• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANDI PUTRI TENRIPAKKUA-C9-03120210191-ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

N/A
N/A
Andi Putri Tenri Pakkua

Academic year: 2023

Membagikan " ANDI PUTRI TENRIPAKKUA-C9-03120210191-ASPEK HUKUM KONSTRUKSI"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ANDI PUTRI TENRIPAKKUA 03120210191

C9

ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

Soal

Hukum yang berlaku pada konstruksi

Jawab

Konstruksi sering kita dengar dalam lingkup teknik sipil sebagaimana yang dimaksud dari konstruksi adalah kegiatan pembangunan sarana dan prasarana. Seperti yang kita ketahui dalam konstruksi terdiri atas tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan untuk menyelesaiakn suatu pekerjaan baik itu sarana maupun prasarana, namun dalam pelaksanaan konstruksi terdapat hukum yang berlaku sebagaiaman yang diatur pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi pasal 23 ayat (1) yang berbunyi:

“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran.”

Adapun dalam konstruksi jika membangun prasarana ataupun sarana terjadi kegagalan dalam pembangunan akan menjadi tanggung jawab dari kesalahan tersebut dan terikat oleh waktu yang telah di tentukan sebagaimana tertuang pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi pasal 25, 26, dan 27 yang berbunyi:

Pasal 25

(1) Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan.

(2)

(2) Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun.

(3) Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.

Pasal 26

(1) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi.

(2) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.

Pasal 27

Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi.

Dalam pelaksanaan konstruksi diperlukan material-material sebelum melaksanakan pembangunan namun material yang digunakan diutamakan produk dalam negeri karena menurut saya hal tersebut benar adanya yang dimana jika kita mengutamakan produk dalam negeri keuntungannya akan ke negara kita sendiri tanpa perlu membeli produk luar negeri dan hal ini sudah diatur pada PP Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tetang Peraturan

(3)

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 25 ayat (1) yang berbunyi:

“Sumber daya Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) diutamakan berasal dari produksi dalam negeri.”

Adapun penggunaan bahan material dalam konstruksi harus menggunakan bahan yang sdh teruji dan sesuai standar yang berlaku karena ini akan berpengaruh pada kualitas

pembangunan yang dimana umur bangunan akan jauh lebih mud ajika menggunakan bahan yang tidak berkualitas ataupun belum teruji dan tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

Penggunaan material yang belum teruji dan tidak sesuai dengan standar merupakan pelanggaran pada PP Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tetang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 26 ayat (1) yang berbunyi:

Sumber daya material dan peralatan Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf a dan huruf b harus:

a. menggunakan material dan peralatan yang telah lulus uji dari lembaga yang berwenang sesuai dengan standar, dan

b. mengoptimalkan penggunaan material dan peralatan dalam negeri.

Dalam konstruksi tidak semata-mata hanya ingin membangun tanpa adanya izin usaha yang dikeluarkan, adanya izin usaha merupakan legalitas dari suatu yang akan dibangun untuk menghindari nonlegalitas hukum yang berlaku. Dengan adanya izin usaha membuat pelaku terbebas dari undang-undang karena tanpa adanya izin usaha akan dikenanakan sanksi sesuai dengan PP Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tetang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 152 yang berbunyi:

(1) Bupati/walikota mengenakan sanksi peringatan tertulis dan denda administratif kepada usaha orang perseorangan yang tidak memiliki Izin Usaha di wilayah masing- masing.

(4)

(2) Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sebesar 1% (satu persen) dari semua nilai kontrak.

(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga pultrh) hari kerja sejak pengenaan sanksi peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usaha orang perseorangan yang tidak dapat memenuhi salah satu kewajiban berupa kepemilikan lzin lJsaha dan pembayaran denda administratif, dikenai sanksi penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi hingga terpenuhi kewajiban.

Dari pasal di atas jelas bahwa pelaku akan mendaptakan sanksi-sanksi yang berlaku dan mendapatkan ketentuan hari yang berlaku untuk menyelesaiakn tahap administrasi.

Kesimpulan

Menurut saya, hukum-hukum yang berlaku pada konstruksi sangat banyak mulai dari tahap pelaksanaan, material, perizinan, kegagalan konstruksi, penggunaan produk, dan kualitas material dan masih banyak lagi. Hal di atas sudah menjelaskan sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku. Itu sangat di perlukan dengan salah satu alasan untuk menghindari mudahnya roboh pada bangunan akibat kualitas material sendiri ataupun kegagalan pada konstruksi akibat material. Begitupun dengan pasal yang mengatur pada perizinan memiliki usaha dengan tidak adanya perizinan maka menimbulkan masalah pada diri sendiri dan merupakan bentuk

legalitas dari adanya perizinan usaha. Dan ini semuapun sama sebagaiaman yang sudah di atur pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

pembengkakan biaya ( cost overrun ) suatu proyek konstruksi selama tahap. pelaksanaan

akses dan partisipasi pelaku kegiatan prasarana dan sarana pertanian terbuka baik untuk laki-laki maupun perempuan, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan

Kegagalan Pekerjaan Konstruksi (seperti disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 18 Tahun 1999) yaitu keadaan hasil pekerjaan konstruksi baik sebagian maupun

Dokumen pembinaan penyusunan program kegiatan, pelaksanaan pengadaan lahan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan aset, persiapan pelaksanaan OP sarana dan

Komponen proses dimana perencanaan yang ada dalam kegiatan program P2DBD meliputi tenaga, dana, sarana dan prasarana kecuali untuk perencanaan metoda/SOP, hanya

Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangka ian kegiatan ian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencaku5. perencanaan

Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangka ian kegiatan ian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencaku.. perencanaan

Adapun manfaat dari perencanaan kebutuhan dan penjadwalan biaya upah (biaya tenaga kerja) pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi adalah untuk dapat mengurangi