PENGARUH PENGELOLAAN DANA DESA DAN PERANGKAT DESA TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DI DESA BANTIMURUNG KECAMATAN BONE BONE KABUPATEN LUWU UTARA
SKRIPSI
DIAN MAYA SARI NIM : 105731137018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA JUDUL PENELITIAN :
PENGARUH PENGELOLAAN DANA DESA DAN PERANGKAT DESA TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA
BANTIMURUNG KECAMATAN BONE BONE KABUPATEN LUWU UTARA
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh :
DIAN MAYA SARI NIM : 105731137018
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Teruslah berjalan hingga menggapai mimpi, karena cita-cita telah menanti
PERSEMBAHAN
Panjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan baginda Nabi Muhammad SAW karena-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
Skripsi ini saya persembahkan kepada orang terkasi yaitu ibu dan Alm.
Bapak di syurga, karena doa serta dukungannya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi alumni kampus biru tercinta.
PESAN DAN KESAN
Jangan pernah menyerah sebelum bertarung, tetap semangat karena esok jauh lebih banyak pengalaman jatuh bangun yang akan memberi banyak
arti kehidupan
iv
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
ِِمْسِب
ِِٰاللّ
ِِن ٰمْح َّرلا
ِِمْي ِح َّرلا
“Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan karunia dari Allah SWT serta tak lupa pula kepada baginda Nabi Muhammad SAW karena tanpa beliau penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Dana Desa dan Perangkat Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara”
Skripsi ini adalah tugas akhir mahasiswa sebagai salah satu persyaratan kelulusan dan memperoleh gelar sarjana (S.Ak) di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Senantiasa ucapkan terima kasih banyak kepada Alm. Bapak Nuralim Yamin dan Ibu Misrana Saing yang selalu mendukung apapun yang terbaik untuk anaknya, serta saudara-saudara saya yang senantiasa memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengakui bahwa skripsi ini tidak akan ada apabila tidak ada peran dan serta dari beberapa pihak yang telah membantu. Maka pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang beberapa bulan ini membimbing dengan sangat baik hingga penyelesaian skripsi ini yaitu Bapak Dr. Ansyarif Khalid. SE.,M.Si.,Ak,CA dan Ibu Sitti Zulaeha, S.Pd.,M.Si.
Pada kesempatan ini berikan penulis mengucapkan penghormatan serta ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dengan setulus hati terutama kepada :
ix
1. Bapak Prof. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta jajarannya.
2. Bapakِ Dr.ِ H.ِ Andiِ Jam’an,ِ SE.,ِ M.Siِ selakuِ Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Mira, SE.,M.Ak selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan.
5. Kepala desa bantimurung beserta perangkatnya telah mengizinkan dan membantu penelitian sampai selesai.
6. Orang tua yang selalu mendoakan disetiap sujudnya dan memenuhi finansial selama menempuh pendidikan Strata 1.
7. Kakak-kakak saya Ari Septian Kusuma dan Muh. Wahyu Kusuma Yamin yang telah membiaya saya untuk kuliah dan selalu memotivasi saya hingga detik ini.
8. sahabat saya Wulan Ramadana, yang selalu senantiasa ada ketika saya butuh dan dengan sabar menemani saya selama penelitian.
9. Teman teman AK18I yang bersama yang membersamai selama 8 semester dalam menempuh pendidikan.
10. Teman teman online yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu turut andil dalam memberikan support dan dukungan secara virtual.
11. Semua pihak yang telah membantu saya selama ini yang tidak dapat saya sebutkankan satu persatu.
Demikian kata yang telah saya utarakan, apabila ada saran dan kritik untuk penulis agar skripsi ini menjadi sempurna, maka penulis sangat
x
menerimanya. Semoga dengan adanya skripsi tersebut dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum. Akhir kata tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, mohon maaf apabila ada kesalahan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
“Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabakatuh”
Makassar, 09 Juli 2022
Dian Maya Sari
xi ABSTRAK
DIAN MAYA SARI, 2022. Pengaruh Pengelolaan Dana Desa dan Perangkat Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh : Pembimbing I Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Sitti Zulaeha
Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan dana desa dan perangkat desa terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari koesioner yang dibagikan. Sampel ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yaitu 94 respondendengan perhitungan rumus slovin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan obsevasi penelitian lapangan (analisis data keuangan desa), pembagian koesioner dan dokumentasi.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian dari analisis linear berganda menunjukkan bahwa pengaruh pengelolaan dana desa dan perangkat desa terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara.
Kata Kunci : Dana desa, perangkat desa, pembangunan infrastruktur.
xii ABSTRACT
DIAN MAYA SARI, 2022. The Influence of Village Funds and Village Apparatuses on Infrastructure Development in Bantimurung Village, Bone- Bone District, North Luwu Utara. Thesis. Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.
Supervised by : Supervisor I Ansyarif Khalid and Advisor II Sitti Zulaeha This study aims to determine the Effect of Village Fund Management and Village Apparatus on Infrastructure Development in Bantimurung Village, Bone- Bone District, North Luwu Regency. The type of research used in this research is descriptive quantitative. The population in this study was the entire community of Bantimurung Village, Bone-Bone District, North Luwu Regency. The sampling technique used purposive sampling technique, namely 94 respondents with the calculation of the Slovin formula. Data collection techniques using questionnaires, field research (analysis of village financial data) and documentation with research instruments using the Likert scale method.
The data analysis technique used in this research is multiple linear regression analysis.The results of the multiple linear analysis show that the influence of village fund management and village officials on infrastructure development in Bantimurung Village, Bone-Bone District, North Luwu Regency partially has a positive and significant effect on infrastructure development in Bantimurung Village, Bone-Bone District, North Luwu Regency.
Keywords: Village funds, village officials, infrastructure development.
xiii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN KEABSAHAN ...vi
HALAMAN PUBLIKASI ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ...xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ...xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 5
C. ManfaatPenelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teori ... 7
B. Tinjauan Empiris/Penelitian Terdahulu ... 22
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 31
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
C. Jenis dan Sumber Data ... 34
D. Populasi dan Sampel ... 35
E. Metode Pengumpulan Data ... 37
F. Definisi Operasional Variabel ... 38
G. Metode Analisis Data ... 40
xiv
H. Uji Hipotesis ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 50
C. Analisis dan Imterprestasi (Pembahasan) ... 62
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Penggunaan Dana Desa Bantimurung ... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Indikator Pengukur Pembangunan Infrastruktur ... 39
Tabel 3.2 Indikator Pengukur Dana Desa ... 39
Tabel 3.3 Indikator Pengukur Perangkat Desa ... 40
Tabel 4.1 Sarana Ibadah Desa Bantimurung 2022 ... 49
Tabel 4.2 Realisasi Pengelolaan Dana Desa ... 50
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia ... 52
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53
Tabel 4.7 Uji Analisis Deskriptif Statistik ... 54
Tabel 4.8 Uji Validitas ... 56
Tabel 4.9 Uji Rehabilitas ... 56
Tabel 4.10 Uji Normalitas ... 57
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas ... 58
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 59
Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 60
Tabel 4.14 Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 31 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Bantimurung ... 48 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Koesioner Penelitian ... 70
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 74
Lampiran 3 Statistik Deskriptif... 80
Lampiran 4 Uji Kualitas Data ... 81
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik... 84
Lampiran 6 Uji Hipotesis ... 86
Lampiran 7 Suurat Izin Meneliti ... 88
Lampiran 9 Dokumentasi Saat Pengisian Koesioner ... 92
Lampiran 10 Dokemntasi Pembangunan Infrastruktur Desa Bantimurung ... 93
Lampiran 11 Hasil Bebas Plagiasi ... 94
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, pembangunan merupakan salah satu masalah penting bagi kemakmuran nasional dan berkembang pesat dalam hal pembangunan infrastruktur. Hal ini juga terjadi di desa agar desa dapat maju dalam peningkatan kemandirian dan perekonomian. Bentuk tersendiri adalah pembangunan oleh pemerintah desa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, dan mengurangi kemiskinan. Untuk mencapai tujuan pembangunan desa tersebut, diperlukan dana desa untuk mencapai tujuan tersebut (Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2021).
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 72 Ayat 1 disebutkan bahwa dana desa termasuk dalam salah satu pendapatan desa.
Peraturan pedesaan memungkinkan otonomi pedesaan untuk mengelola pemerintahannya sendiri. Pemerintahan desa adalah lebih mandiri dalam pengelolaan dan pengelolaan negara dan sumber dayanya kekuatan yang dimiliki. Kebijakan alokasi anggaran yang besar serta tanggung jawab untuk manajemen yang akan dilakukan secara profesional, efisien, efektif dan bertanggung jawab. Dengan mempertimbangkan dana yang diterima jumlah mereka di desa cukup besar dan meningkat setiap tahun. Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan di desa yang di transfer oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat, hal ini terdapat dalam UU Nomor 6 Tahun 2014. Dana desa ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur desa, termasuk di desa bantimurung, kabupaten luwu utara. Oleh karena itu, pengeluaran dana desa ini membutuhkan kepala desa yang cerdas serta jajarannya dalam mengelola dan mengeluarkan kebijakan karena mengingat jumlah dana yang diterima desa cukup besar dan meningkat setiap tahunnya, maka peran perangkat desa adalah membantu kepala desa dalam mengelola dana desa. Dilihat dari fenomena dana desa pada saat ini, beberapa masyarakat beranggapan bahwa dana desa banyak disalahgunakan dalam penyalurannya. Hal ini juga dapat lihat di berbagai platform media yang ada seperti tv, sosial media dll.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita harus bijak mempelajari berita-berita yang benar-benar terjadi di suatu daerah. Baru-baru ini, perdebatan tentang penyelewengan dana desa telah merajalela di media sosial, memicu diskusi panas. Masyarakat mendesak aparat untuk mengusut tuntas kasus tersebut karena dana desa digunakan untuk kepentingan masyarakat desa dan kepentingan bersama untuk pembangunan desa, bukan milik pribadi.
Hal ini sejalan dengan berlakunya UU Pemerintahan Keuangan Desa Nomor 6 Tahun 2014. Undang-undang tersebut mengatur tentang kewenangan pemerintah desa untuk mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan penduduk setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-undang tersebut memberikan kesempatan kepada desa untuk memperbaiki desanya. Jika demikian, kembangkan infrastruktur untuk membantu penduduk desa berkembang dan maju.
Terdapat salah satu desa di luwu utara yaitu desa bantimurung kecamatan bone-bone kabupaten luwu utara. Desa tersebut merupakan desa yang didominasi oleh petani. Peran kepemimpinan kades di desa tidak bisa dihindari, dengan anggaran dana desa, ia dan kader desa lainnya mengalokasikan dana desa untuk membangun infrastruktur desa. Dengan adanya dana desa ini, kemungkinan pembangunan semakin besar, dalam hal ini keinginan masyarakat dapat terpenuhi. Sementara pembangunan infrastruktur di desa lain mungkin bukan tujuan atau kebutuhan utama mereka, penduduk desa bantimurung lebih mementingkan pembangunan material karena akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Contoh pengembangan material adalah penyedia air irigasi (dam, sumur pompa), saluran irigasi dan drainase serta jalan pertanian.
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara terus mendesak pembangunan infrastruktur di daerah terpencil. Salah satunya pembangunan jembatan di desa bantimurung pada Minggu, 18 September 2017. Jembatan tersebut nantinya akan menjadi akses utama menuju kawasan transmigrasi yang sangat susah di jangkau yang berada kawasan desa bantimurung. Sementara itu, bupati kabupaten luwu utara Indah Putri Indriani menegaskan agar para mitra menyelesaikan pembangunan jembatan dalam waktu yang ditentukan saatِmelihatِ langsungِ proyekِ pembangunanِjembatanِtersebut.ِ “Tidakِ adaِ
alasan penundaan pekerjaan apalagi akses pengambilan material cukup terjangkau”.ِTegasِibuِIndah.
Sementara itu Suaibu Mansour, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PUPR) Kabupaten Luwu Utara, saat mendampingi Bupati Kabupaten Luwu Utara mengungkapkan, pembangunan jembatan tersebut ditargetkan selesai
pada Desember 2019. “Kontraknyaِsudahِberlangsungِsejakِjuliِdanِberakhirِ
diِdesemberِakhirِtahunِini,”ِterangِSuaib.ِPekerjaanِinfrastrukturِtermasukِ
beberapa daerah di daerah khusus atau terpencil merupakan upaya dan kerangka pemerintah untuk pemerataan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara.
Berikut ini realisasi penggunaan realisasi dana desa untuk pembangunan infrastruktur periode tahun 2019-2021
Tabel 1.1 Realisasi Penggunaan Dana Desa Bantimurung
N
O Tahun
Realisasi Penggunaan Dana
Desa Total Dana Desa
Pembangunan Infrastruktur
1 2019 Rp. 898.929.500,00 Rp. 127.901.200.000,00 2 2020 Rp. 225.525.000,00 Rp. 143.126.085.000,00 3 2021 Rp. 105.810.000,00 Rp. 197.036.418.700,00 Sumber :Data sekunder pemerintah desa bantimurung
Berdasarkan data diatas penggunaan dana desa sangatlah besar sejak adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Dimana penggunaan dana desa ini menjadi efektif yang harus sesuai dengan dana yang diberikan pemerintah pusat kepada desa dan apa yang di rencanakan sehingga untuk pembangunan infrastruktur sangatlah berguna untuk kelangsungan hidup masyarakat dan perlu adanya dukungan dari kades serta perangkat desa. Selain itu peran masyarakat juga menjadi salah satu upaya untuk berjalannya pembangunan infrastruktur di desa tersebut.
Dari uraian latar belakang masalah diatas penulis tertarik melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Pengelolaan Dana Desa dan Perangkat Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur di Desa
bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara” yang berfokus pada pembangunan infrastruktur desa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1) Bagaimana pengaruh pengelolaan dana desa terhadap pembangunan infrastruktur di desa bantimurung kecamatan bone-bone kabupaten luwu utara?
2) Bagaimana pengaruh perangkat desa terhadap pembangunan infrastruktur di desa bantimurung kecamatan bone-bone kabupaten luwu utara?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan dana desa terhadap
pembangunan infrastruktur di desa bantimurung kecamatan bone-bone kabupaten luwu utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh perangkat desa terhadap pembangunan infrastruktur di desa bantimurung kecamatan bone-bone kabupaten luwu utara.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis :
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan menambah referensi pengetahuan khususnya pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di universitas untuk memecahkan permasalahan yang ada di organisasi, sehingga ilmu yang diperoleh tidak hanya bersifat teoritis.
b. Bagi Pemerintah/instansi
Sebagai masukan terkait pengaruh dana desa dalam pembangunan infrastruktur di tingkat desa.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen sebagai pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Penggunaan teori keagenan telah dipergunakan secara luas baik disektor privat maupun sektor publik.
Teori keagenan telah dipraktekkan pada sektor publik khususnya pemerintah pusat maupun daerah. Organisasi sektor publik bertujuan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat atas sumber daya yang digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
Pemerintah tidak dapat melakukan pengelolaan dan pengalokasian sumber daya secara sendirian, sehingga pemerintah memberikan wewenang kepada pihak lain untuk mengelola sumber daya.
Pembuatan anggaran menjadi mekanisme yang penting untuk alokasi sumber daya karena adanya keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah.
2. Dana Desa
Menurut (Irmansyah et al., 2021) Dana desa merupakan dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi yang ditransfer melalui APBD kabupaten serta kota yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, serta pembinaan masyarakat.
Adapun Peraturan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, berdasarkan ketentuan Pasal 72 Ayat 1 (b) dan Ayat 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, salah satu sumber-sumber pendapatan desa dari pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja negara, pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja negara perlu dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan kemampuan anggaran pendapatan dan belanja negara. Selain itu, Dana Desa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 adalah: Desa adalah desa dan desa adat atau selanjutnya disebut desa adalah kesatuan batas hukum yang memiliki batas wilayah dan berhak mengatur dan mengurus. urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat. Berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a. Penggunaan Dana Desa
Menurut Rimawan & Aryani, dalam Deri Firmansyah, Dwinanto Priyo Susetyo (2020), penggunaan dana desa mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah desa dan rencana kerja pemerintah desa. Menteri desa, pembangunan daerah miskin dan migrasi menetapkan prioritas penggunaan dana desa dalam waktu tiga bulan sebelum anggaran dimulai, sehingga untuk mempertegas bahwa dana desa ini adalah dana yang diberikan untuk desa guna membangun desa yang sejahtera. Semakin tinggi dana tingkat desa yang disediakan, maka semakin tinggi tingkat pembangunan tingkat desa.
Verren Elyviana Supriadi, Aris Soelstyo, (2020) Penyaluran dana desa dilihat dari jumlah penduduk, angka kemiskinan, letak wilayah, dan keadaan geografisnya. Penyaluran dana desa memiliki 3 tahapan yang mana pada tahap pertama presentase penyalurannya sebesar 20%, tahap kedua 40%, dan tahap ketiga sebesar 40%.
Anggaran dana desa setiap tahunnya meningkat, peningkatan dana desa juga memberikan perubahan dalam pembangunan infrastruktur yaituperbaikan jalan desa sepanjang 95,2 km, pembangunan jembatan sepanjang 914 ribu meter, dan saluran air bersih sebanyak 22.616 unit.
Menurut Julita & Abdullah (2020) Pasal 2 menjelaskan bahwa dana desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.
Pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa Pengalokasian Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. Pasal 7 menjelaskan lebih jauh bahwa pengelolaan dana desa dalam APBD kabupaten/kota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah, dan pengelolaan dana desa dalam APBN Desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan Keuangan desa.
b. Tujuan Dan Sasaran Dana Desa
Endang Irawan Supriyadi (2020), Program dana desa tentunya memiliki tujuan untuk memenuhi cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencapai kesejahteraan yang adil dan merata, dan hal ini yang melatarbelakangi program dana desa yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (UU No. 6 Tahun 2014, ayat 2 (b). Secara garis besar, tujuan dari skema dana desa adalah:
1. Meningkatkan pelayanan publik di desa 2. Pemberantasan Kemiskinan
3. Mengembangkan ekonomi desa
4. Mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa
5. Memperkuat badan utama pembangunan masyarakat desa.
Selain bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, program dana desa diharapkan dapat disalurkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Dana desa menargetkan pembangunan ekonomi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas umum.
c. Pertanggungjawaban dan Pelaporan Dana Desa (DD)
Julita & Abdullah (2020) Pertanggungjawaban DD terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBD Desasehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban APBN Desa.
Penyampaian laporan dilakukan melalui jalur terstruktur, yaitu dari tim pelaksana tingkat desa dan kepala desa bertemu dengan tim pendamping tingkat kecamatan secara bertahap. Namun jika ada
masalah dana saat melakukan tugas sampingan, maka akan dibebankan ke APBD kabupaten/kota di luar dana desa.
d. Pengelolaan Keuangan Dana Desa 1. Perencanaan
Menurut Purba (2020) penyusun perencanaan pembangunan desa harus sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten dan kota.
Rencana pembangunan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan kosistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Adapun Mekanisme perencanaan menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a) Penyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKP Desa dilakukan oleh Sekretaris desa setelah itu disampaikan kepada Kepala Desa.
b) Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk melalukan pembahasan lebih lanjut.
2. Pelaksanaan
Segala penerimaan dan pengeluaran desa untuk pelaksanaan kewenangan desa harus melalui rekening kas desa.
Beberapa aturan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa:
a) Pemerintah desa tidak diperbolehkan melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.
b) Bendahara berwewenang untuk menyimpan uang dalam kas desa dengan jumlah tertentu untuk memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.
3. Perangkat Desa
a. Pengertian Perangkat Desa
Perangkat desa adalah unsur staf yang membantu kepala desa dalam penyusunan Kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat desa, dan unsur pendukung tugas kepala desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Kepala desa bertanggung jawab kepada badan permusyawaratan desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada bupati perangkat desa terdiri dari sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, pelaksana teknis. Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Dengan demikian, perangkat desa bertanggung jawab kepada kepala desa. Perangkat desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama Bupati/Walikota. Menurut Arifandiphoto (2021) perangkat desa terdiri dari :
1) Sekretaris desa
2) Kepala seksi pemerintahan 3) Kepala seksi kesejahteraan 4) Kepala seksi pelayanan
5) Kepala urusan tata usaha dan umum 6) Kepala seksi urusan perencanaan 7) Kepala dusun
b. Tugas dan Fungsi Perangkat Desa
Adapun tugas dan fungsi dari perangkat desa adalah : 1) Sekretaris Desa
Tugas sekretaris desa / juru tulis : sekretaris desa bertugas membatu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
Fungsi Sekretaris Desa / Juru Tulis :
Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti: tata naskah, administrasi surat-menyurat, arsip dan ekspedisi;
a) Melaksanakan urusan umum seperti: penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum;
b) Melaksanakan urusan keuangan seperti: pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya;
c) Melaksanakan urusan perencanaan seperti; menyusun rencana APBD desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.
2) Kepala Seksi Pemerintahan
Tugas kepala seksi pemerintahan : kepala seksi pemerintahan bertugas sebagai membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Fungsi Kepala Seksi Pemerintahan
a) Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan;
b) Penyusunan rancangan regulasi desa;
c) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat desa;
d) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan administrasi kependudukan tingkat desa;
e) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan administrasi pertahanan tingkat desa;
f) Penataan dan pengelolaan wilayah
g) Pemantauan kegiatan sosial politik di desa;
h) Pendataan dan pengelolaan profil desa;
i) Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa, laporan keterangan pengelenggaraan pemerintahan dan pemberian informasi penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat;
j) Pelayanan kepada masyarakat;
k) Penyusunan laporan pelaksanaan seluruh kegiatan sesuai bidang tugasnya;
l) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala desa mengenai kebijakan tindakan yang akan diambil dibidang tugasnya;
m) Pelaksanaan fungsi lain yang akan diberikan Kepala Desa;
3) Kepala Seksi Kesejahteraan
Tugas kepala seksi kesejahteraan : kepala seksi kesejahteraan bertugas sebagai membantu kepala desa sebagaipelaksana tugas operasional.
Fungsi Kepala Seksi Kesejahteraan :
a) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan Desa, dan pemberdayaan masyarakat;
b) Penginventarisir dan pemantauan pelaksanaan peningkatan sarana dan prasaranan pembangunan Desa;
c) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda olahraga dan karang taruna;
d) Penyiapan konsep rancangan peraturan desa tentang rencana pembangunan jangka menengah desa, rencana kerja pemerintah desa serta peraturan desa lainnya sesuai bidang tugasnya;
e) Pelayanan kepada masyarakat;
f) Penyusunan laporan pelaksanaan seluruh kegiatan sesuai bidang tugasnya;
g) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala desa mengenai kebijakan tindakan yang akan diambil di bidang tugasnya; dan
h) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan kepala desa.
4) Kepala Seksi Pelayanan
Tugas kepala seksi kesejahteraan : kepala seksi kesejahteraan bertugas sebagai membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Fungsi Kepala Seksi Kesejahteraan :
a) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan peningkatan saranan dan prasaranan pembangunan desa;
b) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna;
c) Penyiapan konsep rancangan peraturan desa tentang rencanan pembangunan jangka menengah desa, rencanan kerja pemerintah desa serta peraturan desa lainnya sesuai bidang tugasnya;
d) Pelayanan kepada masyarakat
e) Penyusunan laporan pelaksanaan seluruh kegiatan sesuai bidang tugasnya;
f) Pemberiaan saran dan pertimbangan kepada kepala desa mengenai kebijakan dan tindakan yang akan diambil di bidang tugasnya; dan
g) Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan kepala desa.
5) Kepala Urusan Tata Usaha
Tugas kepala urusan tata usaha dan umum : kepala urusan umum bertugas membantu sekretaris desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Fungsi Kepala Urusan TU dan Umum :
a) Administrasi surat menyurat;
b) Arsip;
c) Ekspedisi;
d) Penataan administrasi perangkat desa;
e) Penyediaan prasaranan perangkat desa dan kantor;
f) Penyiapan rapat;
g) Pengadministrasian aset h) Inventarisasi;
i) Perjalanan dinas;
j) Pelayanan umum; dan
k) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Sekretaris Desa atau Kepala Desa.
6) Kepala Urusan Perencanaan
Tugas kepala urusan perencanaan : kepala urusan perencanaan bertugas membantu sekretaris desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Fungsi Kepala Urusan Perencanaan : a) Menyusun rencana APBDesa;
b) Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan;
c) Melakukan monitoring dan evaluasi program;
d) Penyusuan laporan; dan
e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan sekretaris desa atau kepala desa.
7) Kepala Urusan Keuangan
Tugas kepala urusan keuangan : kepala urusan keuangan bertugas membantu sekretaris desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Fungsi Kepala Urusan Keuangan : a) Pengurusan administrasi keuangan;
b) Administrasi sumber-sumber pendapatan dan penguluaran;
c) Verifikasi administrasi keuangan, administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, bpd, dan lembaga pemerintahan desa lainnya; serta
d) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan sekretaris desa atau kepala desa.
8) Kepala Dusun
Tugas kepala dusun : kadus berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya.kadus mempunyai tugas menjalankan kegiatan kepala desa dalam kepemimpinan kepala desa di wilayahnya.
Fungsi Kepala Dusun :
a) Pembinaan ketrentaman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah kerjanya;
b) Penyusunan perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerjanya;
c) Pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam mejaga lingkungan;
d) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan;
e) Pelayanan kepada masyarakat;
f) Pelaporan pelaksanaan tugas di wilayah kerjanya kepada kepala desa;
g) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala desa mengenai kebijkan dan tindakan yang akan diambil di bidang tugasnya; dan
h) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Desa.
Menurut Rizki Yudha Bramantyo, Fitri Windradi, Suwarno, (2020) desa dipimpin oleh seorang kepala desa atau lebih dikenal dengan lurah. Lurah dan jajarannya dikenal sebagai perangkat desa, termasuk kepala urusan atau yang biasa disebut Kaur. Secara administratif, komite desa dan lembaga tingkat desa bertanggung jawab untuk mengelola administrasi tingkat desa.
4. Pembangunan Infrastruktur Desa a) Pembangunan desa
Menurut Kamaruddin, Novi Kadewi Sumbawati, (2022) pembangunan desa merupakan bagian dari pembangunan nasional dan pembangunan desa ini memiliki arti dan peranan yang penting dalam mencapai tujuan nasional, karena desa beserta masyarakatnya merupakan basis dan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Pada dasarnya, proses pembangunan desa merupakan mekanisme dari keinginan masyarakat yang dipadukan dengan
masyarakat. Perpaduan tersebut akan menentukan keberhasilan pembangunan.
b) Pembangunan Infrastruktur
Menurut Verren Elyviana Supriadi, Aris Soelstyo, (2020) pembangunan infrastruktur desa yang baik akan menjadikan perekonomian daerah meningkat dikarenakan fasilitas yang memadai mempermudah akses pendistribusian barang maupun jasa.
Pembangunan infrastruktur desa merupakan pembangunan yang dilakukan untuk mengembangkan desa sesuai dengan tujuan program dana desa. Dana desa yang setiap tahun dikeluarkan oleh pemerintah sebesar 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tujuan mewujudkan nawa cita ketiga Presiden Joko Widodo yaituِ “Membangunِ Indonesiaِ dariِ Pinggiranِ denganِ Memperkuatِ
DaerahِdanِDesaِNegaraِIndonesia”.ِSelainِdana desa, belanja modal juga digunakan untuk pembelian aset tetap seperti tanah, bangunan, dan gedung yang mana hal ini juga sebagai faktor pendukung pembangunan infrastruktur di desa.
c) Tujuan Pembangunan
Menurut Hariyanto (2021) Pada dasarnya pembangunan memiliki tujuan agar terciptanya kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik serta menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, sebagaimana Tujuan Pembangunan Desa (Ps 78 UU Desa), yakni untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa, dan Penanggulangan Kemiskinan.
5. Desa
Menurut Irmansyah et al., (2021) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang berstruktur asli berdasarkan hak asal usul khusus.
Prinsip dasar pemerintahan desa adalah keberagaman, partisipasi, otonomi, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat, otonomi, demokritis dan pemberdayaan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa adalah desa dan desa adat atau nama lain, yang selanjutnya disebut desa adalah satuan batas yang sah dengan batas wilayah dan mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, berdasarkan sistem pemerintahan prakarsa masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila dibandingkan dengan kelurahan, dapat dijelaskan bahwa desa tidak berafiliasi dengan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah, sedangkan kelurahan secara struktural merupakan bagian dari badan daerah kabupaten/kota. Berbeda dengan kelurahan, desa berhak mengatur wilayahnya secara lebih luas dan bebas, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati oleh masyarakat setempat. Pasal 71 ayat 1 dan 2 mengatakan :
a. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban di desa yangdapat diukur dengan mata uang, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dan kewajiban desa yang berupa mata uang dan barang.
b. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan keuangan desa.
B. Tinjauan Empiris/Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N
o
Nama Peneliti dan Tahun
Penelitian
Judul
Penelitian Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian 1 Purba, (2020) Pengaruh
Pemahaman dan Peran Perangkat Desa Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
a. Variabel Independe n :
Pemahama n dan peran perangkat desa (X) b. Variabel
Dependen : Akuntansibi litas
pengelolaa n dana desa (Y)
Analisis Regresi Linier Sederha na
Berdasarkan pada penelitian
tersebut, maka hasil penelitiannya secara parsial Pemahaman perangkat desa tidak berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas pengelolaan dana desa, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novindra Dwi Setiana dan Nur Laila Yuliani dalam penelitian Pengaruh
Pemahanan dan Peran Perangkat Desa Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Desa se-
Kecamatan Mungkid Kabupaten
Magelang (2017) yang menyatakan bahwa
pemahaman perangkat desa tidak berpengaruh terhadap
akuntabilitas pengelolaan dana desa.
2. Kamaruddin, Novi Kadewi Sumbawati, (2022)
Pengaruh Penggunaan Dana Desa Terhadap Pembanguna n Infrastruktur Perdesaan : Studi di Desa Ngeru
Kecamatan Moyo Hilir
a. Variabel independen :
Penggunaa n dana desa (X) b. Variabel
dependen:
Pembangun an
Infrastruktur (Y)
Analisis Regresi linear sederhan a
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai Pengaruh penggunaan Dana Desa terhadap pembangunan Infrastruktur
perdesaan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir, bahwa
dana desa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembangunan infrastruktur
perdesaan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir. Semakin besar pengunaan dana desa, maka pembangunan infrastruktur
perdesaan di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir akan semakin meningkat.
3. Ngera et al., (2021)
Pengaruh Alokasi Dana Desa
Terhadap Pembanguna
n Desa
Tahun 2018- 2020 di Desa Fatamari Kecamatan Lio Timur Kabupaten Ende
a. Variabel independen : Alokasi dana desa (X)
b. Variabel dependen : Pembangun an desa (Y1)
Regresi linear sederhan a dan pengujia n
simultan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh yaitu pelaksanaan
Pembangunan Desa di Desa Fatamari dalam pemanfaatan dan satelah di katakan efektif. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kegiatan Pembangunan Desa yang telah di realisasi dengan rencana
Pembangunan Desa yang telah di tetapkan Pemerintah
Desa melalui musrembang. Dari kegiatan
Pembangunan Desa yang direncanakan sebelumnya telah terealisasi meskipun terdapat kendala- kendala dalam pelaksanaannya namun kegiatan- kegiatan
Pembangunan Desa direalisasi dengan baik.
4. Sakiran (2022) Pengaruh Dana Desa Terhadap Pembanguna n
Perkenomian Desa Studi Desa
Sudirman Kabupaten Maros
a. Variabel independen : Dana desa (X1)
b. Variabel dependen :Pembangu nan
Perekonomi an Desa (Y)
Analisis regresi Sederha na
Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dana desa terhadap
pembangunan
infrastruktur desa berpengaruh positif terhadap
pemberdayaan masyarakat desa.
Pengaruh dana desa pada pembangunan infastruktur sebagai penunjang jalannya
ekonomi dan
pengaruh dana desa pada pemberdayaan berupa peningkatan UKM, pengelolaan bank sampah dan pelatihan usaha ekonomi sebagai penunjang
kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan desa berpengaruh
terhadap pemberdayaan masyarakat desa di desa Sudirman, hal
ini tebukti semakin berjalannya roda- roda pemerintahan
desa dan
masyarakat
merasakan adanya perbaikan
infrastruktur, sarana kesehatan dan pendidikan, sosial dan kebudayaan,
terbuka dan
meningkatnya akses
usaha bagi
masyarakat melalui
UMKM, dan
meningkatnya
kesadaran mengenai pelestarian
lingkungan hidup sehingga
masyarakat bisa semakin mandiri dengan
memafaatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, dan pengetahuannya yang ditambah dengan adanya kesadaran betapa pentingnya untuk maju di daerah sendiri.
5. Arifin, Dede Jajang
Suyaman, (2020)
Pengaruh Kepempinan Kepala Desa dan sumber Daya
Perangkat Desa Terhadap Parsipasi Masyarakat Dalam
a. Variabel independen :
Kepempina n kepala desa (X1) dan sumber daya
perangkat desa (X2)
Analisis regresi bergand a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa kepemimpinan
kepala desa
berpengaruh
terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Pembanguna
n di
Kabupaten sumedang
b. Variabel dependen : Partisipasi masyarakat dalam pembangun an(Y)
sebesar 0,751 atau 75,1%, dan Sumber Daya Perangkat Desa berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan sebesar 0,792 atau 79,2%.
6. Supriadi et al., (2020)
Analisis Pengaruh Dana Desa Terhadap Pembanguna n Infrastruktur di Kecamatan di Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar
a. Variabel independen : Dana desa (X) b. Variabel
dependen : Pembangu nan
Infrastruktu r (Y)
Analisis regresi data
Hasil dalam
penelitian ini menyatakan bahwa variabel Dana Desa signifikan dan bersifat positif terhadap
Pembangunan Infrastruktur,
sedangkan Belanja Modal signifikan dan bersifat positif terhadap
Pembangunan Infrastruktur, dan Jumlah Penduduk tidak signifikan dan bersifat negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan variabel Dana Desa akan meningkatkan
pembangunan infrastruktur, setiap kenaikan Belanja
Modal akan
meningkatkan Pembangunan Infrastruktur,
sedangkan setiap penurunan Jumlah Penduduk akan meningkatkan
Pembangunan
Infrastruktur di Kecamatan Nglegok tahun 2015-2019.
7. Deri
Firmansyah, Dwinanto Priyo Susetyo (2020)
Dampak Dana Desa Terhadap Pembanguna n Desa Dan Pemberdaya an
Masyarakat Desa Pada Desa Cibitung Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi
Variabel independen : dana desa (X) Variabel dependen : Pembangunan Desa (Y1) dan Pemberdayaa n Masyarakat (Y2)
Analisis regresi linear sederhan a
Hasil penelitian menghasilkan bahwa :
Dana desa memiliki dampak yang memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap pembangungan desa Pada Desa Cibitung Kecamatan Sagaranten
Kabupaten
Sukabumi. Prinsip transafaransi, akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin
anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pembangungan desa.
Dana desa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat desa.
Hal tersbut dapat dilihat dari
peningkatan kualitas hidup masyaraka.
Pembangunan desa memiliki pengaruh terhadap positif dan signifikan
pemberdayaan masyarakat desa.
Peningkatan kualitas hidup yang meliputi infranstruktur, kesehatan,
pendidikan sosial, kebudayaan, usaha masyarakat,
pelestarian lingkungan hidup memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pemberdayaan masyarakat yang dapat dilihat dari kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
8. Dewi, Filda Gean Rosiana, (2020)
Pegaruh Akuntabilitas Alokasi Dana Desa,
Transparansi , Kebijakan Desa,
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembanguna
a. Variabel independen :
Akuntabilita s ADD (X1), Transparan si (X2), Kebijakan Desa (X3) b. Variabel
dependen : pembangun an (Y)
Analisis regresi bergand a
Berdasarkan
hasil pengujian yang menggunakan regresi
linierberganda sebagai alat untuk pengujian
hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas pengelolaanaloka si dana desa (ADD) tidak berpengaruh terhadap pembangunan desa.
Pengelolaankeua ngan alokasi dana desa pada desa Dahanrejo
digunakan untuk penghasilan
tetapkepala desa, perangkat desa
dan untuk
operasional pemerintah desa.
Sedangkan untukbiaya pembangunan desa berasal dari dana desa (DD), karena dalam PERMENDES danadesa tidak boleh digunakan selain dibidang pembangunan
desa dan
pemberdayaan.
9. Aurelius
Etvanderِ Ga’a,ِ
Khojanah Hasan, (2021)
Pengaruh Transparansi , Peran Perangkat Desa Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Di Desa Sumbermanji ng, Desa Druju, Desa Harjokuncara n,
Kecamatan Sumbermanji ng Wetan, Kabupaten Malang)
a. Variabel independe n : Peran Perangkat Desa (X1) dan
Pertisipasi Masyarakat (X2)
b. Variabel dependen : Pengelolaa n Dana Desa (Y)
Analisis regresi linier bergand a
Hasil penelitian ini memiliki
keterbatasan dan diharapkan dapat memberi gambaran dalam melakukan penelitian
selanjutnya yaitu:
penelitian ini hanya berfokus pada Perangkat Desa dan Tokoh Masyarakat di Desa Druju, Desa Sumbermanjing, dan Desa Harjokuncaran Kecamatan
Sumbermanjing Wetan. Kedua, penelitian ini dilakukan dengan alat bantu berupa kuesioner, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui instrumen kuesioner tersebut.
Ketiga, peneliti hanya mengambil tempat penelitian sebanyak tiga desa dengan jumlah
sampel yang
berbeda di masing- masing desa yaitu di
Desa Druju
sebanyak 10
responden, di Desa Sumbermanjing
sebanyak 15
responden, di Desa Harjokuncaran
sebanyak 10
responden, hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
1 0.
Aprianna Marselina, Yunlita Londa, (2021)
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam
Menunjang Pembanguna n Pedesaan Pada Desa Nanganesa
a. Variabel independe n : Alokasi dana desa (X)
b. Variabel dependen : Pembangu nan pedesaan
Analisis regresi linear sederhan a
Berdasarkan hasil penelitian bahwa : 1. Tahap
perencanaan sudah
melaksanakan prinsip
transparansi, responsif dan partisipatif untuk mencerminkan prinsip akuntabel tercermin di dalam
musrenbangdes 2. Tahap
pelaksanaan dalam
pengelolaan dana ADD di Desa Manulondo dan Nanganesa kurang
mencerminkan
prinsip akuntabilitas yang telah dibangun, dan kurangnya
partisipasi dari masyarakat dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan pedesaan.
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2022
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir ini akan mengarahkan proses penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin di capai dan menjadi jalur pemikiran penelitian Pengaruh Pengelolaan Dana Desa dan Perangkat Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur Di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara.Dana desa adalah dana yang diterima dari APBN untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan serta melakukan pembangunan dan pengembangan masyarakat. Oleh karena itu, sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat maka dari itu dibuatkannya kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2022 Pengelolaan Dana
Desa (X1)
Perangkat Desa (X2)
Pembangunan Infrastruktur (Y)
Sesuai dengan bagan kerangka diatas, dapat dijelaskan bahwa dana desa dibiayai berasal dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditugaskan pada desa serta diberikan ke desa dan di transfer melalui anggaran APBD Kabupaten/Kota untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan serta pengembangan dana dan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan penyaluran dari dana desa adalah dana dari kompensasi yang diterima kabupaten/kota dalam APBD setelah dikurangi Dana Tujuan Khusus (DAK).
D. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan teoritis atau sementara pada penelitian.
Hipotesis adalah artinya hasil akhir dari proses berfikir deduktif (logika deduktif). Logika deduktif ialah menganut premis isu yang bersumber dari pernyataan yang telah teruji kebenarannya, maka hipotesis yang dirumuskan akan memiliki derajat kebenaran yang tak jauh berbeda dengan premis.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Pengaruh Pengelolaan Dana Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa
Dana desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa, pengelolaannya dilakukan dalam kerangka pengelolaan keuangan desa.
Keuangan desa harus berdasarkan asas-asas yaitu transparan, dan Akuntabel. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Verren Elyviana Supriadi, ArisSoelstyo, (2020) variabel dana desa signifikan dan bersifat positif terhadap Pembangunan Infrastruktur. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan variabel dana desa akan meningkatkan Pembangunan
Infrastruktur, setiap kenaikan belanja modal akan meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Dari pemaparan di atas, maka rumusan hipotesis adalah :
H1 : Pengelolaan dana desa berpengaruh positif terhadap pembangunan infrastrukturdesa
2. Pengaruh Perangkat Desa Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, otonomi daerah secara tegas memberikan kewenangan kepada kabupaten dan desa dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Karena desa memiliki kewenangan untuk mengurus desa, terutama dalam hal memberikan pelayanan, peningkatan peran serta masyarakat dan keswadayaan, prakarsa, inovasi dan pemberdayaan masyarakat desa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arifin, Dede Jajang Suyaman, (2019) bahwa kepemimpinan kepala desa berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan sumber daya perangkat desa berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dari pemaparan di atas, maka rumusan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Perangkat desa berpengaruh positif terhadap pembangunan infrastruktur desa
34 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara dan bagaimana peran perangkat desa terhadap pembangunan infrastrukur Desa Bantimurung.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara.
Waktu penelitian menunjukkan dengan kurun waktu selama 2 bulan lamanya dari bulan April – Mei 2022.
C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan subjek.
Dalam penelitian ini data subjek yang digunakan adalah penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden yakni koesioner dari masyarakat dan pemerintahan desa.
2. Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau langsung dari subjek penelitian. Data ini diperoleh secara langsung dengan cara penyebaran koesioner kepada pemerintahan
desa dan masyarakat Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dokumentasi yang sudah tersedia sebagai penunjang data primer.Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data sekunder berupa dokumentasi, dari buku-buku literatur serta data-data penerimaan dan pengeluraan Dana Desa di Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone agar menjadi relevan dalam penelitian.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah pemerintah desa yang terdiri kepala desa dan perangkat desa serta masyarakat Desa Bantimurung Kecamatan Bone-Bone sejumlah 1.551 orang.
2. Sampel
Menurut Handayani (2020) teknik pengambilan sampel atau biasa disebut dengan sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang diteliti untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari subjek yang dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari elemen populasi. Oleh sebab itu, sampel yang digunakan harus representatif atau mewakili.
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, ada beberapa macam cara yang dikemukakan para ahli, antara lain seperti yang dijelaskan sebagai berikut, Adapun rumus ukuran sampel menurut pendapat Slovin sebagai berikut: (Triyono, 2018)
N 𝑛 =
1 + Ne2
Dimana :
n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Untuk sampel yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
N 𝑛 =
1 + Ne2 1.551 𝑛=
1 + 1.551 (10%)2
1.551 𝑛 =
1 + 1.551 (0,1)2
1.551 𝑛 =
1 + 15,51 1.551 𝑛 =
16,51 𝑛= 94
Jadi, Sampel yang peneliti ambil pada penelitian ini adalah sebanyak 94 Orang.
E. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari individu atau perseorangan yaitu koesioner. Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Jawaban responden berupa pilihan dari lima alternatif yang mengacu pada skala likert. Dikemukakan oleh Sugiyono (2014:93) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala likert dengan tiap posisi mempunyai bobot sebagai berikut: (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui hasil pengelolahan pihak kedua dari penelitian lapangannya. Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen- dokumen atau berkas desa yang terkait dengan penelitian yang dilakukan berupa data kuantitatif yaitu laporan keuangan dana desa dari tahun 2019- 2021.
F. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini terdiri dari variabel dependen (pembangunan infrastruktur) dan variabel independen (dana desa dan perangkat desa). Sedangkan untuk definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
. Variabel dependen atau bisa disebut variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan adanya variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembangunan Infrastruktur. Infrastruktur dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana.
Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud dari public capital yang dibentuk dari investasi yang dilakukan oleh pemerintah Pembangunan infrastruktur desa merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat desa. pembangunan infrastruktur desa menjadi hal yang penting karena dengan keberhasilannya akan berdampak langsung pada keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi negara. Desa sebagai struktur terkecil dalam pemerintahan merupakan wilayah yang sangat strategis dalam rangka membangun perekonomian negeri yang kuat.
Keberhasilan pembangunan infrastruktur desa dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:
Tabel 3.1 Indikator Pengukur Pembangunan Infrastruktur
Variabel Indikator
Pembangunan Infrastruktur
1. Penyelenggaraan jalan 2. Pengaturan jalan 3. Pembinaan jalan 4. Pembangunan jalan 5. Pengawasan jalan Sumber : Undang-Undang No. 38 Tahun 2004
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini variabel independen memiliki 2 variabel, antara lain : a. Dana Desa
Dana Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota paling sedikit 10% dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.
Tabel 3.2 Indikator Pengukur Dana Desa
Variabel Indikator
Dana Desa 1. Realisasi dan Perencanaan 2. Pelaksanaan
3. Penatausahaan 4. Pelaporan
5. Pertanggungjawaban Sumber : Sujarweni, 2015
b. Perangkat Desa
Perangkat desa sendiri merupakan unsur penyelenggara pemeritahan desa yang bertugas membantu kepala desa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).Perangkat desa sendiri merupakan unsur penyelenggara pemeritahan desa yang bertugas membantu kepala desa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).
Tabel 3.3 Indikator Pengukur Perangkat Desa
Variabel Indikator
Perangkat Desa 1. Keterlibatan dalam proses perencanaan penggunaan dana desa.
2. Keterlibatan dalam proses pelaksanaan penggunaan anggaran.
3. Keikutsertaan dalam pengelolaan dana desa.
4. Memiliki peran dalam terkait raker Sumber : Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
G. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini merupakan bagian dari proses pengujuan data penelitian setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data. Metode analisis data dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif Statistic
Analisis ini digunakan untuk menganalisis suatu data dengan menggambarkan suatu data yang sudah lengkap dengan tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Uji statistik ini deskriptif
ini mencakup nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari data penelitian.
2. Uji Kualitas Data a. Uji validitas
Uji validitas dimaksud untuk mengetahui seberapa cermat suatu test atau pengujian melakukan fungsi ukurannya. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur atau dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Untuk menguji kevalidan suatu data maka dilakukan uji validitas terhadap butir-butir kuesioner.
Tinggi rendah validitas suatu angket atau kuesioner dihitung dengan menggunakan metode Pearson‟s Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada tabel ini nilai r dengan taraf signifikasi 5% dan jumlah sampel yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.
Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan tidak valid. Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk menghitung reabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Croanbach Alpha. Instrument untuk mengukur masingmasing variabel dikatakan reliable jika memiliki Croanbach Alph lebih besar dari 0,60.
b. Uji Rehabilitas
Uji rehabilitas dipergunakan untuk mengukur reliabel tidaknya suatu kuesioner. Rehabilitas merupakan konsistensi atas jawaban yang diberikan responden terkait pernyataan yang disediakan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 25. Sebuah kuesioner dinyatakan reliabel apabila hasil uji reliabilitasِ denganِ penggunaanِ Cronbachِ Alphaِ (α)ِ memilikiِ nilaiِ ˃ِ
0,70 (Ghozali, 2018).
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengelolaan keuangan dana desa, perangkat desa dan pembangunan infrastruktur desa mempunyai distribusi normal atau tidak. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik Dasar Pengambilan Keputusan, yaitu: (a) Jika data menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis dan mengikuti arah garis diagonal, menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (b) Jika titik-titik data yang menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas pada model penelitian menghasilkan nilai tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel independen. Apabila nilai tolerance variabel independen kurang dari 0,1 dan VIF lebih dari