• Tidak ada hasil yang ditemukan

Appreciative Inquiry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Appreciative Inquiry "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis

Udin, et al.,(2018:3) memberi penjelasan tentang perencanaan sebagai kegiatan untuk menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sebelum dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuannya perlu direncanakan dengan strategis tertentu sehingga kegiatan itu dapat dilaksanakan secara optimal dengan melibat seluruh sumber daya yang ada. Perencanaan diawali dengan penetapan tujuan yang akan dicapai dalam organisasi, penetapan strategis yang akan dilakukan secara komprehensif, serta memberi landasan yang tepat pada kegiatan sekolah terintegrasi dalam dokumen perencanaan kerja dalam mencapai sasaran dan tujuan sekolah yang ditetapkan dalam visi dan misi.

Hal ini bukan hanya menyangkut pada perencanaan semata tetapi menyangkut seluruh perubahan yang akan terjadi. Pengertian yang sama diuraikan oleh Khaer (2021) dalam jurnalnya, perencanaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

(2)

lembaga pendidikan yang memiliki kaitan dalam tahapan panduan pelaksanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa perencanaan strategis adalah alat ukur melihat sejauh mana ke depan kinerja mereka yang berada dalam organisasi, berkembang melalui kontribusi yang mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nachrowi (2017)) dan Fauzan, et al., (2019), perencanaan strategis adalah bagian dari cara kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasinya melalui visi dan misi di masa mendatang. Seorang pemimpin memberi pengaruh pada kekuatan manajemen berpikir anggota organisasi, memetakan dan memberdayakan sumber daya manusia yang ada sesuai dengan kemampuannya pada kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan. Maka, visi dan misi organisasi di masa mendatang telah ditampakkan pada masa sekarang ini yang menyangkut sumber daya, segala keputusan dan program kegiatan secara keseluruhan.

(3)

Pendapat di atas dapat memberi gambaran pada sebuah organisasi bahwa perencanaan yang berkualitas merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan.

Dengan adanya dokumen perencanaan yang ada, hasil yang akan diraih dapat diukur, dipetakan, dianalisis serta dapat dievaluasi.

Hal yang sama diungkapkan oleh Allison, et al., (2013: 1) bahwa perencanaan strategis menjadi sebuah manajemen yang dapat membantu organisasi serta meramalkan keadaan baru sesuai dengan harapan serta tujuan yang sama dalam organisasi.

Syafaruddin, et al (2021) memberi penjelasan pentingnya perencanaan strategis dalam organisasi, antara lain sebagai berikut: 1) Dengan adanya dokumen perencanaan strategis dalam organisasi mampu memberikan kerangka dasar dalam penyusunan perencanaan kegiatan lainnya; 2) Melalui pemahaman yang sama akan rencana strategis yang telah diputuskan secara bersama dalam organisasi mempermudah bagi perencanaan kegiatan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi; 3) Perencanaan strategis memudahkan dalam

(4)

pengambilan keputusan baik dalam pengalokasian sumber daya manusia maupun perencanaan manajerial.

2.1.2 Perencanaan Strategis Dalam Lembaga Pendidikan Perencanaan strategis pada satuan pendidikan merupakan hal fundamental lembaga pendidikan dalam meraih tujuan dan sasaran pendidikan. Dalam perencanaan yang dilakukan oleh setiap sekolah menyangkut visi dan misi yang tertuang dalam rencana kerja satuan sekolah. Melalui penetapan ini mengharuskan setiap satuan pendidikan untuk melaksanakan dan serta merumuskan perencanaan strategisnya melalui visi dan misi sebagaimana dalam ketentuan berikut: 1) Perencanaan kerja untuk jangka menengah dapat memperlihatkan hal-hal yang akan diraih oleh satuan pendidikan tersebut dalam kurun waktu 4 tahun, seluruh komponen yang ada dalam satuan pendidikan mesti digerakkan demi mutu pendidikan yang berkualitas. 2) Pada rencana kerja tahunannya hendaknya terukur dan dapat direalisasikan sesuai dengan kemampuan yang ada dengan terus menerus dapat melakukan inovasi dan kreatifitas baru dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah, Nahrowi (2017).

(5)

Rencana kerja tahunan menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan. Ketentuan perencanaan di atas menjadi acuan bagi setiap sekolah untuk merumuskan dan memiliki dokumen perencanaan yang meliputi: visi dan misi, tujuan serta program strategis yang diterapkan dalam perencanaan strategisnya berdasarkan kurun waktu tertentu.

Iswanto (2017) dan Maria, et al (2021) perencanaan strategis pada satuan pendidikan bagian yang tak terpisahkan dalam proses manajemen sekolah dalam mencapai visi dan misinya sebagai lembaga pendidikan yang hadir dalam memberikan pendidikan yang bermutu dan berkualitas demi peningkatan sumber daya manusia di masa mendatang.

Perencanaan strategis dimulai dengan diskusi atau pertemuan untuk menentukan gagasan, pilihan, langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui visi dan misi. Sebagai bagian dari manajemen, perencanaan tersebut dapat diukur serta dimonitoring untuk melihat sejauh mana kemajuan dan kegagalan yang dialami sebagai sebuah lembaga pendidikan. Untuk memiliki dokumen perencanaan yang

(6)

baik mestinya setiap sekolah memiliki model tertentu dalam menyusun rencana strategisnya untuk pencapaian visi dan misi sekolah. Penekanan yang sama dinyatakan oleh Endang, et al., (2020) Perencanaan strategis merupakan suatu keharusan bagi lembaga pendidikan untuk menyusun, melaksanakan dan mengimplementasikannya dalam seluruh rangkaian kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan organisasinya sesuai dengan visi dan misinya. Dalam perencanaan strategis tersedia rencana dasar bagi kegiatan perencanaan lainnya.

Pemahaman yang sama dituangkan oleh Anindita, et al., (2022:1) perencanaan strategis dalam lembaga pendidikan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengambilan keputusan pada dunia pendidikan secara menyeluruh beserta cara pelaksanaannya yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya di dalam lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan. Sekolah yang memiliki mutu serta kualitas akan nampak pada proses perencanaan strategisnya sesuai dengan kondisi setiap sekolah. Implementasi perencanaan strategis sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan nampak

(7)

dalam 8 standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang meliputi: standar kelulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dedeh (2021) dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.

2.1.3 Pengertian Metode Appreciative Inquiry

Banawiratma (2014: 3-4) dalam bukunya menjelaskan Appreciative Inquiry adalah salah satu model pengembangan organisasi yang meletakkan pendasaran perubahannya pada hal- hal yang tumbuh dan berkembang dari pencapaian yang baik yang telah dimiliki oleh organisasi. Pencapaian itu melalui kontribusi anggota organisasi yang terus mentransformasi organisasi ke arah yang lebih baik sesuai dengan visi dan misinya. Appreciative Inquiry sebagai usaha bersama untuk menemukan hal-hal yang terbaik bagi organisasinya serta menggerakkan mereka yang ada di sekeliling organisasi.

Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis dan terukur untuk menggerakan sistem dalam organisasi secara efektif dan efisien.

(8)

Acuan geraknya berpusat pada perubahan yang positif dan meningkatkan kekuatan positif setiap anggota organisasi.

Appreciative Inquiry memberi pendekatan baru pada perencanaan strategis organisasi. Paradigma Appreciative Inquiry itu adalah melihat hal-hal yang baik dalam organisasi melalui kesaksian anggota organisasi yang telah merasakan dan mengalami perubahan positif dalam organisasi. Hal-hal positif itu diterima sebagai keberhasilan bersama. Dengan demikian organisasi dapat mengatasi masalah serta kegagalan yang pernah dialami dalam perkembangan organisasi. Kehadiran organisasi menjadi solusi yang memainkan peranan bagi penyatuan kreativitas dan inovasi anggota organisasi untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Setiap orang melihat nilai terbaik yang telah didapatkan. Dengan itu, menumbuhkan kreativitas bagi anggota organisasi untuk berbuat yang lebih baik lagi dimasa mendatang, setiap orang bercita-cita dan mengharapkan keadaan baru.

Keadaan baru itu dicapai dengan inovasi dan kreativitas yang dilakukan saat ini. Sistem yang menghidupkan ini sangat relevan dalam perencanaan strategis.

(9)

2.1.4 Proses Appreciative Inquiry

Pengimplementasian Appreciative Inquiry dalam perencanaan strategis miliki 4 tahapan: 1) Discovery. Tahap ini setiap organisasi memetakan dan melihat hal baik serta positif bagi organisasi yang digerakkan selama ini. Hal ini bisa dilakukan melalui diskusi atau pertemuan bersama, setiap orang melihat dalam dirinya hal positif atas kegiatan yang telah terlaksana serta bermanfaat bagi anggota organisasi secara keseluruhan. Cita-cita yang diharapkan setiap orang dalam organisasinya dapat menjadi visi dan misi bersama untuk diraih secara bersama-sama; 2.) Dream. Berpangkal pada hal-hal baik dan berdampak positif dalam organisasi, memungkinkan setiap orang dapat mencita-citakan keadaan baru yang dapat diukur dan dilaksanakan secara kolektif. Kenyataan yang diharapkan di masa mendatang merupakan usaha setiap individu, sedangkan cita-cita yang ingin diraih berasal dari cara hidup bersama yang telah dilakukan pada saat ini dan hasil akan dirasakan di masa mendatang, dengan demikian, tindakan dan perilaku individu dalam organisasi sangat menentukan masa depan yang

(10)

diharapkan; 3) Design. Tahapan dimana anggota organisasi membuat model harapan masa depan yang dinikmati secara kolektif sesuai dengan kesepakatan para pembuat model itu sendiri; 4) Destiny diraih melalui kreativitas dan daya juang kolektif melalui kegiatan setiap individu yang menggerakkan organisasi dengan baik. Anggota organisasi merencanakan masa depan yang lebih baik, melakukan kegiatan yang dapat membantu meraih keadaan baru, saling menguatkan dan memberdayakan satu sama lain, mengembangkan wawasan dan keterampilan, melihat situasi yang ada, membuat kegiatan bersama sesuai dengan kemampuan dan daya yang dimiliki. Keempat tahapan di atas merupakan tahapan Appreciative Inquiry dalam meraih masa depan dan keadaan baru sesuai dengan harapan bersama, Banawiratma (2014:5).

Kajian teori di atas memberi gambaran tentang implementasi Appreciative Inquiry yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara mengindentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sekolah, membangun gambaran masa depan

(11)

melalui aksi yang positif serta kerja sama dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang implementasi Appreciative Inquiry dalam perencanaan strategis bukan hal yang baru dilakukan.

Appreciative Inquiry telah digunakan dalam perencanaan strategis pada berbagai organisasi seperti organisasi bisnis, pemerintah, lembaga-lembaga perguruan tinggi, sekolah dan karya sosial.

Untuk itu, peneliti akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu untuk melihat kekhasan dan keunggulan model Appreciative Inquiry dalam penyusunan strategis pada sebuah organisasi khususnya sekolah. Uraian tersebut sebagai berikut:

Magzan, et al.,(2019) dalam artikelnya yang berjudul

Appreciative Inquiry as a Positive Approach to School’s Leadership Development and Organizational Change: Croatian Case Study” fokus penelitian ini menguji kemungkinan dan efek penerapan model kepemimpinan melalui pendekatan sifat positif, Appreciative Inquiry, ke dalam konteks pendidikan. Hal ini terjadi, karena adanya kebutuhan besar dalam sistem pendidikan

(12)

saat ini untuk direformasi. Reformasi tersebut dimulai dari dalam dengan penyelidikan hal positif dan kolaboratif. Kekuatan Appreciative Inquiry telah mampu menciptakan kekuatan dari dalam yang harmonis dan menemukan solusi yang berkelanjutan dan kreatif untuk mencapai fungsi yang efisien menjadi sekolah yang modern dan berkelanjutan.

Hasil penelitian yang sama ditemukan dalam Raymond (2015) dari artikelnya yang berjudul “ A collaboration of school administrators and a university faculty to advance school administrator practices using appreciative inquiry”. Hal positif yang ditemukan dari dalam dapat mendorong organisasi untuk berkembang dengan baik di masa depan.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Magzan, et al., dan Raymond tertetak pada pengujian efek penerapan Appreciative Inquiry dalam model kepemimpinan dalam organisasi. Hasil penelitian menunjukkan hasil positif dalam tingkat partisipasi seluruh anggota warga sekolah.

Keefektifan implementasi Appreciative Inquiry yang sama juga diterapkan dalam hasil penelitian Lohmay, et al., (2017)

(13)

dalam jurnalnya “ Keefektifan Panduan Pelatihan Berbasis Appreciative Inquiry Terhadap Peningkatan Kematangan Karir Siswa SMP” dasar penelitian ini didasarkan atas ketiadaan modul pelatihan bagi guru dalam meningkatkan karier siswa SMP.

Modul ini dikembangkan dengan pendekatan Appreciative Inquiry yang bisa membangun kompetensi dan keahlian para guru BK untuk mendampingi para siswa SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan bahan pelatihan bagi para guru dapat membangun wawasan dan keterampilan baru untuk meningkatkan kemampuan pada siswa dalam berdaya saing pada dunia kerja Appreciative Inquiry adalah bukti keseriusan organisasi sekolah dalam mempersiapkan masa depan para siswanya sesuai dengan kemampuan dan talenta yang dimiliki.

Kerangka yang sama juga disajikan dalam penelitiannya, Satriawan, et al., (2021) dalam jurnalnya “Guru Penggerak Dan Transformasi Sekolah Dalam Kerangka Inkuiri Apresiatif”.

Program pemerintah dalam menetapkan kegiatan strategis dalam dunia pendidikan dengan menghadirkan Guru Penggerak pada satuan pendidikan sebagai ujung tombak dalam reformasi sistem

(14)

pendidikan di seluruh Indonesia. Pendekatan dalam penelitian dengan menggunakan kerangka berpikir Inkuiri Apresiatif untuk melihat sejauh mana peranan guru penggerak dalam menggerakkan perubahan dan keadaan baru pada setiap sekolah.

Dalam mencapai transformasi tersebut dibutuhkan tahapan- tahapan sebagai berikut: 1) Memetakan keadaan tiap satuan pendidikan yang ada serta menggerakan satuan pendidikan untuk mencapai situasi baru di masa mendatang. 2) Setiap sekolah menetapkan visi strategisnya sebagai pintu masuk pada perencanaan kegiatan, 3) Sekolah mengadakan rencana strategis demi perubahan dari masa kini, 4) Semua yang terlibat dalam lembaga pendidikan memberikan kontribusinya pada pengembangan dan peningkatan mutu dan kualitas lembaga pendidikan. 5. Komitmen dan integritas untuk memperjuangkan perubahan di masa mendatang menjadi perjuangan bersama. Appreciative Inquiry sangatlah efektif bagi para guru penggerak untuk mentransformasi sistem yang ada pada satuan pendidikannya. Dengan pendekatan Appreciative Inquiry para guru penggerak mampu melihat dan mengembangkan harapan

(15)

para warga sekolah dengan menyatukan seluruh potensi yang ada baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Harapan dan cita-cita para warga sekolah yang didapatkan melalui diskusi dan pertemuan-pertemuan tertentu diintegralkan dalam visi dan misi lembaga pendidikan serta mengarahkan para guru dan kepala sekolah untuk merencanakan kegiatan atau program yang hendak dilakukan untuk perubahan sekolahnya sendiri.

Penerapan pada pengembangan kompetensi budaya guru juga telah dilakukan dalam penelitian terdahulu Ye He (2017) dengan judul jurnalnya “Developing teachers’ cultural competence: application of appreciative inquiry in ESL teacher education”. Jurnal ini memberi gambaran mengenai penerapan Appreciative Inquiry dalam kursus pendidikan guru tingkat pascasarjana untuk memandu interaksi calon guru dengan populasi siswa yang beragam secara budaya dan bahasa. Melalui proses Discover, Dream, Design, dan Delivery, calon guru merefleksikan pengalaman belajar mereka sendiri, menemukan kekuatan siswa dan aset komunitas, membayangkan kemungkinan pendidikan dan memberikan rekomendasi untuk

(16)

guru lain. Temuan penelitian ini menunjukkan peningkatan kompetensi budaya guru dalam bekerja dengan pelajar bahasa Inggris dan menggambarkan perkembangan mereka sebagai guru.

Implementasi Appreciative Inquiry juga diterapkan dalam penelitian, Susilawati, et al, (2022) dalam jurnal “Appreciative Inquiry Approach in Limited Face-To-Face Learning at SMA N 1 Pusakanagara” Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan untuk pencegahan covid 19 melalui proses belajar tatap muka terbatas pada SMA N 1 Pusakanagara. Model pembelajaran tatap muka terbatas merupakan sesuatu yang baru bagi satuan pendidikan tertentu. Kondisi baru ini mesti ditanggapi dengan kegiatan tertentu dalam mengantisipasi kendala-kendala yang dihadapi.

Salah satu pendekatan yang dapat membantu proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas melalui Appreciative Inquiry yang mampu membimbing dan mengarahkan para siswanya untuk mencapai hasil kerjanya secara semaksimal. Para siswa dibantu untuk melihat dan mengembangkan kemampuan atau talenta yang ia miliki. Dengan demikian optimalisasi potensi yang ada mereka dapat berinovasi dan kreatif. Di sisi lain para

(17)

guru dapat bertindak secara adaptif pada pelaksanaan tugasnya sebagai guru serta menemukan ide-ide solutif baru demi keberhasilan pengajarannya dan para siswanya.

Kajian penelitian yang dilakukan oleh Satriawan, et al, Ye He, dan Susilawati memiliki persamaan dalam pengimplementasi Appreciative Inquiry dalam ruang lingkup pendidikan untuk guru dan peserta didik. Dengan adanya pendekatan metode Appreciative Inquiry dalam perencanaan kegiatan sekolah mampu meningkatkan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh para peserta didik maupun para guru. hadirnya lingkungan pembelajaran yang positif serta keaktifan untuk meraih hasil yang lebih baik pada masa mendatang.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Katherine, et al (2017) dalam jurnalnya dengan judul “Dialogic Approaches to Strategic Planning in Academic Libraries: An Appreciative Inquiry Case Study at Oviatt Library” penelitian ini memberi warna baru dalam perencanaan strategis di perpustakaan akademik.

Perencanaan strategis melalui “dialogis” menggunakan Appreciative Inquiry dalam pengembangan organisasi.

(18)

Appreciative Inquiry dapat membantu organisasi dalam melakukan rencana tertentu untuk perubahan di masa mendatang.

Pengimplementasian Appreciative Inquiry mendukung langkah- langkah perencanaan strategis, mengidentifikasi nilai-nilai penting, menciptakan visi, dan mempertahankan adanya perubahan.

Pengimplementasian Appreciative Inquiry dapat diterapkan pada berbagai kegiatan organisasi. Salah satu kegiatan yang menentukan faktor keberhasilan sebuah organisasi melalui penyusunan rencana strategisnya yang kita sebut renstra. Dalam renstra akan disajikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Masing-masing organisasi memperhitungkan kondisi nyata dan sumber daya yang dimiliki, untuk menjadi landasan dan pedoman kerja bagi setiap organisasi. Appreciative Inquiry memiliki desain yang membantu organisasi dalam menyusun perencanaan strategisnya. Dengan demikian semua anggota organisasi yang terlibat didalamnya memiliki partisipasi aktif dalam mencapai tujuan bersama.

(19)

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa Appreciative Inquiry membantu organisasi dalam menyusun perencanaan strategis dalam mencapai visi dan misi sesuai dengan karakter organisasinya. Semua orang yang terlibat dalam organisasi memiliki partisipasi dan tanggung jawab bersama dalam meraih impiannya demi masa depan yang lebih baik. Keberhasilan organisasi sebuah sekolah dalam menyusun rencana strategis merupakan ketercapaian tujuan pendidikan secara nasional.

Rencana strategis menggerakkan organisasi dapat ditemukan dalam model Appreciative Inquiry. Penerapan Appreciative Inquiry mampu mendorong perbaikan pada pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan di lembaga pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tulisannya Jeffrey , et al., (2019) dengan judul

Encouraging Reflective Practice in Educational Supervision Through Action Research and Appreciative Inquiry”.

Dengan adanya pengimplementasian Appreciative Inquiry dalam ruang lingkup sekolah dapat meningkatkan kekuatan dan potensi yang dimilikinya, serta menciptakan lingkungan belajar yang positif, partisipatif, dan semua warga sekolah merasa

(20)

dihargai serta terlibat aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hakkari (2019) yang mengimplementasikan Appreciative Inqury dalam perencanaan untuk menantang defisit dan konotasi negatif dalam pelaksanaan rencana strategis telah menghasilkan dampak praktis dalam lembaga pendidikan melalui partisipasi dan antusiasme para pemangku kepentingan untuk menyukseskan rencana kegiatan. White, et al (2022) mengadopsi juga Appreciative Inquiry dalam pengembangan kepemimpin di sekolah melalui siklus Discovery, Dream, Design, Destinty, memiliki dampak dengan adanya peningkatkan kemitraan antar sekolah.

2.3. Kerangka Berpikir Penelitian

Appreciative Inquiry adalah suatu metode intervensi yang menggali kemampuan positif, menciptakan harapan masa depan dan merealisasikan harapan yang diinginkan. Appreciative Inquiry akan dipaparkan implementasi dalam penyusunan strategis sekolah. Untuk memahami hal tersebut akan dijelaskan kerangka berpikir Appreciative Inquiry dalam penyusunan strategis sekolah. Langkah pertama, yang ditempuh dalam siklus

(21)

4 D adalah kepala sekolah bersama dengan para guru dan tenaga kependidikan menganalisis serta melihat kembali hal-hal positif yang telah diraih di masa lalu untuk diapresiasi menjad kekuatan menuju masa depan. Kedua, cerita keberhasilan dan kesuksesan yang telah diraih dibangun gambaran masa depan yang diimpikan baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Ketiga, sebagai wujud gambaran masa depan itu, anggota organisasi sekolah mengkonstruksi program yang sesuai dengan impian bersama.

Tahap terakhir mewujudkannya dengan tindakan maupun kegiatan untuk meraih masa depan yang diinginkan organisasi sekolah yakni meningkatnya mutu pelayanan pendidikan.

Pentingnya metode perencanaan strategis

untuk meningkatkan mutu pendidikan

Sekolah Belum ada acuan perencanaan strategis

Sekolah belum memiliki metode perencanaan strategis

Appreciative Inquiry

(22)

Diagram Metode Appreciative Inquiry (Kerangka berpikir) Melalui kerangka berpikir ini dapat kita memahami sistem perencanaan strategis dengan model Appreciative Inquiry yang diperkenalkan oleh Cooperider. Inti dalam perencanaan strategis berdasarkan Appreciative Inquiry adalah hal-hal positif yang telah diraih di masa lalu. Tahapan perencanaan strategis dapat dilaksanakan sebagai berikut: 1) Tahap awal ini peneliti akan memberikan penjelasan serta penjabaran lebih mendetail tentang Appreciative Inquiry. Sehingga anggota organisasi sekolah dapat memetakan dan mengenal kondisi serta merumuskan proses Appreciative Inquiry. Setelah organisasi sekolah memahami metode Appreciative Inquiry, peneliti mengikutsertakan organisasi sekolah untuk menggali dan mengenal kondisi dan potensi sekolah yang akan bermanfaat dalam perencanaan strategis dengan proses 4-D Appreciative Inquiry. 2) langkah selanjutnya adalah dengan mengundang antusiasme para peserta

Kesimpulan

(23)

untuk mendiskusikan hal-hal positif yang telah dilakukan bersama maupun individu dengan bantuan pertanyaan yang mengarah pada sisi positif. Berikutnya setelah memetakan dan mengklasifikasi hal-hal positif yang telah didapatkan, seterusnya masuk pada proses mengapresiasi pengalaman berharga yang telah dilakukan. Apresiasi itu dikelompokkan dan petakan sebagai kekuatan yang ada dalam organisasi. Selanjutnya anggota organisasi diajak untuk bercita-cita/bermimpi/berimajinasi akan masa depan yang diharapkan dalam organisasi dimana ia berada.

Pada tahap ini setiap orang diberi kebebasan untuk menyampaikan harapan dan impiannya di masa mendatang.

Dengan demikian setiap orang mempunyai gambaran organisasi yang ideal menurut dirinya sendiri untuk mencapai mimpi besarnya dalam organisasi. Tahap terakhir ialah perencanaan kegiatan yang telah ditetapkan bersama dengan komitmen individu maupun organisasi dalam mencapai impiannya.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan Apresiasi Kompetensi Peserta didik Kursus dan Pelatihan tingkat nasional ini dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan kompetensi dan dapat berdaya saing

1) Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran program sarjana dan pascasarjana untuk menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur dan berdaya saing global. 2)

Sebagai bahan masukan bagi guru matematika untuk memperkaya wawasan dalam merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dan berguna untuk meningkatkan kemampuan

Strategi meningkatkan jaringan dengan lembaga yang kurang berdaya guna adalah dengan meningkatkan kegiatan PKK yg bersifat pelatihan keterampilan dan membina jaringan keluar

Peneliti, yaitu dapat memberikan pengalaman baru, wawasan, dan bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk memahami konsep pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman

Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan berbentuk pelatihan peningkatan keterampilan penggunaan komputer yang bertujuan meningkatkan kemampuan para guru

Penempatan guru sesuai dengan Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Guru Multimedia Demi Tercapainya Peserta Didik Multimedia yang Berdaya Saing di SMK Negeri 9 Pinrang

Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat menambah penegtahuan dan wawasan mengenai penggunaan metode inquiry based learning dalam meningkatkan keterampilan menulis teks negosiasi