• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA PADA TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA PADA TAHUN 2018"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA PADA TAHUN 2018

(Studi Kasus: Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi)

SKRIPSI

Ulina Fransiska Manurung 150906033

Dosen Pembimbing: T. Irmayani, S.Sos, M.Si

DEPARTMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

Universitas Sumatera Utara

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

ULINA FRANSISKA MANURUNG (150906033)

EFEKTIVITAS PENGELELOLAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA PADA TAHUN 2018 (STUDI KASUS: DESA MARIAH PADANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KOTA TEBING TINGGI)

Rincian isi Skripsi: 116 halaman, 51 tabel, 1 peta, 25 buku, 5 artikel 3 jurnal, 1 skripsi, 3 situs internet, serta 6 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1995-2016)

ABSTRAK

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat untuk memberikan dana Desa kepada pemerintah desa bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga perlu dipastikan apakah dana desa dikelola dengan efektif atau tidak efektif.

Untuk memastikannya maka peneliti merasa perlu mengkajinya. Penelitian dilakukan di Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi dengan jumlah responden 66 orang dan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan teknik penyebaran kuisioner diperlukan untuk mendapatkan gambaran efektivitas penggelolaan dana desa dalam pembangunan desa pada tahun 2018 dan wawancara diperlukan untuk memperkuat hasil kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan analisis kuantitatif dengan skala likert. Hasil analisis data menunjukkan bahw Pengelelolaan Dana Desa Dalam Pembangunan Desa Pada Tahun 2018 (Studi Kasus: Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi) adalah tidak efektif.

Kata Kunci : Efektivitas, Penggelolaan Dana Desa, Pembangunan Desa

Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE

ULINA FRANSISKA MANURUNG (150906033)

EFFECTIVENESS OF VILLAGE FUND MANAGEMENT IN VILLAGE DEVELOPMENT IN 2018 (CASE STUDY: MARIAH PADANG VILLAGE SERDANG BEDAGAI DISTRICT, TEBING TINGGI CITY)

Thesis content details:116 pages, 51 tables, 1 map, 25 books, 5 articles 3 journals, 1 thesis, 3 internet sites, and 6 interviews. (Range of books from 1995-2016)

ABSTRACT

The policy taken by the central government to provide village funds to the village government aims to improve the quality of life of the community so it needs to be ascertained whether village funds are managed effectively or ineffectively. To be sure, the researchers felt the need to study it. The research was conducted in Mariah Padang Village, Serdang Bedagai District, Tebing Tinggi City with 66 respondents and conducted with a quantitative approach, using questionnaire distribution techniques needed to get an idea of the effectiveness of village fund management in village development in 2018 and interviews were needed to strengthen the results of the questionnaire. Data is presented in tabular form and quantitative analysis with Likert scale. The results of data analysis show that the of Village Fund Management in Village Development in 2018 (Case Study: Mariah Padang Village Serdang Bedagai District Tebing Tinggi City) is ineffective.

Keywords: Effectiveness, Village Fund Management, Village Development

Universitas Sumatera Utara

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dilaksanakan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji :

Nama :

NIP :

Penguji Utama :

Nama :

NIP :

Penguji Tamu :

Nama :

NIP :

Universitas Sumatera Utara

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujuin untuk dipertahankan dan di perbanyak oleh:

Nama : Ulina Fransiska Manurung

NIM : 150906033

Departemen : Ilmu Politik

Judul : Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Dalam Pembangunan Desa Pada Tahun 2018 (Studi Kasus: Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi)

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing

(Warjio Ph.D) (T. Irmayani, S.Sos, M.Si)

NIP. 197408062006041003 NIP. 1196806301994032001 Mengetahui:

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(Dr. Muriyanto Amin, M.Si) NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara

(6)

Karya ini dipersembahkan untuk Ayahanda Tercinta dan Alm. Ibunda Tercinta

Universitas Sumatera Utara

(7)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Desa Dalam Pembangunan Desa Pada Tahun 2018 (Studi Kasus: Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi). Skripsi ini membahas tentang kebijakan pemerintah memberikan bantuan langsung berupa Dana Desa kepada pemerintah desa menjadi wujud nyata pemerintah dalam upaya mengembangkan desa dengan mendukung perbaikan infrastruktur fisik maupun non fisik desa. Dengan adanya dukungan ini diharapkan adanya peningkatan taraf hidup dalam masyarakat desa, apakah dana desa efektif dalam pembangunan desa.

Pada akhirnya penelitian ini menemukan bahwa dana desa yang diberikan pemerintah desa tidak efektif dikelola dalam pembangunan desa di desa Mariah Padang baik dari segi infrastruktur fisik maupun non fisik desa. Peneliti sangat berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini sehingga lebih bermanfaat bag penelitian selanjutnya.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus Juruselamatku yang hidup, Segala Hormat dan Kemuliaan BagiNya, Allah yang setia yang telah memimpin dan menolong peneliti dalam menyelesaikan studi ini. Biarlah kemuliaan hanya bagiNya dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada ayahanda peneliti Piter Manurung yang telah luar bisa mendoakan dan

Universitas Sumatera Utara

(8)

mendukung peneliti dan bahkan skripsi ini saya persembahkan untuk Ibunda tercinta Alm.Saidah Marbun. Terimakasih juga kepada Abang saya (Peri Jupensius Manurung dan Answeri Manurung) dan juga Adik saya (Natalia Sipa Ade Rahayu Manurung) yang telah memberikan dukungannya kepada saya. Dan selalu ada buat saya terlebih dalam proses pengerjaan skripsi ini. Tak lupa juga peneliti ucapakan terimakasih kepada Tulang saya (Hamidtas Marbun), Nantulang saya (Armania Harianja), kakak terkasih dan suami (dr. Eva Duamas Marbun & Tumpal Hutapea) terimakasih untuk dukungan baik moral maupun morilnya dan terimakasih untuk kasih sayangnya hingga sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Warjio Ph.D sebagai Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu T. Irmayani, S.Sos, M.Si sebagai Dosen Pembimbing saya, saya mengucapkan banyak terimakasih untuk kesabaran, kebaikan dan waktu yang diluangkan untuk membimbing skripsi saya dari awal hingga selesainya skripsi ini. Semoga Ibu selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa, sehat selalu dan dimurahkan rezekinya.

3. Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Terimakasih kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa Mariah Padang yang telah banyak membantu dan juga kepada masyarakat Desa Mariah Padang

Universitas Sumatera Utara

(9)

responden yang telah meluangkan waktu untuk membantu guna menyelesaikan skripsi ini.

5. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Politik 2015 yang telah banyak mendukung saya.

6. Terimakasih kepada Kelompok Tumbuh Bersama Salvato Dalla Grazia (Kak Abriani Siahaan dan Nova Frisca Manurung) yang sudah mendukung dan membantu didalam doa.

7. Terimakasih kepada adik-adik kelompok Figlia di Gesu (Lely Liyanti, Intan Roulina Saragih dan Sonia Sinuraya) dan Army Of Christ (Olyvia Sipayung, Nopri Simanjuntak, Mirna Tarigan dan Angela Sinaga) yang selalu bertanya kondisi skripsi, menyemangati dan membantu didalam doa.

8. Terimakasih kepada Sangaltup Squad yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, kalian memang terdabest for ever.

9. Terimakasih kepada seluruh keluarga Marbun yang sudah membantu dan mendukung proses penyelesaian skrispi ini baik dari moral maupun moril.

10. Terimakasih kepada seluruh keluarga Manurung yang selalu bertanya kondisi skripsi, menyemangati dan mendukung proses penyelesaian skripsi ini.

11. Untuk semua abang, kakak, teman, dan adik-adik sekalian yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terimakasih banyak.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, yang tak dapat saya sebutkan semuanya. Dan

Universitas Sumatera Utara

(10)

saya pun berharap skripsi ini dapat menambah ilmu serta pengetahuan bagi setiap pembaca.

Medan, Oktober 2019

(Ulina Fransiska Manurung)

Universitas Sumatera Utara

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak ……… i

Abstract ……….. ii

Halaman Pengesahan ……….. iii

Halaman Persetujuan ……….. iv

Lembar Persembahan ………. v

Kata Pengantar ……… vi

Daftar Isi ………. vii

Daftar Tabel ……… viii

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 7

1.3 Batasan Masalah ………. 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 8

1.5 Manfaat penelitian ……….. 9

1.6 Kerangka Teori ………... 9

1.6.1 Desa ……… 10

1.6.2 Pembangunan Desa ……… 15

1.6.2.1 Tujuan Pembangunan Desa ……… 17

1.6.3 Dana Desa ………. 18 1.6.3.1 Tujuan dan Sasaran Pengalokasian

Universitas Sumatera Utara

(12)

Dana Desa ……….. 20

1.6.4 Efektivitas………... 22

1.7 Definisi Konsep ……….. 27

1.8 Definisi Operasional ……….. 29

1.9 Metode Penelitian ……… 32

1.9.1 Jenis Penelitian ……….. 32

1.9.2 Pendekatan Penelitian ……… 33

1.9.3 Lokasi Penelitian ……… 34

1.9.4 Populasi dan Sampel ……….. 34

1.9.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 37

1.9.6 Teknik Pengolahan Data ……… 38

1.9.7 Analisis Data ………. 39

1.9.8 Sistematika Penulisan ………. 41

BAB II Gambaran Umum Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi 2.1 Sejarah Desa Mariah Padang ………. 43

2.2 Letak dan Luas Desa ………. 44

2.3 Peruntukan dan Manfaat Lahan………. 44

2.4 Status Kepemilikan Lahan………. 46

2.5 Kondisi Geografis ………..……… 48

2.6 Gambaran Umum Demografis …...……… 49

2.7 Kondisi Ekonomi ……….. 50

BAB III Analisis Data 3.1 Anggaran Dana Desa ……… 52

3.2 Prioritas Desa ……… 53

Universitas Sumatera Utara

(13)

3.3 Penyajian Data ………. 55

3.3.1 Pemahaman Tentang Dana Desa ………. 55

3.3.2 Skala Prioritas ………. 63

3.3.3 Sesuai Manfaat ……… 71

3.3.4 Pembangunan Desa ………. 84

BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan ………. 111

4.2 Saran ……….. 112

Daftar Pustaka ……….. 113 Daftar Lampiran

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2 Pedoman wawancara Lampiran 3 Wawancara

Lampiran 4 Dokumentasi wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi kondisi desa Mariah Padang Lampiran 6 Realisasi Anggaran Dana Desa pada Tahun 2018 Lampiran 7 Peta desa Mariah Padang

Universitas Sumatera Utara

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Variabel bebas Efektivitas Pengelolaan alokasi

dana desa…… ……….. 29

Tabel 1.2 Variabel terikat pembangunan desa ……… 30

Tabel 1.3 Jumlah Responden ……….. 35

Tabel 1.4 Daftar Nama Responden ………. 35

Tabel 1.5 Besaran interval efektivitas pengelolaan dana desa di desa Mariah Padang ………. 42

Tabel 2.1 Pemanfaatan Lahan di Desa Mariah Padang ……… 45

Tabel 2.2 Suhu rata-rata di Desa Mariah Padang ………..….. 46

Tabel 2.3 Unsur Iklim di Desa Mariah Padang ………..……. 48

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk ………. 49

Tabel 2.5 Komposisi Penduduk Menurut Suku ………. 49

Tabel 2.6 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk ……… 50

Tabel 2.7 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk………. 50

Tabel 2.8 Komposisi Penduduk Menurut Pemeluk Agama ……… 50

Tabel 3.1 Rincian Dana Desa tahun 2018 …..……….. 52

Tabel 3.2 Informasi dana desa di desa Mariah Padang ………….. 55

Tabel 3.3 Anggaran dana desa yang diberikan untuk pembangunan dianggap cukup ……… 56

Tabel 3.4 Keikutsertaan masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa ………. 58 Tabel 3.5 Sumber informasi perencanaan dan penggunaan

Universitas Sumatera Utara

(15)

dana desa ……….. 59 Tabel3.6 Pembangunan desa terbantu dengan adanya

dana desa ……... ……. 60 Tabel 3.7 Keterlibatan masyarakat dalam penyususn Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ………. 63 Tabel3.8 Keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan

rencana pembangunan jangka menengah desa …….……. 64 Tabel 3.9 Informasi rincian Anggaran pendapatan dan belanja desa

(APBDes) dari pemerintah desa ……… 65 Tabel 3.10 Penetapan prioritas penggunaan dana desa ..……… 67 Tabel 3.11 Penyusunan APBDes berdasarkan potensi desa ………... 68 Tabel 3.12 APBDes Meningkatkan Kualitas Aspek Kehidupan

Masyarakat ……….. 71

Tabel 3.13 Penggunaan Dana Desa Meningkatkan Sarana

Dan Prasarana Desa Secara Nyata ………... 72 Tabel 3.14 Pembangunan sarana dan prasarana desa sesuai

kebutuhan masyarakat desa ………. 73 Tabel 3.15 Realisasi anggaran dana desa sesuai dengan perencanaan

dana desa yang telah disusun bersam……… 75 Tabel 3.16 Informasi terkait rencana dan realisasi penggunaan

dana desa secara terbuka ……….. 76 Tabel 3.17 Informasi laporan keuangan desa dalam musyawarah

desa penyusunan dan penetapan anggaran ……….. 77 Tabel 3.18 Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes)

dilakukan secara terbuka atau transparan kepada

masyarakat ……….. 78

Tabel 3.19 Penggunaan dana desa sesuai prioritas kebutuhan

Masyarakat……….……….. 80

Tabel 3.20 Pemenuhan sarana dan prasarana desa telah sesuai

Universitas Sumatera Utara

(16)

dengan prioritas kebutuhan masyarakat des……….. 81 Tabel 3.21 Dampak dana desa pada aspek pendapatan

masyarakat……… 82

Tabel 3.22 Tanggapan responden tentang pembangunan dan

pengembangan sarana prasarana fisik untuk penghidupan dan pemukiman masyarakat ……… 84 Tabel 3.23 Bidang kesehatan diperhatikan melalui pembangunan

polides dan poskesehatan ……… 85 Tabel 3.24 Pemerintah desa melakukan pembangunan sarana

jalan dan jembatan ………. 86 Tabel 3.25 Pembangunan sarana dan prasarana kepenting umum

seperti pos ronda, lapangan olahraga, dll di desa……… 87 Tabel 3.26 Pembangunan di sektor pertanian seperti pembangunan

embung desa ………. 88

Tabel 3.27 Penyuluhan kesehatan melalui promosi dan edukasi

kesehatan serta gerakan hidup sehat ……… 91 Tabel 3.28 Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan seperti

pembangunan gedung PAUD atau perbaikan gedung

Sekolah Dasar ……….. 91

Tabel 3.29 Pendirian dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) sesuai potensi yang dimiliki Desa ..………. 92 Tabel 3.30 Pembinaan dan pelatihan keterampilan kepada

kaum perempuan ……… 94 Tabel 3.31 Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik desa

seperti pembangunan jalan desa, jembatan dan lain-lain…. 96 Tabel 3.32 Pembangunan dan pemeliharaan sarana sumber air bersih

dan air minum berskala desa di setiap dusun……….. 98 Tabel 3.33 Pembangunan drainase, rabat beton disepanjang jalan,

dan tembok penahan tanah ……….. 99

Universitas Sumatera Utara

(17)

Tabel 3.34 Pembangunan pasar desa, pengembangan ternak yang

dimiliki masyarakat, dan lain-lai………... 100 Tabel 3.35 Kebutuhan para petani dan perkebunan diberikan

pemerintah desa ……….. 101 Tabel 3.36 Pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat

produksi terhadap masyarakat ……… 103 Tabel 3.37 Pembinaan kepada kaum pemuda seperti pembentukan

karang taruna, penyuluhan bahaya merokok dan

narkotika………. 104

Tabel 3.38 Penyuluhan keluarga berencana terhadap masyarakat …... 105 Tabel 3.39 Kaum pemuda diberikan lapangan pekerjaan melalui

pembinaan keterampilan bengkel ………. 106

Universitas Sumatera Utara

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lahirnya UU No.6 tahun 2014 tentang desa telah membuka peluang bagi desa untuk menjadi mandiri dan otonom, yang artinya adalah pemerintah desa memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakatnya. Dalam hal ini pemerintah desa dapat melakukan pembangunan baik secara fisik maupun non fisik. Dalam pasal 78 UU tersebut, dijelaskan bahwa pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulanggan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan1. Dengan adanya tujuan pembangunan tersebut maka pemerintah memberikan perhatian lebih kepada desa dengan memberikan anggaran yang dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan wilayah pedesaan, yakni dalam bentuk Dana Desa.

Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu merupakan dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dana

1Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 78.

Universitas Sumatera Utara

(19)

2

perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota2. Sebagai dana stimulan tentunya dana desa sangat dibutuhkan karena melalui dana desa pemerintah desa dapat menggunakannya untuk kebutuhan operasional dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa dengan goal besarnya adalah kesejahteraan masyarakat desa. Dana desa dikelola oleh Pemerintah Desa dengan ketentuan penggunaan sesuai PP No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa. Pelaksanaan dana desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator Perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan masyarakat, dan tingkat kesehatan3.

Efektivitas pengelolaan dana desa merupakan tindak lanjut program pemerintah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan melalui peningkatan pelayanan publik, memajukan perekonomian, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat sebagai subjek dari pembangunan. Hal ini pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhyono memunculkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara, pasal 19 ayat 1 dan 2 yang menjelaskan bahwa 4 dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan

2 Antika Aldera, ”Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa Terhadap Program Alokasi Dana Desa”, Jurnal Pemerintahan, Vol. 3. No. 4, Tahun 2014, hal. 3.

3Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

4 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa, pasal 19 ayat 1 dan 2.

Universitas Sumatera Utara

(20)

3

kemasyarakatan serta dana desa diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang diatur dalam ketentuan Peraturan Menteri Desa Nomor 5 Tahun 2015 pasal 5 yang menjelaskan bahwa5 prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui: Pertama, pemenuhan kebutuhan dasar misalnya pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes, pengelolaan dan pembinaan Posyandu, pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini. Kedua, pembangunan sarana dan prasarana desa misalnya pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa, pembangunan dan pemeliharaan embung Desa, dan pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa.

Untuk mengukur efektivitas penggunaan dana desa, ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan yakni pertama, pencapaian tujuan, bahwa penggunaan dana desa dapat dikatakan efektif apabila penggunaannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sehingga tujuan tercapai. Kedua, ketepatan waktu, proses penyaluran dan penggunaan dana sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan hingga berakhirnya kegiatan. Ketiga, sesuai manfaat, dana desa dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa sebagai penerima program. Keempat, hasil sesuai harapan masyarakat.

5 Peraturan Menteri Desa Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa, pasal 5.

Universitas Sumatera Utara

(21)

4

Namun pada kenyataannya tidak semua desa mengoptimalkan penggunaan alokasi dana desa tersebut. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Edwien Kambey dengan judul Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Karegesan Kecamatan Kautidan Kabupaten Minahasa Utara, yang menyatakan bahwa pemimpin desa kesulitan dalam menentukan prioritas pembangunan antara pembuatan jalan atau sumur air bersih. Kedua program ini memang di butuhkan masyarakat tetapi pemerintah desa harus mengingat bahwa pembuatan jalan yang tidak disertai saluran drainase akan mengakibatkan jalan cepat rusak karna aliran air demikian juga dengan penerapan besaran iuran sumur air bersih yang dinilai kurang memprioritaskan masyarakat setempat karena besaran iuran yang sama besar6. Bukan hanya desa Karegesan yang tidak efektif, sama halnya dengan desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna yang diteliti oleh Nova Sulastri bahwa ternyata penggelolaan alokasi dana desa masih tergolong kurang efektif dikarena kurangnya transparansi pemerintah desa mengenai alokasi dana desa sehingga pembangunan desa pembangunan yang dikerjakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak tepat sasaran, hal ini disebabkan dalam musrembang masyarakat tidak dilibatkan dalam penentuan prioritas pembangunan7, selain itu di Desa Bango Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara juga mengalami kegagalan dalam

6 Edwien Kambey, “Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Karegesan Kecamatan Kautidan Kabupaten Minahasa Utara”, Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Sam Ratulangi.hal. 8.

7 7 Nova Sulastri, (Skripsi), Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna, (Kendari: Universitas Halu Oleo, 2016), Hal. 84.

Universitas Sumatera Utara

(22)

5

pengoptimalan alokasi dana desa hasil penelitian Marliyanti Rorong karena Para pengambil keputusan dalam hal ini kepala desa bersama Badan Permusyawaratan Desa bahkan para pengambil keputusan yang ada, tidak melakukan pengkajian yang secara lebih mendalam atas setiap usulan yang diaspirasikan baik itu bersifat diskusi maupun sampai musyawarah dalam merumuskan dan pengambilan keputusan sehingga sangatlah kurang efektif pembuatan jalan rabat beton8.

Peneliti memiliki alasan tersendiri dalam memilih pengelolaan dana desa. Hal ini dikarenakan dana desa sangat membantu pembangunan yang ada di desa dan peneliti mau melihat apakah dana desa yang sudah diberikan pemerintah berpengaruh terhadap pembangunan sama halnya tujuan dari adanya dana tersebut dan melihat apakah dana desa tersebut sudah efektif dikelola oleh pemerintah desa karena kesejahteraan suatu masyarakat desa, terlihat dari pembangunan yang ada di desa baik itu pembangunan fisik maupun non-fisik.

Peneliti memilih lokasi ini karena desa Mariah Padang selama kurang lebih 4 tahun sudah menerima dana desa dan pada tahun 2018 menerima 1 Milyar dana desa9, Namun sampai saat ini belum ada yang terlihat secara signifikan pembangunan yang ada di desa baik itu pembangunan dalam hal pendidikan dan pembangunan infrastruktur jalan. Sehingga bisa dikatakan bahwa kehidupan masyarakat desa masih jauh dari kata sejahtera sesuai tujuan pembangunan desa.

8 Marliyanti Rorong, “Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Pembangunan Di Desa Bango Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Tahun Anggaran 2015”, Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol – Universitas Sam Ratulangi, hal. 9.

9 Laporan Penyelenggaran Pemerintahan Desa Mariah Padang pada tahun 2018.

Universitas Sumatera Utara

(23)

6

Hasil akhir yang diharapkan dengan adanya penerapan dana desa adalah terciptanya pembangunan diberbagai aspek, baik itu pembangunan fisik maupun non fisik. Pembangunan fisik berupa pembangunan fasilitas bagi masyarakat desa seperti rumah jalan, rumah ibadah, puskesmas, posyandu dan sebagainya, seperti pembangunan infrastruktur desa yang diteliti oleh Arina di Desa Tuntang dengan memanfaatkan dana desa salah satunya dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur yaitu Pembangunan PAUD Dusun Daleman, Pembangunan jalan, Pembangunan sarana kesehatan, seperti posyandu, Pembangunan pasar desa, Pembangunan saluran irigasi kelurahan dan selain untuk pemberdayaan masyarakat, dana desa sebenarnya juga untuk menciptakan lapangan keja baru bagi warga yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran bagi masyarakat Desa Tuntang kabupaten Semarang10.

Sedangkan untuk pembangunan non-fisik dapat berupaya pembekalan sumber daya manusia untuk masyarakat desa seperti pelatihan keterampilan jahit menjahit, karang taruna, ataupun penyuluhan terhadap berbagai masalah yang dianggap penting seperti penyuluhan keluarga berencana, penyuluhan bahaya merokok dan narkotika, seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, melakukan inovasi dalam pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2017. Yakni dengan menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan menjahit yang diharapkan dapat mendorong

10Arina Ulwiya, “Pemanfaatan Alokasi Dana Desa Terhadap Pembangunan Perdesaan (Studi Kasus Di Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang), JIEP-Vol. 18, No 2 November 2018, hal. 7.

Universitas Sumatera Utara

(24)

7

peningkatan perekonomian masyarakat11. Dari beberapa desa yang sudah diteliti diatas ada yang sudah efektif dalam penggelolaan dana desanya dan ada juga yang belum efektif dalam penggelolaan dana desanya, sehingga memunculkan sebuah pertanyaan bagi peneliti, kira-kira apa yang menyebabkan beberapa desa tersebut dapat mengoptimalkan dana desanya. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pengelelolaan Dana Desa dalam Pembangunan Desa Pada Tahun 2018 (Studi Kasus: Desa Mariah Padang Kabupaten Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi)”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Rumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan secara tersurat petanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan pemecahannya. Rumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan.12

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: sudah efektifkah pengelolaan dana desa dalam pembangunan desa di desa Mariah Padang Pada Tahun 2018?.

11 Yandip, “Manfaat Dana Desa Puluhan Warga Masyarakkat Dilatih Menjahit”, diakses dari https://jatengprov.go.id/beritadaerah/manfaatkan-dana-desa-puluhan-warga-dilatih-menjahit/, pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 13.24 wib.

12 Husani Usman dan Purnomo, 2004, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung : Bumi Aksara, hal. 26.

Universitas Sumatera Utara

(25)

8 1.3 Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian, perlu adanya suatu pembahasan masalah terhadap masalah yang akan dibahasa oleh penulis agar hasil penelitian tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Agar kajian penelitian lebih fokus, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Prioritas pembangunan desa pada tahun 2018.

2. Sesuai manfaatnya bagi masyarakat desa pada tahun 2018.

3. Pembangunan desa pada tahun 2018.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian ilmiah, perlu adanya suatu tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah pertanyaan mengenai hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah :

Sudah efektifkah dana desa dikelola untuk kepentingan pembangunan desa?

Dilihat dari indikator pembangunan desa yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah yang menjadi prioritas pembangunan desa pada tahun 2018.

2. Untuk mengetahui apakah pembangunan desa sesuai manfaatnya bagi masyarakat desa pada tahun 2018.

3. Untuk mengetahui apakah pembangunan desa sesuai dengan yang sudah direncanakan bersama pada tahun 2018.

Universitas Sumatera Utara

(26)

9 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain :

1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan mampu memberikan kontribusi pengetahuan mengenai pembangunan di desa.

2. Secara akademis, yakni penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi baik secara langsung atau tidak bagi kepustakaan jurusan Ilmu Politik dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik untuk mengeksplorasi kembali kajian tentang model efektivitas pengelolaan dana desa dalam pembangunan desa.

3. Bagi penulis, membantu peneliti untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan dalam menulis karya ilmiah di bidang ilmu politik khusunya dan juga merupakan suatu syarat akhir untuk menyelesaikan studi strata satu di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.6 Kerangka Teori 1.6.1 Desa

Kata desa berasal dari bahasa sansekerta yakni desi, dusun yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas.

Universitas Sumatera Utara

(27)

10

Dalam kamus besar bahasa Indonesia13 disebutkan bahwa desa adalah (1) sekelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan kampung, dusun; (2) udi atau dus (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota); (3) tempat, tanah, daerah. Dalam Siagian mengemukan bahwa desa merupakan suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri. Desa terjadi bukan hanya dari satu tempat kediaman masyarakat saja, namun terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat kediaman. Sebagian dari mana hukum yang berpisah yang merupakan kesatuan tempat tinggal sendiri, kesatuan mana pendukuhan, ampean, kampung, cantilan beserta tanah pertanian, tanah perikanan darat, tanah hutan dan tanah belukar14.

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui atau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional berada dikabupaten atau kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat 15 . Undang-undang ini mengakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dengan sebutan lainnya dan kepala desa melalui pemerintah Desa dapat diberikan

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Kota, 2001), hal. 200.

14 Sondang P Siagian, 2000, Pembangunan Terus Menerus Mengalami Pertumbuhan dan Perubahan, Jakarta:

Rajawali Per, hal. 43.

15 Haw Widjaja, 2005, Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 148.

Universitas Sumatera Utara

(28)

11

penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintahan daerah untuk melaksanakan pemerintahan daerah tertentu. Sementara itu, terhadap desa diluar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk atau heterogen, maka otonomi desa akan memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikut perkembangan dari desa itu sendiri.

Otonomi Desa adalah otonomi asli, yang memiliki makna bahwa kewenangan Pemerintah Desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan atas hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif administratsi Pemerintahan Negara yang selalu mengikuti perkembangan zaman16. Pelaksanaan Otonomi Desa berikut dengan pengakuan segala hak Otonomi yang dimilikinya merupakan salah satu bentuk langkah serius dalam memenuhi amanah UU No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 12, sebagai revisi atas Undangundang Nomor 22 tahun 1999. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas- batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masayarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

16 Ibid., hal. 149.

Universitas Sumatera Utara

(29)

12

Kebijakan pengembangan Otonomi Desa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan umum pembangunan pemerintah Kabupaten atau Kota, Provinsi dan Nasional yang telah dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan baik jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek.

Karena otonomi desa merupakan otonomi yang berdasarkan asal usul dan adat istiadat masyarakat setempat yang dihasilkan dari interaksi antar individu dalam masyarakat dalam kenyataannnya pasti akan timbul keanekaragaman dari penataan Desa, tata kehidupan masyarakat dan potensi desa, susunan pemerintahan, maupun tatanan pemerintahan yang sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman asal usul dan adat istiadat masyarakatnya.17

Oleh karena itu, dalam waktu yang bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk lebih meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumberdaya manusia potensial yang ada didesa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan seperti para pelaku ekonomi, tenaga-tenaga potensial, lembaga kemasyarakatan desa seperti PKK, LKMD, karang taruna, tokoh masyarakat, pemangku adat dan tokoh-tokoh agama.

Menurut Haw Widjaja18 desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagaimana sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya satuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

17 Ibid., hal. 150.

18 Haw Widjaja, 2002, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi, Jakarta: Rajagrafindo Persada, hal. 88.

Universitas Sumatera Utara

(30)

13

Undang-undang No 32 Tahun 2004, menetapkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masayarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah kabupaten. “Mengatur” diatas mengandung arti bahwa kewenangan membuat kebijakan yang bersifat mengatur, sedangkan “ mengurus” artinya kewenangan membuat aturan pelaksanaan. Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan mengurus dan mengatur kepentingannya sendiri berarti kesatuan masyarakat hukum tersebut memiliki mempunyai otonomi. Hanya saja otonomi desa bukan otonomi formal seperti yang dimiliki pemerintah provinsi atau kabupaten kota, tapi otonomi berdasarkan asal-usul dan adat istiadat. Otonomi berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat adalah otonomi yang telah dimiliki sejak dulu kala dan telah terjadi adat istiadat yang melekat dalam masyarakat desa yang bersangkutan19.

Menurut Haryanto desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas20. Dalam rangka mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, desa memiliki wewenang yaitu (1) Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak usul desa; (2) Menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi wewenang kabupaten/kota yang diserahkan pengaturanya kepada desa, yaitu urusan pemerintah yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat. (3) Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan

19 Nurcholis Hanif, 2011, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, hal. 64.

20 Tri Haryanto, 2007, Menuju Mayarakat Swadaya dan Swakelola, Klaten: Cempaka Putih, hal. 2

Universitas Sumatera Utara

(31)

14

pemerintah kabpaten/kota. (4) Urusan pemerintah lainnya yang diserahkan kepada desa.

Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 pasal 28 disebutkan21 tugas dan kewajiban Kepala Desa dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah Desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan daerah, berdasarkan peraturan pemerintah.

Kewenangan Desa menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :

1. Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul 2. Tugas pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah

3. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten/kota yang diserahkan pengaturan kepada Desa

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan peundangundangan yang diserahkan kepada Desa.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa Desa atau yang disebut dengan Nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, sangat jelas bahwa Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya dalam segala

21 Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 28.

Universitas Sumatera Utara

(32)

15

aspek kehidupan Desa, baik dalam bidang pelayanan, pengaturan maupun pemberdayaan masyarakat.Dalam hubungannya dengan otonomi desa tersebut, clive day (hanif nurcholis) menjelaskan bahwa desa mempunyai otonomi dibidang bisnis, peradilan penduduk, dan tawar menawar masalah pajak dengan penguasa diatasnya.

1.6.2 Pembangunan Desa

Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa 22 . Pembangunan desa tidak terlepas dari konteks manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial, ekonomi, akses pasar, dan politik) harus melihat keterkaitan antardesa, desa dalam kecamatan, antarkecamatan dan kabupaten dan antar kabupaten23. Pembangunan desa memiliki sebuah peran yang cukup penting dalam projek pembangunan nasional. Karena pembangunan desa ini cakupannya sangat luas karena merupakan dasar dari sebuah pembangunan.

Pembangunan desa ditujukan untuk sebuah peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat desa. Banyak hal yang harus dilaksanakan dalam hal pembangunan desa itu. Dalam pelaksanaan pembangunan desa seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan dari pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan

22 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa, Pasal 1 Ayat 9.

23 Nurman Wahjudin, 2015, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 266- 267.

Universitas Sumatera Utara

(33)

16

masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan24. Karena pembangunan desa ini merupakan salah satu agenda besar untuk mengawal implementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang dilaksnaakan secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan dengan jalan fasilitasi, supervisi, dan pendampingan. Adanya sebuah pembangunan desa ini memiliki peranan yang penting dalam konteks pembangunan nasioanal. Pembangunan desa ini tidak hanya melulu memebicarakan tentang pembangunan fisik saja, namun pembangunan non fisik juga sangat perlu diperhatikan dalam konteks pembangunan. Faktor sumber daya manusi adalah modal utama dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pembangunan di desa. Pembangunan masyarakat desa harus diperbaiki dan ditingkatkan untuk menunjang adanya pembangunan desa. Pembentukan karakter masyarakat desa dapat dilakukan dengan diadakannya pengembangan kemampuan sumber daya manusianya sendiri.

Dengan adanya aktivitas-aktivitas yang positif akan dapat meningkatkan kreativitas serta kesadaran lingkungan yang akan semakin tinggi. Pendampingan adalah salah satu hal yang sangat di harapkan oleh pemerintah pusat khusunya Kementerian Desa yang mencetuskan adanya sebuh pendampingan. Karena pendampingan ini bukan hanya mendampingi pelaksanaan proyek yang masuk ke desa, bukan mendampingi dan mengawasi masalah Dana Desa, tetapi yang dimaksudkan adalah pendampingan secara utuh terhadap desa. Disisi lain

24 Rahardjo Adisasmita, 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 3.

Universitas Sumatera Utara

(34)

17

pemerintah desa memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menciptakan lingkup yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat di pedesaan. Pemerintah desa menyandang peran dalam mengupayakan terciptanya atmosfir yang dapat mendorong kemauan masyarakat untuk bekerja sama membangun pedesaan, dan disisi lain masyarakat juga berperan aktif dalam mengupayakan berjalannya pembangunan dengan maksimal. Sehingga upaya pembangunan di desa ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk sebuah perubahan sosial di masyarakat desa sendiri dan memberikan arti desa sebagai sebuah basic perubahan.

1.6.2.1 Tujuan Pembangunan Desa

Dalam sebuah pembangunan desa, maka akan terlaksana dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan awal. Secara khusus dari pembangunan desa sebagai berikut25:

1. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat desa dalam penyusunan perencanaan pembangunan secara partisipatif;

2. Meningkatkan keterlibatan seluruh elemen masayarakat dalam memberikan makna dalam perencanaan pembangunan;

3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pembangunan; dan

4. Menghasilkan keterpaduan antar bidang/sektor dan kelembagaan dalam kerangka.

25Ibid,. hal. 262-263.

Universitas Sumatera Utara

(35)

18

Menurut pendapat lain menjelaskan bahwa tujuan dari pembangunan desa di bagi menjadi 2, yaitu pembangunan desa jangka panjang dan pembangunan desa jangka pendek. Tujuan pembangunan jangka panjang yaitu terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa yang secara langsung dilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pada pendekatan bina lingkungan, bina usaha, dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional26. Sedangkan tujuan pembangunan desa jangka pendek yaitu peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dan dalam pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam27. Memaknai beberapa pendapat mengenai tujuan pembangunan desa menurut beberapa teori para ahli, bahwasannya hakikat tujuan dari pembangunan desa adalah meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat desa melalui kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan dari berbagai bidang (sosial, ekonomi, pendidikan, sarana kesehatan, budaya, agama, politik, dan keamanan) secara berkesinambungan dengan tetap mengedepankan kesamaan hak sekaligus tetap menjunjung tinggi keadilan seluruh masyarakat.

1.6.3 Dana Desa

Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBN Kabupaten/Kota dan digunakan untuk

26 Raharjo Adisasmita, 2013, Pembangunan Pedesaan; Pendekatan Partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan, Yogyakarta,: Graha Ilmu, 2013, hal. 57.

27 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

(36)

19

membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di desa28. Di dalam PP Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yaitu Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat29. Selama ini desa menjadi bagian wilayah yang selalu terpinggirkan yang identik dengan keterbelakangan penduduk yang usia renta, pekerjaan yang tidak menunjang kehidupan serta kemiskinan, sehingga yang terjadi sekarang ini penduduk yang usia produktif di desa berbondong-bondong pindah ke kota dengan harapan dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya akibatnya desa semakin terpinggirkan sementara kota mengalami over population.

Dengan adanya dana desa maka penduduk desa yang usianya produktif dapat mengelola dana desa tersebut hingga desa tersebut menjadi mandiri serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di desa tersebut. Dari dana desa tersebut tetap diarahkan untuk dua bidang yang dapat membantu kesejahteraan rakyat, yaitu: membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dengan pelaksanaan swakelola dengan menggunakan menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa setempat sehingga penghasilan dan peningkatan daya beli

28 Laporan kajian sistem “Pengelolaan Keuangan Desa: Alokasi Dana Desa dan Dana Desa, Direktorat Penelitian dan pengembangan, Jakarta, 17 juni 2015.diakses pada tanggal 13 Mei 2019.

29 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBDN, Pasal 1 Ayat 2.

Universitas Sumatera Utara

(37)

20

masyarakat desa terjaga, kemudian kegiatan yang mendorong masyarakat produktif secara ekonomi. Pemerintah mengharapkan kebijakan dana desa ini dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di desa berbasis masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat, dengan adanya dana desa, desa memiliki kepastian pendanaan sehingga pembangunan dapat terus dilaksanakan.

1.6.3.1 Tujuan dan Sasaran Pengalokasian Dana Desa

Berikut ini ada beberapa tujuan dari pengalokasian dana desa yaitu:

1. Dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang pelaksanaannya diutamakan secara swakelola dengan menggunakan sumber daya / bahan baku lokal, dan diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat dari desa tersebut.

2. Membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyaraka30.

3. Terciptanya kemandirian desa dalam partisipasi baik di desa, daerah maupun kota dengan mendorongnya kemandirian desa dalam meningkatkan kemampuan desa maka akan mengurangi angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan di desa tersebut.

4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan lebih meratakan pendapatan.

30 Puncakkab, “Tujuan Dana Desaa Untuk Mensejahterakan Masyarakat Kampung”, diakses dari http://www.puncakkab.go.id/berita/168/tujuan-dana-desa-untuk-mensejahterakan-masyarakat-kampung, diakses pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 19.05 wib.

Universitas Sumatera Utara

(38)

21

5. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai kewenangan serta meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat di desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa, kemudian meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa.

6. Memprioritaskan pembangunan desa agar tidak tertinggal dan mendorong masyarakatnya menjadi lebih aktif dalam pengentasan kemiskinan, penyaluran dana menjadi hal penting untuk pembangunan desa yang lebih maju.

7. Memprioritaskan pemanfaatan dana desa untuk proyek seperti pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Posyandu. Prioritas lainnya adalah pembangunan infrastruktur, misalnya irigasi pertanian, jalan, usaha tani, saluran air, dan jembatan yang dibangun swakelola31. Sasaran pengalokasian dana desa yaitu lebih kepada desa yang tertinggal atau desa sangat tertinggal yang meliputi sarana prasarana pemenuhan kebutuhan dana kekehidupan masyarakat yang dapat memudahkan masyarakat setempat.

Seperti:

31 Bagas Dwiputra, “Agar Pemanfaatan Dana Desa Tepat Sasaran”, http://www.kompasiana.com/agarpemanfaatandanadesatepatsasaran/, dikutip dari antaranews 3 november 2015, diakses pada tanggal 13 Mei 2019,pukul 18.34 Wib.

Universitas Sumatera Utara

(39)

22

1. Sarana prasarana dalam pelayanan umum, 2. Pendidikan,

3. Kesehatan dan lain sebagainya.

Prioritas penggunaan dana desa untuk program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan pendapatan, serta peluasan skala ekonomi individu warga atau sekelompok masyarakat dan desa.

1.6.4 Efektivitas

Secara etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif, dalam bahasa inggris effectiviness yang bermakna berhasil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata efektif berarti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil.

Jadi efektivitas adalah daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.

Makmur dalam bukunya efektivitas kebijakan kelembagaan pengawasan berpendapat bahwa efektivitas dapat diukur dari beberapa hal yaitu32 :

1. Ketepatan penentuan waktu: waktu yang digunakan secara tepat akan mempengaruhi tingkat keefektivitasan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan.

32 Makmur, 2010, Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, Bandung: Refika Aditama, hal. 7.

Universitas Sumatera Utara

(40)

23

2. Ketepatan perhitungan biaya: hal ini dilakukan agar dalam menjalankan suatu program tidak mengalami kekurangan dalam hal dana atau anggaran sampai program tersebut selesai dilaksanakan.

3. Ketepatan dalam pengukuran: hal ini berarti bahwa dalam menjalankan suatu program harus menerapkan standarisasi. Ketepatan standar yang digunakan dalam melaksanakan suatu program merupakan suatu ukuran dalam mencapai keefektivitasan.

4. Ketapatan dalam menentukan pilihan: merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan karna dalam menetukan pilihan dibutukan proses yang sangat penting untuk mencapai suatu keefektifitasan.

5. Ketepatan berfikir dapat menentukan efektifitas dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

6. Ketepatan dalam melakukan perintah: merupakan aktivitas organisasi atau individu yang mempunyai kemampuan memberikan perintah dengan jelas dan mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak dapat dipahami maka pelaksanaan perintah tersebut akan mengalami kegagalan dan pada akhirnya tidak efektif.

7. Ketepatan dalam menetukan tujuan: tujuan yang ditetapkan secara tepat akan menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut.

8. Ketepatan sasaran: dapat menetukan keberhasilan aktivitas individu atau organisasi dalam mencapai tujuan.

Universitas Sumatera Utara

(41)

24

Efektivitas pada umumnya sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan baik tujuan individu, kelompok dan organisasi33. Menurut Gibson ada 2 (dua) pendekatan dalam menilai keefektivan menurut tujuan dan teori sistem. Berdasarkan pendekatan tujuan maka untuk merumuskan dan mengukur keefektifan melalui pencapaian tujuan ditetapkan dengan usaha kerjasama34. Sedangkan pendekatan teori sistem menekankan pentingnya adaptasi terhadap tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektivan. Lebih lanjut Gibson menyatakan bahwa konsep efektivitas organisasi haruslah mencerminkan 2 (dua) kriteria, yakni (a) keseluruhan siklus masukan-proses-keluaran, dan (b) mencerminkan hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungannya.

Kriteria ini kemudian berkembang dengan dimensi waktu jangka pendek meliputi35 :

a) Kriteria produksi; mencerminkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan jumlah dan keluaran kualitas yang dibutuhkan lingkungan.

b) Kriteria efisiensi; perbandingan keluaran terhadap masukan yang mengacu pada ukuran pengguna sumber daya yang langka dalam organisasi.

c) Kriteria kepuasan; ukuran keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan anggotanya.

d) Kriteria keadaptasian; ketanggapan organisasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

33 James L Gibson, 1995, Organisasi dan Manajemen. Perilaku Struktur Proses, Terj. Wahid, Djoerban, Jakarta:Erlangga, hal.26.

34 Ibid.

35 Ibid., hal.27.

Universitas Sumatera Utara

(42)

25

e) Kriteria pengembangan; mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya terhadap tuntutan lingkungan.

Sedangkan Steers mengemukakan efektivitas tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, tetapi juga diukur dengan jumlah barang atau kualitas pelayanan yang dihasilkan di mana ukuran kriteria efektivitas itu sendiri sebenarnya intangible. Lebih lanjut Steers mengemukakan bahwa efektivitas organisasi adalah kemampuan organisasi dalam memperoleh dan menggunakan secara efisien sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuannya 36 . Pendekatan yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah optimalisasi tujuan dengan asumsi bahwa organisasi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda pula. Ada 4 (empat) kategori yang memengaruhi efektivitas yakni (a) sifat organisasi, seperti struktur dan teknologi; (b) sifat lingkungan, seperti kondisi pasar dan ekonomi; (c) sifat karyawan, seperti tingkat kinerja dan prestasi karyawan; (d) kebijakan dan praktek manajerial37.

Pendapat lainnya, Robbins menyatakan keefektifan organisasi dilihat dari pencapaian tujuan yang kemudian dikenal dengan pendekatan konstituensi strategis, bahwasanya organisasi dikatakan efektif apabila memenuhi tuntutan konstituensi yang terdapat di lingkungan organisasi tersebut. Konstituensi yang dimaksud adalah pendukung kelanjutan eksistensi organisasi38.

36Richard M Steers, 1997, Efektivitas Organisasi, Terj. Magdalena Jamin, Jakarta : Erlangga, hal. 70.

37 Ibid.,hal.75

38 Stephen P Robins, 1995, Adminstrasi Negara-Negara Berkembang. Terj. Al Ghozei Usman, Jakarta: CV Rajawali, hal. 58.

Universitas Sumatera Utara

(43)

26

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana desa, ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan yakni (a) pencapaian tujuan, bahwa penggunaan dana desa dapat dikatakan efektif apabila penggunaannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sehingga tujuan tercapai; (b) ketepatan waktu, proses penyaluran dan penggunaan dana sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan hingga berakhirnya kegiatan; (c) sesuai manfaat, dana desa dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa sebagai penerima program; dan (d) hasil sesuai harapan masyarakat.

Menurut Kurniawan, Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”39. Berkaitan dengan efektivitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah, Devas menyatakan bahwa “efektivitas adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus dan mengatur keuangan yang dimiliki dengan cara haruslah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dijalankan untuk mencapai tujuan pemerintahan dengan biaya serendah- rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya”40. Dilihat dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, efektivitas adalah suatu ukuran sampai sejauh mana organisasi pemerintah mampu melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumya dapat tercapai

39 Agung Kurniawan, 2005, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan, hal. 109.

40 Dasril Munir, 2004, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : YPAP, hal. 44.

Universitas Sumatera Utara

(44)

27

dengan menggunakan prosedur atau aturan yang ada. Apabila hal ini dikaitkan dengan masalah keuangan maka sampai sejauh mana keuangan yang tersedia dapat dialokasikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan guna mencapai tujuan.

Menurut Osborne dan Gaebler, efisiensi adalah ukuran berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing unit output, sedangkan efektivitas adalah ukuran kualitas output itu41. Ketika mengukur efisiensi, harus diketahui berapa banyak biaya yang harus ditanggung untuk mencapai suatu output tertentu.

Ketika mengukur efektivitas harus diketahui apakah investasi tersebut dapat berguna.Efisiensi dan efektivitas merupakan hal penting, tetapi ketika organisasi publik mulai mengukur kinerja, seringkali hanya mengukur tingkat efisiensi saja.

Pengertian efektivitas sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 adalah merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Sedangkan secara efektivitas menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, atau dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa: efektifitas dari pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.

Mardiasmo menyatakan bahwa efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai

41 Osborne David dan Peter Plastrik, 1997, Banishing Bureaucracy, The Five Strategies For Reinventing Government, terjemahan : Memangkas Birokrasi : Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. Terj.

Abdul Rosyid dan Ramelan. Jakarta : Penerbit PPM, hal. 67.

Universitas Sumatera Utara

(45)

28

dengan rencana yang telah ditentukan42. Dimana ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi adalah bila telah mencapai tujuan, maka dapat dikatan organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.

1.7 Definisi Konsep

Pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Sehingga peneliti mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi dan objek tersebut ditempatkan kedalam golongan tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, definisi konsep dalam penelitian ini yaitu :

1. Desa

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas- batas wilayah yurisdiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui atau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional berada dikabupaten atau kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

2. Dana Desa

Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

42 Mardiasmo, 2004, Efisiensi dan Efektifitas, Jakarta: Andy, hal. 134.

Universitas Sumatera Utara

(46)

29

Pengelolaan Dana Desa yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta pertanggungjawaban mengenai pengelolaan Dana Desa dengan kepala desa sebagai pemegang kekuasaan sekaligus penanggungjawab utama.

3. Pembangunan Desa

Pembangunan desa ditujukan untuk sebuah peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat desa. Banyak hal yang harus dilaksanakan dalam hal pembangunan desa itu. Dalam pelaksanaan pembangunan desa seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan dari pembangunan yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan.

4. Efektivitas

Efektivitas pada umumnya sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan baik tujuan individu, kelompok dan organisasi.

Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 efektivitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berhasil mencapai tujuan yang diinginkan masyarakat Desa.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel. Dengan kata lain merupakan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, agar suatu penelitian dapat diukur variabelnya.

Universitas Sumatera Utara

(47)

30 Tabel 1.1

Variabel bebas Efektivitas Pengelolaan alokasi dana desa

Efektivitas 1. Skala prioritas

1.1 Peningkatan jumlah dan kualitas sarana prasarana desa

1.2 Peningkatan kesadaran masyarakat dibidang pendidikan dan kesehatan 1.3 Penambahan modal untuk usaha penigkatan ekonomi

2. Manfaatnya bagi masyarakat

2.1 Meningkatkan

perekonomian masyarakat 2.2 Meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan

Tabel 1.2

Variabel terikat pembangunan desa

Pembangunan Desa

1. Pembangunan fisik

1.1 Pembangunan irigasi

1.2 Pembangunan tembok penahanan

Universitas Sumatera Utara

(48)

31

tanah

1.3 Pembangunan rabat beton 1.4 Pembangunan

instalasi air bersih (pamsimas)Pembu atan saluran drainase

2. Kesehatan

2.1 Pembangunan Polides 2.2 Pembangunan

poskesehatan

3. Ekonomi

3.1 Pembentukan dan pengembangan BUMDes

3.2 Pengelolaan pasar desa

3.3 Pengembangan ternak secara kolektif

3.4 Pembuatan pupuk untuk pertanian 4. Kepemudaan 4.1 Penyuluhan Anak

Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel 1.3   Jumlah Responden
Tabel 2.4   Jumlah Penduduk  No.  DUSUN  JLH KK  JENIS KELAMIN  JUMLAH  LK  PR  1.    I  190  254  298  552  2
Foto ketika masyarakat mengisi kuisioner

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa (PRA membaca) kelompok B TK PGRI Jatisela dengan menggunakan media gambar dan

Pembahasan dalam karya ilmiah ini lebih ditekankan pada upaya untuk mencari solusi yang tepat terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat-khususnya umat Islam- di

PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Terdapat perbedaan asam amino yang mempengaruhi struktur permukaan protein selubung virus dengue serotipe 3 pada dua strain yang beredar di Surabaya.. Analisis

Interaksi genetik x lingkungan dapat digunakan untuk mendapatkan lingkungan yang cocok dalam seleksi ketahanan terhadap antraknosa pada cabai.. Penelitian ini bertujuan

Pertemuan Ke Mahasiswa mampu menguraikan metode pengujian ketahanan tanaman terhadap patogen Indikator Bahan Kajian/ Materi Pembelajaran Pendekat an/ Model/ Strategi

Berbeda dengan konsep penerangan alami secara tradisional, fi ber optic mampu memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan dengan konsep penghantaran cahaya melalui media kabel

Selanjutnya dari hasil penelitian didapatkan juga bahwa secara parsial variabel kualitas layanan mempengaruhi pembelian ulang sebesar 0,139 artinya bahwa semakin