• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA KERJA DI INSTALASI GIZI RSUD KARAWANG DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED TAHUN 2022

N/A
N/A
Windah Ismijranti

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA KERJA DI INSTALASI GIZI RSUD KARAWANG DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED TAHUN 2022"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Rekan-rekan, seluruh staf ahli gizi dan seluruh keluarga besar food plant serta teman-teman RSUD Karawang yang banyak membantu. ANALISIS BEBAN KERJA STAF PADA TANAMAN MAKANAN RUMAH SAKIT KARAWANG MENGGUNAKAN METODE STAFF WORKLOAD INDICATOR. Hasil penelitian menunjukkan jumlah dokter gizi RSUD Karawang pada tahun 2021 sebanyak 14 orang dengan beban kerja Ka.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Identifikasi Masalah
  • Pertanyaan Penelitian
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat penelitian

Berapa jam kerja staf (kepala instalasi, PJ instalasi makanan, ahli gizi, pramusaji dan juru masak) di instalasi makanan di RSUD Karawang. Mengidentifikasi jam kerja para staf (kepala pabrik, PJ pabrik makanan, ahli gizi, pramusaji dan juru masak) di pabrik makanan di RSUD Karawang. Mengidentifikasi standar beban kerja pegawai (kepala pabrik, PJ pabrik makanan, ahli gizi, pramusaji dan juru masak) di pabrik makanan di RSUD Karawang.

TINJAUAN PUSTAKA

Telaah Pustaka

  • Instalasi Gizi
  • Sumber Daya Manusia

Berdasarkan penelitian Badan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan tahun 2012 tentang kebutuhan tenaga gizi dengan menggunakan metode perhitungan Analisis Beban Kerja atau WISN (Work Load Indicator Staff Need), diperoleh jumlah tenaga RD dan TRD yang optimal sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan. kelas rumah sakit diperoleh untuk menjamin pelayanan gizi yang baik dan bermutu, menjamin keselamatan pasien. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan antar tenaga kerja agar efektif dan berhasil. Tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan (Hadari, Nawawi, 2011).

Tabel 1  Kebutuhan Tenaga Gizi Berdasarkan Kelas Rumah Sakit  No  Rumah Sakit  Registered
Tabel 1 Kebutuhan Tenaga Gizi Berdasarkan Kelas Rumah Sakit No Rumah Sakit Registered

Beban Kerja

Hasil analisis dari log harian dapat digunakan untuk melihat pola beban kerja, seperti saat beban kerja berada pada puncaknya. 81/Menkes/SK/2004 Metode penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) merupakan metode penghitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan beban kerja. Beban Kerja = Waktu kerja yang tersedia per tahun (menit) Rata-rata waktu per kegiatan utama (menit) Data yang dibutuhkan.

PenelitianTerkait

Beban kerja menurut pemenuhan jam kerja berhubungan dengan produktivitas kerja juru masak sebesar 78,40% (kategori cukup). Hasil Analisis Rasio WISN Kebutuhan Tenaga Masak di Food Plant RS Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sudah tepat. Jumlah tenaga masak optimal yang diperlukan pada food plant RS Panembahan Senopati Kabupaten Bantul adalah 19 orang.

Perhitungan waktu produktif terhadap beban kerja juru masak masih dalam batas normal sesuai standar produktivitas. Analisis beban kerja instalasi nutrisi menggunakan metode Wisn di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian ini adalah tipe deskriptif observasional untuk mengetahui jumlah tenaga kerja Instalasi Gizi RSUD Karawang.

Menurut PGRS 2013, uraian tugas dan fungsi ahli gizi di Instalasi Gizi RSUD Karwaang sudah sesuai. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian menganalisis beban kerja ahli gizi dengan jumlah pasien yang dilayani pada setiap ruangan. Analisis beban kerja dan kebutuhan gizi untuk mencapai standar pelayanan minimal di RS Krakatau Medika.

Analisis beban kerja menggunakan metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) di pabrik pangan RSUD Karawang.

Gambar 1 Kerangka teori   (Sumber Depkes 2004)  2.5 Kerangka Konsep
Gambar 1 Kerangka teori (Sumber Depkes 2004) 2.5 Kerangka Konsep

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Di Fasilitas Gizi RSUD Karawang, Pengelola/Manajer Fasilitas Gizi telah dianugerahi gelar RD sehingga sesuai dengan pedoman gizi rumah sakit. Menurut PGRS 2013, gambaran tugas dan fungsi RR PJ di bidang tanaman pangan sudah memadai. Data SDM Fasilitas Gizi RSUD Karawang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Instalasi Gizi RSUD Karawang telah melakukan rekapitulasi tingkat keakuratan pola makan yang dilayani dengan perintah diet dan perawatan gizi. Food Plant RSUD Karawang mengamati dan mengevaluasi persentase kebenaran dan keakuratan makanan yang disajikan sesuai standar yang telah ditetapkan. Hasil wawancara mendalam perencanaan kebutuhan tenaga masak di food plant RSUD Karawang dan perhitungan beban kerja tenaga masak di food plant RSUD Karawang Hasil observasi aktivitas tenaga masak di food plant RSUD Karawang RSUD Karawang RSUD Karawang menggunakan teknik sampling kerja, sejak awal bulan Juni.

Berdasarkan hasil penelitian, diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi uraian tugas pekerja untuk setiap kategori personel pada. penempatan gizi di RSUD Karawang 2. Penentuan jam kerja.. a) Waktu kerja yang tersedia untuk kategori SDM Kepala Akomodasi, PJ Rawat Jalan dan PJ Rumah Sakit serta Ahli Gizi Rawat Jalan dan Ahli Gizi Rumah Sakit adalah 100.800 menit/tahun. Kebutuhan riil tenaga masak pada usaha catering dengan menggunakan metode indikator beban kerja (WISN) di Rumah Sakit Panaran Kasih GMIM Manado. Analisis kebutuhan juru masak dan pramusaji dengan WISN di Lembaga Pangan Prof. dr. RSJ Soeroyo Magelang.

Manfaat yang diperoleh baik subjek maupun Pembangkit Listrik adalah dapat memperoleh nilai perhitungan beban kerja yang sebenarnya karena hal ini akan berdampak pada evaluasi kinerja saat ini.

METODE PENELITIAN

Desain waktu dan tempat

Populasi dan Sampel

Instrumen Penelitian

Jenis pengumpulan data

Data ketenagakerjaan diperoleh dari dokumen staf rumah sakit dan dokumen akomodasi katering, seperti daftar jadwal kerja, uraian tugas, jumlah pekerja, jumlah hari libur, jumlah BOR.

Definisi Operasional

Alur Penelitian

Analisa Data

Instalasi makanan dipasang sedemikian rupa sehingga kebisingan dan keributan dari instalasi makanan tidak mengganggu ruangan lain dan mempunyai jalur tersendiri dari luar untuk lalu lintas makanan. Pelayanan gizi di RSUD Karawang menggunakan sistem campuran yaitu terpusat dan desentralisasi, kondisi geografis yang luas dan wilayah hulu. Apabila mendorong gerobak makanan menuju ruang perawatan lantai 2 memerlukan jam kerja yang panjang, maka Instalasi Gizi melakukan 4 kegiatan pelayanan yaitu. Memimpin, mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi operasional dan mengawasi fasilitas pangan sesuai dengan instruksi direktur dan kebijakan yang berlaku RSUD Karawang.

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Tahun 2013, terdapat beberapa permasalahan yang tidak berkaitan dengan tugas dan fungsi ahli gizi rawat jalan di unit instalasi gizi RSUD Karawang. Sebab, pada layanan rawat jalan masih belum ada pasien karena belum dilakukan oleh DPJP. optimalnya merujuk polipasien untuk konsultasi ke poliklinik gizi, sehingga kunjungan pasien rawat jalan sedikit dan ahli gizi rawat jalan melakukan berbagai kegiatan tambahan seperti pembuatan laporan produksi makanan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden adalah seluruh pegawai Pabrik Makanan RSUD Karawang dan pendidikan responden berkisar dari SMA, SMA, D3, dan Sarjana Gizi/S1 SKM. Pada standar ini, fasilitas gizi RSUD Karawang melakukan pengkajian pelayanan gizi, mencatat pelayanan gizi dalam rekam medis, mengkaji pelayanan gizi berdasarkan respon pasien, dan melakukan monitoring dalam pelayanan gizi.

Namun kenyataan di lapangan saat ini terdapat kelebihan jumlah personel di unit pengolahan berdasarkan hasil perhitungan yang membutuhkan 8 orang, sedangkan saat ini berjumlah 9 orang sehingga terdapat kelebihan 1 orang. dapat diberikan dengan menambahkan uraian kegiatannya, misalnya membuatkan makanan untuk pasien, yang dikelola oleh instalasi makanan. Rasio WISN > 1 maka perbandingan antara kebutuhan dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia saat ini lebih besar.Pada penelitian ini diperoleh perhitungan rasio > 1 untuk kategori ahli gizi dengan perbandingan 1,4 untuk kategori juru masak dengan rasio 1,2 dan kategori pramusaji 1,1 Hal ini menunjukkan adanya kelebihan staf pada unit instalasi makanan dan berdampak pada penurunan produktivitas dan efektifitas kerja. Bersamaan dengan tulisan ini, saya Ina Ratnawati, mahasiswi Universitas Binawan, selaku peneliti utama dalam penelitian bertajuk “Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode Indikator Beban Kerja untuk Kebutuhan Personil” (WISN) di instalasi makanan RSUD Karawang, memohon kesediaan Anda untuk disurvei untuk penelitian ini dan bersedia mengisi kuesioner terlampir.

Penelitian ini memerlukan persetujuan dari subjek yang bersangkutan yaitu petugas Instalasi Gizi RSUD Karawang yang akan diberikan formulir persetujuan yang menyatakan bahwa Anda memberikan izin untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Persetujuan Etik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Letak dan letak instalasi nutrisi telah mengacu pada beberapa persyaratan yang telah dibuat, antara lain: Instalasi nutrisi dapat dijangkau oleh seluruh ruang perawatan sehingga pelayanan nutrisi dapat diberikan secara merata kepada seluruh pasien; Deskripsi pekerjaan chef di setiap rumah sakit berbeda-beda, disesuaikan dengan kebijakan masing-masing lokasi. Dari penelitian ini diperoleh informasi mengenai perlunya revisi uraian tugas chef di instalasi gizi RSUD Karawang, karena sudah tidak dilakukan lagi penempatan lokasi pantry, tidak lagi dilakukan presentasi dan pembagian ruang Cikampek, tidak dilakukan karena adanya perubahan kebijakan di Unit Instalasi Gizi. Pemisahan antara kebaktian pagi dan kebaktian sore, hal ini berdampak karena adanya perbedaan pekerjaan yang dilakukan, misalnya kebaktian pagi menyiapkan sayuran untuk sarapan pagi berikutnya dan menyiapkan sayuran untuk diolah pada hari itu, sedangkan kebaktian sore. hanya membuat sayuran untuk makan siang dan persiapan bumbu dilakukan pada kebaktian sore. Analisis beban kerja yang dilakukan dengan metode WISN menunjukkan hasil angka yaitu perhitungan beban kerja pekerja Instalasi Gizi RSUD Karawang adalah sebagai berikut, kebutuhan Installer/Koordinator sebanyak 1 orang, yaitu sesuai dengan jumlah yang ada, PJ rawat jalan 1 orang, PJ rawat inap 1 orang, hal ini sesuai dengan jumlah di Instalasi Gizi RSUD Karwang, jumlah juru masak yang dibutuhkan sebanyak 8 orang, sedangkan saat ini berjumlah 9 orang, kelebihannya 1 orang dapat digunakan untuk membuat jajanan pasien yang dikelola oleh Instalasi Gizi, karena jajanan sebagian masih dipesan dari rekanan, maka jumlah pelayan yang dibutuhkan sebanyak 22 orang, sedangkan jumlah saat ini 25 orang, terdapat surplus sebanyak 3 orang. , hal ini dapat lebih efektif untuk mengurangi akumulasi staf yang tidak efektif.

Tabel 4 Komposisi Tempat Tidur RSUD Karawang
Tabel 4 Komposisi Tempat Tidur RSUD Karawang

Pembahasan

Keterbatasan Penelitian

Untuk kategori pengolahan dan pendistribusian dibutuhkan 8 orang, staf saat ini 9 orang, jadi selisihnya 1 orang, dan untuk kategori pelayan, stafnya 22 orang, staf saat ini 25 orang, selisihnya 3 orang Surplus tersebut disebabkan oleh penurunan jumlah pasien akibat pandemi Covid - 19. Hasil perhitungan kebutuhan staf setiap kategori ahli gizi, juru masak, dan pramusaji rumah sakit dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pengelolaan sumber daya manusia di rumah sakit. Rumah sakit dapat menggunakan lembar waktu aktivitas untuk staf pengolah makanan dan pelayan untuk mencatat lamanya waktu aktivitas yang diperlukan staf untuk menyelesaikan uraian tugas mereka.

Pedoman penyusunan perencanaan sumber daya manusia kesehatan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan rumah sakit. Penelitian ini membutuhkan minimal 40 responden yang berusia 20-55 tahun dengan menggunakan metode observasi. Penelitian ini telah mendapat izin dari dosen pembimbing yaitu Ny. Adhila Fayarasi, SGz, MPH, Associate Professor Universitas Binawan. Pengamatan atau pengamatan yang akan dilakukan tidak akan menimbulkan efek samping Penilaian pekerjaan, pengamatan uraian pekerjaan dan perhitungan beban akan berdampak pada evaluasi pekerjaan saat ini.

Informasi mengenai identitas subjek dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan analisis data.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 1  Kebutuhan Tenaga Gizi Berdasarkan Kelas Rumah Sakit  No  Rumah Sakit  Registered
Gambar 1 Kerangka teori   (Sumber Depkes 2004)  2.5 Kerangka Konsep
Gambar 3 Alur penelitian  3.7  Analisa Data
Gambar 4 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Karawang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka konsep ini menggambarkan seberapa besar jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metode WISN, dimana hal yang

Analisis beban kerja dengan menggunakan metode WISN pada penelitian ini memberikan gambaran dalam perencanaan kebutuhan tenaga medis yaitu jumlah tenaga psikiater di

Perhitungan kebutuhan tenaga dokter umum dengan analisis beban kerja pada penelitian ini telah menunjukkan hasil yang lebih obyektif jika mengacu kepada metode

Untuk staff akademik dan SIAA di Fakultas Teknik, teknik industri masih kurang 1 tenaga kerja, sedangkan yang lainnya sudah sesuai antara perhitunngan WISN

Berdasarkan perhitungan beban kerja yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Batang yaitu diperoleh dengan menghitung jumlah waktu kerja tersedia sebanyak 119.280

Simpulan dalam penelitian ini diketahui dari perhitungan prediksi kebutuhan tenaga kerja dengan rumus Workload Indicator Staff Need (WISN) Bagian Pendaftaran

Analisis beban kerja dengan menggunakan metode WISN pada penelitian ini memberikan gambaran dalam perencanaan kebutuhan tenaga medis yaitu jumlah tenaga psikiater di

Analisis deret berkala digunakan untuk menentukan prediksi jumlah kunjungan pasien yang merupakan beban kerja dalam menyediakan, menginput, mendistribusikan serta