• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTENATAL CARE (ANC)

N/A
N/A
Azmi

Academic year: 2024

Membagikan "ANTENATAL CARE (ANC) "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

A. Konsep Dasar Medik...1

1. Definisi...1

2. Etiologi...1

3. Manifestasi Klinis...2

4. Pathway ANC...4

5. Patofisiologi ANC...4

6. Pemeriksaan Penunjang...5

7. Penatalaksanaan Medis...6

8. Komplikasi...6

B. Asuhan Keperawatan teoritis ANC...6

1. Pengkajian Keperawatan...6

2. Diagnosa Keperawatan...8

3. Intervensi Keperawatan...8

4. Implementasi Keperawatan...11

5. Evaluasi Keperawatan...11 DAFTAR PUSTAKA

(2)

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Konsep Dasar Medik 1. Definisi

Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauankesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiransupaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua (Wagiyo &Putrono, 2016).

Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

Berdasarakan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

2. Etiologi

a. Amenore (tidak dapat haid)

b. Mual dan muntah (nausea and vomiting) c. Mengidam (ingin makanan khusus) d. Tidak tahan suatu bau-bauan e. Pingsan

f. Tidak ada selera makan (anoreksia) g. Lelah (fatigue)

h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri i. Sering miksi

(3)

j. Konstipasi/obstipasi k. Pigmentasi kulit l. Epulish

m. Pemekaran vena-vena (varises) 3. Manifestasi Klinis

Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam : a. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan

1. Amenore (terlambat datang bulan), Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.

2. Mual muntah, Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.

3. Ngidam, Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.

4. Sinkop atau pingsan, Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.

5. Payudara tegang terjadi karena pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

6. Anoreksia nervous 7. Sering kencing 8. Konstipasi/obstipasi

9. Pigmentasi, Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.

(4)

a) Pipi : Cloasma Gravidarum

b) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara hiperpigmentasi areola mamae.

c) Varises atau penampakan pembuluh vena b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

1. Pembesaran perut, terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.

2. Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.

3. Tanda goodel Pelunakan serviks.

4. Tanda chadwiks, perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5. Tanda piskacek, pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

c. Tanda Pasti (Positive Sign) 1. Gerakan janin dalam Rahim

2. Denyut jantung janin, dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal (elektrocardiograf) misalnya doppler

(5)

4. Pathway ANC

5. Patofisiologi ANC

a. Fertilisasi Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya di daerah ampulla tuba.

b. Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel,8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan

(6)

memperoleh membelah membentuk morula (4 hari). Saat morulamasuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam.

c. Nidasi / Implantasi Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan.

Biasanyaterjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior.

Padasaat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fasesekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimdan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati dkk, 2010).

d. Pertumbuhan dan perkembangan embrioa.

1) Masa pre embryonic Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi.

2) Masa embryonic Berlangsung sejak 2-6 minggu.

3) Masa fetat Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)

1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui amenore 2) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi.

b. Laboratorium

1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL) 2) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik) d. USG (Ultra Sono Grafi)

1) Jenis kelamin

2) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion

7. Penatalaksanaan Medis

a. Mengupayakan kehamilan sehat.

(7)

b. Menjadwalkan pemberian vaksinasi.

c. Memberikan preparat penunjang kesehatan: Vitamin dan tambahan preparat Fe.

d. Melakukan deteksi dini komplikasi penatalaksanaan awal serta rujukan.

e. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

f. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk rujukan jika terjadi komplikasi.

8. Komplikasi a. Hipertensi

b. Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan.

c. Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.

d. Kelainan letak (lintang dan sungsang)

B. Asuhan Keperawatan teoritis ANC 1. Pengkajian Keperawatan

a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku bangsa,agama,alamat

b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang

bersifat penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan penyakit kronis

d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrhae, keluhan haid, hari pertama haid terakhir (HPHT) guna menentukan taksiran persalinan (TP) (Ratnawati, 2017).

(8)

e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi, pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan, jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas sebelumnya (Ratnawati, 2017).

f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ janin (Ratnawati, 2017).

g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi : kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok)

h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan perubahan postur tubuh selama kehamilan

i. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.

2. Pemeriksaan kebidanan

a) Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis),

(9)

b) sclera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)

c) Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, vena

d) jugularis (apakah ada pembesaran?).

e) Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea,

f) payudara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?).

g) Perut: pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)

1) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus 2) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri.

Menentukan

3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin

4) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP

h) Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG, pap smear dan kultur getah serviks

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan Eliminasi Urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih.

b. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan hadaptasi kehamilan 3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Gangguan Eliminasi

Urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam, maka diharapkan Eliminasi Urin dapat membaik. Dengan kriteria hasil:

Observasi:

1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine.

2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine.

(10)

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan a. Sensasi berkemih

membaik.

b. Desakan berkemih membaik.

c. Berkemih tidak tuntas menurun.

3. Monitor eliminasi urine.

Terapeutik:

1. Catat waktu-waktu berkemih.

2. Batasi asupan cairan, jika perlu.

3. Ambil sample urine tengah..

Edukasi:

1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih 2. Ajarkan mengenali tanda

berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih

3. Anjurkan mngurangi minu sebelum tidur

Gangguan rasa nyaman b.d

gangguan hadaptasi kehamilan

Setelah dilakaukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan status kenyamanan meningkat dengan kriteriai hasil:

a. Gelisah menurun b. Keluhan tidak nyaman

menurun

Terapi Relaksasi Observasi :

a. Identifikasi penurunan tingkat energi,ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif

b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan c. Periksa ketegangan otot,

frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan

Terapeutik :

(11)

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan a. Ciptakan lingkungan tenang,

dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan b. Berikan informasi tertulis

tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi

c. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang

Edukasi :

a. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia(mis. Musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif) b. Anjurkan mengambil posisi

yang nyaman

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Kozier, 2017).

(12)

5. Evaluasi Keperawatan

Proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak dan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

(13)

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatanj: DPP PPNI.

Referensi

Dokumen terkait

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan

Antenatal care sangat penting dilakukan selama masa kehamilan sehingga diharapkan ibu hamil harus memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang antenatal care1. Penelitian

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran untuk memfasilitasi hasil yang optimal bagi ibu hamil maupun bayinya

Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai

menginformasikan lagi tentang tanda bahaya kehamilan, manfaat imunisasi TT dan dampak yang terjadi apabila tidak melakukan pemeriksaan antenatal care oleh ibu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik ibu (pendidikan, umur ibu, umur kehamilan, paritas dan jarak antar kelahiran) dan pelayanan antenatal care

Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan kesimpulan ada hubungan rendah antara sikap ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dengan keteraturan kunjungan

Mengetahui jumlah kehamilan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care pada ibu hamil dengan kasus preeklampsia berat dan eklampsia3. Mengetahui