Buku ini merupakan versi awal yang berfokus pada isi UU Desa dan proses pembahasannya. Reaksi atas terbitnya UU Desa beragam, sebagian kecil kalangan akademisi menganggapnya terlalu ambisius.
Dinamika Pengaturan Desa dalam Tata Hukum Indonesia
5 “Daerah yang dapat mengurus rumah tangganya sendiri dibagi menjadi daerah otonom biasa dan daerah otonom khusus” (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah). Bhenyamin Hossein menunjukkan adanya kerancuan penggunaan istilah local government dan regional government dalam UU No.
Lahirnya UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Undang-Undang Desa bertujuan untuk mengangkat desa sebagai subjek yang terhormat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Kementerian Dalam Negeri telah menyiapkan naskah akademik untuk RUU Desa (2011).
Pembahasan di DPR
Di luar kompleks parlemen, ratusan kepala desa menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengesahan RUU Desa menjadi undang-undang. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dalam huruf a, b, dan c perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desa.
Ketentuan Peralihan dan Penutup
Pemerintah desa yang ada diharuskan untuk memenuhi ketentuan Undang-undang ini. Semua ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan Resor harus mendasarkan pengaturannya dan menyesuaikan dengan ketentuan undang-undang ini.
Pengaturan Lebih Lanjut
Pendahuluan
22 Tahun 1999 belum secara jelas mengatur kedudukan desa dalam kaitannya dengan pemerintah di atasnya yaitu pemerintah kabupaten/kota. Apakah pemerintahan desa tidak lagi menjadi bagian dari subsistem pemerintahan kabupaten/kota, sehingga memiliki kewenangan yang luas dari sekedar kepanjangan tangan pemerintahan kabupaten/kota.
Lingkup Kedudukan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Penyebutan posisi desa dapat dilihat dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) fraksi-fraksi yang disusun oleh Sekretariat Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Desa (Oktober 2012). Jika mengikuti proses musyawarah undang-undang desa dan mengacu pada undang-undang pemerintahan daerah yang dulu mengatur desa, maka kedudukan desa tidak diatur secara khusus.
Jenis Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
DPD mengusulkan dua jenis desa berdasarkan kekuatan dan kelemahan pengaruh biasa, yaitu Desa dan Desa Adat. Desa adat mengutamakan asas rekognisi (pengakuan dan penghormatan), sedangkan desa mengutamakan asas subsidiaritas (penetapan kewenangan dalam skala lokal desa).
Kewenangan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Menurut RUU pemerintah, kewenangan desa mencakup dua hal, yaitu (1) kewenangan yang ada berdasarkan hak asal usul desa dan pengurus desa yang diakui oleh kabupaten/kota. PKB mengusulkan agar klausul ini dihapuskan, sehingga kewenangan desa adalah kewenangan asal dan kewenangan desa.
Asas Pengaturan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Rancangan Undang-Undang Kota yang diusulkan Pemerintah tidak secara tegas menegaskan asas peraturan kota yang menjadi dasar penetapan kedudukan, kewenangan, susunan pemerintahan dan sebagainya, meskipun dalam Pembukaan (lihat butir a) dan Badan (lihat Pasal 3) menegaskan ' akui dan hormati', namun ada beberapa kelemahannya,” ujar Juru Bicara DPD RI Anang Prihantoro. Ketiga, RUU Kota tidak menekankan pengakuan dan penghormatan yang diberikan negara kepada kota atau nama lain. Tidak ada penegasan bahwa semua lembaga negara harus memberikan pengakuan dan penghormatan kepada desa, baik dari kelembagaan maupun produk politik-hukum desa.
Berdasarkan pandangan tersebut, DPD RI memandang bahwa pengakuan dan penghormatan secara konseptual adalah asas pengakuan. Menurut PKS, prinsip pengaturan desa dalam undang-undang ini adalah pengakuan, subsidiaritas, keberagaman, kemandirian, demokrasi, partisipasi, pemberdayaan, serta kesejahteraan dan keadilan.
Tujuan Pengaturan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Mengacu pada asas ini, dalam pelaksanaannya, UU Desa harus menempatkan desa pada posisi yang mandiri dan bersandar pada proses demokrasi lokal tanpa campur tangan dari siapapun, termasuk pemerintah di atasnya. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam paparannya di hadapan rapat Pansus pada 4 April 2012 menyatakan bahwa “UU Desa bertujuan untuk mengangkat desa sebagai subyek yang terhormat dalam konstitusi negara Republik Indonesia. RI DPD menilai, tujuan UU Desa sebenarnya sudah tertuang secara implisit dalam pembukaan, dengan mempertimbangkan bagian kedua RUU Pemerintah.
Pencantuman tujuan dalam undang-undang desa, meskipun tidak tercantum dalam bagian tertentu, dapat memberikan arahan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan undang-undang ini. Kedudukan desa juga diperkuat karena undang-undang desa cenderung memperkuat masyarakat desa sebagai subyek pembangunan.
Penutup
Undang-undang ini juga memberikan peluang untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di desa dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam keterlibatan dalam proses pemerintahan dan pembangunan desa. Undang-undang Desa menyebutkan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, sehingga pelaksanaan Undang-Undang ini dapat berhasil jika syarat-syarat Pasal 4 terpenuhi. Beberapa rumusan pasal dalam klaster ini muncul saat pembahasan di DPR, seperti asas peraturan desa yang merupakan pasal penting yang mengatur norma dalam asas-asas peraturan desa dan menjelaskan pasal-pasal yang selama ini belum diatur secara khusus.
Dalam rangka penyelenggaraan desa secara tegas mengakui dan menghormati keragaman desa dan adat-istiadat yang berkembang di desa serta membuka ruang bagi masyarakat sebagai subyek pembangunan desa.
Pendahuluan
Dalam UU Desa, dibandingkan dengan UU sebelumnya, pemerintahan desa dirumuskan dalam klausul yang lebih rinci. Pemerintah selaku pengusul RUU Kota ini menyatakan bahwa perubahan mendasar yang diatur dalam Perda ini adalah persyaratan dan mekanisme pembentukan kota diperketat. Lebih lanjut Menkeu mengatakan, pengetatan ini dilakukan untuk mengantisipasi pemekaran kota yang semakin hari semakin tidak terkendali.
Pemerintah Sebagai Subyek Penataan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Hal itu disampaikan Mendagri dalam rapat kerja Pansus RUU Desa pada 4 April 2012. Setelah penilaian, Gubernur harus memberikan nomor induk dan Pemerintah Pusat melalui Menteri yang bertanggung jawab di Desa memberikan kode desa. Pemerintah pusat juga dapat memprakarsai pembentukan desa di wilayah yang spesifik dan strategis untuk kepentingan nasional (Pasal 13).
Rumusan tersebut diketahui muncul dalam draf RUU yang dibahas menjelang rapat Timus pada 3 Oktober 2013, namun tidak ditemukan catatan yang menunjukkan adanya dalil yang mendasari kemunculan ketentuan ini. Namun karena kata “dapat” digunakan dalam klausa ini, kewenangan ini tidak bersifat mutlak melainkan bersyarat.
Evaluasi Penataan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Ketentuan mengenai syarat perencanaan desa dijelaskan dalam Pasal 8-12. pengaturan daerah, khususnya evaluasi untuk pengembangan pengelolaan desa. Namun dalam susunan katanya, pasal ini tetap mengacu pada pasal 7 alinea pertama, dimana dalam pasal dan alinea tersebut disebutkan penyelenggara pemerintahan desa yaitu kewenangan. Jika prakarsa pengelolaan desa berasal dari pemerintah kabupaten/kota, maka penilaian dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.
Sebagaimana norma yang diatur dalam undang-undang, dokumen hasil evaluasi harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen hukum yang terkait dengan pengelolaan desa. Pemerintah kabupaten/kota yang memprakarsai tata kota harus melampirkan dokumen evaluasi pada rancangan peraturan daerah yang sedang disusun.
Tujuan Penataan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus memperhatikan tujuan pengelolaan desa sehingga perlunya realisasi Pasal 7(3) menjadi jelas dalam pelaksanaannya. Tujuan Perdes secara khusus disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri dalam rapat kerja dengan Pansus DPR tanggal 4 April 2012, dimana disebutkan bahwa tujuan Perdes adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas pengelolaan dan meningkatkan daya saing desa. Dengan norma ini, pemrakarsa perencanaan desa harus dapat mempelajari efek positif dari proses perencanaan desa.
Pemrakarsa skema harus mampu merumuskan argumentasi yang meyakinkan bahwa dengan adanya skema desa akan terwujud efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa, percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan percepatan peningkatan kualitas. pelayanan publik, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa. , dan meningkatkan daya saing desa. Misalnya, pemerintah dapat membalikkan penetapan penataan desa jika evaluasi menunjukkan bahwa penataan desa tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Ruang Lingkup Penataan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Yang dimaksud dengan "perubahan status" adalah perubahan desa menjadi dusun dan perubahan dusun menjadi desa dan perubahan desa adat menjadi desa. Yang dimaksud dengan “penetapan desa adat” adalah penetapan kesatuan masyarakat hukum adat dan desa adat yang telah ada untuk pertama kali oleh kabupaten/kota menjadi desa adat dengan peraturan daerah kabupaten/kota. Adapun rumusan pemerintah, Fraksi PPP sebagaimana tertuang dalam DIM berpendapat bahwa pengelolaan desa harus dibagi menjadi desa dan desa adat.
Dalam undang-undang yang disahkan, dua poin terakhir yakni poin d dan pon e disinggung tentang desa adat. Dalam penjelasan butir d telah dikemukakan bahwa selain mengubah desa menjadi kelurahan atau sebaliknya, perubahan status juga berarti mengubah desa adat menjadi desa.
Prasyarat Penataan Desa .1 Pengantar
- Pembentukan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Pembentukan Desa di Kawasan yang Bersifat Khusus dan Strategis
- Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Penghapusan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Penggabungan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Perubahan Status .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Pembentukan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 adalah perbuatan membentuk desa baru di luar desa yang telah ada. Pada bagian penjelasan disebutkan bahwa pembentukan desa dapat berupa: a) pemekaran dari 1 (satu) desa menjadi 2 (dua) desa atau lebih; Mekanisme pembentukan desa di kawasan khusus ini tidak mengikuti ketentuan umum yang diatur pada tanggal 14-17.
Lebih lanjut disebutkan bahwa desa yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam syarat pembentukan desa (pasal 8 ayat 3) 5. Dengan kata-kata sebagaimana tercantum dalam undang-undang, maka pasal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menetapkan status desa yang sudah ada. desa yang ada hanya karena tidak memenuhi syarat pembentukan desa.
Mekanisme Penataan Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Perbedaan lainnya, perubahan status desa menjadi kelurahan tidak mengatur kriteria tertentu sebagai persyaratan. Dalam perubahan status permukiman di suatu desa, ada syarat-syarat yang ditetapkan dengan undang-undang. Perbedaan kata ini menimbulkan kesan bahwa mengubah status desa menjadi kelurahan lebih mudah daripada sebaliknya.
Penetapan pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau perubahan status kota menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 atau kelurahan menjadi Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dalam sebuah Peraturan Daerah. 32 Tahun 2004 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD, Perubahan APBD dan Kewajiban Pelaksanaan APBD.
Penutup
Praktik yang dilakukan di masa lalu, seperti yang sering diberitakan Kementerian Dalam Negeri, proses pemekaran desa yang dilakukan terkesan tidak terkendali. Pemerintah daerah tidak pernah melaporkan desa pemekaran ke Kemendagri, sehingga Kemendagri tidak mengetahui data desa pemekaran tersebut. Skema ini diharapkan dapat mempercepat proses mewujudkan desa sebagaimana yang diharapkan dalam Pasal 7(1). 3, yang menjelaskan tujuan acara desa.
Pendahuluan
Kini, melalui undang-undang desa, pemerintah dan DPR berupaya mengembalikan kemandirian desa dan pengakuan desa berdasarkan asal usul. Dalam UU Desa (UU No. 6 Tahun 2014), materi terkait pemerintahan desa diatur terutama pada pasal 23-66.
Lingkup dan Asas .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan Di DPR
- Tanggapan
Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Tertib penyelenggaraan pemerintahan; yaitu asas yang menjadi dasar ketertiban, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara pemerintahan desa. Namun undang-undang ini harus merumuskan norma-norma baku yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Prinsip kebhinekaan memang terlihat baik dalam tatanan desa maupun pemerintahan desa, meskipun dalam konteks yang berbeda. Untuk mencapai tujuan tersebut, penyelenggaraan pemerintahan desa harus berdasarkan asas-asas yang berlaku umum.
Kepala Desa .1 Pengantar
- Tugas, Hak, dan Wewenang .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Kewajiban dan Larangan .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Pemilihan Kepala Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Pemberhentian Kepala Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
- Sanksi Kepala Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
- Tanggapan
Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada alinea ketiga diselenggarakan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala desa diberhentikan.
Perangkat Desa .1 Pengantar
- Pasal
- Pembahasan di DPR
Kepala desa dibantu oleh unsur perangkat desa yang meliputi sekretaris desa dan perangkat desa. Undang-undang ini mengatur tentang pejabat kota (sekretaris kota dan pejabat kota lainnya), baik dalam sistem rekrutmen, maupun memberikan tunjangan, penghargaan. Perdebatan paling krusial terkait aparatur kota berkaitan dengan status Panitera Kota sebagai abdi masyarakat atau tidak.
Gamawan Fauzi menanggapi pandangan banyak fraksi terkait status sekretaris desa dan perangkat desa lainnya sebagai PNS. Pertanyaan pertama adalah apakah desa Anda setuju atau tidak bahwa perangkat desa selain sekretaris desa adalah pejabat pemerintah.