TINGKAT DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI ATLET SEPAKBOLA MAGGANGKA FC TAHUN 2022
Edi Sanjaya1*, Etni Setyagraha2, Abdul Rahman3
Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar1,2,3 Jl. Wijaya Kusuma No. 14, Banta-Bantaeng, Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan.
Abstract
This study aims to analyze the level of leg muscle endurance of Maggangka FC soccer athletes. This type of research is classified as a quantitative research that is descriptive in nature. The data collection techniques used are test and measurement methods. The population in this study were 15 members of Maggangka FC and the sample was all members of Maggangka FC. The results of this study indicate that the level of leg muscle endurance in the football athletes of Manggangka FC is in the very good category = 46.6% in the good category
= 40% in the moderate category = 13.3%.
Keywords : Leg Muscles, Football Abstrak
Penelitian ini bertujuan unutk menganalisis tingkat daya tahan otot tungkai atlet sepak bola Maggangka FC.
Jenis Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan metode tes dan pengukuran. populasi dalam penelitian ini adalah anggota Maggangka FC sebanyak 15 sampel dan sampel penelitian adalah seluruh anggota Maggangka FC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat daya tahan otot tungkai atlet sepakbola Manggangka FC yang berada pada kategori baik sekali=46,6% pada kategori baik=40% pada kategori cukup=13,3%.
Kata kunci : Otot Tungkai, Sepakbola
PENDAHULUAN
Olahraga adalah suatu kegiatan yang menggunakan seluruh tubuh baik dari jasmani dan rohani agar tubuh tetap terjaga dengan baik. Semua cabang olahraga memiliki tujuan masing-masing yang akan dicapai. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Yusril;2021). Beranjak dari hal tersebut kita dapat memahami bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik yang dimilikinya. Selain memberikan kesehatan dan kebugaran fisik, aktivitas olahraga dapat dijadikan sebagai ajang kompetisi untuk berpacu dalam pencapaian sebuah prestasi, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu olahraga juga sudah banyak dikenal diseluruh dunia khususnya Indonesia. Banyak sekali olahraga di Indonesia yang sudah masuk dan dikenal oleh masyarakat. Diantaranya adalah sepakbola, basket, voli, takraw, futsal dan lain- lain. Adapun dari sejumlah cabang olahraga tersebut, salah satu olahraga yang paling digemari masyarakat Indonesia adalah sepakbola.
Sepakbola adalah salah satu cabang olaharaga yang sangat popular dan dikenal oleh sebagian besar manusia yang ada dimuka bumi. Sepakbola digemari dari berbagai kalangan masyarakat baik dari tingkat daerah, nasional, dan internasional, dan dari usia anak- anak, remaja, dewasa, hingga lansia baik oleah para laki-laki maupun perempuan khususnya masyarakat Indonesia. Muhajir menyatakan bahwa sepakbola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, dengan jalan menyepak bola, dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola (Haris, 2810). Didalam permainan sepakbola pemain dituntut menguasai beberapa teknik dasar seperti menendang, menggiring bola, mengontrol bola dan menyundul bola. Dengan demikian, agar dapat bermain sepak bola yang baik perlu bimbingan dan tuntunan tentang teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola.
Mielke menyatankan bahwa kemampuan dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai yakni menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak shooting), menyundul bola (heading), menimbang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in). Bermain sepakbola dituntut memiliki kondisi fisik yang prima karena bermain sepakbola membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu selama 90 menit waktu normal. Dalam permainan sepakbola ada beberapa hal penting yang sangat perlu dimiliki oleh seorang atlet sepakbola salah satunya adalah kondisi fisik. Karena untuk dapat bermain sepakbola dengan baik diperlukan komponen kondisi fisik yang baik.
Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Dalam artian bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen seperti ketahanan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan koordinasi harus dikembangkan. Meskipun telah dilakukan dengan sistem priorita sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan, tetapi yang perlu diketahui selanjutnya adalah bagaimana seorang atlet dapat diketahui status dan keadaan kondisi fisiknya pada suatu saat (Sajoto, 2010). Kondisi fisik merupakan komponen terpenting dalam penunjang prestasi. Kondisi fisik terdiri dari kondisi fisik umum dan kondisi fisik khusus.
Kondisi fisik umum merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan kemampuan prestasi tubuh yang dimiliki. Kemampuan dasar itu meliputi kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kelentukan umum (Frohner 1999:35). Kondisi fisik umum diperlukan untuk setiap cabang lahraga dan merupakan tahap awal menuju kondisi fisik khusus. Kondisi fisik khusus merupakan kemampuan fisik yang dikhususkan untuk suatu cabang olahraga tertentu. Setiap cabang lahraga memiliki karakteristik dan kekhususan tersendiri sehingga dibutuhkan kondisi fisik khusus, seperti pada cabang olahraga sepakbola.
Kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam sepak bola antara lain; daya tahan (endurance), daya ledak otot tungkai (explosive power), kecepatan (speed) dan kelincahan (agility).
Daya tahan merupakan kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas olahraga dalam waktu yang lawan dalam melakukan lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Para pemain dituntut untuk memiliki tingkat daya tahan yang baik.
Tuntutan itu didasarkan kepada tugas dan tanggung jawab sebagai pemain sepak bola.
Seorang pemain harus mampu bermain dalam waktu yang cukup lama. Dalam peneitian ini akan dilakukan pengukuran tingkat daya tahan otot tungkai atlet sepakbola.
Daya tahan otot tungkai merupakan kemampuan otot tungkai dalam melakukan aktivitas secara cepat dan kuat sehingga menghasilkan tenaga maksimal. Fungsi daya tahan otot tungkai terlihat jelas dalam permainan sepak bola. Para pemain harus mampu melompat dengan setinggi-tingginya untuk menyambut umpan lambung dari rekanrekannya. Umpan lambung bisa berupa tendangan sudut, tendangna bebas dan umpan dari rekannya. Daya ledak tahan otot tungkai yang baik, para pemain mampu bersain dengan lawannya dalam memperebutkan bola. Selain itu, daya tahan otot tungkai yang baik akan menghasilkan tendangan yang kuat dan cepat, sehingga kemungkinan akan terciptanya gol menjadi lebih besar.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan melalui observasi, yang terjadi dilapangan adalah tingkat daya tahan otot tungkai yang dimiliki para pemain sepakbola Maggangka FC sebagian masih kurang, hal ini dapat dilihat saat bermain, para pemain cepat mengalami kelelahan dan kemampuan daya tahan otot terkhusus pada tingkat daya tahan otot tungkai yang masih kurang, sehingga tidak dapat mempertahankan kebugarannya yang mengakibatkan kurang fokusnya paim ketika sedang bertanding dan latihan. Hal ini disebabkan karena salah satu dari faktor kebugaran jasmani pemain yang kurang baik.
Untuk mencapai tuntutan fisik dalam permainan sepakbola maka diperlukan suatu latihan yang teratur dan terprogram dengan baik untuk meningkatkan kebugaran aerobik pemain. Dalam meningkatkan mutu permainan banyak sekali komponen yang mendukung, hal ini menunjukna bahwah komponen kondisi fisik seperti keseimbangan, kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan belum diketahui dengan demikian kenyataannya di lapangan tingkat kondisi fisik pemain sepakbola Maggangka FC.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif menurut maksum (2008:16), metode deskriptif adalahsuatu metode penelitian yang di lakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu tujuan dari penelitian deskriptif kuantitatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat, serta hubungan antar fenomena.
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan maret 2022. Peneltian ini akan di laksanakan selama 1 hari pada bulan maret di lapangan Maggangka Dusun Honto Desa Palangka Sinjai Selatan. Penelitian ini merupakan jenis peneltian deskriptif dengan desain cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tahan otot tungkai atlet sepak bola maggangka Fc.
Desain Penelitian penelitian melalui sampling. Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak populasi yang ada.
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti. Menurut Sugiyono (2013: 215), populasi adalah keseluruhan dari sampel yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola
maggangka fc sebanyak 15 orang. Sampel terdiri dari bagian dari populasi terjangkau yang dpergunakan sebanyak subjek
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis deskriptif (gambaran umum). Deskripsi data dimaksudkan untuk dapat menafsirkan dan memberi makna tentang data tersebut secara berturut-turut seperti pada tabel berikut ini. Rangkuman hasil analisis deskriptif yang tercantum pada tabel berikut:
Hasil pada penelitian ini menggambarkan tingkat tingkat daya tahan otot tungkai atlet sepak bola Maggangka fc, yang ditinjau dari hasil tes hall squat jump. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola maggangka FC sebanyak 15 orang.
Hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 33, nilai maksimum 77, mean diperoleh sebesar 56,4, median diperoleh sebesar 63,0, mode diperoleh sebesara 68, dan standar deviasi diperoleh sebesar 15,5, dan pada hasil uji normalitas nilai sig yang didapatkan sebesar 0,118 > 0,05 maka data dalam penelitian ini data berdistribusi secara normal.
Hasil analisis data tes half squad jump dapat diketahui bahwa kategori cukup tinggi, dengan jumlah frekuensi 7 atlet, kemudian berada pada kategori cukup dengan jumlah frekuensi 6 atlet, dan pada kategori kurang dengan jumlah 2 atlet.
Kategori cukup tinggi didapatkan oleh atlet dikarenakan atlet tersebut memiliki kondisi fisik yang lebih mumpuni di bandingkan atlet-atlet lain, sehingga mereka mampu melakukan latihan dengan maksimal yang membuat kondisi fisik mereka menjadi lebih baik.
Dengan diketahuinya kondisi atlet tersebut maka diharapkan mereka dapat mempertahankan kondisi fisik mereka dengan tetap mengikuti proses latihan.
Kategori cukup didapatkan oleh 6 atlet diakibatkan dari model latihan yang diterapkan dalam club tersebut masih terkesan monoton. Proses latihan tersebut sangat jarang berfokus dalam salah satu peningkatan seperti pada peningkatan daya tahan otot tungkai, sehingga daya tahan otot tungkai 6 atlet tersebut tidak terlatih dengan maksimal, oleh karena itu para atlet tersebut sebaiknya dapat melakukan latihan mandiri dalam meningkatkan kondisi fisik agar daya tahan otot tungkai mereka dapat meningkat lebih baik lagi.
Kategori kurang didapatkan oleh 2 atlet dikarenakan atlet tersebut seringkali tidak mengikuti proses latihan akibat beberapa alasan, sehingga kondisi fisik mereka tidak dapat meningkat dengan baik, maka dari itu 2 atlet tersebut harus lebih giat dan rutin lagi dalam mengikuti proses latihan di club dan juga rutin dalam melakukan latihan secara mandiri dalam hal meningkatkan kondisi fisik mereka terutama daya tahan otot tungkai.\
SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data diatas, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah “Tingkat daya dapat diberikan beberapa saran yaitu
1. Pelatih diharapkan dapat memberikan model latihan yang bervariasi namun tetap berfokus pada salah satu peningkatan atlet, baik itu peningkatan kondisi fisik dan peningkatan keterampilan.
2. Atlet diharapkan dapat meningkatkan motivasi untuk terus mengikuti proses latihan agar kondisi fisik dan keterampilan dapat ditingkat dengan maksimal. tahan otot tungkai atlet sepakbola Manggangka FC berada pada kategori cukup tinggi”.
DAFTAR PUSTAKA
Alsyahbana, M., & MS, S. (2012). Profil Tinggi Badan, Daya Ledak (Power) Otot Tungkai, Kelincahan (Agility) dan Daya Tahan (Endurance) Atlet Bulutangkis PB Surya Baja Surabaya. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan,2(1),12–23.
Farrell, J. W., Blackwood, D. J., & D. Larson, R. (2018). Four Weeks of Muscular Endurance Resistance Training Does Not Alter Fatigue Index. International Journal of Kinesiology and Sports Science, 6(3), 32–37.
Hariyanti, H.(2020). Pengembangan Variasi Latihan Daya Tahan Otot Tungkai Untuk Atlet Bola Voli. Jurnal Kinerja Indonesia, 4 (2).
Hendrik, H., Ramba, Y., & L, S. S. (2017). Pengaruh Latihan PNF Terhadap Peningkatan Daya Tahan Otot Tungkai Pasien Post Stroke Di RSUD Salewangang Maros. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 12(1),73.
Ikeda, N., & Ryushi, T. (2021). Effects of 6-Week Static Stretching of Knee Extensors on Flexibility, Muscle Strength, Jump Performance, and Muscle Endurance. Journal of Strength and Conditioning Research, 35(3), 715–723.
Ishak. (2015). Perbedaan Pengaruh Latihan Double Leg Speed Hop Dengan Skipping Terhadap Power Otot Tungkai Dan Daya Tahan Otot Tungkai Dalam Permainan Bola Voli Pada Pemain Bola Voli Buana Putra Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 14(1), 47–57. https://adoc.pub/queue/jurnal- ilmu- keolahragaan-vol-14-1- januari-juni-2015-47-57.html
Mackenzie, B. (2005). 101 Performance Evaluation tests (B. Kurniawan, I., & Winarno, M. E.
(2020). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Tungkai dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Renang Gaya Bebas 50 Meter. Sport Science and Health, 2(11), 543-556.
Lachi, A. (2015) Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri sepak bola sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Rambatan Kec. Rambatan Kab. Tana Datar. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 1 (1).
Mackenzie (ed.); First). jonathan.pye@electricwordpl c.com. %0A101 evaluation testsshahroodut.ac.ir
Nur Ichsan Halim, (2011). Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Badan Penerbit UNM.
Prakoso, G. P. W., & Sugiyanto, F. (2017). Pengaruh metode latihan dan daya tahan otot tungkai terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max pemain bola basket. Jurnal Keolahragaan, 5(2), 151–161.
Rahman, F., Budi, I. S., & Kuncoro, A D. 2021). Efek Kombinasi Latihan Eccentric dan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) pada Daya Tahan Otot Tungkai Pemain Badminton Amatir: Case Report. Jurnal Kesehatan Vokasional, 6(2),
Rustiawan, H. (2020). Pengaruh Latihan Interval Training dengan Running Circuit Terhadap PeningkatanVo2 Max. Jurnal Wahana Pendidikan, 7(1), 15–28.
Rustiawan, H., & Rohendi, A. (2021). Dampak Latihan Push-up Bola Bergulir dan Push-up Tubing Pada Hasil Peningkatan Daya Tahan Otot Lengan. JOSSAE : Journal of Sport Science and Education, 6(1), 74–86.
Saharullah, Hasyim. (2018). Sejarah Peraturan dan Pedoman Melatih Sepak Bola. Badan Penerbit UNM.
Saripin, Ramadi, Yuherdi, & Rafles. (2014). Hubungan Daya Tahan, Kekuatan Otot Tungkai dengan Kecepatan Renang Gaya Dada 100 Meter Mahasiswa Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Riau. Jurnal Primary, 3(2), 66–72.
Setyagraha, E.. dkk. (2020) Pengaruh pemberian karbohidrat terhadap daya tahan pada atlet forki kabupaten soppeng (Doctoral dissertation Universitas Negri Makassar) Sukadiyanto (2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk
Agung
Surahman, H. B., Kanca, I. N., & Tisna, G. D. (2018). Pengaruh Pelatihan Bermain Bulutangkis Overhead Clear Drill Terhadap Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Lengan. Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha, 6(3), 20–27.
Suryawan, I., Pangkahila, J. A., Satriyasa, B. K., Adiputra, L. H., Griadi, I. A., & Wirawan, I. (2019). Pelatihan Daya Tahan Otot berbeban ½ kg 20 repetisi 3 set lebih meningkatkan
frekuensi pukulan pendeta tangan kiri dan kanan dari pada 15 repetisi 4 set pada anggota pencak Silat Perisai Diri Ranting Sesetan. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 5(2), 26–33.
Verney, J., Kadi, F., Saafi, M. A., Piehl-Aulin, K., & Denis, C. (2006). Combined lower body endurance and upper body resistance training improves performance and health parameters in healthy active elderly. European Journal of Applied Physiology, 97(3), 288–297.
Warni, H., Arifin, R., & Bastian, R. A. (2017). Pengaruh Latihan Daya Tahan (Endurance) Terhadap Peningkatan Vo2Max Pemain Sepakbola. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 16(2), 121–126.
Wibowo, S. P. K., Kusnanik, N. W., & Wiriawan, O. (2019). Pengaruh High Intensity Interval Training ( HIIT ) terhadap Daya Tahan Kardiovaskuler , Kecepatan , dan Kelincahan pada Usia 13-15 Tahun. JOSSAE (Journal Of Sport Science And Education), 4(2), 79–84.
Windriyani, S. M. (2014). Perbedaan Efek Pemberian Susu Coklat Dengan Sport Drink Pada Masa Pemulihan Setelah Latihan Daya Tahan Terhadap Kekuatan Otot Tungkai dan Kadar Glukosa Darah [Universitas Airlangga].
Yachsie, B. T. P. W. B. (2019). Pengaruh Latihan Dumbell- Thera Band Terhadap Daya Tahan Otot Lengan Dan Akurasi Memanah Pada Atlet Panahan. Medikora, 18(2), 79–85.
Yudi Hardianto. (2013). Hubungan Antara Kekuatan Otot Dengan Daya Tahan Oot Tungkai Bawah Pada Atlet Koniigen Pekan Olahraga Nasional XVIII Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin, 24- 27, 185-197.