• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsyad, A.2014. Media Pembelajara Depok : Rajagrafindo persada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Arsyad, A.2014. Media Pembelajara Depok : Rajagrafindo persada"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MICROSOFT POWERPOINT

TERHADAP HASIL BELAJAR BILOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI PASAMAN BARAT

Lissa Purnama Sari, Mades Fifendy, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected] ABSTRACT

This research was motivated by the low results of studying biology students who are still under the KKM this is due to take place in monotonous learning process, teachers usually only the dominant method used lectures and media board. To overcome these problems, the implementation of cooperative learning type STAD with microsoft powerpoint. This study aimed to determine the application of cooperative learning STAD (Student Teams Achievement Division) with microsoft powerpoint on learning outcomes biology class X at SMAN 1 Kinali Pasaman Barat. This research is an experimental research by using device Randomized Control Group Posttest-Only Design. The study population Class X SMAN 1 Kinali Pasaman Barat enrolled in the Academic Year 2016/2017. Sampling using purposive sampling techniques, data analysis technique used in cognitive assessment using t-test with a level of correlation of 95% (α 0.05). Based on the results of the assessment on the cognitive test results obtained studying biology students that the average value of the experimental class 60.70 and the average value of the control class 50.18. Results obtained hypothesis analysis t_tabel = 1.68, whereas the mean t_hitung t_hitung = 2.52> t_tabel thus this hypothesis is accepted. In the affective domain values obtained grade students perform experiments that B (3.27) and the control class B (3.31). While on psychomotor average values obtained experimental class A (3.80) and the control class B (3.45). From this study we can conclude the implementation of STAD with microsoft powerpoint can not improve learning outcomes biology class X of SMAN 1 Kinali in the academic year 2016/2017.

Key words: Cooperative Learning, STAD, microsoft powerpoint, Students PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada bulan Januari 2016 dengan guru biologi SMA N 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar biologi disebabkan karena siswa kurang memahami penjelasan yang diberikan guru hal ini membuat proses pembelajaran berlangsung secara monoton, kurangnya keaktifan, dan kurangnya komunikasi siswa dengan guru dan siswa sesama siswa. Aktivitas siswa umumnya mencatat, mendengar

dan mengerjakan latihan yang ada di dalam buku paket.

Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata ulangan harian biologi SMA N 1 Kinali Pasaman Barat kelas X pada materi Archaebacteria dan Eubacteria, kelas X IPA1 58,22 kelas X IPA272,5 kelas X IPA371,32 IPA472,5 kelas X IPA5 80,44 kelas X IPA6 80,02 kelas X IPA7 77,44 kelas X IPA8 67,08 kelas X IPA9 77,78. Nilai tersebut menunjukan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih dibawah KKM yang

(2)

ditetapkan sekolah yaitu 80 pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dikatakan sulit karena menuntut siswa harus mampu mendeskripsikan ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria, menjelaskan Perkembangbiakan bakteri, menjelaskan Peranan bakteri dalam kehidupan. Untuk membantu siswa supaya dapat memahami materi tersebut guru harus menggunakan salah satu media seperti media microsoft powerpoint karena sekolah sudah menyediakan prasarana yang berupa infokus yang akan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah penggunaan berbagai strategi, model dan metode pembelajaran serta memberikan media pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran yang sesuai untu mengaktifkan siswa diantaranya adalamodel pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Hamdani, 2011).

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dimana kelebihan dalam model ini, guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan besarnya peningkatan skor setiap anggota kelompok sehingga siswa lebih termotivasi untuk giat belajar dan akan terjadi persaingan secara sehat antar siswa.

Dimana langkah-langkah dari STAD yaitu 1 Setelah di lakukan pretest, siswa dibagi beberapa kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan sebagainya 2 Guru menyajikan pelajaran atau presentasi verbal atau teks 3 Siswa

bekerja dalam kelompok menggunakan lembaran kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan menguasai materi dengan saling membantu 4 Dilakukan kuis untuk seluruh siswa, dalam kuis mereka bekerja masing-masing, diskor, dan setiap individu diberi skor perkembangan ( dibandingkan dengan skor rata-rata pretest) 5 Poin tiap anggota dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok 6 Kelompok yang mencapai criteria tertentu dapat di beri penghargaan (Lufri dkk 2007:48-49)

Adapun kelebihan dari model pembelajaran STAD ini adalah: 1) Dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa.

Karena mereka saling bekerjasama dalam kelompok 2) Dapat memupuk rasa kebersamaan dan keberagaman dalam perbedaan. Karena, dalam kelompok terdiri dari anggota yang heterogen 3) Keutamaannya dapat digunakan dalam pengajaran mengajarkan materi-materi ilmu pasti 4) Dengan kuis dapat menyenangkan anak dalam menjawab soa- soal materi yang diajarkan, dan dapat mengetahui kemampuan anak secara cepat 5) Dengan pemberian reward akan mendorong atau memotivasi siswa-siswa untuk lebih giat belajar 6) Dengan adanga reward akan memberikan nuansa persaingan sehat di antara siswa.

Sedangkan kekurangan model STAD adalah : 1. Adanya siswa yang tidak akur dalam kelompoknya, karena ia dikelompokan pada anggota yang kurang ia senangi atau sukai 2. Dalam kelompok, adanya siswa yang hanya sebagai pendengar budiman, kurang aktif. Ia beranggapan tugas akan selesai dikerjakan oleh temannya 3. Kuis kurang dapat menyahuti aspirasi siswa yang lambat dalam berfikir, karena dalam kuis di butuhkan kecepatan dan kecermatan 4. Pemberian reward

(3)

adakalanya tidaknya sesuai dengan harapan atau keinginan siswa

Media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Menurut Bringgs (1985) dalam Anitah (2009:1) media pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik

untuk membawakan atau

menyempurnakan isi pembelajaran.

Termasuk di dalamnya buku, videotape, slide suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari sesuatu sistem penyampaian.

Microsoft powerpoin adalah salah satu program yang sangat baik dan sangat populer untuk presentase, banyak digunakan dalam berbagai keperluan seperti seminar, lokakarya, pelatihan.

Pengajaran dan lain-lain ( Widada, 2010:1)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah randomized control group postest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Kinali Pasaman Barat pada semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 9 kelas pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RANAH AFEKTIF

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ranah afektif, dimana penilian ranah afektif ini dilakukan oleh observer, hasil penelitian yang dilakukan

oleh observer dapat ilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif

Data penelitian ranah afektif selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari dua indikator yaitu menghargai pendapat teman dan santun berkomunikasi dalam proses penelitian. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe STAD Dengan Microsoft Powerpoint dengan metode ceramah dan diskusi sama-sama mendapat predikat yang sama. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata modus (3,27) berada pada predikat B sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata modus (3,31) berada pada predikat B. Menurut Kunandar (2013:

100) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal.

2. RANAH KOGNITIF

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 3

3,24 3,03 3,17 3,07

0,501 1,52 2,53 3,5

nilai rata-rataafektif

eksperimen

kontrol menghargai

pendapat teman dalam

proses pembelajaran

santun berkomunikasi

saat proses pembelajaran

(4)

Gambar 3. Nilai Rata-Rata

Kognitif Kedua Kelas Sampel kelas eksperimen terlihat nilai rata- rata tes akhir siswa lebih tinggi dari kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen 60,7 dan kelas kontrol 50,18. Kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran STAD dengan microsoft powerpoint belum terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa

Pada kelas eksperimen terlihat bahwa nilai rata-rata siswa tidak mengalami peningkatan dan masih dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini dapat terjadi karena disaat diskusi berlangsung masih ada beberapa siswa dari beberapa kelompok yang tidak serius dan terlibat langsung dalam melakukan diskusi. Hal ini terlihat disaat temannya berdiskusi siswa meletakkan kepalanya di atas meja dan apabila ditegur oleh guru maka siswa tersebut akan mengikuti diskusi dengan kelompoknya, namun apabila guru sudah meninggalkan kelompok tersebut maka siswa yang bermasalah tadi mengulangi kembali perbuatannya, dan sebagian siswa hanya mengandalkan teman-temannya dalam proses pembelajaran diwaktu guru memberikan prites dan postes, agar hasil dari prites dan postesnya mendapatkan hasil yang sangat bagus supaya didalam perkembangan skor kelompoknya akan mendapatkan nilai tertinggi, pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 50,18% yang mana nilai tersebut

rendah dari kelas eksperimen dan masih belum mencapai KKM yang ditetapkan.

Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran di kelas kontrol yaitu masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru disaat menerangkan pelajaran. Hal ini terlihat disaat guru menjelaskan materi pelajaran hanya beberapa siswa yang memperhatikan sedangkan siswa yang lainnya sibuk dengan hal-hal lain seperti bercerita dengan teman sebelahnya dan melakukan kegiatan lain yang tidak bersangkutan dengan pelajaran.

3. RANAH PSIKOMOTOR

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil lembar diskusi siswa (LDS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Nilai Rata-rata Masing- Masing Indikator Psikomotor Kelas Sampel

Penilaian, pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LDS, dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa catatan selama proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan. Penilaian LDS pada kelas eksperimen menggunakan 60,7 50,18

0 20 40 60 80

rata-rata kognitif

eksperimen kontrol

3,58 3,47 3,00 2,68 01

23 4

eksperimen kontrol kesesuaian

jawaban dengan pertanyaan

kelengkapan , kerapian

dan kebersihan

tulisan

(5)

dua indikator yang terdiri atas kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang ada di LDS dan kebersihan dan kerapian hasil LDS dan pada kelas kontrol juga menggunakan dua indikator yang terdiri atas kesesuaian cataatan dengan tujuan pembelajaran dan kebersihan dan kerapian isi catatan.

Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,58 dengan predikat . Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian jaw, membuat jawaban dengan pertanyaan di LDS sudah baik, meskipun masih ada yang kurang lengkap dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 3,47 dengan predikat .. Siswa sudah membuat catatan dengan lengkap meskipun ada sebagian siswa yang kurang bersih dan rapi dalam membuat catatan. Menurut kunandar (2013:251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD dengan media microsoft powerpoint belum dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017.

A. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1.

Bagi penulis sebagai bakal pengetahuan dan pengalaman dalam mempersiapkan diri sebagai calon guru.

2.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

3.

Bagi guru diharapkan agar bisa

menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi dan memberikan bahan ajar atau media kepada siswa agar siswa bisa lebih termotivasi lagi dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A.2014. Media Pembelajara Depok : Rajagrafindo persada

Istarani, Muhammad Ridwan. (2014) .50 tipe pembelajaran kooperatif.

Media Persada: Bandar Selamat Medan.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Jakarta :Raja Grafindo Persada

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Perss.

Sudjana, N. 2013. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Mengajar.

Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Refliandra dan Muslimin 2011 yaitu melihat perbedaan stres akademik di sekolah dasar yang bersistem full day dan yang tidak full day menyatakan