• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: ANALISIS DATA

GAMBARAN UMUM DESA ARIAH PADANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KOTA TEBING TINGGI

3.1 Anggaran Dana Desa

3.2.4 PEMBANGUNAN DESA

Tabel 3.22

Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana fisik untuk penghidupan dan pemukiman masyarakat Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahuai bahwa responden yang menjawab semua pembangunan dan pengembangan sarana prasarana fisik untuk penghidupan dan

Universitas Sumatera Utara

85

pemukiman masyarakat sebanyak 2 orang dengan persentase 3,0%, sebagian besar sebanyak 3orang dengan persentase 4,5%, sebagian kecil sebanyak 54 orang dengan persentase 81,8%, dan tidak ada sebanyak 7 orang dengan persentase 10,6%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan dan pengembangan sarana prasarana fisik untuk penghidupan dan pemukiman masyarakat adalah 2 masuk kategori kurang efektif.

Tabel 3.23

Bidang kesehatan diperhatikan melalui pembangunan polides dan poskesehatan

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab semuabidang kesehatan diperhatikan melalui pembangunan polides dan poskesehatan sebanyak 5 orang dengan persentase 7,6%, sebagian besar sebanyak 12 orang dengan persentase 18,2%, sebagian kecil sebanyak 38 orang dengan persentase 57,6%, dan tidak ada sebanyak 11 orang dengan persentase 16,7%.

Universitas Sumatera Utara

86

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang dalam meningaktakan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, apakah bidang kesehatan diperhatikan pemerintah desa melalui pembangunan polides dan poskesehatan adalah 2,17 masuk kategori kurang efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaaikan bahwa

“tidak ada pembangunan ataupun perbaikan dalam polides ataupun poskesehatan di desa Mariah Padang”.

Hal ini juga sama dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“gak ada pembangunan polides ataupun poskesehatan, yang didusun III itu bangunan yang udah lama itu juga bangunan pemerintah desa sebelumnya”.

Tabel 3.24

Pemerintah desa melakukan pembangunan sarana jalan dan jembatan

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab semua pembangunan sarana jalan dan jembatan sebanyak 3 orang dengan persentase

Universitas Sumatera Utara

87

4,5%, sebagian besar sebanyak 9 orang dengan persentase 13,6%, sebagian kecil sebanyak 51 orang dengan persentase 77,3&, dan tidak ada sebanyak 3 orang dengan persentase 4,5%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan sarana jalan dan jembatan adalah 2,18 masuk kategori kurang efektif.

Tabel 3.25

Pembangunan sarana dan prasarana kepenting umum seperti pos ronda, lapangan olahraga, dll di desa

Tanggpan

Responden Frequency Percent Valid Percent pembangunan sarana dan prasarana kepentingan umum seperti pos ronda, lapangan olahraga dan sebagiannya di desa sebanyak 1 orang dengan persentase 1,5%, sebagian besar sebanyak 1 orang dengan persentase 1,5%, sebagian kecil sebanyak 16 orang dengan persentase 24,2%, dan tidak ada sebanyak 48 orang dengan persentase 72,7%.

Universitas Sumatera Utara

88

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan sarana dan prasarna kepentingan umum seperti pos ronda, lapangan olahraga, dan lain sebagainnya di desa adalah 1,32 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 22 Juli 2019 di Kantor Desa, Kaur Pembangunan, dan Sekretaris Desa pada tanggal 23 Juli 2019 di Kanto Desa menyampaikan bahwa

“tidak semua dusun memiliki lapangan yang bisa dibuat lapangan olahraga hanya dusun IV yang memiliki lapangan olahraga, karena disesuaikan kondisi daerahnya, tapi untuk pembangunan pos ronda dan lapangan olahraga kita belum ada lakukan”.

Tabel 3.26

Pembangunan di sektor pertanian seperti pembangunan embung desa

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent dilakukan pembangunan di sektor pertanian seperti pembangunan embung desa sebanyak 1 orang dengan persentase 1,5%, sebagian besar sebanyak 9 orang

Universitas Sumatera Utara

89

dengan persentase 13,6 dengan persentase 13,6%, sebagian kecil sebanyak 17 orang dengan persentase 25,8%, dan tidak ada sebanyak 39 orang dengan persentase 59,1%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan di sektor pertanian seperti pembangunan embung desa adalah 1,58 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara Kaur Pembangunan pada tanggal 23 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“embung desa kita tidak ada hanya membuat irigasi untuk para petani mungkin irigasi yang paling utama dibutuhkan masyarakat”.

Air sangat dibutuhakn dalam pertanian oleh karena itu embung sangat bermanfaat bagi masyarakat kita ketahui bahwa jika musim kemarau tiba pasti masyarakat tidak bercocok tanam dengan alasan air tidak ada. Salah satu contoh desa yang sudah melakuka pembangunan embung desa yaitu di Nagari (Desa) Sitiung kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat rencananya embung seluas 6 hektar ini akan diberdayakan untuk perairan pertanian warga. Selain itu rencananya embung ini akan digunakan untuk wisata pertanian serta perikanan yang dapat membantu masyarakat60, bukan hanya itu saja di Dusun Nagasari Timur Desa Blu’uran Kecamatan Karangpenang Kabupaten Sampang melakukan pembangunan embung desa yang dilakukan secara padat karya, artinya tidak

60 Fahdi Fahlevi, “Dapat Dana dari Kemendes, Warga Sitiung Bangun Embung untuk Agro”

https://www.tribunnews.com/nasional/2018/02/07/pakai-dana-desa-warga-sitiung-bangun-embung-untuk-agro-wisata, diakses pada tanggal 3 September 2019, pukul: 10.34 Wib.

Universitas Sumatera Utara

90

melibatkan pihak ketiga, seluruh pembangunan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya61.

Tabel 3.27

Penyuluhan kesehatan melalui promosi dan edukasi kesehatan serta gerakan hidup sehat

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent masyarakat diberikan penyuluhan kesehatan melalui promosi dan edukasi kesehatan serta gerakan hidup sehat sebanyak 4 orang dengan persentase 6,1%, sebagian besar sebanyak 8 orang dengan persentase 12,1%, sebagian kecil sebanyak 30 orang dengan persentase 45,5%, dan tidak ada sebanyak 24 orang dengan persentase 36,4%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah masyarakat diberikan penyuluhan kesehatan melalui promosi dan edukasi kesehatan serta gerakan hidup sehat adalah 1,88 masuk kategori tidak efektif.

61 Dpmdsampang, “Warga Desa Bluuran Bangun Embung Dari Dana Kemendes”, http://dpmd.sampangkab.go.id/warga-desa-bluuran-bangun-embung-dari-dana-kemendes/, diakses pada tanggal 3 september 2019 pukul 10.39 Wib.

Universitas Sumatera Utara

91

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“pernah ada senam-senam setip jam 3 sore tapi sekarang tidak ada lagi, saya juga tidak tahu kenapa sekarang tidak ada”.

Pernyataan ini juga ditambahkan dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang yang menyampaikan bahwa

Peningkatan dan pembangunan sarana pendidikan seperti pembangunan gedung PAUD atau perbaikan gedung Sekolah

Dasar

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas diketahui bahwa responden yang menjawab semua dilakukan peningkatan dan pembangunan darana pendidikan seperti pembangunan gedung PAUD atau perbaikan gedung Sekolah Dasar sebanyak 7 orang dengan

Universitas Sumatera Utara

92

persentase 10,6%, sebagian besar sebanyak 3 orang dengan persentase 4,5%, sebagian kecil sebanyak 21 orang dengan persentase 31,8%, dan tidak ada sebanyak 35 orang dengan persentase 35,0%.

Berdasarkan yang disajikan diatas makan nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan peningkatan dan pembangunan darana pendidikan seperti pembangunan gedung PAUD atau perbaikan gedung Sekolah Dasar adalah .1,73 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini dieprkuat dengan hasil wawancara dengan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“tidak ada perbaikan ataupun pembangunan gedung PAUD atau perbaikan Sekolah Dasar”.

Ditambahkan dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“ada PAUD di dusun I tapi anak PAUD itu belajar ditempat yang gak layak, bangunanya sudah rewot-rewot karena itu rumah warga yang sudah lama gak ditempati, itu maunya dibangun pemerintah desa, gedung SD juga maunya diperbaiki biar makin bagus”.

Universitas Sumatera Utara

93 Tabel 3.29

Pendirian dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai potensi yang dimiliki Desa

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas diketahui bahwa responden yang menjawab semua dilakukan pendirian dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai potensi yang dimiliki desa sebanyak 1 orang dengan persentase 1,5%, sebagian besar sebanyak 3 orang dengan persentase 4,5%, sebagian kecil 14 orang dengan persentase 21,2%, dan tidak ada sebanyak 48 orang dengan persentase 72,7%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pendirian dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai potensi yang dimiliki desa adalah 1,35 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 22 Juli 2019 di Kantor Desa dan sekretaris desa pada tanggal 23 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

Universitas Sumatera Utara

94

“pada tahun 2018 kita (pemerintah desa) ada melakukan BUMDes yaitu BUMDes peternakan namun karena kendala kesehatan dialihkan ke yang lain yang rencana tahun ini (2019) akan dibentuk BUMDes pembuatan gula semut (aren) dan rencana setiap dusun ada BUMDes”

Akan tetapi hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“katanya ini katanya ya ada ternak desa, tapi kepala desa bilang ke yang lain itu milik pribadinya bukan milik desa soalnya memang katanya desa ada beli ternak kambing dan lembu tapi kejelasannya gak tau itu gimana dan sekarang udah gak ada lagi, udah dijual, itu gak ada loh disampaikan ke masyarakat”.

Dalam arahan penggunaan dana desa juga diharapkan meningkatkan perekonomian desa melalui optimalisasi peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), menciptakan produk unggulan desa, dan memberikan kemudahan akses permodalan namun dalam faktanya tidak ada BUMDes.

Salah satu contoh desa yang berhasil menggunakan dana desa dalam pembangunan BUMDesa yaitu di desa Desa Sidorejo, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, membuat Bumdesmart yang baru dimulai bulan November 2017, sudah mengantongi omset hingga ratusan juta tiap bulan. Bumdesmart turut meningkatkan ekonomi kreatif para warga sekitar dan menekan angka pengangguran di Desa Sidorejo62.

62 Nefri Inge, “Kisah Sukses Pengelolaan Dana Desa di Musi Banyuasin”

https://www.liputan6.com/regional/read/3611685/kisah-sukses-pengelolaan-dana-desa-di-musi-banyuasin, diakses pada tanggal 3 september 2019 pukul 14.06 Wib.

Universitas Sumatera Utara

95 Tabel 3.30

Pembinaan dan pelatihan keterampilan kepada kaum perempuan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab semua kaum perempuan yang tidak bekerja diberikan pembinaan dan pelatihan keterampilan seperti jahit menjahit, pembuatan prakaryadan lain-lain sebanyak 3 orang dengan persentase 4,5%, sebagian besar sebanyak 3 orang dengan persentase 4,5%, sebagian kecil sebanyak 29 orang dengan persentase 43,9%, dan tidak ada sebanyak 31 orang dengan persentase 47,0%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang kaum perempuan yang tidak bekerja diberikan pembinaan dan pelatihan keterampilan seperti jahit menjahit, pembuatan prakaryadan lain-lain adalah 1,67 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dilapangan dengan Kepala Desa pada tanggal 22 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“pemberdayaan masyarakat dilakukan pembinaan kepada kaum perempuan bergerak dibidang kerajinan tangan dan jahit menjahit untuk meningkatkan ekonomi masyarakat”.

Universitas Sumatera Utara

96

Ditambahkan oleh Kaur Pembangunan yang diwawancarai pada tanggal 23 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“dalam pemberdayaan masyarakat terkhusu perempuan dilakukan pelatihan aksesoris, semua masyarakat diundang yang mau berpartisipasi namun kuotanya hanya 50-60 orang dan kuota tersebut terpenuhi”

Lalu disampaikan oleh BPD dalam wawancara pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“ada pelatihan keterampilan membuat aksesoris namun jahit menjahit tidak ada”

Akan tetapi hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“hanya ada sekali aja ada membuat aksesoris dan itu orangnya dipilih, kemarin itu aku juga pengen ikut pembinaan itu tapi katanya srtiap dusun hanya 5 orang padahal aku dulu pengen kali ikut tapi dibatasi, tapi sekarang udah gak berjalan lagi gak tau kenapa, jahit menjahit gak ada disini hanya membuat aksesoris aja”.

Salah contoh desa yang Pemerintah Desanya melakukan inovasi dalam pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2017 yaitu Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro yakni dengan menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan menjahit yang diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat63.

63Yandip, Loc.cit,.

Universitas Sumatera Utara

97 Tabel 3.31

Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik desa seperti pembangunan jalan desa, jembatan dan lain-lain

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab semua dilakukan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik desa seperti pembangunan jalan desa, jembatan, dan lain-lain sebanyak 7 orang dengan persentase 10,6%, sebagian besar sebanyak 8 orang dengan persentase 12,1%, sebagian kecil sebanyak 42 orang dengan persentase 63,6%, dan tidak ada sebanyak 9 orang dengan persentase 13,6%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik desa seperti pembangunan jalan desa, jembatan, dan lain-lain adalah 2,2 masuk kategori kurang efektif.

Hal ini perkuat dengan hasil wawancara dengan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

Universitas Sumatera Utara

98

“sepertinya setiap dusun ada pembangunan atau perbaikan sarana jalan, bisa dilihat sendiri di dusun III jalannya sudah bagus tapi memag tidak semua dusun sarana jalan bagus masih dalam tahap perbaikan lagi pada tahun ini”.

Akan tetapi hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“jembatan yang menghubungkan lorong IV dengan PTPN Afdeling 3 itu kan rusak, jadi warga memperbaiki dengan kayu jadi sering kali anak sekolah yang berangkat dari situ atau pulang sekolah jatuh ke parit karena jembatan rusak ditambah lagi itukan jalannya tanjakan, hampir setahun gak diperbaiki jadi pas ada caleg yang berkampanye ke kampung ini, masyarakat minta tolong supaya jembatan itu diperbaiki tapi caleg itu malah mempertanyakan kemana dana desa, masa ini aja gak diperbaiki dan akhirnya karena caleg itu menghubungi kepala desa mengenai jembatan itu, besoknya langsung diperbaiki, ku rasa kalau gak datang caleg itu gak akan diperbaiki jembatan itu”.

Tabel 3.32

Pembangunan dan pemeliharaan sarana sumber air bersih dan air minum berskala desa di setiap dusun

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang manjawab semua dilakukan pembangunan dan pemeliharaan sarana sumber air bersih dan air minum berskala desa di setiap dusun sebanyak 2 orang dengan persentase 3,0%, sebagian besar sebanyak 2 orang dengan persentase 3,0%, sebagian kecil

Universitas Sumatera Utara

99

sebanyak 53 orang dengan persentase 80,3%, dan tidak ada sebanyak 9 orang dengan persentase 13,6%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan dan pemeliharaan sarana sumber air bersih dan air minum berskala desa di setiap dusun adalah 1,95 masuk kategori kurang efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan sekretaris desa pada tanggal 23 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“tidak semua dusun memiliki air berskala desa, di daerah Mariah Padang ini ada yang wilayah airnya bersih mudah didapat dan ada juga yang sulit yaitu di dusun I dan II dan yang sudah ada didusun I didusun lain belum ada”.

Akan tetapi hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina paa tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“ada didusun I, tapiya gitu ada bangunannya menjulang tinggi tapi gak tau untuk apa dibangun sampe ke atas-atas, kalau airnya sebenarnya itu sumber air yang sudah cukup lama ada dulu itu namanya sumur bor padahal dulu itu dibangun 2010 tanpa bantuan listrik tapi sekarang ini jadinya dibuat listrik yang kalau dibilang nambah pengeluara uang listrik, aturan diperbaiki aja bangunan tempatnya supaya bagus dan dapat dimanfaatkan masyarakat”.

Tabel 3.33

Pembangunan drainase, rabat beton disepanjang jalan, dan tembok penahan tanah

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sebagian besar dilakukan pembangunan drainase, rabat beton disepanjang jalan, dan tembok penahan tanah sebanyak 8 orang dengan persentase 12,1%, sebagian kecil sebanyak 41 orang dengan persentase 62,1%, dan tidak ada sebanyak 17 orang dengan persentase 25,8%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pembangunan drainase, rabat beton disepanjang jalan, dan tembok penahan tanah adalah 1,86 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 23 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“Dana Desa berdampak baik, dilihat dari jalan dan jembatan pada saat ini memang dibutuhkan masyarakat setiap dusun ada pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan secara berjenjang dan dimulai dari pembangunan jembatan, rabat beton, drainase, dll”.

Akan tetapi hasil waggal wawancara dengan bapak Purba pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“ada beberapa pembangunan yang dilakukan pemerintah desa tapi setengah-setengah, pembangunan jalan hanya disebarkan kerikil-keril atau batu kecil aja dijalan jadi ketika ada banjir tetap aja digerus banjir dan itu tidak disepanjang jalan hanya jalan-jalan tertentu, tembok penahan tanah ada dibangun yang diharapkan dapat menahan banjir supaya gak masuk ke kampung tapi tetap aja banjir karena gak dieperbaiki tanggul di sungai jadi sama aja, gak ada gunanya dibangun tembok penahan tanah itu”.

Universitas Sumatera Utara

101 Tabel 3.34

Pembangunan pasar desa, pengembangan ternak yang dimiliki masyarakat, dan lain-lain

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sebagian kecil dilakukan pembangunan pasar desa, pengembangan ternak yang dimiliki masyarakat, dan lain-lain sebanyak 18 orang dengan persentase 27,3%

dan tidak ada sebanyak 48 orang dengan persentase 72,7%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang peningkatan ekonomi masyarakat apakah pemerintah desa melakukan pembangunan pasar desa, pengembangan ternak yang dimiliki masyarakat, dan lain-lain adalah 1,27 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“belum ada pasar desa dan pengembangan ternak juga tidak ada”

Ditambhakan dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina pada tanggal 24 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“boroboro pembangunan pasar desa, pembangunan jalan desa aja setengah-setengah, padahal kampung ini jauh dari kota kalau mau ke pasar jauh, masyarakat kalau butuh bahan masak harus nunggu tukang along-along

Universitas Sumatera Utara

102

kadang datangnya jam 2-an, kalau ada pasar desa mungkin bisa jadi menambah pendapatan masyarakat karena masyarakat bisa menjual hasil panen disana”.

Tabel 3.35

Kebutuhan para petani dan perkebunan diberikan pemerintah desa

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab semua kebutuhan para petani diberikan pemerintah desa sebanyak 1 orang dengan persentase 1,5%, sebagian besar sebanyak 3 orang dengan persentaase 4,5%, sebagian kecil sebanyak 35 orang dengan persentase 53,0%, dan tidak ada sebanyak 27 orang dengan persentase 40,9%.

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah kebutuhan para petani diberikan pemerintah desa adalah 1,67 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 22 Juli 2019 di Kantor Desa menyampaikan bahwa

“Desa Mariah Padang mata pencahariannya adalah bertani dan berkebun (sawit, rambung, karet, dan coklat), kita (pemerintah desa) memberikan bibit sawit atau bibit unggul, diperikanan juga bibit dari dinas pertaniana

Universitas Sumatera Utara

103

ataupun perikanan, disini ada dibentuk kelompok tani pangan dan kelompok tani perkebunan, ada subsidi dari pemerintah melalui usulan RKP misalnya berapa banyak dibutuhkan petani pupuk”

Hal ini berbeda dengan hasil wawancara dengan Kaur Pembangunan pada tanggal 23 Juli 209 di Kantor Desa dan BPD pada tanggal 25 Juli 2019 di Desa Mariah Padang menyampaikan bahwa

“belum ada diberikan perhatian khusus seperti memberikan bantuan untuk petani”. Akan tetapi hasil wawancara dengan masyarakat bahwa “gak semua diberikan pemerintah, bibit jagung gak ada padahal dulu ini ya ada bibit jagung, bibit padibahkan pupuk dengan harga yang murah jadi kita gak perlu ke kota beli dengan harga yang mahal tapi kualiatas sama, kalau sekarang kadang datang subsidi itu kadang enggak”.

Tabel 3.36

Pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi terhadap masyarakat

Tanggapan

Responden Frequency Percent Valid Percent

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sebagian kecil dilakukan pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi terhadap masyarakat sebanyak 25 orang dengan persentase 37,9% dan tidak ada sebanyak 41 orang dengan persentase 62,1%.

Universitas Sumatera Utara

104

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka nilai skala likert tentang apakah pemerintah desa melakukan pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi terhadap masyarakat adalah 1,38 masuk kategori tidak efektif.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan masyarakat dengan Rina

Dokumen terkait