Reformasi pemerintahan dan konstitusi, bahkan terjadi pergeseran supremasi kekuasaan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dari supremasi militer menjadi supremasi sipil. Disusul dengan terbitnya Undang-Undang Nomor: 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Polisi Dari Penguasa ke Pelayanan Masyarakat
Dalam masyarakat yang kompleks (pedesaan dan perkotaan), dimana lembaga-lembaga adat mulai terabaikan, maka diperlukan suatu lembaga yang disebut lembaga kepolisian untuk mengatur ketertiban sosial, yang fungsinya untuk mengatasi dan mengatasi berbagai permasalahan sosial yang timbul dalam masyarakat, khususnya masalah keamanan ( Suparlan, 1999, 64). Polisi berseragam adalah polisi yang mempunyai tugas mengayomi dan mengayomi masyarakat serta bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan aparatur yang membidangi administrasi termasuk di bidang pembinaan personel dan logistik. dimana identitas mereka ditonjolkan sehingga dapat dilihat secara visual oleh masyarakat yang membutuhkan.
Serse sebagai Core Bisnis Polisi
Mengingat kinerja seorang detektif sangat bergantung pada kemampuan individu, maka kompetensi kepemimpinan seorang detektif sangat diperlukan untuk mencapai hal tersebut. Di sisi lain, permasalahan peningkatan kinerja detektif dalam melayani dan mengayomi masyarakat akan lebih baik apabila tercipta penyegaran yang baik dalam lingkungan kerja.
PARADIGMA BARU KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
Berdasarkan perkembangan tersebut, kata “polis” yang memunculkan terbentuknya kata lain memperoleh arti “negara”. Pergeseran paradigma pelayanan Polri yang sebelumnya sering dijadikan sebagai alat aparat untuk melayani kepentingan masyarakat, kini membawa sejumlah implikasi perubahan mendasar. Perubahan tersebut salah satunya adalah perubahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yang mengangkat Polri sebagai penjaga keamanan masyarakat, penegak hukum, pengayom dan pengayom serta melayani masyarakat.
Arah kebijakan strategi Polri yang mengedepankan tampilnya pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, artinya hal tersebut merasuk dalam setiap kegiatan pelayanan Polri, baik dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat maupun sebagai penegak hukum. dengan munculnya perilakunya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat sesuai dengan paradigma baru yaitu melayani kepentingan rakyat. Makna peran pengayom, pengayom, dan aparatur sipil negara dapat dijelaskan sebagai berikut: sebagai pengayom, seorang anggota Polri yang mempunyai kemampuan memberikan perlindungan kepada masyarakat agar terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau ancaman. bahaya dan merasa tenang dan damai. Selanjutnya sebagai abdi dalem adalah anggota Polri yang dalam setiap langkah pengabdiannya dilaksanakan secara moral, beretika, sopan, ramah dan proporsional.
Salah satu kemajuan yang patut dicatat sebagai bagian dari upaya pembangunan kepolisian adalah diundangkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang memuat banyak hal.
APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI (E- GOV) DALAM PELAYANAN PUBLIK
- Pengertian Aplikasi E-Gov
- Tujuan Aplikasi Teknologi Informasi (E-Government)
- Tipe Relasi E-Government
- Hal Yang Perlu Dipersiapkan dalam Aplikasi Teknologi Informasi (E-Gov)
Dimana E-Government pada hakikatnya adalah pemanfaatan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak lain (penduduk, pengusaha dan instansi lainnya). Pengembangan aplikasi teknologi informasi (E-Gov) merupakan upaya pengembangan tata kelola dan administrasi berbasis pembangunan. penggunaan) Teknologi informasi dalam rangka. Memang pemanfaatan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat akan mendorong transformasi diskresi administratif dan kontrol hukum.
Perkembangan E-Government akan menata sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintahan dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi memungkinkan penyebaran data dan informasi, termasuk informasi dari departemen pemerintah, melalui situs Internet yang dapat diakses tanpa batasan ruang dan waktu. Dengan teknologi informasi, pekerjaan dalam pelayanan publik dapat terotomatisasi, prosedur menjadi standar, konsisten, cepat dan akurat, serta mekanisme pendataan administrasi dan pelaporan pelayanan dapat dilakukan dengan lebih tertib guna menunjang kelancaran pelayanan. proses pengiriman.
Jenis G-to-C ini merupakan penerapan E-Government yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun dan mengimplementasikan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama meningkatkan hubungan interaksi dengan masyarakat.
BAB. IV
ASPEK-ASPEK DALAM APLIKASI E-GOV
Sumberdaya E-Government
- Software
- Human Resources (SDM)
- Data dan Informasi
- Struktur Organisasi
- Komunikasi
- Sikap Pelaksana
- Sarana dan prasarana pendukung Aplikasi Teknologi Informasi
Secara umum penyelenggaraan penerapan teknologi di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal dapat dikelompokkan menjadi 2 departemen dan 4 jenis pekerjaan, yang meliputi: Pekerjaan Operator Sistem (OPSYS), Pekerjaan Pemeliharaan Komputer, Pekerjaan Operator Data, dan Pekerjaan Entri Data. Ruang lingkup pekerjaan operator sistem ini adalah; “Seluruh proses komputerisasi di Mapolda Jatim baik lokal maupun jaringan dikelola oleh bagian telematika Polda Jatim baik lokal maupun jaringan” (Manual IT Polda Jatim, 2009). Penyelenggara sistem di bidang telematika juga bertanggung jawab atas kelancaran seluruh proses informatisasi dan pemanfaatan teknologi informasi, baik lokal maupun jaringan.
Pekerjaan pemeliharaan komputer yang menjadi tanggung jawab Operator Sistem antara lain meliputi pekerjaan perbaikan perangkat lunak dan perangkat keras. Berdasarkan observasi terlihat bahwa dalam pelaksanaan sehari-hari operator data juga dapat berperan sebagai pengganti operator sistem apabila operator sistem berhalangan hadir. Dalam kedudukannya sebagai operator sistem pengganti atau asisten, operator data wajib melaporkan permasalahan atau kendala pada aplikasi komputer kepada operator sistem dan mencatatnya pada kartu pemeliharaan komputer yang disediakan.
Dalam melaksanakan tugasnya, apabila menemui berbagai permasalahan yang berkaitan dengan sistem aplikasi komputer, dapat melaporkan permasalahan tersebut kepada Operator Sistem.
BAB.V
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (E-GOV)
Tahapan Strategi
- Strategi 1
- Strategi 2
- Strategi 3
- Strategi 4
- Strategi 5
- Strategi 6
Terciptanya portal informasi dan layanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah terkait, sehingga masyarakat pengguna tidak merasakan hambatan organisasi dan kewenangan di dalam pemerintahan. Terciptanya jaringan pendukung organisasi (back-office) yang menghubungkan portal informasi dan pelayanan publik tersebut di atas dengan situs serta sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terkait dengan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi terkait. Kemajuan teknologi informasi dan berkembangnya jaringan komunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas bagi instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pengembangan aplikasi dasar seperti e-faktur, e-procurement, e-reporting yang dapat digunakan oleh seluruh website pemerintah untuk menjamin keandalan, kerahasiaan, keamanan dan interoperabilitas informasi transaksi dan layanan pemerintah. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya informasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (e-literacy), baik di kalangan pemerintah dan pemerintah daerah otonom, serta di kalangan masyarakat guna mengembangkan budaya informasi menuju terwujudnya suatu informasi. masyarakat. Pemanfaatan sumber daya pendidikan dan pelatihan secara sinergis, termasuk perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yang dimiliki baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah/masyarakat.
Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan pemerintah melalui jaringan informasi, maka pengembangan e-Government dapat dilaksanakan melalui empat (empat) tingkatan sebagai berikut.
MENGOPTIMALKAN KINERJA
ORGANISASI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI
Mengkaji Kapasitas Organisasi
- Personil Aparat Reserse di Polda Jatim
- Jumlah Crime Clearance Tindak Pidana di Polda Jatim
- Kinerja Direktorat Reserse Kriminil Polda Jatim dalam penyelesaian Perkara Pidana
Merupakan salah satu unit organisasi Polda Jatim yang menangani berbagai kejahatan di lingkungan Polda Jatim. Biro Reserse Polda Jatim merupakan bagian dari Satuan Organisasi Kepolisian Daerah Jatim wilayah Surabaya dan lingkup Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur, dan pengembangan kinerjanya dalam pelayanan publik berada dalam kewenangan dan tanggung jawab Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur. Layanan Pendapatan. Untuk menangani segala macam gangguan keamanan dan ketertiban umum di wilayah Provinsi Jawa Timur, telah dikerahkan beberapa personel dan diberi tugas serta tanggung jawab khusus untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara pidana yang terjadi dan merupakan bagian dari Direktorat Reserse Kriminal. Polda Jawa Timur seperti terlihat pada Tabel 6.1;
Prestasi Direktorat Reserse Kriminal Polda Jawa Timur dalam menyelesaikan kasus pidana di Jawa Timur dalam menyelesaikan kasus pidana di. Direktorat Reserse Kriminal Polda Jatim terus dilaporkan kepada masyarakat dalam menuntaskan berbagai kejahatan di lingkungan Polda Jatim yang berada di wilayah hukumnya. Penyelenggaraan tugas penegakan hukum berupa kegiatan penyidikan dan penyidikan perkara untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut serta penyampaian berita acara penyidikan yang akan diserahkan kepada penuntut umum untuk diadili di pengadilan, dilaksanakan oleh Direktorat Reserse Kriminal yang disingkat Dit. Reskrim Polda Jatim.
Kinerja Direktorat Reserse Kriminal Polda Jawa Timur dalam menyelesaikan perkara pidana periode tahun 2003 hingga 2010 disajikan pada tabel berikut.
Aplikasi Teknologi Informasi dalam Penyidikan Tindak Pidana Di Ditreskrim Polda Jatim
- Manfaat Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Menunjang Tata Naskah Elektronis (E-
Penerapan teknologi informasi ini untuk meningkatkan pelayanan dengan mengedepankan dimensi kualitas kinerja layanan yang lebih mudah, cepat dan transparan. Teknologi informasi dalam penanganan perkara yang dimulai di lingkungan Polda Jatim merupakan langkah awal untuk mempersiapkan perkembangan aplikasi teknologi khususnya pengelolaan dokumen elektronik di seluruh jajaran Polda Jatim. Manfaat Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Mendukung Pengelolaan Dokumen Elektronik (E-Government) Mendukung Pengelolaan Dokumen Elektronik (e-Government) Dalam Penyidikan Kriminal.
Penulis telah melakukan wawancara dan observasi kepada para staf Ditreskrim Polda Jatim mengenai penerapan teknologi informasi atau E-Government, berikut hasil wawancara yang dapat disampaikan dalam laporan ini sebagai berikut. Penerapan teknologi informasi ini dapat dikatakan telah menerapkan E-Government seperti yang diungkapkan salah satu pimpinan (wawancara, 16 Juli 2010) sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelaksana pelayanan sejak penggunaan atau penggunaan aplikasi teknologi informasi, maka penulis dapat menjelaskan sesuai hasil wawancara sebagai berikut.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan pendidikan dan pelatihan pegawai dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
PENUTUP
Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi dalam pengelolaan naskah elektronik penyidikan tindak pidana di lingkungan Polda Jatim masih berada pada level pertama ditinjau dari penerapan e-Government yaitu masih pada tingkat publikasi. Badan Reserse Kriminal Polda Jatim sebagai satuan yang bertanggung jawab dalam proses penyidikan tindak pidana di lingkungan Polda Jatim, dalam perkembangan selanjutnya secara otomatis mengembangkan standar operasional prosedur yang lebih konsisten dengan penggunaan skrip elektronik. Pemanfaatan teknologi informasi dalam penerapan standar pelayanan publik telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja penyidikan kriminal di lingkungan Polda Jawa Timur, khususnya terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan. .
Mengingat manfaat aplikasi teknologi informasi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas penyidikan tindak pidana di lingkungan Badan Reserse Kriminal Polda Jawa Timur, maka sangat penting untuk terus mengembangkan model penerapan aksara elektronik dalam penyidikan tindak pidana. bertindak berdasarkan kekuatan digital sistem informasi ini. . Penerapan penerapan teknologi informasi pada naskah penyidikan tindak pidana berbasis teknologi informasi akan semakin besar kemungkinan terwujudnya standar kinerja organisasi yang efektif dan efisien. Penerapan penulisan elektronik semakin membantu terwujudnya prosedur operasi standar yang efektif dan efisien dalam penanganan perkara pidana di lingkungan organisasi.
Bentuk organisasi yang sesuai dengan visi dan misi organisasi sangat menunjang keberhasilan penyidikan tindak pidana di lingkungan PU.
DAFTAR PUSTAKA
Public Service Manager, Introduction to Personal Management in the Australian Public Service, Longman Cheshire Pty Limited. Catherine Needham, 2004.Customer Care and the Public Service Ethos, Queen Mary University London, Mile End Road, [email protected]. The Publik Administration Dictionary, Jihn Wilwy & Sons, New York, Brisbane, Toronto, Singapore and Widodo Agus, 2001, Good Governance: Akuntabilitas in Kontrol Birokrasi, Penerbit Insan Cendekia, Surabaya.
Beoordeling van het Publik Service-element van Irish Publik Broadcasting - De geldigheid van de contingente waarderingsmethode, The. Irish Publik Service Broadcasting: A Contingent Valuation Analysis, Department of Economics, University of Dublin, Trinity College, Dublin 2. What Middle Managers do in Local Government: Stewardship of the Publik Trust and the Limits of Reinventing Government, Publik Administration Review, juli/ Augustus, vol.
Delivering Better Government: Assessing the Effectiveness of Public Service Training in India, Publik Management Personnel, Vol.