peledak dan kilang minyak.

Gambar 2.1 Segitiga Api (fire triangle).
Gambar 2.1 Segitiga Api (fire triangle).

Klasifikasi APAR

Ensiklopedia Kesehatan dan Keselamatan Kerja menjelaskan bahwa penghuni suatu gedung tidak boleh menggunakan alat pemadam kebakaran kecuali mereka telah terlatih untuk menggunakannya. Ia bekerja dengan cara menghancurkan reaksi kimia pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan bahan yang terbakar. Alat pemadam api ini mengandung karbon dioksida (CO2) yang merupakan gas yang tidak mudah terbakar pada tekanan yang sangat rendah.

CO2 mempunyai efek pendinginan yang efektif dan memadamkan api dengan mengurangi kandungan oksigen di udara. APAR jenis ini digunakan untuk tipe B dan C yaitu kebakaran cairan atau gas yang mudah terbakar dan kebakaran pada instalasi listrik beraliran listrik. Alat pemadam ini tidak boleh digunakan pada kebakaran Tipe A karena api akan membesar jika karbon dioksida habis.

Selain itu, dilarang menggunakan APAR ini di ruangan tertutup jika ada orang yang tidak memiliki alat pelindung pernafasan yang baik. Bila menggunakan alat pemadam jenis ini, lampu dan aliran listrik harus dimatikan karena bahan pemadam ini bersifat menghantarkan listrik. Untuk jenis kimia kering digunakan bahan yang disebut kalium bikarbonat, sedangkan jenis kimia basah menggunakan kabut halus.

Misalnya pasir, tanah atau lumpur, kantong atau kain basah, selimut api (Fire Blanket), tepung kimia (Dry Chemical Powder). 2) Bahan pemadam jenis cair. Berdasarkan klasifikasi api yang dapat dipadamkan dibedakan sebagai berikut menurut buku dasar-dasar penanggulangan kebakaran. Biasa digunakan bersamaan dengan istilah bubuk kimia serba guna, dengan kemampuannya memadamkan kebakaran Kelas A, B, dan C.

Program Diploma Perkapalan Tepung kimia multifungsi ini digunakan untuk pemadaman karena mempunyai sifat mampu menyerap panas sekaligus mendinginkan, tahan terhadap radiasi panas, tidak bersifat penghantar listrik, mempunyai daya rekat yang baik dan mencegah oksidasi pada bahan bakar.

Pemasangan APAR

Ketinggian tanda pemasangan adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas alat pemadam kebakaran tertentu atau kelompok. Jarak antara APAR dengan APAR lainnya tidak boleh lebih dari 15 meter, kecuali ditentukan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. Setiap alat pemadam kebakaran harus ditempatkan (dipasang) digantung pada dinding dengan tulangan bresing atau konstruksi tulangan lainnya dan ditempatkan dalam lemari (kotak) yang tidak dikunci.

Pasang APAR dengan bagian atas berada pada ketinggian 1,2 m dari lantai, kecuali CO2 dan tepung kering boleh diletakkan lebih rendah, dengan ketentuan jarak antara alas APAR minimal 15 cm dari permukaan lantai. APAR tidak boleh dipasang di ruangan atau lokasi yang suhunya melebihi 49o C atau turun hingga minus 44o C, kecuali APAR dirancang khusus untuk suhu di luar batas tersebut.

Pemeliharaan APAR

  • Hidran Kebakaran
  • Sprinkle
  • Detektor Asap
  • Alarm Kebakaran
  • Identifikasi Bahaya Kebakaran
    • Tindakan Awal Dalam Perencanaan Tanggap Darurat
  • Manajemen Tanggap Darurat Kebakaran
    • Organisasi Tanggap Darurat Kebakaran
    • Pencegahan Kebakaran
    • Penanggulangan Kebakaran
    • Rehabilitasi
  • Sarana Penyelamatan Jiwa
    • Titik Kumpul (Assembly Point)
  • Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran
  • CY/Lapangan Penumpukan
  • Muatan Berbahaya/ DG (Dangerous Goods)
  • Ketentuan tentang Muatan Berbahaya
  • RTG (Rubber Tyred Gantry)
  • Head Truck dan Chassis
  • Kerangka Berfikir
  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Gambaran Umum Perusahaan .1 Sejarah Perusahaan
    • Visi dan Misi Perusahaan a. Visi
    • Divisi-Divisi Perusahaan
    • Struktur Organisasi
  • Hasil Penelitian
    • Potensi Bahaya Terjadinya Kebakaran
    • Sarana dan Fasilitas Keadaan Darurat a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
    • Prosedur Tanggap Darurat
    • Tim Tanggap Darurat Kebakaran
    • Program Pemeriksaan dan Pemeliharaan (Maintenance) a) APAR
    • Pelatihan atau Training (Drill)
  • Pembahasan
    • Potensi Bahaya Terjadinya Kebakaran
    • Sarana dan Fasilitas Keadaan Darurat a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
    • Prosedur Tanggap Darurat
    • Tim Tanggap Darurat Kebakaran
    • Program Pemeriksaan dan Pemeliharaan (Maintenance)
    • Pelatihan atau Training (Drill)
    • Usaha-Usaha Lain
  • Kesimpulan
  • Saran

186/MEN/1999, organisasi tanggap darurat kebakaran adalah suatu kelompok kerja yang mempunyai tugas fungsional tertentu di bidang kebakaran. Nilam Port Terminal Indonesia (NPTI) menyediakan dan menyediakan jasa operator terminal bongkar muat peti kemas di pelabuhan yang handal, aman dan terpadu antar moda, yang tidak lepas dari penanganan peti kemas dengan jenis muatan yang berbeda yaitu muatan umum dan barang berbahaya. barang-barang. (barang berbahaya) serta penggunaan alat angkut peti kemas berukuran besar yang terdiri dari RTG, dump truck dan chasis di area pengumpulan yang berpotensi menimbulkan bahaya, salah satunya adalah resiko kebakaran, jika dalam proses pekerjaan penanganan peti kemas dilakukan Jika tidak memperhatikan adanya sistem tanggap darurat kebakaran yang baik, hal ini akan menimbulkan bahaya yang dapat merugikan. Dengan menerapkan sistem tanggap darurat kebakaran yang baik dan mematuhi peraturan yang berlaku, maka risiko kebakaran di gudang dapat dicegah, tidak merugikan perusahaan dan para pekerja di pekarangan juga lebih aman dalam menjalankan tugasnya.

Mata kuliah diploma maritim berlaku untuk sistem darurat kebakaran dan sistem pencegahan dan pengendalian kebakaran yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. Peraturan tersebut dijadikan pedoman penerapan sistem darurat kebakaran yang berlaku pada kondisi nyata di lapangan penumpukan peti kemas . Program Diploma Perkapalan Variabel yang diteliti dalam penelitian tugas akhir ini adalah sistem tanggap kebakaran yang meliputi kebijakan, prosedur, pengorganisasian, perencanaan, pengendalian, mitigasi, serta sistem proteksi kebakaran aktif dan pelatihan tanggap kebakaran.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan dengan melakukan observasi langsung terhadap kondisi sistem manajemen tanggap darurat kebakaran yang ada, wawancara dengan koordinator repo yang memahami kondisi sistem tanggap darurat kebakaran di lapangan, dokumentasi sebagai alat bukti. Data sekunder juga diperoleh dari hasil studi literatur, kumpulan jurnal publik, artikel tentang standar yang tepat untuk sistem tanggap kebakaran. Prosedur tanggap darurat diperlukan agar terdapat kejelasan mengenai penanggulangan bencana yang akan berjalan secara terkoordinasi dan sistematis.

Terminal Pelabuhan Nilam Indonesia untuk menangani keadaan darurat kebakaran yang terjadi, pihak perusahaan membentuk tim tanggap darurat yaitu tim ERT (Emergency Response Team) yang terdiri dari staf kantor, security yang bertugas di lapangan tumpukan dan area kantor, serta RTG Operator, Stackman dan Mekanik. Terminal Pelabuhan Nilam Indonesia mempunyai tim tanggap darurat yaitu Tim ERT (Emergency Response Team) untuk mengatasi dan menangani keadaan darurat kebakaran yang terjadi. Pelatihan tanggap darurat kebakaran atau Training (Drill) bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan tim pemadam kebakaran.

Terminal Pelabuhan Nilam Indonesia menyelenggarakan pelatihan atau pelatihan tanggap darurat kebakaran (exercise) untuk melatih kesiapsiagaan dan menambah pengetahuan serta melatih staf dan karyawan ERT dalam tanggap darurat kebakaran. Dari hasil yang telah diuraikan pada penelitian terdahulu mengenai tindakan yang dilakukan sebagai upaya pengadaan dan penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di PT. 02/KPTS/1985 untuk pemasangan hidran kebakaran, karena jika keadaan darurat menimbulkan kepanikan maka diperlukan tim yang tanggap, sigap dan cepat tanggap.

Kesimpulan dari uraian diatas dan analisa yang dilakukan peneliti mengenai analisa sistem tanggap darurat kebakaran di Lapangan Penumpukan Terminal Peti Kemas PT. Optimalkan lebih lanjut pelatihan atau latihan yang ada, sehingga pengetahuan tim tanggap darurat dan pegawai mengenai sistem tanggap darurat kebakaran lebih baik dan meningkat.

Gambar 2.5 Alarm Kebakaran
Gambar 2.5 Alarm Kebakaran

Gambar

Gambar 2.1 Segitiga Api (fire triangle).
Tabel 2.1 Klasifikasi Kebakaran NFPA
Tabel 2.3 Kelas dan Jenis APAR
Gambar 2.5 Alarm Kebakaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Angkutan Perkotaan Yang Digunakan Untuk Menuju Dan Berganti Moda Dari Arah Barat Terminal Mangkang Menuju Terminal Pengguna/ Penumpang % Berganti Moda Di Terminal Pengguna/

Based in these crisis positionings, the paper is an attempt to explore the media representations of Rohingya Refugees in India, and to contexualise this with the prominent academic