Diajukan oleh Ade Anugrah 45 16 013 093
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
ANALYSIS OF CALCULATION AND RECORDING OF OVERTIME PAY IN PT SEMEN BOSOWA MAROS
By:
ADE ANUGRAH
Departemen of Accounting Faculty of Economics and Business Bosowa University
ABSTRACT
ADE ANUGRAH.2020.Scription.Analysis of calculation and recording of overtime pay at PT Semen Bosowa Maros, South Sulawesi Province, was guided by Dr. Firman Menne, SE., M.Si., Ak., CA. and Thanwain, SE., M.Si. This study aims to analyze the implementation of calculation and recording of overtime pay at PT Semen Bosowa Maros with the Decree of the Minister of Manpower and Transmigration No. Kep.
102/MEN/VI/2004. The object of this research is PT Semen Bosowa Maros. The method of analysis used is Descriptive Comparative.
The result showed that PT Semen Bosowa Maros has implemented the calculation of overtime pay for the employees in accordance with the government’s regulations which are arranged in the Minister of Manpower and Transmigration’s Decree No. Kep.
102/MEN/VI/2004 with reference to Overtime and Overtime Pay article 11. The system applied by PT Semen Bosowa Maros to record the overtime pay is Cash Bases system where the pay will be acknowledged or recorded when overtime wages are paid (according to the date of the salary or wage payment slip).
Keywords: Calculation, Recording, Overtime Pay, and Employee.
v
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN UPAH LEMBUR PADA PT SEMEN BOSOWA MAROS
Oleh:
ADE ANUGRAH
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa
ABSTRAK
ADE ANUGRAH.2020.Skripsi. Analisis Perhitungan dan Pencatatan Upah Lembur pada PT Semen Bosowa Maros Provinsi Sulawesi Selatan dibimbing oleh Dr.
Firman Menne, SE., M.Si., Ak., CA. dan Thanwain, SE., M.Si. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengetahui penerapan perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan PT Semen Bosowa Maros dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004. Objek penelitian adalah PT Semen Bosowa Maros. Metode analisis yang digunakan yaitu Metode Analisis Deskriptif Komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Semen Bosowa Maros telah menerapkan perhitungan upah lembur karyawan sesuai dengan peraturan pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Lembur pada pasal 11.
Dan sistem yang diterapkan PT Semen Bosowa Maros untuk pencatatan biaya atas upah lembur karyawan yaitu sistem Cash Bases yang mana upah diakui atau dicatat pada saat upah lembur dibayarkan (sesuai tanggal slip pembayaran gaji atau upah).
Kata Kunci : Perhitungan, Pencatatan, Upah Lembur, dan Karyawan.
vi KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, dan teriring salam dan shalawat hanya tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Bosowa Makassar, dengan mengambil judul “Analisis Perhitungan dan Pencatatan Upah Lembur pada PT Semen Bosowa Maros”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
1. Allah SWT yang telah memberikan rezeki berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada Rektor Universitas Bosowa Bapak Prof. Dr. Ir. M. Saleh Pallu, M.Eng.
3. Bapak Dr. H. A. Arifuddin Mane, SE., M.Si., SH., MH. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa.
4. Ibu Dr. Hj. Herminawati Abu Bakar, SE., MM. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa.
5. Dr. Firman Menne, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing, atas waktu yang telah diluangkan untuk
vii
membimbing, memberi motivasi dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan penulis.
6. Kepada Bapak Thanwain, SE., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan penulis.
7. Seluruh Dosen Universitas Bosowa yang telah memberikan Ilmu dan Pendidikannya kepada penulis sehingga wawasan penulis bisa bertambah. Beserta seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa, terima kasih atas bantuannya dalam pengurusan Administrasi.
8. Bapak dan Ibu dosen selaku penguji yang telah meluangkan waktu serta memberikan waktu dan arahan yang berkontribusi besar terhadap proses penyusunan tugas akhir ini.
9. Kedua orang tua dan serta adik-adikku yang tersayang, terima kasih atas doa, motivasi, dan dukungannya.
10. Bapak/Ibu staf PT Semen Bosowa Maros khususnya Divisi HR (Human Resources), Bapak Firmansyah, Ibu Nurbaya Paluday yang juga telah banyak memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung serta banyak memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
11. Seluruh teman-teman dan sahabat-sahabat penulis, khususnya kepada Angkatan 2016 leadership class Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
viii
dan Bisnis Universitas Bosowa, terima kasih atas kebaikan, motivasi, dukungan, serta diskusi-diskusi yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait lainnya atas segala bantuan, dukungan, dan dorongan, sehingga laporan tugas akhir ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila terdapat kesalahan- kesalahan dalam skripsi ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran Konstruktif yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan, serta semoga kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak mendapatkan pahala di sisi Allah SWT, Amin ya rabbal alamin.
Makassar, 29 September 2020
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEORISINILAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ... 6
2.1.1 Definisi Akuntansi ... 6
2.1.2 Definisi Akuntansi Biaya ... 7
2.1.3 Definsi Biaya... 8
x
2.1.4 Penggolongan Biaya ... 9
2.1.5 Definisi Biaya Tenaga Kerja ... 16
2.1.6 Definisi Gaji dan Upah ... 17
2.1.7 Komponen Gaji dan Upah... 18
2.1.8 Definisi Upah Lembur ... 19
2.2 Penelitian Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Pikir ... 21
2.4 Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.2 Metode Pengumpulan Data ... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 25
3.3.1 Jenis Data ... 25
3.3.2 Sumber Data ... 26
3.4 Metode Analisis ... 26
3.5 Definisi Operasional ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32
4.1.1 Profil Perusahaan ... 32
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 34
4.1.3 Struktur Organisasi ... 36
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 39
xi
4.2.1 Hasil Penelitian ... 41 4.2.2 Pembahasan ... 52 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 56 5.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 22 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Semen Bosowa Maros ... 35
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Gaji dan Upah Lembur Karyawan PT Semen Bosowa Maros ... 39 Tabel 4.2 Daftar Upah Lembur Karyawan PT Semen Bosowa
Maros dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP.102/MEN/VI/2004 Per Jam pada Periode
16 Juni – 15 Juli 2020 ... 43 Tabel 4.3 Rekapitulasi Daftar Jam Kerja Lembur Karyawan PT
Semen Bosowa Maros Periode 16 Juli – 15 Juli 2020 ... 44 Tabel 4.4 Rekapitulasi Daftar Jam Kerja Lembur Karyawan PT
Semen Bosowa Maros Periode 16 Juni – 15 Juli 2020 Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. KEP.102/MEN/VI/2004 ... 46 Tabel 4.5 Perbedaan Selisih Upah Lembur PT Semen Bosowa
Maros dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI ... 49 Tabel 4.6 Rekapitulasi Perhitungan Gaji dan Upah Lembur
Karyawan PT Semen Bosowa Maros dengan Keputusan
Pemerintah ... 50
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental menggunakan sumber daya manusia (karyawan) untuk menghasilkan produk atau jasa tertentu. Biaya tenaga kerja adalah seluruh imbal jasa yang diberikan karena penggunaan sumber daya manusia (karyawan) tersebut. Biaya tenaga kerja secara umum diklasifikasikan sebagai gaji dan upah. Gaji adalah biaya tenaga kerja yang dibayarkan secara teratur (bersifat reguler) untuk keperluan pelayanan kepegawaian ataupun manajerial, sementara upah adalah biaya tenaga kerja yang dibayarkan atas dasar jam, harian, atau bagian kerja (Agus Purwaji, dkk, 2016).
Namun dalam praktiknya, istilah gaji dan upah sering kali digunakan bersamaan.
Dalam upaya memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja, pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi terkait ketenagakerjaan, seperti regulasi mengenai upah minimum, upah lembur, kesehatan dan keselamatan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan wajib mengikuti undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku terkait pemberian gaji dan upah.
Peraturan yang berlaku di Indonesia khususnya yang mengatur tentang upah para tenaga kerja tertuang pada Pasal 1 Ayat 30 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan kerja atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang atau akan dilakukan. Untuk Peraturan mengenai upah lembur tertuang dalam Keputusan Menteri (KEPMEN) Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Kep.102/MEN/VI/2004, yang mana inti dari peraturan KEPMEN tersebut mengatur perhitungan upah lembur karyawan yang berlaku nasional. Peraturan- peraturan tersebut merupakan dasar perusahaan-perusahaan memberikan hak-hak para karyawan yang telah memberikan jasa atau tenaga dalam berupa upah.
Suatu perusahaan khususnya dalam bidang manufaktur, perusahaan harus mampu mengukur serta memahami kontribusi para karyawan dalam menunjang keberlangsungan perusahaan tersebut. Untuk mengukur dan memahami hal itu sebuah perusahaan harus memfokuskan sumber daya manusianya atau dengan kata lain para tenaga kerja baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, agar sejalan dengan keuntungan yang didapat perusahaan dengan kepentingan yang karyawan terima. Sebuah perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk memperhatikan hak-hak para karyawan yang telah berkontribusi baik secara tenaga, pikiran, dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan dengan cara imbalan berupa kompensasi finansial yang wajar dalam bentuk gaji, upah, tunjangan serta insentif yang layak. Besar kecilnya gaji dan upah yang diberikan adalah salah satu pendorong bagi pekerja untuk semangat dalam bekerja dan akan
berpengaruh pada tingkat produktivitasnya dalam bekerja serta loyalitas karyawan untuk berada dalam perusahaan itu sendiri.
Gaji dan upah adalah imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukannya. Bagi karyawan, gaji dan upah adalah bentuk apresiasi dari pengusaha atau suatu perusahaan atas kinerja dan prestasi kerjanya, lain halnya pada perusahaan, gaji dan upah adalah beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba atau profit sehingga beban tersebut harus dikelolah dengan baik agar tetap efektif dan efisien, perusahaan harus memberikan gaji pokok sesuai dengan standar yang telah dikeluarkan pemerintah baik secara nasional maupun provinsi. Akan tetapi yang terjadi di lapangan banyak perusahaan masih meragukan gaji pokok yang ditetapkan pemerintah provinsi karena adanya pembaruan ketetapan yang berbeda-beda setiap daerah.
Oleh karena itu, banyak perusahaan menerapkan sistem perhitungan penggajian dan pengupahan dengan ketentuan peraturan menteri ketenagakerjaan dan transmigrasi, yaitu dengan menghitung secara akurat waktu kerja dan juga memonitor absensi setiap karyawan, memberikan gaji dan upah dengan waktu yang sesuai ketentuan perusahaan serta melalukan pembayaran gaji dan upah lembur sesuai perhitungan dengan mentransfer ke rekening bank masing-masing karyawan setiap akhir atau awal bulan sesuai dengan peraturan yang diterapkan setiap perusahaan.
PT Semen Bosowa Maros adalah perusahaan manufaktur yang merupakan salah satu anak perusahaan Bosowa Grup yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran semen. Dengan demikian penelitian ini akan dilakukan di perusahaan
tersebut untuk melihat sistem pengupahan yang dilakukan PT Semen Bosowa Maros untuk memperoleh produktivitas yang tinggi salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas yang berdampak dengan gaji dan upah sehingga menambah pendapatan karyawan. Dan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mencatat beban gaji dan upah karyawan dalam pembukuan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui lebih jelas mengenai penggajian dan pengupahan lembur yang dilakukan pada PT Semen Bosowa Maros. Maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan dan Pencatatan Upah Lembur Pada PT Semen Bosowa Maros”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diterangkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan pada PT Semen Bosowa Maros dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui penerapan perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan PT Semen Bosowa Maros dengan Kepetusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi penulis untuk memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan pada suatu perusahaan.
2. Manfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan pengendalian internal pada sistem administrasi upah lembur apabila terjadi ketidaksesuaian perhitungan dan pencatatan jurnal dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Kep.102/MEN/VI/2004.
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dan tambahan bahan masukan bagi pihak lain untuk penelitian lebih lanjut khususnya tentang perhitungan dan pencatatan upah lembur guna menunjang kualitas hasil- hasil penelitian di waktu yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Definisi Akuntansi
Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akuntansi adalah teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar, kelaziman (kebiasaan), dan semua aktivitasnya; hal yang berhubungan dengan akuntan; seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat sebuah transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
Menurut Surwadjono (2015:10) menyatakan definisi akuntansi sebagai berikut:
akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat yang mempelajari perekayasan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Susilowati (2016:01) menyatakan definisi akuntansi sebagai berikut:
“akuntasi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan
pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan didalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintahan”.
Sedangkan definisi akuntansi menurut Firdaus Dunia dkk. (2018:18) adalah sebagai berikut:
akuntansi merupakan suatu kegiatan atau jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan mengenai kesatuan- kesatuan ekonomi tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi.
2.1.2 Definisi Akuntansi Biaya
Menurut Baldric Siregar (2015:16) menyatakan definisi akuntansi biaya sebagai berikut:
akuntansi biaya adalah proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan kinerja operasi. Informasi akuntansi biaya dirancang untuk kepentingan manajer. Karena manajer mengambil keputusan hanya untuk perusahaannya sendiri maka kriteria penting informasi akuntansi biaya adalah relevansi informasi bagi pengambilan keputusan oleh manajer.
Menurut Sofia, dkk (2015:21) menyatakan definisi akuntansi biaya sebagai berikut:
“akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta menafsirkan hasilnya”.
Menurut Mulyadi (2016:7) menyatakan definisi akuntansi biaya sebagai berikut:
“akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya”.
Sedangkan definisi akuntansi biaya menurut Firdaus Dunia dkk.
(2018:18) adalah sebagai berikut:
“akuntansi biaya adalah bidang khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan”.
2.1.3 Definsi Biaya
Menurut Baldric Siregar (2015:36) menyatakan definisi biaya sebagai berikut:
“biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Biaya akan dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan laba atau rugi pada suatu periode sehingga biaya akan dicantumkan”.
Menurut Harnanto (2017:22) menyatakan definisi biaya sebagai berikut:
“biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu”.
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2018:9) menyatakan definisi biaya sebagai berikut:
biaya mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan secara sempit.
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.
Sedangkan definisi akuntansi menurut Firdaus Dunia dkk. (2018:47) adalah sebagai berikut:
biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang, yaitu melebihi satu periode akuntansi. Biasanya jumlah ini disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai elemen-elemen aset.
2.1.4 Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2016:15) penggolongan biaya adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting, antara lain:
1. Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan.
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan kedalam:
a. Fungsi Produksi
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
b. Fungsi Pemasaran
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan. Biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai.
c. Fungsi Administrasi dan Umum
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat didefinisikan langsung pada fungsi lain tersebut.
d. Fungsi Keuangan
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.
2. Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran biaya untuk mengolah bahan baku:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku, yaitu bukan yang diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau dapat diikuti jejaknya pada produk tertentu.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja, yaitu balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau dapat diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik, yaitu biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang elemennya dapat digolongkan kedalam:
1) Biaya bahan penolong;
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung;
3) Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik;
4) Penyusutan dan amortosasi aktiva tetap pabrik;
5) Biaya listrik, air, dan telepon pabrik;
6) Biaya asuransi pabrik;
7) Biaya overhead lain-lain.
3. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebakan
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Pengeluaran modal yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
(Mulyadi, 2016:16)
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures)
Pengeluaran penghasilan yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.
(Mulyadi, 2016:16)
4. Penggolongan biaya sesuai dengan tendesi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, sampai dengan tingkatan tertentu. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan (Mulyadi, 2016:15).
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan (Mulyadi, 2016:15).
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Pada biaya semi variable, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding (Mulyadi, 2016:15).
5. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
6. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya a. Biaya Terkendali (Controllable Cost)
Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost)
Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan atau pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki dalam jangka waktu tertentu.
7. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan a. Biaya Relevan (Relevent Cost)
Biaya revelan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan didalam pengambilan keputusan.
b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevent Cost)
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Firdaus Dunia (2018:23-35) terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya, yaitu:
1. Berdasarkan Objek Biaya
Objek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang digunakan untuk melakukan perhitungan biaya. Perusahaan dapat memiliki banyak hal yang dijadikan sebagai objek biaya, diantaranya adalah:
a. Produk;
b. Jasa;
c. Proyek;
d. Pelanggan;
e. Merek;
f. Aktivitas;
g. Departemen.
2. Berdasarkan Perilaku Biaya
Ditinjau dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume maka biaya-biaya dapat dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu:
a. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang nilai totalnya berubah secara langsung seiring dengan adanya perubahan pada tingkat aktivitas atau volume, baik volume produksi ataupun volume penjualan, tetapi nilai per unitnya tidak berubah. Contohnya adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, beberapa elemen dalam biaya overhead, dan biaya penjualan.
b. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang nilainya secara total tetap atau tidak berubah dengan adanya perubahan pada tingkat aktivitas atau
volume dalam batas-batas dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah seiring dengan adanya perubahan pada volume produksi. Dalam jangka panjang biaya tetap juga akan menjadi biaya variabel.
c. Biaya Semi-Variabel
Biaya semi-variabel adalah biaya-biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya, biaya semi-variabel harus dipisah menjadi elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan.
3. Berdasarkan Periode Akuntansi
Dalam pengklasifikasian biaya sehubungan dengan periode akuntansi, biaya-biaya dibedakan berdasarkan waktu atau kapan biaya-biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan. Sehubungan dengan periode akuntansi ada dua kategori kelompok biaya sebagai berikut:
a. Biaya Produk (Product Cost)
Dalam perusahaan manufaktur, biaya ini sama dengan biaya produksi (manufacturing cost) yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Periode (Period Cost)
Biaya periode adalah biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan persediaan atau produk tetapi berhubungan dengan periode waktu atau
periode akuntansi. Biaya periode bermanfaat untuk memperoleh pendapatan dalam beberapa periode akuntansi tetapi ada juga yang memberi manfaat hanya untuk periode akuntansi berjalan.
4. Berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional
Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari fungsional bertujuan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, analisis, dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang ada dalam suatu organisasi perusahaan.
Anggaran operasi disusun untuk setiap fungsi, dan selanjutnya dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan juga dihimpun menurut fungsi- fungsi tersebut. Berdasarkan pada jenis kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Biaya Produksi, biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan produk hingga siap untuk dijual.
b. Biaya Penjualan, biaya-biaya yang terjadi untuk menjual suatu produk atau jasa.
c. Biaya Umum/Administrasi, biaya-biaya yang terjadi untuk memimpin, mengendalikan, dan menjalankan suatu perusahaan.
2.1.5 Definisi Biaya Tenaga Kerja
Menurut Firdaus dan Wasilah (2012:226) menyatakan definisi biaya tenaga kerja sebagai berikut:
“biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan”.
Menurut Hartanto (2017:22) menyatakan definisi biaya tenaga kerja sebagai berikut:
“biaya tenaga kerja adalah harga yang dibayar dari penggunaan sumber daya manusia atau kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang melaksanakan kegiatan produksi”. Hartanto membagi biaya tenaga kerja menajdi 2 (dua) bagian:
1. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, baik secara manual ataupun menggunakan mesin-mesin produksi.
2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labour) adalah harga yang dibayar atau kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja tidak langsung.
2.1.6 Definisi Gaji dan Upah
Menurut Kurniawan (2013:7) menyatakan definisi gaji dan upah sebagai berikut:
Gaji adalah hak pekerja atau karyawan yang dilindungi oleh hukum, sehingga sudah selayaknya bahwa setiap atau karyawan menuntut untuk mendapatkan gaji. Sedangkan upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan.
Sedangkan definisi gaji dan upah menurut Mulyadi (2013:373) adalah sebagai berikut:
Gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, yang dibayarkan secara tetap per bulan. Dan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan (buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
2.1.7 Komponen Gaji dan Upah
Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai unsur dari biaya dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biaya tenaga kerja. Komponen- komponen gaji dan upah seperti berikut:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kontrak kerjanya.
2. Premi
Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Lembur
Lembur adalah upah yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya karyawan yang telah melakukan pekerjaan melebihi jam kerjanya maka akan ada tarif yang lebih tinggi dibandingkan tarif biasa.
4. Bonus
Bonus adalah upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fiskal memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan serikat kerja.
5. Catu
Catu adalah upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk barang, misal minyak, gula, dan sebagainya.
6. Perlengkapan dan Sarana Lain
Merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung, upah ini berupa bentuk jasa, seperti hiburan, pelayanan kesehatan, dan transportasi yang diterima tidak dalam bentuk uang.
2.1.8 Definisi Upah Lembur
Menurut Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembur adalah pekerjaan dinas yang dikerjakan di luar jam (waktu) dinas. Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan lembur yaitu melakukan pekerjaannya melebihi waktu atau jam kerja normal yang ditetapkan oleh perusahaannya (overtime).
Menurut KEPMEN Pasal 1 Ayat 1 (2004:1), waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan. Menurut KEPMEN Pasal 3 Ayat 1 (2004:2), waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
Menurut KEPMEN Pasal 8 Ayat 2 (2004:2), perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan. Menurut KEPMEN Pasal 8 Ayat 2 (2004:2), cara menghitung upah lembur sejam adalah kali upah sebulan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Nur Ajizah (2018), dalam penelitiannya dengan judul Analisis Perhitungan Gaji dan Upah Lembur Terhadap Karyawan pada PT Ade Gasindo Kaltim. Alat
pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur No. 561/K.785/2017 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004.
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perhitungan Gaji dan Upah Lembur Terhadap Karyawan Pada PT Ade Gasindo telah sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur No. 561/K.785/2017 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004.
Fika Nia Ariska (2014), dalam jurnal penelitiannya dengan judul Analisis Perhitungan Upah Lembur (Overtime) dan Insentif pada Sistem Penggajian PT NOK Precision Component Batam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan analisis sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini yaitu perhitungan perkalian upah perjamnya dihitung berdasarkan KEPMEN No. 102 Tahun 2004 sedangkan overtime rate (OT Rate) yang digunakan untuk menjadi dasar perhitungan besarnya nominal upah yang didapatkan perjamnya dihitung melalui OT Rate yang pada kompenen perhitungannya ditambahkan tunjangan posisi yang hanya diberikan kepada karyawan yang memiliki level Ass. Team Leader keatas. Untuk pemberian insentif yang telah ditetapkan manajemen PT NOK Precision Component Batam diberikan kepada semua karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut kecuali tunjangan-tunjangan yang diberikan pada level jabatan tertentu dan sektion tertentu.
2.3 Kerangka Pikir
Dalam kerangka pikir, disusun sebuah skema yang menggambarkan alur dari pelaksanaan penelitian sehingga diperoleh sebuah hasil dari penelitian tersebut.
Penelitian perhitungan dan pencatatan upah lembur ini mengambil objek pada PT Semen Bosowa Maros. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian penerapan perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan dengan Keputusan Menteri. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Deskriptif Komparatif, yakni membandingkan cara perhitungan dan pencatatan yang diterapkan perusahaan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
102/MEN/VI/2004. Hasil dari perbandingan perhitungan dan pencatatan tersebut maka dibuatkan kesimpulan, dimana penulis dapat memberikan rekomendasi dalam upaya perbaikan apabila terjadi ketidaksesuaian penerapan perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan kepada PT Semen Bosowa Maros. Adapun kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
PT Semen Bosowa Maros
Apakah perhitungan dan pencatatan upah lembur karyawan telah sesuai dengan
Keputusan Menteri
Metode Analisis Deskriptif Komparatif
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
KEP.102/MEN/VI/2004
Menurut Perusahaan
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penulisan, maka hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ho = Perhitungan dan Pencatatan Upah Lembur Karyawan belum sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
102/MEN/VI/2004
2. H1 = Perhitungan dan Pencatatan Upah Lembur Karyawan telah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
102/MEN/VI/2004
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Semen Bosowa Maros yang beralamat di Desa Baruga, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan mulai pada bulan Juni sampai dengan September tahun 2020.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penulisan ini meliputi, yakni:
1. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber, mengenai perhitungan pemberian gaji dan upah lembur yang dilakukan penulis dengan bagian human resources (HR) PT Semen Bosowa Maros, sehingga diperoleh data yang diperlukan.
2. Observasi
Suatu teknik pengumpulan data-data dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan atau objeknya, suatu pencatatan langsung pada bagian human resources (HR) PT Semen Bosowa Maros.
3. Studi Pustaka
Suatu teknik merupakan tinjauan pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, teknik yang digunakan penulis dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau literatur berupa peraturan pemerintah mengenai pemberian gaji dan upah lembur yang ada hubungannya dengan judul tugas akhir ini.
4. Dokumentasi
Suatu teknik dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggali informasi dari dokumen atau bukti-bukti dan keterangan dari perusahaan yaitu daftar gaji dan upah lembur karyawan dan daftar total jam lembur karyawan pada PT Semen Bosowa Maros.
3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau bilangan dan dapat dinyatakan dalam satuan hitung. Data kuantitatif pada penelitian ini berupa daftar bukti perhitungan upah lembur.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka dan berisi deskripsi mengenai kualitas suatu fenomena
tertentu yang biasanya sulit atau tak bisa diukur. Data kualitatif pada penelitian ini berupa prosedur pelaksanaan perhitungan dan pencatatan upah lembur pada PT Semen Bosowa Maros.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder:
1) Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), contoh data primer adalah data yang diperoleh dari panel atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Data primer terdiri dari informasi yang didapatkan penulis melalui wawancara secara langsung dengan informan. Informan yang dimaksud adalah bagian human resources (HR) PT Semen Bosowa Maros.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa struktur organisasi, dan lain sebagainya.
a. Daftar gaji dan upah lembur karyawan perusahaan PT Semen Bosowa Maros
b. Struktur organisasi perusahaan PT Semen Bosowa Maros c. Gambaran umum perusahaan PT Semen Bosowa Maros d. Profil perusahaan PT Semen Bosowa Maros
3.4 Metode Analisis
Untuk membahas permasalahan yang telah dikemukakan, penulis menggunakan metode analisis yaitu, deskriptif komparatif.
Definisi metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu komparatif.
Komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu penggunaan metode deskriptif-komparatif dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan penetapan gaji pokok karyawan PT Semen Bosowa Maros dengan gaji pokok yang ditetapkan pemerintah daerah yang merujuk pada Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 1450/X/Tahun 2019 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulawesi Selatan Tahun 2020, serta data prosedur perhitungan dan pencatatan upah lembur yang diterapkan PT Semen Bosowa Maros dengan Keputusan Menteri Kerja dan Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004 yang memuat tentang:
Cara perhitungan upah kerja lembur penjelasannya sebagai berikut:
1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja:
a. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam;
b. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali upah sejam.
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka:
a. perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, dan jam ke 8 (delapan) dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam lembur ke 9 (sembilan) dan ke 10 (sepuluh) dibayar 4 (empat) kali upah sejam;
b. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan upah lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam ke 6 (enam) dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam lembur ke 7 (tujuh) dan ke 8 (delapan) dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
3. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8 (delapan) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam ke 9 (sembilan) dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan kesepuluh dan kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat alatnya sebagai berikut:
a. Apabila kerja lembur pada hari kerja biasa 1) 1 jam pertama × 1,5 × upah sejam 2) 2 jam berikutnya × 2 × upah sejam
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi
1) 7 jam pertama × 2 × upah sejam;
jam kedelapan × 3 × upah sejam;
jam kesembilan dan kesepuluh × 4 × upah sejam.
2) 5 jam pertama × 2 × upah sejam;
jam keenam × 3 × upah sejam;
jam ketujuh dan kedelapan × 4 × upah sejam.
c. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu:
8 (delapan) jam pertama × 2 × upah sejam;
Jam kesembilan × 3 × upah sejam;
Jam kesepuluh dan kesebelas × 4 × upah sejam.
- Cara perhitungan upah kerja lembur adalah sebagai berikut:
Upah sejam × gaji pokok atau upah sebulan Angka
didasarkan pada perhitungan sebagai berikut:
Dalam satu tahun ada 52 minggu jadi dalam 1 bulan 4,3333 minggu.
Total jam kerja per minggu 40 jam jadi total kerja dalam 1 bulan 40 × 4,333 atau dibulatkan menjadi 173 jam, maka untuk menghitung upah per jam yaitu upah per bulan 173.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan konsep-konsep yang menggambarkan tentang variable-variabel penelitian dalam bentuk yang tegas dan dapat diukur serta diteliti baik oleh penulis maupun orang lain.
Dengan demikian mempermudah pengertian, maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini, maka penulis menguraikan variable penelitian yang dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Gaji
Gaji adalah pembayaran finansial atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan PT Semen Bosowa Maros yang diberikan berdasarakan jumlah jam dan hari kerja yang diberikan secara tetap per bulan.
2. Upah Lembur
Upah lembur adalah biaya yang diberikan PT Semen Bosowa Maros dalam bentuk uang kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja biasa maupun jam kerja resmi yang telah ditetapkan perusahaan.
3. Jam Lembur
Jam lembur adalah jam tambahan yang dilakukan karyawan PT Semen Bosowa Maros untuk bekerja diluar jam kerja resmi yang telah ditetapkan perusahaan.
4. Karyawan
Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja di PT Semen Bosowa Maros yang terikat oleh peraturan perusahaan dan diberi gaji berdasarkan jumlah hari dan jam kerja dalam kurun waktu satu bulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan
Bosowa merupakan perusahaan perdagangan yang didirikan oleh H.M.Aksa Mahmud pada tanggal 22 Februari 1973. Pada awal berdirinya perusahaan ini bernama CV. Moneter yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satu unit bisnis Bosowa adalah Grup Bosowa Semen.
Pabrik semen PT Semen Bosowa Maros berlokasi di Desa Baruga Kecamatan Bantimurung, kurang lebih 45 km sebelah utara Makassar dengan luas pabrik meliputi 100 Ha, untuk bahan baku yaitu batu kapur dan tanah liat.
Keduanya tersedia dalam jumlah yang besar di areal ini.
60 Ha lokasi pabrik, dimana di dalamnya terdapat Raw Mill (tempat proses penggilingan), Preheater (tempat untuk pemanasan awal), Blending (tempat untuk menampung hasil dari penggilingan), Clinker Cooler (tempat untuk proses klinkerisasi), Clinker Silo (tempat menampung klinker yang sudah bagus hasilnya), Cement Mill (tempat klinker digiling bersamaan dengan gypsum), Cement Silo (tempat penampungan semen hasil akhir), Packing Plant (tempat pengepakan semen) dan terdapat juga kantor dalam areal tersebut.
Selebihnya untuk perumahan karyawan yaitu sekitar 40 Ha.
Produksi perusahaan ini meliputi proses penggunaan bahan baku, proses produksi semen hingga proses penyediaan logistik, jaringan distribusi, serta ready mix untuk memenuhi kebutuhan pasar di seluruh Indonesia. Setiap tahapan dilakukan secara profesional dengan bantuan para tenaga ahli di bidangnya. Oleh karena itu, Grup Bosowa Semen telah berhasil mendapatkan sertifikat International Organization for Standardization (ISO) 9001 dan 14001.
PT Semen Bosowa menunjang produksi yang lebih bermutu dan mampu bersaing di pasaran, Maros memiliki sarana/fasilitas pengawasan dan pengendalian mutu berupa laboratorium. Laboratorium ini digunakan untuk memeriksa baik sifat fisika maupun sifat kimia dari bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan produksi akhir. Jenis laboratorium yang dimiliki oleh PT Semen Bosowa Maros, yaitu:
1. Laboratorium X-Ray 2. Laboratorium Kimia 3. Laboratorium Fisika 4. Laboratorium Shift
Keempat laboratorium ini memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang kesemuanya diperuntukkan untuk menjamin kualitas dan mutu semen.
Keseluruhan pabrik dioperasikan dan dimonitor secara seksama oleh operator pengontrol dengan menggunakan sistem pemrosesan otomatis secara sentral.
Pabrik ini mampu memproduksi klinker berkualitas terbaik sebanyak 5500 ton per hari atau sekitar 1,8 juta ton per tahun dan selanjutnya dilakukan
modifikasi upgrade kapasitas menjadi 2,4 ton per tahun. Pabrik semen ini telah dibangun dan dirancang dengan memperhitungkan pencemaran seminimum mungkin bagi lingkungan.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing perusahaan. Visi dan misi dibuat saat perusahaan sedang akan dibangun, karena visi dan misi perusahaan menjadi landasan dasar bagi perusahaan. Visi dan Misi PT Semen Bosowa Maros, yaitu:
4.1.2.1 Visi Perusahaan
PT Semen Bosowa Maros yang tumbuh berkembang di era reformasi, dengan dinamis menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas untuk menjadi perusahaan kelas utama dibidang industri dengan tekad memenuhi kepuasan pelanggan.
4.1.2.2 Misi Perusahaan
Memberikan produk yang berkualitas, semen Portland dan Pozzolan yang dibuat dengan teknologi canggih yang sesuai dengan standar mutu Internasional serta didukung oleh sumber daya manusia yang handal, ramah lingkungan sehingga memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Semen Bosowa Maros
Sumber data: PT Semen Bosowa Maros
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat keberhasilan untuk menangani kegiatan usaha dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.
Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan yang bersangkutan haruslah menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel, sehingga bila ada perluasan keadaan, tidak akan mengganggu susunan yang telah ada. Struktur organisasi PT Semen Bosowa Maros diatur dalam Keputusan Direksi.
Struktur organisasi dimaksudkan sebagai alat ukur kontrol bahkan diharapkan struktur organisasi dapat membawa persatuan dan dinamika suatu perusahaan, atau dapat dikatakan bahwa organisasi inilah yang mempersatukan fungsi-fungsi yang ada dalam lingkungan tersebut.
Adapun pembagian tugas masing-masing fungsi dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Di dalam struktur organisasi PT Semen Bosowa Maros dipimpin langsung oleh President Director. Selain itu, fungsi operasional mulai dari proses produksi hingga penjualan dijalankan oleh 4 departemen utama, yaitu Technique Directorate, Marketing Directorate, Finance Directorate dan Logistic Directorate.
Berikut definisi dan tugas masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT Semen Bosowa Maros:
1. President Director, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan dan mengelola perusahaan secara keseluruhan.
2. Management Representatif, merupakan tokoh sentral yang menentukan berhasil tidaknya penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan. Memiliki tugas dalam pengendalian manajemen mutu perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada president director.
3. Project Management Office (PMO), adalah departemen yang menentukan dan menjaga standar dalam manajemen proyek perusahaan. Tujuan utama dibentuknya PMO adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan standarisasi dan mendisiplinkan proyek menurut peraturan, proses dan metode tertentu.
4. Project, adalah departemen yang mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh untuk berhubungan langsung dengan tim proyek pihak luar. Devisi ini, bertanggung jawab untuk memberikan laporan mengenai rencana dan program kepada user, manajer tingkat atas dan kepada pihak yang memerlukan.
5. Internal Audit, adalah departemen yang bertugas membantu president director dan bertanggung jawab dalam hal mengaudit segala sesuatu yang terjadi di perusahaan.
6. Technique Directorate, merupakan departemen yang bertugas memperbaiki, mengoperasikan dan mengendalikan mutu perusahaan
terkhusus dalam bidang perteknikan. Di dalam direktorat teknik, terdapat 4 departemen yaitu, Quarry Divice, Production Divise, Maintenance & Electrical Divice dan Quality Assuranse Divice.
7. Marketing Directorate, merupakan departemen yang bertugas dalam mengkoordinir bidang-bidang yang berhubungan dengan masalah pemasaran dan distribusi penjualan.
8. Finance Directorate, merupakan departemen yang memiliki tugas mengelolah keuangan dan pembuatan anggaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan, dan bertanggung jawab langsung kepada President Director. Pada struktur organisasi yang baru berdasarkan revisi tahun 2015, departemen ini hanya membawahi 2 unit departemen yaitu Warehouse Divice dan Accounting & Tax Divice.
9. Logistic Directorate, merupakan departemen yang bertugas dalam mengkoordinasikan bidang-bidang yang menyangkut masalah administrasi perusahaan dan masalah sumber daya manusia atau masalah kepegawaian terutama mengenai pengembangan kinerja karyawan pada umumnya. Departemen ini membawahi Logistic Divice dan Procurement Divice.
Pada struktur organisasi baru yang terbit tahun 2015, telah dibentuk divisi baru Internal Control Divice dan dilakukannya pemisahan departemen yaitu Bispro & IT Divice, Legal Divice dan HR & GA Divice dibentuk dengan departemen tersendiri.
1. Internal Control Divice, divisi ini berhubungan langsung dengan Internal Audit dalam hal membantu mengontrol dan memonitoring secara langsung penerapan Standar Operating Procedure (SOP) di dalam perusahaan.
2. Bispro & IT Divice, merupakan divisi yang bertugas mengawasi dan membantu proses bisnis dalam pekerjaan terkait dengan software dan network.
3. Legal Divice, adalah divisi yang bertugas dalam menjaga segala bentuk aset perusahaan dan menjadi perpanjangan tangan President Director dalam hal pengurusan izin dan pembuatan kontrak/perjanjian baik dengan vendor maupun instansi pemerintahan.
4. HR & GA Divice, merupakan divisi yang bertugas dalam masalah personalia di perusahaan.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
PT Semen Bosowa Maros merupakan salah satu perusahaan manufaktur terbesar di kota Makassar yang memiliki 29 divisi dengan jumlah karyawan sebanyak 845 karyawan. Dalam sistem penggajian karyawan yang berlaku di PT Semen Bosowa Maros yaitu gaji atau upah dibayar setiap bulan setiap tanggal 16 pada bulan yang bersangkutan sehingga dalam satu tahun karyawan menerima gaji sebanyak 12 kali, dengan sistem perhitungan gaji adalah sebagai berikut:
Gaji = Gaji Pokok + Tunjangan – Potongan
Perhitungan upah lembur yang berlaku di PT Semen Bosowa Maros adalah sebagai berikut:
Upah lembur = Jumlah jam kerja × Upah lembur per jam
Dengan Perhitungan upah lembur per jam sebagai berikut:
Upah lembur per jam = × Gaji Pokok
Sampel dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa nama karyawan sebagai sampel analisis perhitungan. Pemilihan sampel penulis mengambil 7 departemen dengan sampel 1 nama karyawan setiap departemen yang mengadakan lembur pada periode 16 Juni – 15 Juli tahun 2020.
Tabel 4.1
Daftar Gaji dan Upah Lembur Karyawan PT Semen Bosowa Maros
No Nama
Karyawan Departemen Gaji Pokok Upah Per Jam 1 Najamuddin Cement Plant
Maintenance Rp. 3.310.722,- Rp. 19.137,- 2 Abdul Haris Cement
Production Rp. 3.303.710,- Rp. 19.096,- 3 Haris Muis
Raw Material Preparation &
Raw Mill
Rp. 3.191.572,- Rp. 18.448,-
4 M Akbar Packing
Departemen Rp. 3.297.967,- Rp. 19.063,- 5 Mustafa Hr Utillity &
Technical Rp. 3.351.870,- Rp. 19.374,-
6 Arianto Reguler
Maintenance Rp. 3.400.664,- Rp. 19.657,- 7 Ardianto
Syamsul
HD
Maintenance Rp. 3.276.349,- Rp. 18.938,- Sumber data: PT Semen Bosowa Maros
4.2.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan penyajian data yang disajikan dan dikemukakan, tentang perhitungan upah kerja lembur karyawan pada PT Semen Bosowa Maros, maka penulis akan membandingkan perbedaan upah kerja lembur karyawan yang diterapkan pada PT Semen Bosowa Maros dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep.102/MEN/VI/2004 tentang upah kerja lembur.
Perhitungan upah lembur per jam karyawan PT Semen Bosowa Maros sebagai berikut:
1. Nama : Najamuddin
Gaji Pokok = Rp. 3.310.722,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.310.722,-
= Rp. 19.137,-
2. Nama : Abdul Haris
Gaji Pokok = Rp. 3.303.710,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.303.710,-
= Rp. 19.096,-
3. Nama : Haris Muis
Gaji Pokok = Rp. 3.191.572,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.191.572,-
= Rp. 18.448,-
4. Nama : M Akbar
Gaji Pokok = Rp. 3.297.967,-
Upah lembur per jam = × Rp. 3.297.967,-
= 19.063,-
5. Nama : Mustafa Hr
Gaji Pokok = Rp. 3.351.870,- Upah lembur per jam =
× Rp. 3.351.870,-
= 19.374,-
6. Nama : Arianto
Gaji Pokok = Rp. 3.400.664,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.400.664,-
= 19.657,-
7. Nama : Ardianto Syamsul Gaji Pokok = Rp. 3.276.349,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.276.349,-
= 18.938,-
Sedangkan perhitungan upah lembur karyawan per jam menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dengan berdasar pada upah minimum Provinsi yang dikeluarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No.
1450/X/Tahun 2019 sebagai berikut:
1. Nama : Najamuddin
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,-
2. Nama : Abdul Haris Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,-
3. Nama : Haris Muis
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,-
4. Nama : M Akbar
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,- 5. Nama : Mustafa Hr
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,-
6. Nama : Arianto
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,- Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,- 7. Nama : Ardianto Syamsul
Gaji Pokok = Rp. 3.103.800,-
Upah lembur per jam = × Rp. 3.103.800,-
= Rp. 17.941,- Tabel 4.2
Daftar Upah Lembur Karyawan PT Semen Bosowa Maros dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep.102/MEN/VI/2004
Per Jam Pada Periode 16 Juni – 15 Juli 2020
No Nama
Upah Lembur
Selisih PT Semen
Bosowa Maros
Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI
1 Najamuddin Rp. 19.137,- Rp. 17.941,- Rp. 1.196,- 2 Abdul Haris Rp. 19.096,- Rp. 17.941,- Rp. 1.155,- 3 Haris Muis Rp. 18.448,- Rp. 17.941,- Rp. 507,- 4 M Akbar Rp. 19.063,- Rp. 17.941,- Rp. 1.122,- 5 Mustafa Hr Rp. 19.374,- Rp. 17.941,- Rp. 1.433,- 6 Arianto Rp. 19.657,- Rp. 17.941,- Rp. 1.716,- 7 Ardianto
Syamsul Rp. 18.938,- Rp. 17.941,- Rp. 997,- Sumber data: Data diolah 2020
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka, berikut ini tabel rekapitulasi daftar jam kerja lembur karyawan PT Semen Bosowa Maros adalah:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Daftar Jam Kerja Lembur Karyawan PT Semen Bosowa Maros Periode 16 Juli – 15 Juli 2020
No Nama
Jumlah Jam Lembur
1 2 3 4 Indeks
Lembur
1 Najamuddin 20 6 32 38
2 Abdul Haris 16 4.5 26 30.5
3 Haris Muis 22 3 38 3 44
4 M Akbar 16 3 24 6 33
5 Mustafa Hr 19 6 30 36
6 Arianto 16 6 24 30
7 Ardianto Syamsul 14 4.5 22 26.5
Sumber data: PT Semen Bosowa Maros
Perhitungan upah lembur berdasarkan PT Semen Bosowa Maros sebagai berikut:
1. Nama : Najamuddin
6 × Rp. 19.137,- = Rp. 114.822,- 32 × Rp. 19.137,- = Rp. 612.384,- +
Total upah lembur Rp. 727.206,-
2. Nama : Abdul Haris
4,5 × Rp. 19.096,- = Rp. 85.932,- 26 × Rp. 19.096,- = Rp. 496.496,- +
Total upah lembur Rp. 582.428,-
3. Nama : Haris Muis 3 × Rp. 18.448,- = Rp. 55.344,- 38 × Rp. 18.448,- = Rp. 701.024,- 3 × Rp. 18.448,- = Rp. 55.344,- +
Total upah lembur Rp. 811.712,-
4. Nama : M Akbar
3 × Rp. 19.063,- = Rp. 57.189,- 24 × Rp. 19.063,- = Rp. 457.512,- 6 × Rp. 19.063,- = Rp. 114.378,- +
Total upah lembur Rp. 629.080,- +
5. Nama : Mustafa Hr
6 × Rp. 19.374,- = Rp. 116.224,- 30 × Rp. 19.374,- = Rp. 581.220,- +
Total upah lembur Rp. 697.444,-
6. Nama : Arianto
6 × Rp. 19.657,- = Rp. 117.942,- 24 × Rp. 19.657,- = Rp. 471.768,- +
Total upah lembur Rp. 589.710,-
7. Nama : Ardianto Syamsul
4,5 × Rp. 18.938,- = Rp. 85.221,- 22 × Rp. 18.938,- = Rp. 416.638,- +
Total upah lembur Rp. 501.857,-