• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anestesi Spinal pada Tindakan TURP

N/A
N/A
Raden Ayu Miftah Cahyani

Academic year: 2024

Membagikan " Anestesi Spinal pada Tindakan TURP"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

CASE REPORT SESSION (CRS) CASE REPORT SESSION (CRS)

*

* KepaniteraKepaniteraan Klinik an Klinik Senior/ G1A219015 / Oktober 2020Senior/ G1A219015 / Oktober 2020

**Pembimbing : dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An

**Pembimbing : dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An

SPINAL ANESTESI PADA TINDAKAN TURP SPINAL ANESTESI PADA TINDAKAN TURP Khaulah Nurfa Amalia, S.Ked *

Khaulah Nurfa Amalia, S.Ked * dr. Panal Hendrik Dolok Saribu,dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An **

Sp.An **

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR  KEPANITERAAN KLINIK SENIOR 

BAGIAN ANESTESI BAGIAN ANESTESI

RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI FAKULTAS RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

2020 2020

(2)

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN CASE REPORT SESSION (CRS) CASE REPORT SESSION (CRS)

Spinal Anestesi Pada Operasi TUR-P Spinal Anestesi Pada Operasi TUR-P

Disusun oleh:

Disusun oleh:

Khaulah Nurfa Amalia, S.Ked Khaulah Nurfa Amalia, S.Ked

G1A2I9015 G1A2I9015

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR  KEPANITERAAN KLINIK SENIOR 

BAGIAN ANESTESI BAGIAN ANESTESI

RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Laporan ini telah diterima dan

Laporan ini telah diterima dan dipresentadipresentasikan pada Oktober 2020sikan pada Oktober 2020 PEMBIMBING

PEMBIMBING

dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An dr. Panal Hendrik Dolok Saribu, Sp.An

(3)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Se

Segagala la pupuji ji dadan n sysyukukur ur kekepapada da TuTuhahan n YaYang ng MaMaha ha EsEsa a atatas as segsegalaala limpa

limpahan han rahmat dan rahmat dan karunkarunia-Nya sehinggia-Nya sehingga a penulpenulis is dapat menyelesadapat menyelesaikanikan CaseCase  Report

 Report SessionSession (CR(CRS) S) daldalam am benbentuk tuk laplaporaoran n kaskasus us baybayangangan an yanyang g berberjudjudulul

“S

“Spipinanal l AnAnesestestesi i papada da OpOperaerasi si TUTUR-R-P” P” sebsebagagai ai salsalah ah satsatu u sysyararat at dadalamlam men

mengikgikuti uti KepKepanianiterateraan an KliKlinik nik SenSenior ior di di BagBagian ian AneAnestesstesi i di di RumRumah ah SakSakitit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.

Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.

Pen

Penuliulis s menmengucgucapkapkan an terterimaimakaskasih ih kepkepada ada dr. dr. PanPanal al HenHendridrik k DolDolok ok  Sar

Saribuibu, , SpSp.An .An yanyang g teltelah ah berbersedisedia a melmeluanuangkagkan n wakwaktu tu dan dan pikpikiranirannya nya untuntuk uk  membimbing penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian membimbing penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.

Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.

Pe

Penunulilis s memenynyadadarari i babahwhwa a mamasisih h babanynyak ak kekekukuranrangagan n papada da mamakakalalahh lap

lapororan an kakasusus s inini, i, sehsehiningggga a pepenunulilis s memengnghahararapkpkan an krkrititik ik dadan n sarsaran an ununtutuk k  menyempurnakan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menyempurnakan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat  bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

 bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jambi,

Jambi, Oktober Oktober 20202020

Penulis Penulis

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN Trans uretera

Trans ureteral Resection Of l Resection Of ProstProstateate (TURP) merupakan operasi yang(TURP) merupakan operasi yang  paling

 paling sering sering dilakukan dilakukan kedua kedua setelah setelah katarak katarak pada pada pria pria diatas diatas 65 65 tahun.tahun.

Per

Perkemkembanbangan gan tekteknolnologi ogi yanyang g begbegitu itu pespesat at teltelah ah memmembuabuat t seoseoranrang g urourologlogistist dapat mencapai berbagai sudut dari sitem urinary dengan hanya menimbulkan dapat mencapai berbagai sudut dari sitem urinary dengan hanya menimbulkan trau

trauma ma yanyang g minminimaimal l padpada a paspasienien. . ProProsedsedur ur endendoskoskopi opi padpada a syssystem tem uriurinarnaryy memerlukan fungsi

memerlukan fungsi cairan irigasi yang cairan irigasi yang secara baik mendsecara baik mendilusikan ruang ilusikan ruang mukosa,mukosa, da

dararah h , , jajarinringagan n ikikat at tertertetentntu u dadan n dedebrbris is dadari ri lalapapang ng papandndanang g opopererasi asi dadann mem

memberberikan ikan panpandandangan gan yanyang g leblebih ih baibaik. k. BerBerbagbagai ai cara cara teltelah ah dildilakuakukan kan oleolehh urolo

urologist untuk gist untuk dapat mengerti dan dapat mengerti dan mencegmencegah ah berbagberbagai ai kompkomplikasi yang likasi yang berasalberasal dari prosedur endoskopi, namun ternyata insidensi terjadinya komplikasi masih dari prosedur endoskopi, namun ternyata insidensi terjadinya komplikasi masih meningkat dan menghantui pada urologist.

meningkat dan menghantui pada urologist.1,21,2 Ke

Kegagagagalan lan papada da sysystestem m sasaraf raf pupusasat, t, sysystestem m kakardrdivivaskaskulular ar selselamamaa dilak

dilakukanyukanya a TURP dikatakaTURP dikatakan n sebagasebagai i sindrosindroam am TURTURP. P. 2.5-2.5-20% pasien 20% pasien yangyang mel

melakuakukan kan proprosedsedur ur TURTURP P menmengalgalami ami sinsindordorma ma TURTURP P dan dan sebsebagiagian an keckecilil meninggal dalam keadaan intraoperasi.

meninggal dalam keadaan intraoperasi. 1,21,2

Pada Operasi TURP dari segi anesthesiology dapat dikerjakan secara Pada Operasi TURP dari segi anesthesiology dapat dikerjakan secara anestes

anestesi i umum dan umum dan anesteanestesi si local tertentu. Masing-malocal tertentu. Masing-masing pendekatan memilikising pendekatan memiliki keuntungan dan kekurangan tertentu. Pada berbagai Negara maju telah menjadi keuntungan dan kekurangan tertentu. Pada berbagai Negara maju telah menjadi sebu

sebuah ah keskesepaepakatkatan an bahbahwa wa daldalam am tintindakdakan an opeoperatirative ve TURTURP P yanyang g digdigunaunakankan adalah anestesi local yaitu anestesi spinal. Inggris melakukan tindakan anestesi adalah anestesi local yaitu anestesi spinal. Inggris melakukan tindakan anestesi spinal pada 75% kasus TURP, Karena secara teoritis hal ini memiliki keuntungan spinal pada 75% kasus TURP, Karena secara teoritis hal ini memiliki keuntungan sepe

seperti rti penpendetdetekseksian ian dindini i padpada a sinsindrodroma ma TURTURP. P. KepKeputuutusan san akaakan n pempemberberianian an

anesestetesi si sasangngatatlalah h bebergrganantutunng g ddaiair r kkeaeaddaaaan n ppasasieien n ddan an pependndekekatatanan anesthesiologist dan urologist.

anesthesiologist dan urologist.1,21,2

BAB II BAB II

LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS 2.1

2.1 IdeIdentintitastas  Nama

 Nama :: Tn. ATn. A

(5)

U

Ummuurr : : 665 5 ttaahhuunn JJeenniis s KKeellaammiinn : : LLaakkii--llaakkii B

BBB :: 5511 kkgg D

Diiaaggnnoossiiss :: Benign Prostat Hyperplasia Benign Prostat Hyperplasia (BPH) (BPH) T

Tiinnddaakkaann : T: TUURRPP

2.2

2.2 Anamnesis Anamnesis dan Pedan Pemeriksaan meriksaan Fisik Fisik  Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit A.

A. KeKeluluhahan n UtUtamamaa

Susah buang air kecil sejak 1 minggu SMRS Susah buang air kecil sejak 1 minggu SMRS B.

B. RiwRiwayaayat Pent Penyakyakit Sekit Sekaraarangng

Pasien dibawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan sejak ± 1 Pasien dibawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan sejak ± 1 minggu smrs, pasien merasa sulit buang air kecil, setiap kali BAK pasien minggu smrs, pasien merasa sulit buang air kecil, setiap kali BAK pasien harus mengedan, pancaran BAK lemah, BAK merembes, karena setiap harus mengedan, pancaran BAK lemah, BAK merembes, karena setiap kal

kali i BAK BAK paspasien ien kukuranrang g mermerasa asa puapuas, s, sehsehingingga ga sehsehari-ari-harharinyinya a paspasienien sering ke kamar mandi untuk BAK terutama pada malam hari. Tidak ada sering ke kamar mandi untuk BAK terutama pada malam hari. Tidak ada riwayat kencing berpasir, BAK berdarah (-), nyeri pinggang (-)

riwayat kencing berpasir, BAK berdarah (-), nyeri pinggang (-)

Keluhan BAK tidak lancar sudah dirasakan ± beberapa bulan ini. Pasien Keluhan BAK tidak lancar sudah dirasakan ± beberapa bulan ini. Pasien  berobat

 berobat ke ke dokter dokter urologi urologi dan dan mendapat mendapat obat obat minum, minum, namun namun keluhankeluhan masih dirasakan. Kemudian pasien disarankan untuk menjalani operasi masih dirasakan. Kemudian pasien disarankan untuk menjalani operasi  prostat.

 prostat.

C.

C. RiwRiwayaayat Pent Penyakyakit dait dahulhulu :u : a.

a. RiRiwawayayat hit hipepertrtenensi (+si (+))  b.

 b. Riwayat diabetes melitus (-)Riwayat diabetes melitus (-) c.

c. RiRiwawayayat st sakakit it jajantntunung (g (-)-) d.

d. RiRiwawayayat t asastmtma a (-(-)) e.

e. RiRiwawayayat bat batutuk lk lamama (-a (-)) f.

f. RiRiwawayayat opt operaerasi ssi sebebelelumumnynya (-a (-)) D.

D. RiwRiwayaayat t kebkebiasiasaaaan n ::Merokok (+), Alkohol (-), Narkotik (-)Merokok (+), Alkohol (-), Narkotik (-)

(6)

2.3

2.3 PemePemeriksriksaan Fisaan Fisik :ik : Keadaan Umum Keadaan Umum

Keadaan Umum : tampak sakit sedang Keadaan Umum : tampak sakit sedang K

Keessaaddaarraann : c: coommppoos ms meennttiiss T

TDD : : 114400//9900 R

RRR : : 220 0 xx//mmeenniitt  Nadi

 Nadi : 76 x/menit: 76 x/menit B

Beerraat Bt Baaddaann : 5: 51 k1 kgg 1

1.. KKeeppaallaa

Bentuk: normocephal Bentuk: normocephal Mata :

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/- ), pupil : isokor, Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/- ), pupil : isokor, refleksrefleks cahaya : +/+

cahaya : +/+

Mulut Mulut

o

o GGiiggi i ppaallssuu : t: tiiddaak k ddiitteemmuukkaann

o

o GGiiggi i ttoonnggggooss : t: tiiddaak k ddiitteemmuukkaann

o

o TTrriissmmuuss : : ttiiddaak k ddiitteemmuukkaann

o

o RahRahang ang bawbawah ah majmajuu : : tidtidak ak ditditemuemukankan 2.

2. Leher Leher 

KKGGBB : : ttiiddaak k aadda a ppeemmbbeessaarraann

KKeelleennjjaar r tthhyyrrooiidd : : ttiiddaak k aadda a ppeemmbbeessaarraann

JJVVPP : : 55--2 2 ccmmHH22OO

DDeevviiaassi i ttrraakkeeaa : : ((--))

MMaallllaammppaattii : : GGrraadde e II 3.

3. ThoraksThoraks

PulmoPulmo

o

o InspekInspeksisi : : simetrsimetris, is, ketinketinggalaggalan n gerak gerak (-), (-), deformdeformitas itas (-)(-)

o

o PaPalplpasasii : : ststem em frfrememititus us kakananan n samsama a dedengngan an kikiriri

o

o PerkPerkusiusi : : sonsonor or di di selseluruuruh h laplapangangan an parparuu

o

o Auskultasi Auskultasi : : suara suara nafas nafas vesikuler, vesikuler, ronkhi ronkhi (-), (-), wheezing wheezing (-)(-)

JantungJantung

o

o IInnssppeekkssii : : iikkttuus s kkoorrddiis s ttiiddaak k tteerrlliihhaatt

(7)

o

o PPaallppaassii : : iikkttuus s kkoorrddiis s ttiiddaak k tteerraabbaa

o

o PPeerrkkuussii : : bbaattaas s jjaannttuunng g ddaallaam m bbaattaas s nnoorrmmaall

o

o AuAuskskulultatasisi : : bubunynyi ji janantutung ng I/I/II II reregugulalar, r, mumurmrmur ur (-) (-) gagallllop op (-(-)) 4.

4. AbdomenAbdomen

Inspeksi Inspeksi : : datar, datar, bekas bekas operasi operasi (-)(-)

Auskultasi Auskultasi : b: bising uising usus (+) sus (+) dbndbn

Palpasi Palpasi : : massa massa (-), (-), nyeri nyeri tekan tekan (-), (-), nyeri nyeri lepas lepas (-), (-), supel, supel, hepar hepar dandan lien tidak teraba, turgor kulit kesan normal

lien tidak teraba, turgor kulit kesan normal

Perkusi Perkusi : : timpanitimpani 5.

5. EkstremitasEkstremitas

Akral Akral : : hangathangat

Sianosis : (-)Sianosis : (-)

EdEdemema a : (-: (-)) 6.

6. Genitalia : Terpasang kateter folley (+)Genitalia : Terpasang kateter folley (+)

2.8 Pemeriksaan

2.8 Pemeriksaan PenunjangPenunjang a

a.. DaDararah h RuRuttinin WBC : 9.95 x 10

WBC : 9.95 x 1033/mm/mm33 ((33,,55--1100,,00)) RRBBC C : : 44..7 7 x x 110066/mm/mm33(3,8-5,80)(3,8-5,80) H

HB B : : 1133..8 8 gg//ddll ((1111,,00--1166,,55)) PPLLT T : : 22660 0 x x 110033/mm/mm33 (150-390)(150-390) H

Ht t : : 4455..33%% ((3355,,00--5500,,00)) PPCCT T : : 00..11442 2 ((00,,110000--00,,550000)) C

CT T : : 33..55”” ((22--66) ) mmeenniitt BBTT: : 11” ” ((11--33) ) mmeenniitt

b.

b. LaLaboboraratotoririum Laium Lainnnnyaya P

Peemmeerriikkssaaaann HHaassiill NNiillaai i nnoorrmmaall G

GDDSS 9988 <<220000 mmgg//ddll B

Biilliirruubbiin n ttoottaall 00..44 00..2 2 – – 11..0 0 mmgg//ddll B

Biilliirruubbiin n DDiirreecctt 00..11 00..0 0 – – 00..2 2 mmgg//ddll B

Biilliirruubbiin n IInnddiirreecctt 00..33 T

Toottaal l PPrrootteeiinn 88..00 66..4 4 – – 88..2 2 gg//ddll A

Allbbuummiinn 33..44 33..4 4 – – 55..0 0 gg//ddll G

Glloobbuulliinn 44..66 22..5 5 – – 33..5 5 gg//ddll U

Urreeuumm 1199 1155 –– 3399 mmgg//ddll C

Crreeaattiinniinn 11..22 00..555 5 – – 11..3 3 mmgg//ddll L

LEEDD 113 3 0 0 – – 115 5 mmmm//jjaamm P

PSSAA 1199..0055 <<44 nngg//mmLL

(8)

cc.. EEKKGG : : SSiinnuus s RRhhyytthhmm d

d.. RRoo/ / TThhoorraaxx : : CCoor r ddaan n PPuullmmo o ddbbnn

ee.. UUSSG G uurroollooggii : : BBPPHH, , vvoolluumme e pprrooststaat t 550 0 cccc

ff.. RRaappiid d TTeesstt : : NNoon n RReeaaccttiivve Ie IggMM//IIggG G SSAARRS S CCooVV--22

2.4

2.4 KunjKunjungan Pungan Pra Anestera Anestesisi

Penentuan Status Penentuan Status Fisik ASA Fisik ASA :1 / 2 :1 / 2 / 3 / / 3 / 4 / 5 4 / 5 non Emergnon Emergencyency

MMaallaammppaattii :: MMaallaammppaatti i 11

PPeerrssiiaappaan n PPrra a AAnneesstteessii ::

 –

 – ACC operasi jika TD < 140/90ACC operasi jika TD < 140/90  –

 – Informed consent keluargaInformed consent keluarga  –

 – Persiapan operasi :Persiapan operasi :

Siapkan surat izin operasi (SIO)Siapkan surat izin operasi (SIO)

Puasakan pasien 6 jam sebelum operasiPuasakan pasien 6 jam sebelum operasi

2.5

2.5 Laporan Laporan Anestesi Anestesi PasienPasien a.

a. DiDiagagnnososis is ppra ra bebeddahah :: BBenenigign Pn Proroststat at HyHypeperprplalasisia (a (BPBPH)H)  b.

 b. Jenis PembedahanJenis Pembedahan :: Pro TURPPro TURP

cc.. JJeenniis s AAnneesstteessii : : AAnneesstteessi i SSppiinnaall d

d.. PPrreemmeeddiikkaassii ::

 –

 – Ondasentron 1 x 4 mg IVOndasentron 1 x 4 mg IV  –

 – Ketorolac 1 x 30 mg IVKetorolac 1 x 30 mg IV

ee.. TTeekknniik k aanneesstteessii : : SSppiinnaal l ((IInnttrraatthheeccaall)) ff. . LLookkaassi i TTuussuukkaann : : L L 44--55

g

g.. OObbaat at anneeststeessi li looccaal l : B: Buuppiivvaaccaiainne 0e 0,,55% h% hiippeerrbbaarriik k  h.

h. JuJumlmlah ah : : 4 4 cc cc 20 20 mmgg ii.. PPeemmeelliihhaarraaaan n aanneesstteessii : : OO22 2 L/m 2 L/m  j.

 j. Posisi anestesiPosisi anestesi : Lithotomi: Lithotomi k

k.. IInnffuuss :: RRLL

ll.. SSttaattuus s ffiissiikk : A: ASSA A III I nnoonn--EEmmeerrggeennccyy m

m.. SSuunnttiikkaan n mmuullaaii : 0: 099..115 5 wwiibb

(9)

n

n.. OOppeerraassi i mmuullaaii : : 0099..330 0 wwiibb o

o.. OOppeerraassi i sseelleessaaii : 1: 100..115 5 wwiibb  p.

 p. Berat badan pasienBerat badan pasien : 51 kg: 51 kg q

q.. DDuurraassi i ooppeerraassii : : 445 5 mmeenniitt

rr.. PPaassiieen n ppuuaassaa : : 7 7 jjaam m 330 0 mmeenniitt s.

s. TTeerraappi i ccaiairraann

Kebutuhan Cairan Pasien ini:

Kebutuhan Cairan Pasien ini:

-- MMaaiinntteennaannccee = = 2 2 cccc//KKggBBBB//jjaamm

= 2 cc x 51 Kg /jam

= 2 cc x 51 Kg /jam

= 102 cc/jam

= 102 cc/jam

-- PPenengggagannti ti ppuauasasa = = lalamma a pupuasasa a x x mamainintetenananncece

=

= 7 jam 30 7 jam 30 menit x 10menit x 102 cc/jam2 cc/jam

=

= 765 765 cccc

-- SSttrreesss s ooppeerraassii = = 6 6 cccc//KKggBBBB//jjaamm

= 6 cc x 51 Kg/jam

= 6 cc x 51 Kg/jam

= 306 cc/jam

= 306 cc/jam

(10)

Jadwal pemberian cairan Jadwal pemberian cairan

JJaam m II == ½ ½ PPP P + + SSO O + + MM

=

= ½ 7½ 765 65 + 3+ 306 06 + 1+ 10202

=

= 779900..5 5 cccc

JJaam m IIII == ¼ ¼ PPP P + + SSO O + + MM

=

= ¼ ¼ 76765 5 + + 30306 6 + + 101022

=

= 595999.2.25 5 cccc

Monitoring Monitoring

J

Jaam m ((WWIIBB)) NNaaddi i ((xx//mmeenniitt)) RRR R ((xx//mmeenniitt)) TTD D ((mmmmHHgg)) 0

099..3300 8800 2222 114400//8844 0

099..4455 7788 2200 112211//7777 1

100..0000 6699 1199 111133//6600 1

100..1155 7722 2222 110099//5599

t.

t. KeKeadadaaaan n InIntrtra Aa Aneneststesesii

LLeettaak k PPeennddeerriittaa :: LLiitthhoottoommii

AAiirrwwaayy :: MMaasskk   

LLaamma a AAnneesstteessii : : 1 1 jjaamm

LLaamma a ooppeerraassii :: 1 1 jjaamm

TToottaal l aassuuppaan n ccaaiirraann : : 1100000 0 cccc  –

 – KKrriissttaallooiidd :: 1100000 0 mmll  –

 – KKoollooiidd : -: -  –

 – DDaarraahh :: --

(11)

 –

 – KKoommppoonneen n ddaarraahh :: --

TToottaal l KKeelluuaarraan n CCaaiirraann ::

 –

 – PPeerrddaarraahhaann :: 11000 0 mmll  –

 – DDiiuurreessiiss :: 11000 0 cccc

Perubahan teknik selama operasi : Tidak adaPerubahan teknik selama operasi : Tidak ada Ruang Pemulihan

Ruang Pemulihan M

Maassuuk k JJaamm : : 1100..330 0 WWIIBB Ke

Keadadaaaan Un Ummumum : K: Kesesadadararanan: C: CM, M, GGCSCS: 1: 155 T

Taanndda a vviittaall : : TTD D : : 111100//880 0 mmmmHHgg  Nadi : 70 x/menit  Nadi : 70 x/menit

RR : 2

RR : 20 x/menit 0 x/menit terpasang O2 3 lpterpasang O2 3 lpm via nasal kanulm via nasal kanul P

Peerrnnaaffaassaann : : BBaaiik  k   Skoring Bromage

Skoring Bromage

Post Anestesi Post Anestesi

M

Meenniitt JJaamm PPiinnddaah h RRuuaanngg 1

155 3300 4455 11 22 33 44 Gerakan penuh dari tungkai

Gerakan penuh dari tungkai Tak mampu ekstensi tungkai Tak mampu ekstensi tungkai T

Taakk mmaammppuufflleekkssiilluuttuutt 22 22 22 22 Tak mampu fleksi pergelangan kaki

Tak mampu fleksi pergelangan kaki

Instruksi Post Operasi:

Instruksi Post Operasi:

 Monitoring KU, tanda vital dan perdarahan minimal 15 menit sekaliMonitoring KU, tanda vital dan perdarahan minimal 15 menit sekali

 Tirah baring dengan bantal 1 x 24 jamTirah baring dengan bantal 1 x 24 jam

 Boleh makan dan minum secara bertahapBoleh makan dan minum secara bertahap

 Terapi sesuai dokter urologiTerapi sesuai dokter urologi

(12)

BAB III BAB III

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 3.1

3.1 Benign PBenign Prostat Hrostat Hyperplasia yperplasia (BPH)(BPH) 3

3..11..11 DDeeffiinniissii

BPH terjadi karena proliferasi stroma dan epithelial dari glandula prostat.

BPH terjadi karena proliferasi stroma dan epithelial dari glandula prostat.

Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan testosteron estrogen karena Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan testosteron estrogen karena  produksi

 produksi testosteron testosteron menurun menurun dan dan terjadi terjadi konversi konversi testosteron testosteron menjadi menjadi estrogenestrogen  pada

 pada jaringan jaringan adiposa adiposa di di perifer. perifer. Hingga Hingga sekarang sekarang masih masih belum belum diketahui diketahui secarasecara  pasti

 pasti penyebab penyebab terjadinya terjadinya hyperplasia hyperplasia prostat; prostat; tetapi tetapi beberapa beberapa hipotesishipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar  menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar  dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).

dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).33 3.

3.11.2.2 GeGejjaala la KlKlininisis

Biasanya gejala–gejala pembesaran prostat jinak, dikenal sebagai

Biasanya gejala–gejala pembesaran prostat jinak, dikenal sebagai Lower Urinary Lower Urinary Tract Symptoms

Tract Symptoms (LUTS), dan dapat dibedakan menjadi :(LUTS), dan dapat dibedakan menjadi :33 1.

1. GeGejajala ila iriritatatitif f 

Frekuensi = Sering miksi. Frekuensi terutama terjadi pada malamFrekuensi = Sering miksi. Frekuensi terutama terjadi pada malam hari (nokturia) karena hambatan normal dari korteks berkurang dan hari (nokturia) karena hambatan normal dari korteks berkurang dan tonus sfingter dan uretra berkurang selama tidur.

tonus sfingter dan uretra berkurang selama tidur.

 Nokturia  Nokturia = = Terbangun Terbangun untuk untuk miksi miksi pada pada malam malam hari. hari. Nokturia Nokturia dandan freku

frekuensi terjadi ensi terjadi karena pengosokarena pengosongan yang tidak ngan yang tidak lengklengkap ap pada tiappada tiap miksi sehingga interval antar miksi lebih pendek.

miksi sehingga interval antar miksi lebih pendek.

Urgensi = Perasaan miksi yang sangat mendesak Urgensi = Perasaan miksi yang sangat mendesak 

DisurDisuria = ia = Nyeri pada saat Nyeri pada saat miksimiksi. . UrgenUrgensi dan si dan disuridisuria jarang terjadi,a jarang terjadi,  jika

 jika ada ada disebabkan disebabkan oleh oleh ketidaksatabilan ketidaksatabilan detrusor detrusor sehingga sehingga terjaditerjadi kontraksi involunter.

kontraksi involunter.

2.

2. GeGejajala la obobststukuktitif f 

Pancaran melemahPancaran melemah

(13)

Enlargement of the prostate starts to

Enlargement of the prostate starts to constrict the uretraconstrict the uretra Bladder

Bladder

Uretra Uretra

Rasa tidak lampias sehabis miksiRasa tidak lampias sehabis miksi

Terminal dribbling = Menetes setelah miksi. Terminal dribbling danTerminal dribbling = Menetes setelah miksi. Terminal dribbling dan rasa belum puas I miksi terjadi karena jumlah residu urin yang

rasa belum puas I miksi terjadi karena jumlah residu urin yang  banyak dalam buli–buli.

 banyak dalam buli–buli.

Hesitancy = Bila mau miksi harus menunggu lama. Terjadi karenaHesitancy = Bila mau miksi harus menunggu lama. Terjadi karena detrusor membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melawan detrusor membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra.

resistensi uretra.

Straining = Harus mengedan jika miksi.Straining = Harus mengedan jika miksi.

Intermittency = Kencing terputus–putus. Terjadi karena detrusorIntermittency = Kencing terputus–putus. Terjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir miksi.

tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir miksi.

Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin danWaktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow.

inkontinen karena overflow.

3.

3.11.3.3 KlKlaasisiffikikasasi BPi BPHH a

a.. EEaarrlly y BB

(14)

Urethra become narrowed Urethra become narrowed

Urethra urethra almost Urethra urethra almost Completely obstructed Completely obstructed

Thickened bladder wall due to obstrucon of Ureth Thickened bladder wall due to obstrucon of Ureth b.

b. MMoodederratate Be BPHPH

cc.. SSeevveerre Be BPPHH

3.

3.1.1.55 PePenanatatalalaksksananaaaann 1

1.. OObbsseerrvvaassii Obs

Observervasi asi biabiasa sa dildilakuakukan kan padpada a paspasien ien dendengan gan kelkeluhauhann rin

ringan gan (sk(skor or MadMadsen sen IveIversen rsen  9). 9). SetSetiap iap 3 3 bulbulan an dildilakuakukankan kon

kontrotrol l kelkeluhauhan n (si(sistestem m skoskor), r), sisa sisa kenkencincing g dan dan pempemerikeriksaansaan colok dubur.

colok dubur.33 2.

2. TeTerarapi pi FaFarmrmakakolologogii33 a.

a. Penghambat adregenik Penghambat adregenik 

(15)

Oba

Obat-ot-obatbatan an yanyang g serisering ng dipdipakaakai i diadiantantaranranya ya praprazoszosin, in, duxduxazoazosinsin,, te

terarazozosisin, n, afafluluzozosisin n atatau au yayanng g lelebbih ih seselelekktitif f tatamsmsululoosisinn. . ( (  1a1a).).

Penggunaan

Penggunaan -1-adrenergik -1-adrenergik secara secara selektif selektif mengurangi mengurangi obstruksi obstruksi padapada  buli-buli

 buli-buli tanpa tanpa merusak merusak kontraktilitas kontraktilitas detrusor. detrusor. Efek Efek samping samping yangyang timbul adalah pusing-pusing, capek, sumbatan hidung, rasa

timbul adalah pusing-pusing, capek, sumbatan hidung, rasa lemah.lemah.

b.

b. Penghambat enzim 5-α reduktasePenghambat enzim 5-α reduktase Ya

Yang ng didipapakakai i adadalalah ah fifinanaststerieride de (p(proroscascar), r), obobat at inini i memengnghahambmbatat  pembentukan DHT sehingga

 pembentukan DHT sehingga prostat yang membesar akan mengecil.prostat yang membesar akan mengecil.

c.

c. Terapi BedahTerapi Bedah

Indikasi absolut terapi bedah pada BPH yaitu retensio urine berulang, Indikasi absolut terapi bedah pada BPH yaitu retensio urine berulang, he

hemamatuturiria, a, tatandnda a pepenunururunanan n fufungngsi si giginjnjalal, , ininfekfeksi si sasaluluraran n kekemimihh  berulang,

 berulang, tanda-tanda tanda-tanda obstruksi obstruksi berat berat (divertikel, (divertikel, hidroureter,hidroureter, hid

hidrorrorefroefrosis)sis), , ada ada batbatu u salusaluran ran kemkemih. ih. IntIntervervensi ensi bedbedah ah yanyang g dapdapatat dil

dilakuakukan kan melmelipuiputi ti TURTURPP Trans Urethal Resection of The Prostate)Trans Urethal Resection of The Prostate),, TUIP

TUIP (Tran(Trans s UrethUrethal al InsiciInsicion on of The of The ProstaProstate)te), prostatektomi terbuka,, prostatektomi terbuka,  prostatektomi

 prostatektomi dengan dengan laser. laser. Saat Saat ini ini TUR-P TUR-P masih masih merupakan merupakan standar standar  emas terapi bedah pada BPH.

emas terapi bedah pada BPH.33 Reseksi kelenjar

Reseksi kelenjar prostaprostat t dilakdilakukan ukan transutransuretra retra dengadengan n mempemempergunargunakankan cairan irigasi (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang cairan irigasi (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionic, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik  larutan non ionic, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik   pada saat

 pada saat operasi. Cairan operasi. Cairan yang dipakai dan yang dipakai dan harganya cukup murah yaituharganya cukup murah yaitu H

H22O steril (aquadest).O steril (aquadest).

Indikasi dilakukan TURP:

Indikasi dilakukan TURP:

-- MeMeniningngkakatntnya fya frekrekueuensnsi bi buauang ng aiair ker kecicil.l.

-- KeKesusulilitatan men memumulalai bui buanang aig air ker kecicil.l.

-- AAlliirran an uurriin mn meellaammbbaatt..

-- BeBerhrhenenti ti sesebebentntar ar di di tetengngah ah alaliriranan..

-- DrDribibblblining sg setetelelah ah ururininatatioion.n.

(16)

-- TiTibaba-ti-tiba aba ada kda keieingngininan kan kuauat unt untutuk Bk BAKAK..

-- PePerarasasaan an titidadak pk puauas ds di ai akhkhir ir DADAK K  -- NNyyeerri si seellaamma Ba BAAK K 

-- RReetteennssi i uurriinn..

-- BBaattu vu veessiicca ua urriinnarariiaa

Gambar : Trans Urethra Resection of Prostate Gambar : Trans Urethra Resection of Prostate d.

d. TeTeraprapi Invi Invasiasif Minf Minimaimal Mell Melipuiputi :ti :

TUMT (Trans Urethal Microwave Thermotherapy)TUMT (Trans Urethal Microwave Thermotherapy)

TUBD (Dilatasi Balon Trans Urethal)TUBD (Dilatasi Balon Trans Urethal)

High Intensity Focused UltrasoundHigh Intensity Focused Ultrasound

TUNA (Ablasijamm Trans Urethal)TUNA (Ablasijamm Trans Urethal)

Stent ProstatStent Prostat

(17)

3.2

3.2 AnesAnestesi tesi SpinSpinalal An

Anestestesi esi SpSpininal al adadalalah ah pepembmbereriaian n obobat at ananestestetetik ik lolokakal l dedengngan an cacarara men

menyunyuntiktikkan kan ke ke daldalam am ruaruang ng subsubaraarakhnkhnoidoid. . TekTeknik nik tertersebusebut t dindinilailai i cukcukupup efe

efektktif if dadan n mumudadah h didikekerjrjakakanan. . SpSpininal al ananesestetesi/si/ Sub-aSub-arachnrachnoid oid block block (SAB)(SAB) diperkenalkan oleh August Bier pada tahun 1898, teknik ini telah digunakan diperkenalkan oleh August Bier pada tahun 1898, teknik ini telah digunakan untuk anestesi, terutama untuk operasi pada daerah bawah umbilikus.

untuk anestesi, terutama untuk operasi pada daerah bawah umbilikus.

Kelebihan utama teknik ini adalah kemudahan dalam tindakan, peralatan Kelebihan utama teknik ini adalah kemudahan dalam tindakan, peralatan yan

yang g minminimaimal, l, memmemiliiliki ki efek efek minminimaimal l padpada a biobiokimkimia ia dardarah, ah, menmenjagjaga a levlevelel optimal dari analisa gas darah, pasien tetap sadar selama operasi dan menjaga optimal dari analisa gas darah, pasien tetap sadar selama operasi dan menjaga  jalan

 jalan nafas, nafas, serta serta membutuhkan membutuhkan penanganan penanganan post post operatif operatif dan dan analgesia analgesia yangyang minimal. Spinal anestesi dilakukan di bawah lumbal 1 pada orang dewasa dan minimal. Spinal anestesi dilakukan di bawah lumbal 1 pada orang dewasa dan lumbal 3 pada anak-anak dengan menghindari trauma pada medula spinalis.

lumbal 3 pada anak-anak dengan menghindari trauma pada medula spinalis.4-74-7

3.

3.2.2.11 InIndidikakasi dasi dan kon kontntrarainindidikakasisi Indikasi:

Indikasi:4-74-7

Bedah ekstremitas bawahBedah ekstremitas bawah

Bedah panggulBedah panggul

Tindakan sekitar rectum-perineumTindakan sekitar rectum-perineum

Bedah obstetri-genekologiBedah obstetri-genekologi

Bedah urologiBedah urologi

Bedah abdomen bawahBedah abdomen bawah

Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatrik biasanya dikombinasiPada bedah abdomen atas dan bedah pediatrik biasanya dikombinasi dengan anestesia umum ringan

dengan anestesia umum ringan Kontraindikasi Absolut

Kontraindikasi Absolut4-74-7

Pasien menolak Pasien menolak 

Infeksi pada tempat suntikanInfeksi pada tempat suntikan

Hipovolemia berat, syok Hipovolemia berat, syok 

Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulanKoagulopati atau mendapat terapi antikoagulan

(18)

Tekanan intrakranial meninggiTekanan intrakranial meninggi

Fasilitas resusitasi minimFasilitas resusitasi minim

Kurang pengalaman atau tanpa didampingi konsultan anesthesiaKurang pengalaman atau tanpa didampingi konsultan anesthesia Kontraindikasi

Kontraindikasirelativerelative 4-74-7

Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)

Infeksi sekitar tempat suntikanInfeksi sekitar tempat suntikan

Kelainan neurologisKelainan neurologis

Kelainan psikisKelainan psikis

Bedah lamaBedah lama

Penyakit jantungPenyakit jantung

Hipovolemia ringanHipovolemia ringan

 Nyeri pinggang kronis Nyeri pinggang kronis

3.

3.2.2.22 KoKompmplilikakasi Asi Aneneststesesi Spi Spininalal4-74-7

Komplikasi tindakan anestesi spinal meliputi:

Komplikasi tindakan anestesi spinal meliputi:

Hipotensi beratHipotensi berat

BradikardiaBradikardia

HipoventilasiHipoventilasi

Trauma pembuluh darahTrauma pembuluh darah

Trauma saraf Trauma saraf 

Mual-muntahMual-muntah

Gangguang pendengaranGangguang pendengaran

Blok spinal tinggi atau spinal total.Blok spinal tinggi atau spinal total.

Komplikasi pasca tindakan:

Komplikasi pasca tindakan:

 

   Nyeri tempat suntikan Nyeri tempat suntikan

 

   Nyeri punggung Nyeri punggung

 

   Nyeri kepala karena kebocoran likuor  Nyeri kepala karena kebocoran likuor 

 

  Retensio urinRetensio urin

 

  MeningitisMeningitis

(19)

3.2.2.3

3.2.2.3 Persiapan Persiapan Analgesia Analgesia SpinalSpinal4-74-7

Pada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan Pada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan  pada

 pada analgesia analgesia umum. umum. Daerah Daerah sekitar sekitar tempat tempat tusukan tusukan diteliti diteliti apakah apakah akanakan menimbulkan kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung menimbulkan kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus.

atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus.

Selain itu perlu diperhatikan hal-hal berikut Selain itu perlu diperhatikan hal-hal berikut

 Informed Consent Informed Consent(izin dari pasien)(izin dari pasien)

Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesi spinal Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesi spinal

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik 

Tidak ada kelainan spesifik seperti tulang punggung dan lain-lain.

Tidak ada kelainan spesifik seperti tulang punggung dan lain-lain.

Pemeriksaan laboratorium anjuranPemeriksaan laboratorium anjuran Hemo

Hemoglobiglobin, hematokrn, hematokrit, PTit, PT (pr(protrotrombombin in timtime)e) dan PTTdan PTT (partial

(partial tromboplastine tromboplastine time)time)

3.

3.2.2.44 PePeraralalatatan Ann Analalgegesisia Spa Spininalal a.

a. PePeraralalatatan n momoninitotor r 

Tekanan darah, nadi, oksimetri, denyut (pulse oksimeter) dan EKG Tekanan darah, nadi, oksimetri, denyut (pulse oksimeter) dan EKG  b.

 b. Jarum spinalJarum spinal

Jarum spinal dengan ujung tajam

Jarum spinal dengan ujung tajam (ujung bamboo runcing,(ujung bamboo runcing,quinckequincke bobcock 

bobcock ) atau jarum spinal dengan ujung pensil (pensil) atau jarum spinal dengan ujung pensil (pensil poit whitecare) poit whitecare)

(20)

Gambar : Jarum Suntik Spinal Gambar : Jarum Suntik Spinal

(21)

c.

c. AnaAnastetstetik lik lokaokal unl untuk tuk anaanalgelgesia ssia spinpinalal

Berat jenis cairan cerebrospinalis pada 37 derajat celcius adalah 1.003- Berat jenis cairan cerebrospinalis pada 37 derajat celcius adalah 1.003- 1.008. Anastetik lokal dengan berat jenis sama dengan css disebut 1.008. Anastetik lokal dengan berat jenis sama dengan css disebut isobarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari css disebut isobarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari css disebut hip

hiperberbarikarik. . AnaAnastestetik tik loklokal al dendengan gan berberat at jenjenis is leblebih ih keckecil il dardari i csscss disebut hipobarik. Anastetik lokal yang sering digunakan adalah jenis disebut hipobarik. Anastetik lokal yang sering digunakan adalah jenis hi

hipeperbrbariarik k didipeperoroleh leh dedengngan an memencncamampupur r ananastastetetik ik lolocal cal dedengnganan de

dextxtrorose. se. UnUntutuk k jejeninis s hihipopobabaririk k bibiasasananya ya didigugunanakakan n tetetrtrakakaiainn diperoleh dengan mencampur dengan air injeksi.

diperoleh dengan mencampur dengan air injeksi.

Anestetik lokal yang paling sering

Anestetik lokal yang paling sering digunakan:digunakan:

LidLidokaokaine ine (xy(xyloblobainain, , liglignoknokainain) ) 2%: 2%: berberat at jenjenis is 1.01.006, 06, sifasifatt isobarik, dosis 20-100mg (2-5ml)

isobarik, dosis 20-100mg (2-5ml)

Lidokaine (xylobain, lignokaine) 5% dalam dextrose 7.5%: beratLidokaine (xylobain, lignokaine) 5% dalam dextrose 7.5%: berat  jenis 1.033, sifat hyperbarik, do

 jenis 1.033, sifat hyperbarik, dosis 20-50 mg (1-2ml)sis 20-50 mg (1-2ml)

Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifatBupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik, dosis 5-20mg (1-4ml)

isobarik, dosis 5-20mg (1-4ml)

Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat jenisBupivakaine (markaine) 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat jenis 1.027, sifat hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3ml)

1.027, sifat hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3ml)

3.

3.2.2.55 TeTeknknik ik AnAnalalgegesisia a SpSpininalal5-85-8

Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tengah ialah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan garis tengah ialah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan di

di atas atas mejmeja a opeoperasi rasi tantanpa pa dipdipindindah ah laglagi i dan dan hanhanya ya dipdiperluerlukan kan sedsedikiikitt  perubahan

 perubahan posisi posisi pasien. pasien. Perubahan Perubahan posisi posisi berlebihan berlebihan dalam dalam 30 30 menitmenit  pertama akan menyebabkan menyebarnya obat.

 pertama akan menyebabkan menyebarnya obat.

SetSetelah elah dimdimonionitortor, , tidtidurkurkan an pasipasien en mismisalkalkan an daldalam am poposisi sisi latlateraleral dekubitus. Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya dekubitus. Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tu

tulalang ng bebelalakakang ng ststababilil. . BuBuat at papasiesien n memembmbunungkgkuk uk mamaxiximamal l agagar ar   processus spinosus mudah teraba. Posisi lain adalah duduk.

 processus spinosus mudah teraba. Posisi lain adalah duduk.

PerPerpotpotongongan an antantara ara gargaris is yanyang g menmenghghubuubungkngkan an kedkedua ua gargaris is KriKristasta iliaka, misal L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya iliaka, misal L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya

(22)

 berisiko trauma terhadap medulla spinalis. Teknik:

 berisiko trauma terhadap medulla spinalis. Teknik:

Inspeksi : garis yang menghubungkan 2 titik tertinggi kristaInspeksi : garis yang menghubungkan 2 titik tertinggi krista il

iliaiaka ka kakananan-n-kikiri ri akakan an mememomototong ng gagariris s tetengngah ah pupungnggugungng setinggi L4 atau L4-L5.

setinggi L4 atau L4-L5.

Palpasi : untuk mengenal ruang antara dua vetebra lumbalisPalpasi : untuk mengenal ruang antara dua vetebra lumbalis Pungsi lumbal hanya antara : L2-3, L3-4, L4-5 atau L5-S1 Pungsi lumbal hanya antara : L2-3, L3-4, L4-5 atau L5-S1 Du

Dududuk k atatau au beberbrbararining g lalateteraral l dedengngan an pupungnggugung ng flflekeksisi maksimal.

maksimal.

Gambar : Spinal Anestesi Gambar : Spinal Anestesi

Gambar : Posisi penyuntikan Gambar : Posisi penyuntikan

(23)

1.

1. SterilSterilkan tkan tempat empat tusuktusukan dan dengan engan betadibetadine atane atau alku alkoholohol..

2.

2. Beri anBeri anastesi lastesi lokal pokal pada temada tempat tuspat tusukan,ukan,misalnmisalnya denya dengan lidgan lidokain okain 1-2%1-2%

2-3ml 2-3ml 3.

3. CarCara tusuka tusukan median median atau paraan atau paramedmedianian. Untu. Untuk jarum spik jarum spinal besanal besar 22G,r 22G, 23G, 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil 27G 23G, 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil 27G atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum yaitu jarum suntik  atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum yaitu jarum suntik   biasa

 biasa semprit semprit 10cc. 10cc. Tusukkan Tusukkan introduser introduser sedalam sedalam kira-kira kira-kira 2cm 2cm agak agak  sed

sedikiikit t keakearah sefal, kemudrah sefal, kemudian masukian masukkan jarum kan jarum spispinal nal berberikuikutt mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam (Qu

(Quincincke-Bke-Babcabcockock)) iririsaisan n jajarurum m (b(bevevelel) ) haharurus s sejsejajajar ar dedengngan an serseratat duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah keatas atau duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah keatas atau keb

kebawahawah, , untuntuk uk menmenghighindandari ri kebkebocoocoranran liliququoror yang dapat yang dapat berakiberakibatbat tim

timbulbulnya nya nyenyeri ri kepkepala ala paspasca ca spispinalnal. . SetSetelah elah resiresistestensi nsi menmenghighilanlang,g, mandarin jarum spinal dicabut dan keluar liquor, pasang semprit berisi mandarin jarum spinal dicabut dan keluar liquor, pasang semprit berisi oba

obat t dan dan obaobat t dapdapat at dimdimasuasukkakkan n pelpelan-pan-pelan elan (0,(0,5ml5ml/de/detiktik) ) disdiselielingingi aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik. Kalau aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik. Kalau anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan

anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan liquorliquor tidak tidak  keluar, putar arah jarum 90º biasanya likuor keluar. Untuk analgesia keluar, putar arah jarum 90º biasanya likuor keluar. Untuk analgesia spinal kontinyu dapat dimasukan kateter.

spinal kontinyu dapat dimasukan kateter.

4.

4. PenyePenyebaran anbaran anastetik loastetik lokal tergakal tergantunntung:g:77

Faktor utama:Faktor utama:

Berat jenis anestetik lokal (barisitas)Berat jenis anestetik lokal (barisitas)

Posisi pasienPosisi pasien

Dosis dan volume anestetik lokalDosis dan volume anestetik lokal

Kecepatan suntikan/barbotaseKecepatan suntikan/barbotase

Ukuran jarumUkuran jarum

Keadaan fisik pasienKeadaan fisik pasien

Tekanan intra abdominalTekanan intra abdominal

(24)

Lama kerja anestetik lokal tergantung:Lama kerja anestetik lokal tergantung:

Jenis anestetia lokalJenis anestetia lokal

Besarnya dosisBesarnya dosis

Ada tidaknya vasokonstriktor Ada tidaknya vasokonstriktor 

Besarnya penyebaran anestetik lokalBesarnya penyebaran anestetik lokal

3.2

3.2.6.6 PenPengawgawasaasan seln selama bama berlerlangangsunsungnygnya opera operasiasi

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama berlangsungnya TURP adalah Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama berlangsungnya TURP adalah gejala-gejala komplikasi yang dapat terjadi. Komplikasi mayor yang dapat terjadi gejala-gejala komplikasi yang dapat terjadi. Komplikasi mayor yang dapat terjadi  pada TURP adalah :

 pada TURP adalah : 1

1.. PPeennddaarraahhaann Pe

Perdrdararahahan an ppadada a TTURURP P akakan an memennimimbbululkkan an hihippovovoolelemmiaia,, me

menynyebebababkakan n kekehihilanlangagan n kekemamampmpuauan n memengnganangkgkut ut okoksigsigen en secsecaraara signifikan sehingga bisa menuju iskemia myokardial dan infark miokard.

signifikan sehingga bisa menuju iskemia myokardial dan infark miokard.

Ke

Kehihilalangngan an dadararah h beberkrkororelaelasi si dedengngan an ukukururan an kekelelenjnjar ar prprosostatat t yayangng di

direreseseksksi, i, lalamamanynya a pepembmbededahahan an dadan n skskilill l dadari ri opopereratatoror. . RaRatata-r-ratataa kehilangan darah saat TURP adalah 10ml/gram dari reseksi prostat.

kehilangan darah saat TURP adalah 10ml/gram dari reseksi prostat.

2

2.. SiSinndrdroom m TTURURPP Reseks

Reseksi i prostaprostat t transutransurethrarethral l sering membuka jaringan sering membuka jaringan ekstenekstensif sif  sinus vena

sinus vena pada prostat dan pada prostat dan memunmemungkinkgkinkan an absorbabsorbsi si sistemisistemik k dari cairandari cairan irigasi. Absorbsi dari cairan dalam jumlah yang besar (2 liter atau lebih) irigasi. Absorbsi dari cairan dalam jumlah yang besar (2 liter atau lebih) menghasilkan gejala dan tanda

menghasilkan gejala dan tanda yang disebut dengan sindrom TURP.yang disebut dengan sindrom TURP.

Manifestasi dari Sindrom TURP : Manifestasi dari Sindrom TURP : -- HHiippoonnaattrreemmiiaa

-- HHiippoooossmmoollaarriittaass -- OOvveerrllooaad cd caaiirraann

-- GaGagagal jl janantutunng kg koonngegeststif if  -- EEddeemma a ppaarruu

(25)

-- HHiippootteennssii -- HHeemmoolliissiiss

-- KKeerraaccuunnaannccaaiirraann -- HHiippeerrgglliissiinneemmiiaa -- HHiippeerraammoonneemmiiaa -- HHiippeerrgglliikkeemmiiaa

-- EkEkspspanansi si vovolulume me inintrtravavasaskukulalar r 

Sindrom TURP adalah satu dari komplikasi tersering pembedahan Sindrom TURP adalah satu dari komplikasi tersering pembedahan endoskopi urologi. Insiden sindrom TURP mencapai 20% dan membawa endoskopi urologi. Insiden sindrom TURP mencapai 20% dan membawa angka mortalitas yang signifikan. Walaupun terdapat peningkatan di bidang angka mortalitas yang signifikan. Walaupun terdapat peningkatan di bidang anestesi 2,5%-20 % pasien yang mengalami TURP

anestesi 2,5%-20 % pasien yang mengalami TURP menunjukkansatu menunjukkansatu atauatau lebih geja

lebih gejala sindrom Tla sindrom TURP dan 0,5URP dan 0,5% - 5% diantaran% - 5% diantaranya meningya meninggal gal padapada waktu perioperatif. Angka mortalitas dari sindrom TURP ini sebesar 0,99%

waktu perioperatif. Angka mortalitas dari sindrom TURP ini sebesar 0,99%

R

Resesekeksi si kekelelenjnjar ar prprooststatate e trtranansusureretrtra a ddililakakuukakan n ddenengganan mempergunakan cairan irigasi agar daerah yang di irigasi tetap terang dan mempergunakan cairan irigasi agar daerah yang di irigasi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Syarat cairan yang dapat digunakan untuk TURP tidak tertutup oleh darah. Syarat cairan yang dapat digunakan untuk TURP adalah

adalah: : isotoisotonik, non- nik, non- hemolhemolitik, electrically inert itik, electrically inert , , non-non-toksiktoksik, , transptransparan,aran, mudah untuk disterilisasi dan tidak mahal. Akan tetapi sayangnya cairan mudah untuk disterilisasi dan tidak mahal. Akan tetapi sayangnya cairan yang memenuhi syarat seperti di atas belum ditemukan.

yang memenuhi syarat seperti di atas belum ditemukan.

Untuk TURP biasanya menggunakan cairan nonelektrolit hipotonik  Untuk TURP biasanya menggunakan cairan nonelektrolit hipotonik  sebagai cairan irigasi seperti air steril, Glisin 1,5% (230 mOsm/L), atau sebagai cairan irigasi seperti air steril, Glisin 1,5% (230 mOsm/L), atau campuran Sorbitol 2,7% dengan Mannitol 0,54% (230 Osm/L). Cairan campuran Sorbitol 2,7% dengan Mannitol 0,54% (230 Osm/L). Cairan yangyang  boleh

 boleh juga juga dipakai dipakai tapi tapi jarang jarang digunakan digunakan adalah adalah Sorbitol Sorbitol 3,3%,Mannitol3,3%,Mannitol 3%, Dekstrosa 2,5-4% dan Urea 1%.

3%, Dekstrosa 2,5-4% dan Urea 1%.

a.

a. HiHipopovovolelemimi, , HiHipopotetensnsii Tan

Tanda da hemhemodiodinamnamika ika klaklasik sik dardari i SinSindrodrom m TURTURP, P, ketketika ika gliglisinsin digunakan sebagai cairan irigasi, terdiri dari transient arterial hipertension, digunakan sebagai cairan irigasi, terdiri dari transient arterial hipertension, ya

yang ng bibisa sa titidadak k mumuncncul ul jijika ka pependndararahahan an beberlrlebebihihanan, , didiikikututi i dedengnganan  perpanjangan

 perpanjangan hipertensi. hipertensi. Pelepasan Pelepasan substansi substansi jaringan jaringan prostatik prostatik dandan en

enddototooksksin in mmenenuuju ju sisirkrkuulalasi si dadan n asasididoosisis s memetatabobolilik k yyanang g bibisasa

(26)

 berkontribusi terhadap hipotensi  berkontribusi terhadap hipotensi  b.

 b. Gangguan PenglihatanGangguan Penglihatan Sa

Salalah h sasatu tu kokompmplilikakasi si dadari ri SiSindndrorom m TUTURP RP adadalalah ah kekebubutataanan sem

semententara, ara, panpandandangan gan berberkabkabut, ut, dan dan melmelihaihat t linlingkagkaran ran disdisekiekitar tar objobjek.ek.

Pupil menjadi dilatasi dan tidak merespons. Lensa matanormal. Gejala bisa Pupil menjadi dilatasi dan tidak merespons. Lensa matanormal. Gejala bisa muncul bersamaan dengan gejala lain dari Sindom TURP atau bisa juga muncul bersamaan dengan gejala lain dari Sindom TURP atau bisa juga menjadi gejala yang tersembunyi. Penglihatan kembali normal 8-48 jam menjadi gejala yang tersembunyi. Penglihatan kembali normal 8-48 jam setelah pembedahan. Kebutaan TURP disebabkan oleh disfungsi retina yang setelah pembedahan. Kebutaan TURP disebabkan oleh disfungsi retina yang kemungkinan karena keracunan glisin. Karena itu persepsi dari cahaya dan kemungkinan karena keracunan glisin. Karena itu persepsi dari cahaya dan refleks mengedi

refleks mengedipkan mata pkan mata diperdipertahantahankan kan dan respon dan respon pupipupil l terhdterhdap ap cahayacahaya dan akomodasi hilang pada kebutaan TURP, tidak seperti kebutaan yang dan akomodasi hilang pada kebutaan TURP, tidak seperti kebutaan yang disebabkan karena disfungsi Kortikal serebri.

disebabkan karena disfungsi Kortikal serebri.

cc.. PPeerrffoorraassii Per

Perforforasi asi dardari i kankandudung ng kemkemih ih bisbisa a terjterjadi adi saat saat TURTURP P berberkaikaitantan dengan instrumen pembedahan, pada reseksi yang sukar, distensi

dengan instrumen pembedahan, pada reseksi yang sukar, distensi berlebihanberlebihan da

dari ri kakantntunung g kekemimih h dadan n leletutusan san dididadalalam m kakantntunung g kekemimih. h. PePerforforasrasii instrumen dari kapsul prostatik telah diestimasi terjadi pada 1% dari pasien instrumen dari kapsul prostatik telah diestimasi terjadi pada 1% dari pasien yang

yang melakukan melakukan TURP. Tanda awal dari perforasi, yang TURP. Tanda awal dari perforasi, yang sering sering tidak tidak  diperh

diperhatikan atikan adalah adalah penurpenurunan unan kembakembalinya linya cairan cairan irigasi irigasi dari dari kantukantungng kemih. Dan diikuti oleh nyeri abdomen, distensi dan nausea. Bradikardi dan kemih. Dan diikuti oleh nyeri abdomen, distensi dan nausea. Bradikardi dan hipot

hipotensi arterial ensi arterial juga ditemukjuga ditemukan. Juga an. Juga ada resiko ada resiko tinggtinggi i kesalahkesalahan an diurediuresese spontan. Pada perforasi intraperitoneal, gejalanya berkembang lebih cepat.

spontan. Pada perforasi intraperitoneal, gejalanya berkembang lebih cepat.

 Nyeri

 Nyeri alih alih bahu bahu yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan iritasi iritasi pada pada diafragma diafragma merupakanmerupakan gejala khas Pallor , diaphoresis, rigiditas abdomen, nausea, muntah dan gejala khas Pallor , diaphoresis, rigiditas abdomen, nausea, muntah dan hipotensi bisa terjadi.

hipotensi bisa terjadi.

d

d.. KoKoagaguuloloppatatii DIC (

DIC ( DissemDisseminated Intravascuinated Intravasculer ler CoagCoagulatioulation) n) bisa terjadi bisa terjadi berkaberkaitanitan d

denenggan an pepeleleppasasan an pparartitikkel el pproroststat at yyanang g kakaya ya akakan an jajaririnngagann th

throrombmbopopalalstistin n memenunuju ju sirsirkukulalasi si yayang ng memenynyebebababkakan n fifibrbrininololysysisis sekunder. Dilutional trombositopenia bisa memperbusuk situasi. DIC sekunder. Dilutional trombositopenia bisa memperbusuk situasi. DIC  bisa

 bisa dideteksi dideteksi pada pada darah darah dengan dengan timbulnya penurunan timbulnya penurunan jumlah jumlah platelet,platelet,

(27)

FDP ( Fibrin Degradation Products) yang tinggi (FDP > 150 mg/dl) dan FDP ( Fibrin Degradation Products) yang tinggi (FDP > 150 mg/dl) dan  plasma fibrinogen yang rendah (400

 plasma fibrinogen yang rendah (400 mg/dl).mg/dl).

e.

e. BakBaktereteremiamia, S, Septeptisemisemia dia dan Tan Toksoksemiemi Sekitar 30% dari

Sekitar 30% dari semua pasien TURP semua pasien TURP memiliki urin memiliki urin yang terinfeksi saatyang terinfeksi saat  preoperatif.

 preoperatif. Ketika Ketika prostat prostat sinus sinus vena vena terbuka terbuka dan dan digunakan digunakan irigasiirigasi dengan tekanan tinggi, maka bakteri akanmasuk menuju sirkualsi. Pada dengan tekanan tinggi, maka bakteri akanmasuk menuju sirkualsi. Pada 6%

6% pasienpasien, , bakterbakteremia emia menjamenjadi di septiseseptisemia. mia. AbsorAbsorbsi bsi dariendariendotodotoksinksin  bakteri

 bakteri dan dan produksi produksi toksin toksin dari dari koagulasi koagulasi jaringan jaringan akan akan berakibatberakibat keadaan toksik pada pasien postoperatif. Gemetar yang parah, demam, keadaan toksik pada pasien postoperatif. Gemetar yang parah, demam, dilatasi kapiler dan hipertensi bisa terjadi secara temporer pada pasien dilatasi kapiler dan hipertensi bisa terjadi secara temporer pada pasien ini.

ini.

ff.. HHiippootteerrmmiiaa Hip

Hipoteotermirmia a mermerupaupakan kan obsobservervasi asi yanyang g selselalu alu dildilakuakukan kan padpada a paspasienien yang akan dilakukan TURP. Penurunan dari suhu tubuh akan mengubah yang akan dilakukan TURP. Penurunan dari suhu tubuh akan mengubah sit

situasi uasi hemhemodiodinamnamikaika, , yanyang g menmengakgakibaibatkatkan n paspasien ien menmenggiggigil gil dandan  peningkatan

 peningkatan konsumsi konsumsi oksigen. oksigen. Irigasi Irigasi kandung kandung kemih kemih merupakanmerupakan sumber utama dari hilangnya panas dan penggunaan cairan irigasi pada sumber utama dari hilangnya panas dan penggunaan cairan irigasi pada suhu ruangan menghasilkan penurunan suhu tubuh sekitar 1-2oC. Ini suhu ruangan menghasilkan penurunan suhu tubuh sekitar 1-2oC. Ini diperburuk oleh keadaan ruangan operasi yang bersuhu dingin. Pasien diperburuk oleh keadaan ruangan operasi yang bersuhu dingin. Pasien geriat

geriatri ri didudiduga ga akan mengalami akan mengalami hipohipotermia karena termia karena disfudisfungsi otonom.ngsi otonom.

Vasokonstriksi dan asidosis bisa berefek pada jantung dan berkontribusi Vasokonstriksi dan asidosis bisa berefek pada jantung dan berkontribusi terhadap manifestasi sistem saraf pusat. Menggigil juga bisa diperparah terhadap manifestasi sistem saraf pusat. Menggigil juga bisa diperparah oleh pendarahan dari tempat reseksi.

oleh pendarahan dari tempat reseksi.

Tata laksana sindrom TURP Tata laksana sindrom TURP

Terapi Sindrom

Terapi Sindrom TURP meliputi TURP meliputi korekkoreksi si berbaberbagai gai mekanmekanisme isme patofipatofisiolosiologikalgikal yan

yang g bekbekerja erja padpada a homhomeoseostasitasis s tubtubuh. uh. IdeIdealnalnya ya teraterapi pi terstersebuebut t harharus us dimdimulaiulai sebelum tejadi komplikasi sistem saraf pusat dan jantung yang serius. Ketika sebelum tejadi komplikasi sistem saraf pusat dan jantung yang serius. Ketika Sindrom TURP didiagnosa, prosedur pembedahan sebaiknya

Sindrom TURP didiagnosa, prosedur pembedahan sebaiknya

(28)

diakh

diakhiri iri secepatsecepatnya. Identifikanya. Identifikasi si gejala awal gejala awal sindrsindrom om TURTURP P dan pencegahandan pencegahan,,  penting untuk mencegah efek yang fatal bagi pasien yang mengalam

 penting untuk mencegah efek yang fatal bagi pasien yang mengalami pembedahani pembedahan endoskopik. Hiponatremia yang terjadi sebelum operasi harus dikoreksi terutama endoskopik. Hiponatremia yang terjadi sebelum operasi harus dikoreksi terutama  pada pasien yang menggunakan o

 pada pasien yang menggunakan obat-obatan diuretic dan diet rendah garam.bat-obatan diuretic dan diet rendah garam.

Antib

Antibiotic iotic profiprofilaksis memiliki laksis memiliki peran dalam peran dalam pencegpencegahan ahan baktebakterimia rimia dandan septise

septisemia. mia. CentrCentral al VenouVenous s PressurPressure e (CVP) monitor(CVP) monitoring ing atau kateterisasi arteriatau kateterisasi arteri  pulmonalis

 pulmonalis diperlukan untuk diperlukan untuk pasien pasien dengan penyakit dengan penyakit jantung. Tinggi jantung. Tinggi ideal ideal cairancairan irig

irigasi asi adaadalah lah 60 60 cm. cm. UntUntuk uk menmengurgurangangi i timtimbulbulnya nya sinsindrodroma ma TURTURP P opeoperatrator or  harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam.

harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam.

Di

Di samsampinping g itu itu bebbeberaperapa a opoperaterator or memmemasanasang g sistsistotootomi mi supsupraprapububik ik  terleb

terlebih ih dahuldahulu u sebelusebelum m reseksi diharapreseksi diharapkan dapat kan dapat mengmengurangurangi i penyepenyerapan air rapan air keke sistemik. Untuk kasus dengan operasi lebih dari satu jam staging TURP harus sistemik. Untuk kasus dengan operasi lebih dari satu jam staging TURP harus dilakukan. Kapsul prostat harus dijaga dan distensi kandung kemih harus dicegah.

dilakukan. Kapsul prostat harus dijaga dan distensi kandung kemih harus dicegah.

Caranya dengan sering mengosongkan kandung kemih.

Caranya dengan sering mengosongkan kandung kemih.

Ko

Korereksksi i hihipoponanatrtrememia ia sesebabaikiknynya a didilalakukukakan n dedengngan an didiururesesis is dadann  pemberian salin

 pemberian salin hipertonis 3-5% hipertonis 3-5% secara lasecara lambat dan mbat dan tidak lebih tidak lebih dari 0,5 dari 0,5 meq/per 1meq/per 1  jam

 jam atau atau tidak tidak lebih lebih cepat cepat dari100 dari100 ml/jam. ml/jam. Tepatnya Tepatnya 200 200 ml ml salin salin hipertonishipertonis diperlukan untuk mengkoreksi hiponatremia. Pemberian secara cepat dari salin diperlukan untuk mengkoreksi hiponatremia. Pemberian secara cepat dari salin akan mengakibatkan edema paru dan central pontine myelinolysis. Dua pertiga akan mengakibatkan edema paru dan central pontine myelinolysis. Dua pertiga dari salin hipertonis mengembalikan serum sodium dan osmolaritas, sedangkan dari salin hipertonis mengembalikan serum sodium dan osmolaritas, sedangkan 1/3 meredistribusi air dari sel menuju ruang ekstraseluler, dimana akan diterapi 1/3 meredistribusi air dari sel menuju ruang ekstraseluler, dimana akan diterapi dengan terapi diuretik menggunakan furosemide.

dengan terapi diuretik menggunakan furosemide.

Fu

Furorosemsemidide e sebsebaiaiknknya ya didibeberikrikan an dedengngan an dodosis sis 1 1 mgmg/k/kg g bb bb sesecarcaraa in

intrtravavenena. a. TeTetaptapi, i, pepengnggugunanaan an fufurorosesemimide de dadalalam m teteraprapi i SiSindndrorom m TUTURPRP dipertanyakan karena meningkatkan ekskresi natrium. Oleh sebab itu 15% manitol dipertanyakan karena meningkatkan ekskresi natrium. Oleh sebab itu 15% manitol dis

disaranarankan kan sebsebagaagai i pilpilihaihan, n, daldalam am kaikaitan tan dendengan gan kerkerjanjanya ya yanyang g bebbebas as dardarii ek

ekskskreresi si nanatrtriuium m dadan n kekececendndererunungagan n ununtutuk k memeniningngkakatktkan an ososmomolalariritatass ekstraseluler.

ekstraseluler.

(29)

Oksigen harus diberikan dengan penggunaan nasal kanul. Edema paru Oksigen harus diberikan dengan penggunaan nasal kanul. Edema paru sebaiknya dimanajemen dengan intubasi dan ventilasi dengan penggunaan 100%

sebaiknya dimanajemen dengan intubasi dan ventilasi dengan penggunaan 100%

oksigen. Gas darah, hemoglobin dan serum sodium dinilai. Kalsium intravena bisa oksigen. Gas darah, hemoglobin dan serum sodium dinilai. Kalsium intravena bisa digunakan untuk merawat gangguan gangguan jantung akut saat pembedahan.

digunakan untuk merawat gangguan gangguan jantung akut saat pembedahan.

Kejang sebaiknya diterapidengan diazepam / midazolam / barbiturat / dilantin aau Kejang sebaiknya diterapidengan diazepam / midazolam / barbiturat / dilantin aau  penggunaan pelemas otot tergantungdari tingkat kep

 penggunaan pelemas otot tergantungdari tingkat keparahannya.arahannya.

Gej

Gejala ala hiphiponaonatretremia mia yanyang g bisbisa a berberakiakibat bat seiseizurzure e bisbisa a dihdihubuubungkngkanan dengan dosis

dengan dosis kecil dari kecil dari midazolam (2-4mg), midazolam (2-4mg), diazepam (3-5 diazepam (3-5 mg), mg), thiopentalthiopental (50-100 mg).

(50-100 mg).

Keh

Kehilailangangan n dardarah ah ditditeraerapi pi dendengan gan trantransfussfusi i PRCPRC. . PadPada a kasukasus s dendengangan DIC

DIC, , makmaka a fibfibrinrinogeogen n 3-43-4gragram m sebsebaikaiknya nya dibdiberierikan kan secasecara ra intintravravena ena diidiikukutiti dengan infus heparin 2000 unit secara bolus (dan kemudian diberikan 500 unit dengan infus heparin 2000 unit secara bolus (dan kemudian diberikan 500 unit tiap jam). Fresh Frozen Plasma (FFP) dan platelet juga bisa digunakan tergantung tiap jam). Fresh Frozen Plasma (FFP) dan platelet juga bisa digunakan tergantung dari jenis koagulasinya. Drainase pembedahan dari cairan retroperitoneal pada dari jenis koagulasinya. Drainase pembedahan dari cairan retroperitoneal pada kasus perforasi bisa

kasus perforasi bisa menumenurunkarunkan n morbimorbiditas dan ditas dan mortamortalitas litas secara signifikasecara signifikan.n.

Arginin dapat diberikan sebagai tambahan infus glisin untuk menurunkan efek  Arginin dapat diberikan sebagai tambahan infus glisin untuk menurunkan efek  tok

toksik sik dardari i gliglisin sin padpada a janjantuntung. g. MekMekanianisme sme bagbagaimaimana ana argarginiinin n memmemproprotekteksisi  jantung belum diketahui.

 jantung belum diketahui.

Phe

Phenytnytoin oin yanyang g dibdiberikerikan an secasecara ra intintravravena ena (10(10-20 -20 mg/mg/kg) kg) jugjuga a harharusus dipertimbangkan untuk memperoleh aktivitas antikonvulsan. Intubasi endotrakeal dipertimbangkan untuk memperoleh aktivitas antikonvulsan. Intubasi endotrakeal secara umum disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental pasien secara umum disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental pasien menjadi normal. Jumlah dan kadar salin hipertonik (3-5 %) diperlukan untuk  menjadi normal. Jumlah dan kadar salin hipertonik (3-5 %) diperlukan untuk  men

mengkogkorekreksi si hiphiponaonatremtremia ia menmenjadjadi i batbatas as / / levlevel el yanyang g amaaman, n, yanyang g diddidasarasarkankan konsentrasi serum sodium pasien. Solusi salin hipertonis harus tidak diberikan konsentrasi serum sodium pasien. Solusi salin hipertonis harus tidak diberikan denga

dengan n kecepakecepatan tan tidak tidak lebih lebih dari dari 100 100 ml/jam ml/jam sehingsehingga ga tidak tidak menimmenimbulkbulkanan eksaserbasi overload dari cairan sirkulasi.

eksaserbasi overload dari cairan sirkulasi.

Hipot

Hipotermi ermi dapat dihindardapat dihindari i dengadengan n meninmeningkatkgkatkan an suhu ruang suhu ruang operasoperasi,i,  penggunaan

 penggunaan selimut selimut hangat hangat dan dan menggunakan menggunakan cairan cairan irigasi irigasi dan dan intravena intravena yangyang telah dihangatkan sampai suhu 37’C. Manajemen pasien yang mengalami koma telah dihangatkan sampai suhu 37’C. Manajemen pasien yang mengalami koma ha

harurus s memelilipuputi ti okoksisigegenanasisi, , sisirkrkululasasi i yayang ng mememamadadai, i, pepenunururunanan n tetekakananann intrakranial, penghentian kejang, terapi infeksi, menjaga keseimbangan asam basa intrakranial, penghentian kejang, terapi infeksi, menjaga keseimbangan asam basa

(30)

dan elektrolit dan suhu tubuh.

dan elektrolit dan suhu tubuh.

Pem

Pemantantauaauan n yanyang g dildilakuakukan kan gluglukoskosa, a, elekelektrotrolit lit (Na(Na, , K, K, Ca, Ca, Cl, Cl, CO3CO3,, PO4

PO4), ), ureurea a krekreatiatininnin, , osmosmolaolaritaritas, s, gliglisinsin, , dan dan amoamoniania. . PemPemerieriksaksaan an gas gas dardarahah dapat melihat PH, PO2, PCO2, dan karbonat. Perlu juga dilakukan EKG untuk  dapat melihat PH, PO2, PCO2, dan karbonat. Perlu juga dilakukan EKG untuk  memonitor fungsi kardiovaskular.

memonitor fungsi kardiovaskular.

BAB IV BAB IV

(31)

ANALISIS KASUS ANALISIS KASUS Kunjungan Pra Anestesi

Kunjungan Pra Anestesi

Kunjungan pra anestesia dilakukan kurang dari 24 jam sebelum operasi, Kunjungan pra anestesia dilakukan kurang dari 24 jam sebelum operasi, unt

untuk uk memmemberberi i penpenjeljelasan asan menmengengenai ai masmasalaalah h pempembedbedahaahan n dan dan aneanestesstesi i yanyangg dilakukan. Pada kunjungan tersebut dilakukan penilaian tentang keadaan pasien dilakukan. Pada kunjungan tersebut dilakukan penilaian tentang keadaan pasien secara umum, keadaan fisik dan mental penderita. Dimana didapatkan keadaan secara umum, keadaan fisik dan mental penderita. Dimana didapatkan keadaan  pasien

 pasien secara secara umum umum baik. baik. Pemeriksaan Pemeriksaan elektrolit elektrolit sehar

Gambar

Gambar : Trans Urethra Resection of ProstateGambar : Trans Urethra Resection of Prostate d.
Gambar : Spinal AnestesiGambar : Spinal Anestesi
Gambar : Posisi penyuntikanGambar : Posisi penyuntikan

Referensi

Dokumen terkait

Introduction and Objective: We previ- ously reported on the declining the rates of transurethral resection of the prostate (TURP) coincident with a dramatic in- crease in

Blood loss and postoperative complications associated with transurethral resection of the prostate after pretreatment with

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan anestesi spinal menggunakan levobupivacaine isobarik menghasilkan mula kerja yang lebih lambat, durasi

Laporan kasus ini bertujuan memaparkan manfaat akupunktur sebagai terapi gangguan akibat efek samping obat anestetik lokal pada suntikan spinal..

Faktor-faktor yang berperan dalam penyebaran anestesi lokal pada anestesi spinal adalah (1) karakteristik anestesi lokal yang disuntikkan: barisitas, volum/dosis/konsentrasi,

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan operasi dengan tingkat kecemasan pre operasi pasien dengan tindakan spinal

Pemilihan teknik anestesi pada wanita hamil dengan obesitas yang akan menjalani seksio sesarea dilakukan dengan jenis anestesi regional yaitu anestesi spinal dengan pertimbangan dapat

Performed Transurethral Resection of the Prostate Keywords: Benign Prostatic Hyperplasia, TURP, LUTS Symptom PENDAHULUAN BPH sebenarnya adalah istilah histopatologi untuk