• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Sasaran Pengalokasian Dana Desa

1.6 Kerangka Teori .1 Desa .1 Desa

1.6.3 Dana Desa

1.6.3.1 Tujuan dan Sasaran Pengalokasian Dana Desa

Berikut ini ada beberapa tujuan dari pengalokasian dana desa yaitu:

1. Dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang pelaksanaannya diutamakan secara swakelola dengan menggunakan sumber daya / bahan baku lokal, dan diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat dari desa tersebut.

2. Membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyaraka30.

3. Terciptanya kemandirian desa dalam partisipasi baik di desa, daerah maupun kota dengan mendorongnya kemandirian desa dalam meningkatkan kemampuan desa maka akan mengurangi angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan di desa tersebut.

4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan lebih meratakan pendapatan.

30 Puncakkab, “Tujuan Dana Desaa Untuk Mensejahterakan Masyarakat Kampung”, diakses dari http://www.puncakkab.go.id/berita/168/tujuan-dana-desa-untuk-mensejahterakan-masyarakat-kampung, diakses pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 19.05 wib.

Universitas Sumatera Utara

21

5. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai kewenangan serta meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat di desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa, kemudian meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa.

6. Memprioritaskan pembangunan desa agar tidak tertinggal dan mendorong masyarakatnya menjadi lebih aktif dalam pengentasan kemiskinan, penyaluran dana menjadi hal penting untuk pembangunan desa yang lebih maju.

7. Memprioritaskan pemanfaatan dana desa untuk proyek seperti pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Posyandu. Prioritas lainnya adalah pembangunan infrastruktur, misalnya irigasi pertanian, jalan, usaha tani, saluran air, dan jembatan yang dibangun swakelola31. Sasaran pengalokasian dana desa yaitu lebih kepada desa yang tertinggal atau desa sangat tertinggal yang meliputi sarana prasarana pemenuhan kebutuhan dana kekehidupan masyarakat yang dapat memudahkan masyarakat setempat.

Seperti:

31 Bagas Dwiputra, “Agar Pemanfaatan Dana Desa Tepat Sasaran”, http://www.kompasiana.com/agarpemanfaatandanadesatepatsasaran/, dikutip dari antaranews 3 november 2015, diakses pada tanggal 13 Mei 2019,pukul 18.34 Wib.

Universitas Sumatera Utara

22

1. Sarana prasarana dalam pelayanan umum, 2. Pendidikan,

3. Kesehatan dan lain sebagainya.

Prioritas penggunaan dana desa untuk program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan pendapatan, serta peluasan skala ekonomi individu warga atau sekelompok masyarakat dan desa.

1.6.4 Efektivitas

Secara etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif, dalam bahasa inggris effectiviness yang bermakna berhasil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata efektif berarti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil.

Jadi efektivitas adalah daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.

Makmur dalam bukunya efektivitas kebijakan kelembagaan pengawasan berpendapat bahwa efektivitas dapat diukur dari beberapa hal yaitu32 :

1. Ketepatan penentuan waktu: waktu yang digunakan secara tepat akan mempengaruhi tingkat keefektivitasan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan.

32 Makmur, 2010, Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, Bandung: Refika Aditama, hal. 7.

Universitas Sumatera Utara

23

2. Ketepatan perhitungan biaya: hal ini dilakukan agar dalam menjalankan suatu program tidak mengalami kekurangan dalam hal dana atau anggaran sampai program tersebut selesai dilaksanakan.

3. Ketepatan dalam pengukuran: hal ini berarti bahwa dalam menjalankan suatu program harus menerapkan standarisasi. Ketepatan standar yang digunakan dalam melaksanakan suatu program merupakan suatu ukuran dalam mencapai keefektivitasan.

4. Ketapatan dalam menentukan pilihan: merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan karna dalam menetukan pilihan dibutukan proses yang sangat penting untuk mencapai suatu keefektifitasan.

5. Ketepatan berfikir dapat menentukan efektifitas dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

6. Ketepatan dalam melakukan perintah: merupakan aktivitas organisasi atau individu yang mempunyai kemampuan memberikan perintah dengan jelas dan mudah dipahami dan jika perintah yang diberikan tidak dapat dipahami maka pelaksanaan perintah tersebut akan mengalami kegagalan dan pada akhirnya tidak efektif.

7. Ketepatan dalam menetukan tujuan: tujuan yang ditetapkan secara tepat akan menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut.

8. Ketepatan sasaran: dapat menetukan keberhasilan aktivitas individu atau organisasi dalam mencapai tujuan.

Universitas Sumatera Utara

24

Efektivitas pada umumnya sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan baik tujuan individu, kelompok dan organisasi33. Menurut Gibson ada 2 (dua) pendekatan dalam menilai keefektivan menurut tujuan dan teori sistem. Berdasarkan pendekatan tujuan maka untuk merumuskan dan mengukur keefektifan melalui pencapaian tujuan ditetapkan dengan usaha kerjasama34. Sedangkan pendekatan teori sistem menekankan pentingnya adaptasi terhadap tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektivan. Lebih lanjut Gibson menyatakan bahwa konsep efektivitas organisasi haruslah mencerminkan 2 (dua) kriteria, yakni (a) keseluruhan siklus masukan-proses-keluaran, dan (b) mencerminkan hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungannya.

Kriteria ini kemudian berkembang dengan dimensi waktu jangka pendek meliputi35 :

a) Kriteria produksi; mencerminkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan jumlah dan keluaran kualitas yang dibutuhkan lingkungan.

b) Kriteria efisiensi; perbandingan keluaran terhadap masukan yang mengacu pada ukuran pengguna sumber daya yang langka dalam organisasi.

c) Kriteria kepuasan; ukuran keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan anggotanya.

d) Kriteria keadaptasian; ketanggapan organisasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

33 James L Gibson, 1995, Organisasi dan Manajemen. Perilaku Struktur Proses, Terj. Wahid, Djoerban, Jakarta:Erlangga, hal.26.

34 Ibid.

35 Ibid., hal.27.

Universitas Sumatera Utara

25

e) Kriteria pengembangan; mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya terhadap tuntutan lingkungan.

Sedangkan Steers mengemukakan efektivitas tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, tetapi juga diukur dengan jumlah barang atau kualitas pelayanan yang dihasilkan di mana ukuran kriteria efektivitas itu sendiri sebenarnya intangible. Lebih lanjut Steers mengemukakan bahwa efektivitas organisasi adalah kemampuan organisasi dalam memperoleh dan menggunakan secara efisien sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuannya 36 . Pendekatan yang digunakan untuk mengukur efektivitas adalah optimalisasi tujuan dengan asumsi bahwa organisasi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda pula. Ada 4 (empat) kategori yang memengaruhi efektivitas yakni (a) sifat organisasi, seperti struktur dan teknologi; (b) sifat lingkungan, seperti kondisi pasar dan ekonomi; (c) sifat karyawan, seperti tingkat kinerja dan prestasi karyawan; (d) kebijakan dan praktek manajerial37.

Pendapat lainnya, Robbins menyatakan keefektifan organisasi dilihat dari pencapaian tujuan yang kemudian dikenal dengan pendekatan konstituensi strategis, bahwasanya organisasi dikatakan efektif apabila memenuhi tuntutan konstituensi yang terdapat di lingkungan organisasi tersebut. Konstituensi yang dimaksud adalah pendukung kelanjutan eksistensi organisasi38.

36Richard M Steers, 1997, Efektivitas Organisasi, Terj. Magdalena Jamin, Jakarta : Erlangga, hal. 70.

37 Ibid.,hal.75

38 Stephen P Robins, 1995, Adminstrasi Negara-Negara Berkembang. Terj. Al Ghozei Usman, Jakarta: CV Rajawali, hal. 58.

Universitas Sumatera Utara

26

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana desa, ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan yakni (a) pencapaian tujuan, bahwa penggunaan dana desa dapat dikatakan efektif apabila penggunaannya sesuai dengan prioritas kebutuhan sehingga tujuan tercapai; (b) ketepatan waktu, proses penyaluran dan penggunaan dana sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan hingga berakhirnya kegiatan; (c) sesuai manfaat, dana desa dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa sebagai penerima program; dan (d) hasil sesuai harapan masyarakat.

Menurut Kurniawan, Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”39. Berkaitan dengan efektivitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah, Devas menyatakan bahwa “efektivitas adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus dan mengatur keuangan yang dimiliki dengan cara haruslah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dijalankan untuk mencapai tujuan pemerintahan dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya”40. Dilihat dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, efektivitas adalah suatu ukuran sampai sejauh mana organisasi pemerintah mampu melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumya dapat tercapai

39 Agung Kurniawan, 2005, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan, hal. 109.

40 Dasril Munir, 2004, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : YPAP, hal. 44.

Universitas Sumatera Utara

27

dengan menggunakan prosedur atau aturan yang ada. Apabila hal ini dikaitkan dengan masalah keuangan maka sampai sejauh mana keuangan yang tersedia dapat dialokasikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan guna mencapai tujuan.

Menurut Osborne dan Gaebler, efisiensi adalah ukuran berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing unit output, sedangkan efektivitas adalah ukuran kualitas output itu41. Ketika mengukur efisiensi, harus diketahui berapa banyak biaya yang harus ditanggung untuk mencapai suatu output tertentu.

Ketika mengukur efektivitas harus diketahui apakah investasi tersebut dapat berguna.Efisiensi dan efektivitas merupakan hal penting, tetapi ketika organisasi publik mulai mengukur kinerja, seringkali hanya mengukur tingkat efisiensi saja.

Pengertian efektivitas sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 adalah merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Sedangkan secara efektivitas menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, atau dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa: efektifitas dari pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.

Mardiasmo menyatakan bahwa efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai

41 Osborne David dan Peter Plastrik, 1997, Banishing Bureaucracy, The Five Strategies For Reinventing Government, terjemahan : Memangkas Birokrasi : Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. Terj.

Abdul Rosyid dan Ramelan. Jakarta : Penerbit PPM, hal. 67.

Universitas Sumatera Utara

28

dengan rencana yang telah ditentukan42. Dimana ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi adalah bila telah mencapai tujuan, maka dapat dikatan organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.

Dokumen terkait