• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antidotum anti racun

N/A
N/A
metrum allkestron

Academic year: 2024

Membagikan " Antidotum anti racun"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Antidotum

(2)

• AMELIA NOVIANTI 2004026124

• AKBAR RAMADHAN 2004026123

• ANANDA SARAH AULLIA 2004026127

• AMILIA CITRA SARI 2004026125

• DINDA PERMATA SANTI 2004026153

• ELIS KHOERUNNISA M 2004026157

• MEITRIYANA MONITA 2004026188

• MOCHAMAD DICKY YANUAR M R 2004026190

• MUHAMMAD GHIFARI 2004026197

• SINTA NURFADILA 2004026223

(3)

Definisi

Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu

oragnisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral maupun topikal. Racun juga

disebut senyawa yang masuk kedalam tubuh

dengan berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologi menyebabkan gangguan

kesehatan bahkan kematian.

Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam tubuh disebabkan oleh menelan, mencium,

menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun atau gas yang

mengganggu fungsi organ dan dapat menimbulkan

kematian.

(4)

Klasifikasi Keracunan

1. Menurut cara terjadinya keracunan

- Self Poisoning :pasien mengkonsumsi obat dengan dosis

berlebihan tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan

- Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi bisa berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia salah tafsir tentang dosis yang digunakan.

- Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor kesengajaan

- Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan sengaja dengan tujuan meracuni orang lain

(5)

2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan - Keracunan kronis

sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama

setelah terpapar dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil

- Keracunan akut

lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare, konvulsi, koma, dsb.

(6)

3. Menurut alat tubuh yang terkena

- SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida - Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida

- Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal

- Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas

4. Menurut jenis bahan kimia

-

Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh dan gangguan saraf

-

Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan sistem saraf

-

logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf

-

Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem

pencernaan, dan gangguan saraf

(7)

Sumber racun

1. Racun di rumah tangga, seperti: insektisida, racun dalam makanan kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen 2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan,

seperti: pestisida dan herbisida.

3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti:

analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain-lain.

4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium, seperti: asam-basa, dan logam berat 5. Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja,

racun singkong, racun jamur, racun binatang.

(8)

Gejala &

Diagnosis Keracunan

1.Kesadaran

Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 :

• Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah diajak bicara

• Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat dibangunkan dengan rangsangan.

• Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat bereaksi terhadap rangsangan maksimal.

• Tingkat IV : Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi sedikit pun terhadap rangsangan maksimal.

Farmakologi & Terapi, 2006

(9)

2. Respirasi

Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat berbahaya bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan insektisida organofosfat atau karbamat.

3. Tekanan Darah

Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya

berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan

prognosisnya buruk.

(10)

4. Kejang

Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi pada keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta hiperekstensi reflex plantar.

5. Pupil dan reflex ekstremitas

Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran pupil tidak sama dan pupil yang melebar

6. Bising usus

Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokan derajat kesaran.

(11)

7. Jantung

Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung.

8. Lain-lain

Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa

atau air, tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG,

retensi urine, muntah, dan diare serta kelainan spesifik

misalnya pada X-foto tulang.

(12)

Tanda-tanda Klinis

Tanda-tanda

Klinis • 1. Keracunan Logam Berat (Al,

Cd, Pb dll.) a. Gangguan saluran pernafasan berupa

batuk dan sesak

b. Kerusakan ginjal (jika terpapar jangka Panjang)

c. Muntah, kram perut, diare dan mual berkepanjangan

d. Sakit kepala, anemia, dan nyeri 2. Keracunan

Acetaminophen a. Mual, muntah,

anoreksia

b. Kehilangan nafsu makan c. Pembesaran liver,

peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik,

d. Gejala awal gagal hati : Jaundice (kekuningan pada sklera, kulit).

Tes Laboratorium : a. Peningkatan

aspartate

aminotransferas e (AST), alanine aminotransferas e (ALT), serum bilirubin, dan INR

b. Peningkatan

kreatinin serum

dan nitrogen urea

darah (BUN)

(13)

3. Keracunan Calsium Channel Blocker (CCB)

a. Toksisitas jantung (bradikardia,

depresi

kontraktilitas, dan disritmia)

b. Mual dan muntah c. Pusing, lesu,

koma, dan kejang d. Hipotensi dan

bradikardi

e. Tekanan darah

Tes Laboratorium:

a. Hiperglikemia yang signifikan (lebih dari 250 mg / dL [13,9 mmol / L]) dapat mengindikasikan toksisitas

b. Gas darah yang berubah (asidosis metabolik), elektrolit serum, asam laktat, BUN, dan kreatinin serum

4. Keracunan Organofosfat

(Pestisida)

1. Ansietas, gelisah, pusing, sakit

kepala, miosis, mual, hipersalivasi, muntah

2. Nyeri abdomen, diare, bradikardia, dan berkeringat,

3. Lemah otot dan fasikulasi dapat timbul dan berkembang ke flaccid

paralysis (lemas) termasuk otot mata

dan otot pernapasan.

(14)

5. Keracunan Opioid (Narkotik) 1. Depresi pernapasan

2. Pupil mata mengecil

3. Mual, muntah, perubahan detak jantung

Opioid biasa digunakan sebagai analgesik saat pembedahan. Antidotum yang digunakan :

Naloxon, Methadone, Naltrexon

(15)

Keadaan Darurat

1. Gagal napas

Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas. Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi, pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri

2. Syok

Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah

jantung. Curah jantung menurun karena alir balik vena

tergangggu, permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena

diekstremitas tidak bekerja secara baik.

(16)

3. Pencegahan absorpsi obat

a. Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air.

b. Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar, tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.

c. Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung,

memberikan pencahar.

(17)

• KBBI : n obat penawar racun

Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah aktif.

Antidot

Merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan timbulnya bahaya selanjutnya.

Terapi Antidot

Sasaran Terapi Antidot

• Menghambat absorpsi

• Mempercepat eliminasi

• Meningkatkan nilai ambang KTM

(18)

Hipotesis hubungan antara kadar zat kimia

dengan waktu

(19)

Jenis terapi antidotum

• Terapi spesifik

• Terapi non spesifik

(20)

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi

Alkohol (etil) Simtomatik. Beri kopi tubruk, emetik dengan mustrad satu sendok makan dalam air atau garam dapur

Anilin (Asetanilid,

fenasetin, Asetaminofen) 6-20 g • Vitamin C 1 g IV

• Biru metilen 1% 1 mg/kgBB IV, perlahan-lahan. Simtomatik dengan perhatian terhadap sirkulasi dan pernapasan

• Hentikan obat dan selanjutnya simtomatik

Antihistamin Simtomatik, perhatikan pernapasan.

Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3-4 mL tipental 2-5%, secara IV. Luminal tidak boleh diberikan Arsen trioksida 200-300 mg

100 mg • Morfin untuk menghilangkan nyeri. Bilas lambung, beri susu, berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, tiap 4 jam sampai 10 mg/kgBB

• Berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, diulangi sampai 4 kali. Bila gejala timbul kembali pengobatan diulangi lagi

KERACUNAN DAN TERAPINYA

Farmakologi dan terapi edisi 4 halaman 774-778

(21)

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi Asam dan basa kuat

(HCl, , KOH, NaOH) Simtomatik berisusu. Bila tertelan dalam larutan pekat, jangan

melakukan bilas lambung.

Asam Borat 15 g Simtomatik : Diuresis paksa

Aspirin 20-30 g Simtomatik (awasi pernapasan).

Beri susu. Bilas lambung dengan Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila da perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan

Atropin (alkaloid beladona dan anti kolinergik lain)

500-1000 mg (jumlah lebih kecil

mungkin sudah berbahaya)

Simtomatik beri susu. Bilas

lambung dengan air. Kateter urin.

Perhatikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.

Barbiturat: fenobarbital 5 g Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan dalam usus. Beri kopi tubruk.

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi

Simtomatik berisusu. Bila tertelan dalam larutan pekat, jangan

melakukan bilas lambung.

Asam Borat 15 g Simtomatik : Diuresis paksa

Aspirin 20-30 g Simtomatik (awasi pernapasan).

Beri susu. Bilas lambung dengan Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila da perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan

Atropin (alkaloid beladona dan anti kolinergik lain)

500-1000 mg (jumlah lebih kecil

mungkin sudah berbahaya)

Simtomatik beri susu. Bilas

lambung dengan air. Kateter urin.

Perhatikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.

Barbiturat: fenobarbital 5 g

(22)

Pentobarbital dan

sekobarbital 3 g Diuresis paksa hanya pada

keracunan fenobarbital.

Hemodialisa paling baik. Bila perlu berikan 2 mL niketamid untuk memperbaiki pernapasan

Bensin Simtomatik: epinefrin dan

norepinefrin tidak boleh diberikan

karena bisa menimbulkan fibrilasi

ventrikel

(23)

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi Bromida (Karbromat,

Bromisovalum) Bila mungkin beri oral : NaCl atau

Cl 6 g/hari. HCT 2 x 25 mg atau furosemide 40 mg

Dipiron Simtomatik : gejala – gejala kulit

dan angioneurotik edema dapat diberikan antihistamin dan 0,3 mL epinefrin 1 permil subkutan.

Fenol 1 g Simtomatik : beri susu, bilas

lambung dengan hati – hati, bila ada gunakan oleum olivarum.

Insektisida golongan organofosfat misalnya DDVP, diazinon,

malation dan paration

Setiap dosis

berbahaya Bersihkan jalan napas. Berikan segera 2 mg atropin sulfat IV

diulang tiap 10 – 15 menit sampai terlihat muka merah, hipersalivasi berhenti dan bradikardi berubah menjadi takikardia dan kulit

berkeringat lagi. Observasi pasien terus menerus dan bila gejala kembali, ulangi pemberian atropin.

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi Bromida (Karbromat,

Bromisovalum)

Dipiron Simtomatik : gejala – gejala kulit

dan angioneurotik edema dapat diberikan antihistamin dan 0,3 mL epinefrin 1 permil subkutan.

Fenol 1 g Simtomatik : beri susu, bilas

lambung dengan hati – hati, bila ada gunakan oleum olivarum.

Insektisida golongan organofosfat misalnya DDVP, diazinon,

malation dan paration

Setiap dosis

berbahaya Bersihkan jalan napas. Berikan segera 2 mg atropin sulfat IV

diulang tiap 10 – 15 menit sampai terlihat muka merah, hipersalivasi berhenti dan bradikardi berubah menjadi takikardia dan kulit

berkeringat lagi. Observasi pasien

terus menerus dan bila gejala

kembali, ulangi pemberian

atropin.

(24)

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi Golongan Karbamat

(karbanil, Baygon) Beri cepat atropin sulfat 2 mg IV, diulangi tiap 10-15 menit sampai atropinisasi penuh

Golongan organoklorin misalnya aldrin, BHC, DDT, dieldrin, endrin, klordan, tiodan, dan toksafe

DDT 15-30 g

Endrin 1,5 g Simtomatik : Bilas lambung dan tinggalkan larutan Mg 30 g.

Fenobarbital 100-200 mg IM atau 5-10 mg diazepam IV.

Jamur Atropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik

Jengkol Natrium bikarbonat 4 x 2g per oral

sehari. Bila ada anuria pengobatan tersebut di atas tidak berguna.

Obatilah sebagai pasien uremia.

Kalium permanganat Beri putih telur, susu dan laksan, bilas lambung. Persiapan untuk trakeotomi.

Kamfer 2 g oral Simtomatik, luminal 100-200 mg IM

Karbon monoksida Pernapasan buatan dengan murni di bawah tekanan

Karbon tetraklorida 2-10 mL Simtomatik. Pernapasan buatan dengan infus glukosa epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi Golongan Karbamat

(karbanil, Baygon) Beri cepat atropin sulfat 2 mg IV, diulangi tiap 10-15 menit sampai atropinisasi penuh

Golongan organoklorin misalnya aldrin, BHC, DDT, dieldrin, endrin, klordan, tiodan, dan toksafe

DDT 15-30 g Endrin 1,5 g

Jamur Atropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik

Jengkol Natrium bikarbonat 4 x 2g per oral

sehari. Bila ada anuria pengobatan tersebut di atas tidak berguna.

Obatilah sebagai pasien uremia.

Kalium permanganat Beri putih telur, susu dan laksan, bilas lambung. Persiapan untuk trakeotomi.

Kamfer 2 g oral Simtomatik, luminal 100-200 mg IM

Karbon monoksida

Karbon tetraklorida 2-10 mL

(25)

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi

Kodein (opiat lain) Bila ada depresi napas, berikan nalokson HCl 5-10 mg. Bila tidak ada depresi napas simtomatik saja

Marihuana (ganja) Tinggi sekali Simtomatik. Tidak berbahaya, kesadaran pulih setelah ½ - 1 hari tanpa amnesia.

Metil alkohol (dalam

bahan bakar 5-10%) 30 mL Diuresis paksa. Simtomatik dengan memperbaiki asidosis, pernapasan diawasi. Berikan etilalkohol untuk menghambat oksidasi metanol.

Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi arteri retina, sesudah koma diatasi.

Minyak tanah 120-150 mL.

Dua sendok teh bila ter aspirasi

Bilas lambung tidak boleh simtomatik saja. Berikan under pressure, bila ada edema paru. Antibiotika profilaktik.

Morfin 120-150 mg.

60 mg berbahaya

Seperti kodein

Natrium Fluorida (racun

kecoa) 2-5 g Berikan infus glukosa 5% dan Ca 10% IV

(bisa diulangi). Simtomatik, berikan Al hidroksida gel secara oral

Natrium hipoklorit

(pemutih pakaian, bukan detergen)

30 mL larutan,

15% Simtomatik, beri susu, putih telur atau MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat.

Bilas lambung harus hati-hati.

Nama zat Perkiraan

Dosis Letal Terapi

Kodein (opiat lain) Bila ada depresi napas, berikan nalokson HCl 5-10 mg. Bila tidak ada depresi napas simtomatik saja

Marihuana (ganja) Tinggi sekali Simtomatik. Tidak berbahaya, kesadaran pulih setelah ½ - 1 hari tanpa amnesia.

Metil alkohol (dalam

bahan bakar 5-10%) 30 mL Diuresis paksa. Simtomatik dengan memperbaiki asidosis, pernapasan diawasi. Berikan etilalkohol untuk menghambat oksidasi metanol.

Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi arteri retina, sesudah koma diatasi.

Minyak tanah 120-150 mL.

Dua sendok teh bila ter aspirasi

Morfin 120-150 mg.

60 mg berbahaya

Seperti kodein

Natrium Fluorida (racun

kecoa) 2-5 g

Natrium hipoklorit

(pemutih pakaian, bukan detergen)

30 mL larutan,

15% Simtomatik, beri susu, putih telur atau MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat.

Bilas lambung harus hati-hati.

(26)

Nama zat Perkiraan Dosis

Letal Terapi

Natrium nitrit 1 g Bilas lambung. Berikan 500 mg vitamin C IV.

Biru metilen 1%, 1 mg/kgBB IV

Nikotin 60 mg = 3 batang

sigaret yang dilarutkan dalam air

Tidak ada antidotum. Bilas lambung dan laksan dengan Mg 30 g. Pernapasan buatan

Nitrogen dioksida () Bersihkan jalan napas. Berikan dan prednisolon dosis besar

Reaksi obat Beri 0,3 mL adrenalin 1% subkutan, harus

diulangi tiap 7-10 menit sampai ada perbaikan.

Antihistamin. Deksametason 2x1 mg obat selama 4 hari.

Sianida (singkong) Beri segera 50 mL Na tiosulfat 25% IV

Timbal Berikan 1g C EDTA dalam infus 500 mL

glukosa 5% dua kali sehari selama 3 hari

Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan Mg

Luminal 100-200 mg IM bila ada kejang, atau diazepam IV.

Tingtur yodium

Tingtur yodium pekat 30-60 mL Berikan air tajin dan susu dengan segera. Bilas lambung dengan larutan Na- tiosulfat 10%

Warfarin atau derivat dikumarol

(racun tikus) Dosis berbahaya

1-2 mg/kgBB untuk 6 hari

Vitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari. Fitomanadion, jauh lebih poten dan bermanfaat.

Nama zat Perkiraan Dosis

Letal Terapi

Natrium nitrit 1 g Bilas lambung. Berikan 500 mg vitamin C IV.

Biru metilen 1%, 1 mg/kgBB IV

Nikotin 60 mg = 3 batang

sigaret yang dilarutkan dalam air

Reaksi obat Beri 0,3 mL adrenalin 1% subkutan, harus

diulangi tiap 7-10 menit sampai ada perbaikan.

Antihistamin. Deksametason 2x1 mg obat selama 4 hari.

Sianida (singkong) Beri segera 50 mL Na tiosulfat 25% IV

Timbal

Tingtur yodium

Tingtur yodium pekat 30-60 mL Berikan air tajin dan susu dengan segera. Bilas lambung dengan larutan Na- tiosulfat 10%

Warfarin atau derivat dikumarol

(racun tikus) Dosis berbahaya

1-2 mg/kgBB untuk 6 hari

Vitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari. Fitomanadion, jauh lebih poten dan bermanfaat.

(27)

Terapi Non Spesifik

Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :

• Memberikan zat absorben

• Bilas lambung

• Memacu muntah

• Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin

• Hemodialisis

(28)

A. Menghambat Absorpsi Zat Racun

Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain :

• Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat toksik

• Mengeluarkan racun dalam lambung

• Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung

• Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan

• Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat

dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)

(29)

Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.

Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :

• Acathaminophen

• Karbamezepin

• Dapson

• Teofillin

• Quinin

• Obat anti depresan

Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya

1. Pemberian Arang Aktif

(30)

2. Mengeluarkan Racun Dari Lambung

Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:

1. Zat yang tertelan 2. Tingkat keracunan

3. Sudah berapa lama zat tertelan.

a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung

• Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan

• Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung

• Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea.

• Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali di rumah sakit

b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha

• Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas penggunaanya

• Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)

• Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada keracunan zat besi

• Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang sadar sepenuhnya

• Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan

tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif

(31)

3. Pemberian Kataritik/ Pencahar

• Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran

gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus halus

• Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada gangguan jantung

• Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal

• Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.

• Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .

• Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit

Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:

1. Pasien obstruksi usus

2. Pasien Mual dan muntah

3. Pasien Gangguan ginjal

(32)

B. Mempercepat Eliminasi

Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau pembasaan urin dan diuresis paksa.

1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)

Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan

mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti

Amfetamin

(33)

2. Pembasaan Urin

Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital. Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan mengurangi reabsorbsi.

3. Hemodialisis

Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah:

• Salisilat

• Methanol

• Etilen Glikol

• Praquat

• Lithium

B. Mempercepat Eliminasi

(Lanjutan)

(34)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Kulit kering dianggap sebagai tanda kulit yang mulai mengalami penuaan dini dan juga merupakan subyek dari banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya zat aktif dalam produk yang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,