MK memutuskan tidak ada alasan untuk menunggu dan tidak boleh ada peraturan subordinat dalam konstitusi yang menyatakan bahwa anggaran pendidikan dapat diatur secara bertahap4. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan dasar adalah sembilan tahun, yaitu tingkat dasar dan menengah pertama. Selain itu, konstitusi juga mengatur bahwa negara harus memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN atau APBD6.
Terdapat amandemen UUD 1945 yang antara lain memuat amanat bahwa negara memprioritaskan minimal satu anggaran pendidikan. Pasca berakhirnya proses perubahan pada tahun 2003, anggaran pendidikan meningkat drastis hingga mencapai 8,1% setelah hanya mencapai 6,6% dari APBN pada tahun 20028. Selama ini terungkap penggunaan anggaran pendidikan tidak memenuhi tujuan dan juga ada berbagai masalah dalam menggunakannya.
Hasil survei ICW menunjukkan bahwa peningkatan anggaran pendidikan belum berdampak pada peningkatan akses terhadap pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Sejauh mana kemampuan keuangan negara dalam mewujudkan hak warga negara atas pendidikan sesuai amanat konstitusi. Secara khusus Pasal 31(2) dan Pasal 31(4) memberikan pedoman mengenai penganggaran di bidang pendidikan, yaitu kewajiban negara untuk mendanai pendidikan dasar bagi seluruh rakyat Indonesia dan kewajiban negara untuk memprioritaskan anggaran pendidikan paling sedikit 20% dari APBN dan APBD.
Menurut pasal Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan anggaran pendidikan adalah seluruh dana pendidikan kecuali gaji guru dan biaya resmi pendidikan.
Pembahasan
Dalam putusan Mahkamah Konstitusi nomor 026/PUU-III/2005 disebutkan bahwa cara penghitungan persentase anggaran pendidikan adalah dengan mengumpulkan anggaran untuk pos anggaran Departemen Pendidikan Nasional dikurangi gaji guru/ dosen dan pos anggaran Departemen Agama dikurangi gaji guru dan dikurangi anggaran pendidikan kedinasan dan dibagi Anggaran Belanja Pusat (BPSh).
Dasar Penyusunan Anggaran Pendidikan
Realisasi dan Tantangan Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Sampai dengan tahun 2005, masih banyak murid sekolah dasar di
19 Data yang disajikan di sini semuanya mengacu pada laporan yang dimuat Media Indonesia di kolom Nusantara, Kamis, 6 Oktober 2005, yang diolah oleh Komnas HAM, Jakarta: 2005. Hal ini terlihat dari angka melek huruf orang dewasa (AMH) di Indonesia yang masih rendah (87,9%) dibandingkan angka melek huruf di negara-negara Asia Timur dan Pasifik (90,4%), seperti terlihat pada tabel 2 di bawah ini. Persentase Angka Melek Huruf Orang Dewasa di Indonesia Menurut Tahun Angka Melek Huruf Orang Dewasa di.
Pendidikan dasar merupakan salah satu dari empat hak dasar warga negara selain pangan, kesehatan, dan keselamatan. Dengan peningkatan anggaran dari Rp53,7 triliun menjadi Rp133,7 triliun atau dari 3 persen PDB menjadi 5,8% PDB, maka hak-hak dasar warga negara, termasuk pendidikan dasar, dapat terpenuhi seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah. 20. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan meningkatkan efisiensi maka negara akan mampu membiayai pemenuhan hak-hak dasar warga negaranya dan kemudian tumbuh pada titik ideal.
Hal ini diperkuat dengan penelitian mengenai anggaran sektor pendidikan khusus untuk pendidikan dasar, diperlukan dalam rangka perbaikan indikator pendidikan dasar yaitu jumlah tahun bersekolah dan angka melek huruf sebagaimana termuat pada tabel di bawah ini. 21 Mauleny, Ariesy Tri, “Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Keuangan Negara dan Implementasinya di Bidang Pendidikan”, Jakarta: Skripsi, 2006. Dan jika nilai koefisien regresi variabel lain dianggap tetap (tidak berubah), maka maka jika terjadi peningkatan jumlah anggaran sektor pendidikan sebesar 5.681,82 miliar Rupiah maka literasi akan meningkat sebesar 1.
Hak atas pendidikan merupakan hak asasi manusia yang mendasar dan harus dijamin secara internasional maupun nasional. Hak atas pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia di Indonesia tidak hanya merupakan hak moral, namun juga merupakan hak konstitusional. Kewajiban menghormati kebebasan orang tua untuk memilih pendidikan bagi anaknya, dengan memperhatikan kepentingan anak yang bersangkutan.
Kewajiban untuk menghapuskan diskriminasi gender dan ras dengan menjamin adanya kesempatan yang sama dalam pemenuhan hak asasi manusia, bukan sekadar melarang diskriminasi secara formal. Kewajiban meningkatkan mutu pendidikan dengan memastikan seluruh sistem pendidikan sejalan dengan hak asasi manusia. Kewajiban menerapkan sepenuhnya hak asasi manusia sebagai pedoman agar hak asasi manusia dapat diberdayakan melalui pendidikan.
Keuangan Negara Bagi Pendidikan
Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Kewajiban negara terhadap warga negaranya dalam bidang pendidikan mempunyai landasan yang lebih mendasar, karena salah satu tujuan berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia (het doel van de staat) adalah mensejahterakan kehidupan masyarakat. bangsa yang lebih cerdas, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Agar kewajiban warga negara dapat dipenuhi dengan baik, Pasal 31(2) mewajibkan pemerintah membiayai hal tersebut dengan mengalokasikan 20%. Pemenuhan anggaran sekolah sebesar 20% yang dilakukan secara bertahap dinilai Mahkamah Konstitusi sebagai pelanggaran.
Oleh karena itu, DPR dan pemerintah wajib memenuhi anggaran pendidikan sebesar dua puluh persen dalam penyusunan RAPBN setiap tahunnya. Realisasi yang terjadi pada perkembangan anggaran pendidikan sebesar dua puluh persen belum memberikan perbaikan yang signifikan dan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia dalam hal penyediaan infrastruktur pedesaan, wajib belajar sembilan tahun, indeks pembangunan manusia atau kebijakan lainnya. Peran DPR dan pemerintah sangat besar dalam realisasi kebijakan sektor pendidikan melalui alokasi anggaran pendidikan sebesar dua puluh persen dari total anggaran negara dalam amandemen UUD 1945 dan pembentukan undang-undang nasional. sistem pendidikan dan ketentuan undang-undang APBN setiap tahun.
Kajian ini menunjukkan bahwa negara sebenarnya mempunyai kemampuan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar dua puluh persen dari total anggaran negara dengan mengambil kebijakan anggaran defisit pada setiap awal penyusunan anggaran. Meski tren penerimaan negara terus meningkat, namun negara belum mampu membiayai penyelenggaraan negara secara penuh karena peningkatan penerimaan selalu diimbangi dengan peningkatan belanja negara.
Saran
Pada akhirnya, semua pihak harus bertanggung jawab mengatasi kebijakan defisit yang selalu muncul dalam pembahasan APBN, khususnya dalam tujuh tahun terakhir. Sementara itu, seluruh masyarakat berperan aktif dan strategis untuk meningkatkan perwujudan pemenuhan hak-hak masyarakat dalam pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penyediaan infrastruktur dan operasional pendidikan serta pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengatasi defisit anggaran yang selalu terjadi dalam penyusunan APBN agar alokasi anggaran pendidikan sebesar dua puluh persen dari total APBN dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan pada sektor atau bidang lain.
DPR, pemerintah, dan masyarakat harus berperan aktif dalam proses penyusunan anggaran, memantau penggunaan anggaran, dan pertanggungjawaban anggaran pendidikan. Irawan, Ade (Manajer Pengawasan Pelayanan Publik ICW dan Sekretaris Koalisi Pendidikan), "Laporan Kinerja Departemen Pendidikan", Koran Tempo, 10 Januari 2007.