• Tidak ada hasil yang ditemukan

17916-Article Text-31557-1-10-20250221

N/A
N/A
RAISYA AMALIA

Academic year: 2025

Membagikan "17916-Article Text-31557-1-10-20250221"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

*[email protected]

Analisis Kinerja Rantai Pasok pada Produk Batubara Menggunakan Metode Supply Chain Operation (SCOR) pada PT.XYZ di Muara Enim

Muhammad Ridho Syakbani *, Rabiatul Adwiyah

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Indonesia.

[email protected], [email protected]

Abstract. The coal industry has a strategic role in meeting global energy needs. Efficiency and effectiveness of the supply chain are key factors in maintaining the competitiveness of coal companies amidst dynamic global market challenges. This research method involves collecting quantitative data through interviews, surveys, and document analysis related to coal company operations. The analysis results show that the Plan and Deliver dimensions have a significant contribution to operational efficiency, while the main challenge lies in the Return dimension, namely product returns. Based on these findings, strategic recommendations were prepared to improve supply chain performance, including the integration of digital technology and optimizing inventory by measuring PT. fulfillment cycle time 104 Days, value (COGS) Cost of goods sold 40%, (CTCCT) cash to cash cycle time 4 Days.

Keywords: Supply Chain, Supply Chain Performance, SCOR..

Abstrak. Industri batubara memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan energi global. Efisiensi dan efektivitas rantai pasok merupakan faktor kunci untuk mempertahankan daya saing perusahaan batubara di tengah tantangan pasar global yang dinamis. Metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data kuantitatif melalui wawancara, survei, dan analisis dokumen terkait operasional perusahaan batubara. Hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi Plan dan Deliver memiliki kontribusi signifikan terhadap efisiensi operasional, sementara tantangan utama ditemukan pada dimensi Return, pengembalian produk. Berdasarkan temuan ini, disusun rekomendasi strategis untuk meningkatkan kinerja rantai pasok, termasuk integrasi teknologi digitalo dan optimalisasi inventori dengan pengukuran kinerja rantai pasok PT.XYZ menggunakan metode SCOR ada sebagai berikut : Nilai (POF) Perfect order fulfillment 98%, nilai (OFCT) order fulfillment cycle time 104 Hari, nilai (COGS) Cost of good sold 40%, (CTCCT) cash to cash cycle time 4 Hari.

Kata Kunci: Rantai Pasok, Kinerja Rantai Pasok, SCOR.

(2)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

A. Pendahuluan

Dalam dunia bisnis berkembang adalah salah satu cara untuk tetap bertahan terutama di era globalisasi seperti saat ini. (Hasibuan , et al., 2018) ,Saat ini Perusahaan atau organisasi harus memiliki strategi efektif untuk terus berkembang dan bersaing dengan semua industri. Persaingan yang semakin dinamis,Seorang bisnis sekarang harus menyadari bahwa konsumen menginginkan ketersediaan produk dengan harga terjangkau, kualitas yang baik, dan pengiriman yang cepat. Rantai pasokan sangat penting untuk operasi bisnis karena semua pihak termasuk pemasok, manufaktur, bisnis, transportasi, dan jaringan distribusi, perlu memenuhi kebutuhan pelanggan. Semua tahapan distribusi barang, mulai dari asal-usul hingga sampai ke tangan pelanggan akhir, dibahas dalam rantai pasokan. Sistem transportasi, penyimpanan, pengadaan, sistem informasi, dan biaya yang terkait termasuk dalam kategori ini.

Batubara adalah hasil akumulasi tumbuhan yang telah mati dan tidak mengalami proses pembusukan sempurna. Proses ini terjadi di lingkungan tanpa oksigen, seperti di dasar danau atau dalam endapan sedimen yang sangat halus. Proses penimbunan ini terjadinya bersamaan dengan pergeseran kerak bumi, yang memungkinkan tumbuhan yang terakumulasi untuk menembus lapisan yang sangat dalam. Selama proses penimbunan ini, tumbuhan mengalami tekanan dan suhu tinggi yang mengakibatkan perubahan fisik dan kimia. Akibatnya, kandungan hidrogen dan oksigen dalam material tersebut berkurang, sementara kandungan karbon yang menaik. Dan pada akhirnya material yang memiliki lebih dari 50% karbon berdasarkan berat dan 70% karbon berdasarkan volume, yang kita kenal sebagai batubara

Perusahaan yang berbasis di Indonesia PT.XYZ utamanya bergerak dalam pertambangan batubara. Kegiatan bisnis batu bara meliputi pelaksanaan berbagai jenis usaha penambangan batubara, seperti penelitian, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan perdagangan;

pengelolaan dan pengoperasian pelabuhan dan dermaga batubara, baik untuk penggunaan domestik maupun internasional; pengelolaan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga panas, baik untuk penggunaan domestik maupun internasional; dan konsultasi tentang teknik penambangan dan penambangan batu bara.

Dapat dilihat di tabel 1 bahwa perusahaan PT.XYZ mengalami Fluktuasi di dalam permintaanya dan tidak mencapai target atau RKAP yaitu rencana kerja dan anggaran perusahaan.

Tabel 1. Data Pemenuhan Demand dan RKAP CV XYZ ke Rumah Potong Hewan Tahun 2023

Bulan Realisasi 2023 (Ton)

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(Ton)

Selisih (Ton)

Januari 246.242 650.400 404.158

Febuari 188.583 660.400 471.817

Maret 201.335 670.400 469.068

April 181.844 680.400 498.556

Mei 191.733 690.400 498.667

Juni 187.854 690.400 502.546

Juli 249.773 690.400 440.627

Agustus 294.245 690.400 396.155

September 364.983 690.400 325.417

Oktober 369.696 690.400 320.704

November 392.960 700.400 307.440

Desember 278.526 700.400 421.874

Total 3.147.774 Ton 8.204.800 Ton 5.057.029 Ton

(3)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Menunjukan bagaimana perbandingan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan realisasi penjualan batubara di PT.XYZ dan bagaimana perbedaan yang jauh dari RKAP dan hasil perjualan yang terjadi, ada yang hanya tercapai 10 % ada juga tercapai 5 % contohnya pada bulan Oktober yang targetnya 690.400, tetapi yang terjadi pada saat realisasi hanya mencapai 369.696 dari tabel 1 ini menunjukan bagaimana perusahaan tersebut mengalami depresiasi bukan di bulan Oktober saja tapi dalam 12 bulan dari Januari - Desember tidak mencapai target sama sekali dari penjualan via Tanjung Enim.

Dari hasil wawacara dengan Direktur Pengembangan Usaha dan Infrastruktur yang sudah lebih dari 30 tahun berkerja di PT.XYZ mengungkapkan bahwa dalam pengiriman batubara dari hulu ke hilir dengan aliran pengirimannya dari penggalian batu bara yang bertempat di Tanjung Enim lalu batubara tersebut di antarkan melalui kereta api dengan kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia dan batubara menuju Tarahan yang merupakan pelabuhan tempat pengantaran batubara ke seluruh dunia dengan menggunakan kapal/tongkang (1). Beliau juga mengungkapkan PT.XYZ juga sedang mengembangkan alat transportasi dengan menggunakan truk dengan jalur dari jalan Serpo Lahat. Dari hasil wawancara penjualan via Tanjung Enim ini dari banyak konsumen di daerah khususnya Tanjung Enim menjual kepada PT BPI , PT Semen Baturaja, FOT TE, HBAP, dan PLTU PT.XYZ lalu brand batubara yang di jual dari sekian banyak ke perusahaan nya di antara lainnya GAR4500,BUKITASAM-50,GAR-4700 dan GR-4200 dan masih banyak brand batubara yang di jual ke konsumen.

Menurut (Heizer, Render, & Munson, 2017) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah seluruh perangkat kegiatan menciptakan nilai dalam bentuk jasa dan barang dengan mengubah input menjadi output yangmana kegiatan ini diciptakan untuk keberlangsungan disemua Perusahaan atau organisasi. Hal serupa dikatakan oleh (Stevenson, 2021) yang berpendapat bahwa Manajemen operasi adalaj sebuah proses atau pengelolaan menciptakan barang dan / atau menyediakan jasa. Dari kedua penjelasan tersebut dapat dilihat bawasanya Manajemen operasi erat kaitanya dengan Rantai pasokan perusahaan karena pada rantai pasokan mencangkup aspek pemenuhan kebutuhan konsumen yang termasuk dalam serangkaian Manajemen operasi. Menurut (Chopra, 2019) rantai pasokan merupakan sebuah serangkaian yangmana fokus utamanya tidak hanya mencangup produsen dan pemasok tetapi juga membahas mengenai pengangkut, Gudang, pengecer, bahkan pelanggan itu sendiri. Aspek aspek utama dalam rantai pasok meliputi aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan(Septian Putra Setiawan et al., 2023).

Rantai pasokan pada perusahaan dapat diukur untuk memperbaiki kinerja dan koordinasi dalam rantai pasokan perusahaan. Metode yang dapat digunakan adalah SCOR atau Supply Chain Operations Reference. Metode ini Metode ini mulai dikembangkan oleh SCC atau Supply Chain Council yang sekarang menjadi bagian dari APICS – ASCM atau Association of Supply Chain.

Menurut (APICS, 2017) pada artikel nya yaitu SCOR Version 12.0 menyatakan bahwa SCOR adalah alat untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas dan kinerja rantai pasokan. SCOR menangkap pandangan yang disepakati tentang manajemen rantai pasokan. Ini memberikan kerangka kerja yang unik yang menghubungkan proses bisnis, metrik, praktik terbaik, dan teknologi ke dalam struktur yang terpadu untuk mendukung komunikasi antara mitra rantai pasokan dan untuk meningkatkan efektivitas manajemen rantai pasokan dan kegiatan perbaikan rantai pasokan terkait.

Metode ini saya implementasikan di PT.XYZ pada sistem rantai pasokan yang dimana kompleksitas rantai pasok yang ada pada PT.XYZ,lalu pesanan bermasalah atau pesanan terlambat pad PT.XYZ dan juga permintaan yang fluktuatif, pengeluaran biaya pada perusahaan yang tinggi , serta biaya operasional yang belum optimal menjadi prioritas utama. Dengan adanya evaluasi dan pengukuran sistem kinerja rantai pasok dengan metode SCOR atau supply chain operation reference diharapkan menjadi evaluasi yang baik sehingga alur produksi, penjualan produk, dan kepuasan pelanggan dapat terpenuhi dengan tujuan keberlangsungan perusahan dan sistem manajemen operasional pada PT.XYZ dapat berjalan dengan baik dan efisien.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : ” 1.Bagaimana kinerja manajemen rantai pasok perusahaan produk batubara PT.XYZ saat ini di tambang 3?” , ”2.Bagaimana kinerja manajemen rantai pasok perusahaan produk batubara PT.XYZ saat ini di tambang 3 menggunakan metode Supply chain operation reference (SCOR)?.

Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan untuk menganalisis

(4)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

1. Untuk mengetahui kinerja manajemen rantai pasok perusahaan produk batubara PT.XYZ saat ini di tambang 3?”

2. Untuk mengetahui kinerja manajemen rantai pasok perusahaan produk batubara PT.XYZ saat ini di tambang 3 menggunakan metode Supply chain operation reference (SCOR)?.

B. Metode

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan metode studi kasus. Objek penelitian ini adalah sistem rantai pasok yang ada di perusahaan batubara di PT.XYZ Kabupaten Bandung. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis serta mengukur kinerja rantai pasok yang ada di PT XYZ di muara enim. Dengan jenis data yang digunakan merupakan data primer berupa profile perusahaan, data pemenuhan demand,pengadaan, dan waktu siklus. Selain itu juga ada data sekunder sebagai penunjang berupa jurnal, artikel, dan referensi buku Manajemen Operasi dan Rantai Pasok.

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun alat analisi yang digunakan adalah metode metode model SCOR atau Supply Chain Operations Reference pada model SCOR 12.0 untuk memberikan gambaran mengenai sistem pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan dengan menentukan metrik – metrik kinerja rantai pasok perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi aktual perusahaan dengan menilai persentasi kinerja perusahaan melalui implementasi metode SCOR 12.0.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Rantai pasok Perusahaan ternak dan daging sapi di CV XYZ saat ini

Alur rantai pasok PT.XYZ sudah di buat dengan sedemikian rupa agar rantai pasokan efektif karena di PT.XYZ sendiri memiliki system rantai pasokan yang bisa dikatakan rumit gambar di atas melihatkan ada tiga sumber penggalian batu bara tambang 1 ,tambang 2,Tambang 3 yang tiga-tiga nya berada di tanjung enim ,dalam alur rantai pasok PT.XYZ adanya perencanaan sebelum dilakukannya penggalian seperti yang di lihat setelah penggalian Batubara akan di tumpuk dan di antar dengan truk ke tempat penyimpanan 1,2,3 dan 4 di saat dikumpulkan di suatu tempat menjadi stock untuk dikirimkan ke enduser baik itu PLTU 3 dan Perusahaan lainnya lalu setelah itu jika Batubara dikirim ke PLTU 3,PLTU 2 (PT.XYZ) dan PLTU 2, Lalu Batubara dikirim menggunakan Kereta api yang menggunakan A untuk di antar ke Pelabuhan A langsung ke peyimpanan 5 dan di distribusikan lagi PLTU 1 atau Perusahaan lainnya , lalu setelahnya Batubara dapat dikirim ke konsumen Perusahaan di luar negeri seperti Asia Eropa dan lain-lain menggunakan shipments/kapal.proses rantai pasok dimulai dari End user mengajukan permintaan akan batubara yang merupakan produk dari PT.XYZ yang di mulai dari pemasaran.

Lalu pemesanan dimulai dari perencanaan berdasarkan pemesanan dari end user yang ditangani oleh bagian pemasaran ,kemudian dilakukan upaya produksi berdasarkan laporan pemesaran itu sendiri dimana produksi diawasi dan direncanakan baik itu kualitas dan jumlahnya ,lalu dari Proses produksi dilakukan oleh bagian perencanaan agar terjadi kesesuaian antara jadawal yang diminta dan produksi yang sudah ditargetkan untuk memenuhi target jadwal yang disepakati

(5)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Gambar 1. Pola Aliran Rantai pasok PT. XYZ di muara enim Sumber : Data Diolah Tahun 2023

Pemesanan dimulai dengan perencanaan berdasarkan permintaan dari pengguna akhir yang ditangani oleh bagian pemasaran. Kemudian, produksi dilakukan berdasarkan laporan pemasaran tersebut, di mana proses produksi diawasi dan direncanakan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Selanjutnya, bagian perencanaan bertanggung jawab untuk memastikan kesesuaian antara jadwal yang diminta dengan target produksi yang telah ditentukan, guna memenuhi target waktu yang telah disepakati.

Kinerja Rantai pada produk batubara dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) di PT.XYZ

Dalam proses pengukuran kinerja rantai pasok pada perusahaan PT. XYZ menggunakan SCOR level 1 yangmana pengukuran ini menurut (supply chain council ,2012) digunakan parameter POF (Perfect Order Fulfillment) untuk mengukur persentase dari pesanan yang dikirim lengkap dan tepat waktu sesuai dengan permintaan konsumen dan tidak memiliki masalah mutu pada produknya, OFCT (Order Fulfillment Cycle Time) untuk mengukur rata rata waktu pada suatu siklus pemenuhan order sejak pesanan diterima dampai produk diterima konsumen, dan COGS (Cost of Goods Sold) untuk mengukur serangkaian biaya material, upah, perawatan, dan operasional lainya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk. Lalu menggunakan metrics CTCCT (cash to cash cycle time) untuk mengukur seberapa lama perusahaan mendapatkan investasi Berikut adalah hasil analisis kinerja Rantai Pasok dan benchmarking pada PT XYZ menggunakan metode SCOR.

Perhitungan Analisis SCOR dan Benchmarking

Tabel 3. Perhitungan Analisis SCOR dan Benchmarking di PT XYZ

Metrik Pengukuran Data Aktual Superior Advantage Parity Target Perusahaan

POF 98% 99% 95% 88% 99%

OFCT 104 Hari 97 100 125 97 Hari

COGS 40% 30% 54% 60% 30%

CTCCT 4 Hari 2 Hari 5 Hari 10 Hari 2 Hari

Sumber : Data Diolah Tahun 2023

(6)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Analisis Perhitungan Opportunity

Tabel 4. Perhitungan Opportunity pada Perfect Order Fulfillment (POF)

Komponen Hasil

Total Income (Rp) Rp38.490.000.000.000

Actual POF (%) 98%

Target POF (%) 99%

Total Income x ((100-Actual POF)/100) (a) Rp38.112.789.000.000 Total Income x ((100-Target POF)/100) (b) Rp38.451.510.000.000

Gap A dab B : (Rp) Rp338.721.000.000

Gross Profit (%) 40%

Gross Profit x gap (opportunity) : (Rp) Rp135.488.400.000 Sumber : Data Diolah Tahun 2023

Tabel 5. Perhitungan Opportunity pada Cost of Goods Sold (COGS)

Komponen Hasil

Total Income (Rp) Rp.38.490.000.000.000

Actual COGS (%) 40 %

Target COGS (%) 30 %

Total Income x ((100-Actual COGS)/100) (a) Rp. 38.490.000.000.000 Total Income x ((100-Target COGS)/100) (b) Rp.26.943.000.000.000

Gap A dab B : (Rp) Rp.11.547.000.000.000

Gross Profit (%) 40 %

Gross Profit x gap (opportunity) : (Rp) Rp.4.618.800.000.000 Sumber : Data Diolah Tahun 2023

Tabel 6. Analisis Gap dan Opportunity PT XYZ No Atribut Kerja

Supply Chain Data Aktual Data Kinerja Ideal /

Target Perusahaan Selisih Opportunity

1 POF 98 % 99 %

1 % Rp.135.488.400.000

2 OFCT 104 Hari 97 Hari 7

Hari

Harus di perbaiki terutama pada saat pengupasan batubara

3 COGS 40 % 30 % 10 % Rp.4.618.800.000.000

4 CTCCT 4 Hari 2 Hari 2 Hari Dapat mengurangi idle

time agar lebih efisien Sumber : Data Diolah Tahun 2023

(7)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Pada tahap perhitungan POF terdapat selisih 1% yang mana data aktual 98% dan target 99%

dengan opportunity sebesar Rp.135.488.400.000. Nilai OFCT terdapat selisih sebesar 7 hari yang mana data aktual 104 hari dan data ideal target perusahaan selama 97 hari dengan opportunity perlunyapercepetan pengupasan batubara, dan yang terakhir yaitu nilai COGS yang terdapat selisih sebesar 10% dan target perusahaan sebesar 30% dengan opportunity sebesar Rp.4.618.800.000.000 ,Dan hasil CTCCT dengan selisih 2 hari target dari perusahaan 2 Hari.

D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Batubara memiliki harga yang fluktuatif atau naik turun tergantung pasar global dan membutuhkan perbaikan dalam rantai pasokkannya oleh karena itu kinerja rantai pasok dari hulu kehilir perlu di tingkatkan . Di penelitian PT.XYZ sudah mampu dan cukup bagus dalam memproses rantai pasok baik itu dalam mengembalian asset,keceptan pengiriman dan mengelola produk cacat ,karena PT.XYZ sendiri sudah melawati banyak proses dalam melakukan rantai pasok baik itu ISO dan banyak metode yang di lakukan PT.XYZ dalam memproses rantai pasokannya menjadi lebih baik sedimikian rupa.mulai dari pesanan dari end user yang diinformasikan dari divisi pemasaran lalu di langsung di produksi di ambil dari PIT tambang A lalu divisi logistik mengkoordinasikan dengan angkutan batubra ke palabuhan di antar ke stockpile pelabuhan A ,lalu batubara di loading ke dalam kapal dan di antarkan ke enduser selanjutnya invoice ke end user

2. Berdasarkan hasil analisis kinerja rantai pasok menggunakan metode SCOR, dapat disimpulkan bahwa PT.XYZ menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam beberapa aspek.

Indikator Perfect Order Fulfillment (POF) mencatatkan nilai 98%, yang berada di antara kategori superior dan advantage, meskipun ada beberapa kendala seperti keterlambatan loading batubara dan keluhan mengenai kuantitas serta kualitas barang. Sementara itu, indikator OFCT sebesar 248 hari menunjukkan bahwa perusahaan perlu meningkatkan efisiensi waktu pemenuhan pesanan untuk memenuhi ekspektasi konsumen. Pada indikator Cost of Goods Sold (COGS), meskipun perusahaan menunjukkan hasil 40%, yang cukup tinggi karena biaya operasional yang signifikan dan fluktuasi harga batubara, perusahaan telah mematuhi regulasi yang membutuhkan biaya tambahan. Indikator CTCCT mencatatkan waktu 4 hari, yang perlu diperbaiki agar lebih efisien dalam pengelolaan pembalikan dana dan pembayaran. Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa temuan yang perlu diperbaiki, PT.XYZ telah menunjukkan kinerja yang solid dalam pengelolaan rantai pasoknya.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penulisan penelitian ini yaitu dengan judul “analisis kinerja rantai pasok pada produk batubara dengan menggunakan metode SCOR pada PT.XYZ di muara enim”. Pertama terimakasih kepada Pembimbing Utama saya Dr. Rabiatul adwiyah S.E .MS.I yang memberikan panduan, arahan serta nasehat yang sangat berharga dalam membimbing melalui berbagai tahap penelitian hingga sampai titik saat ini

Daftar Pustaka

APICS. 2017. Instructor Guide: SCOR-Professional Training.Version 12.0. APICS The Association for Operations Management. Chicago. IL

Bowersox, D.J., Closs, D.J., Cooper, M.B., dan Bowersox, J.C., 2013. Supply Chain Logistics

Management, Fourth Edition, McGraw-Hill, Singapore.

(8)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Huan, S. H., Sheoran, S. K., & Wang, G. (2004). A review and analysis of supply chain operations reference (SCOR) model. Supply chain management: An international Journal, 9(1), 23-29.

Sutawijaya, A. H., & Marlapa, E. (2016). Supply Chain Management: Analisis dan Penerapan Menggunakan Reference (SCOR) di PT. Indoturbine. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, 6(1), 157001.

Sumantri H, d. D. (2023). analisis risiko rantai pasok pada industri pengolahan sagu basah di desa bunga eja dengan menggunakan metode supply chain operation reference (SCOR).

SCOR, 1-3.

Misnadesi, Misnadesi, and Misra Hartati. “PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK UKM KALAMAI UNI WAR MENGGUNAKAN METODE

SCOR DAN FUZZY AHP.” SPEKTRUM INDUSTRI, vol. 17, no. 2, 31 Oct. 2019, p. 119, https://doi.org/10.12928/si.v17i2.12859. Accessed 18 Apr. 2024.

Persson, F., & Araldi, M. (2009). The development of a dynamic supply chain analysis tool—

Integration of SCOR and discrete event simulation. International journal of production economics, 121(2), 574-583.

Prayitno, An-Nisa Firardiansyah, et al. “Analisis Rantai Pasok Toko Ban Dengan Penerapan SCOR Dan AHP.” Journal of Computer System and Informatics

Suseno, D. S. N., & Sulistyowati, N. (2018). Analysis of performance supply chain management using SCOR method at PT NEO. vol, 2, 14

Abi Anwar, U.A., Rani, A.M. and Aspiranti, T., 2022. METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DALAM MENGUKUR KINERJA RANTAI PASOK. METODE, 5(2).

Jannah, M., 2023. ANALISIS KINERJA DAN RISIKO RANTAI PASOK PADA AGROINDUSTRI JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR (STUDI KASUS: UKM F1 AINA PAYAKUMBUH) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Achmadi, Didik, Trisita Novianti & Fitri Agustina. 2014. Supply Chain Risk Mitigation using Supply Chain Risk Management (SCRM) Approach.

Seminar Nasional IENACO 2014. ISSN: 2337-4349.

Deperiky, D., Santosa, S., Hadiguna, R. A., & Nofialdi, N. (2019). Analisis Kelembagaan Supply Chain Agroindustri Bawang Merah Di Kabupaten Solok Dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) 10.0. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(2), 97-106.

Puspitasari, D. C., & Pulansari, F. (2023). Analisis pengukuran kinerja green SCM

menggunakan metode green SCOR berbasis ANP serta OMAX (studi kasus: industri

makanan). Agrointek: Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 17(1), 1-10.

(9)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Hadiguna, R.A., 2021, November. ANALISIS KINERJA RANTAI PASOK DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. In Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) (Vol. 7, No. 1, pp. 156-164).

Kasanah, Y.U. and Arifin, M., 2024. Model Pengukuran Performansi Rantai Pasok Industri Makanan Kaleng Dengan Pendekatan SCOR. Jupiter: Publikasi Ilmu Keteknikan Industri, Teknik Elektro dan Informatika, 2(1), pp.348-360.

Dr. H. A. Rusdiana, M. (2014). Manajemen Operasi. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

Sinaga, D., Madelan, S., & Saluy, A. B. (2021). Analysis Supply Chain Management Performance Using SCOR Method in Compressor Distributor Company at PT. Pola Petro Development. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 6(2), 91-102.

Sarjono, H., Christofer, K., Nayoan, G. F., & Nugraha, M. D. (2022). Performance Analysis in Palm Oil Industry Using Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model. Binus Business Review, 13(2), 213-222.

Heitasari, D. N., Pratama, I. L., & Farkhiyah, N. (2019). Analisis Kinerja Rantai Pasok dengan Metode SCOR dan Simulasi Sistem Diskrit: Studi Kasus Produk Engineer-to-Order (ETO) di PT. Boma Bisma Indra (Persero). INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 2(4), 573-585.

Chopra, S., & Meindl, P. (2016). Supply chain management: Strategy, planning, and operation (6th ed.). Pearson Education.

Kottala, S. Y., & Herbert, K. (2019). An Empirical Investigation of Supply Chain Operations Reference Model Practices and Supply Chain Performance. International Journal of Productivity and Performance Management, 68(6), 1189–1210. Retrieved from https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/IJPPM-09-2018-0337/full/html Chopra, A., Golwala, D., & Chopra, A. R. (2022). SCOR (Supply Chain Operations Reference)

Model in Textile Industry. Journal of Southwest Jiaotong University, 57(2), 89–98.

Retrieved from https://www.academia.edu/download/114636614/1183-2362-1-SM.pdf Ikatrinasari, Z., & Harianto, N. (2020). Improvement of Supply Chain Performance Based on

SCOR Model. Uncertain Supply Chain Management, 8(2), 111–122. Retrieved from http://growingscience.com/uscm/Vol8/uscm_2020_25.pdf

Benchmarking Agri-food Supply Chain Networks: A Conceptual Framework (Moazzam, Garnevska, & Marr, 2012) Supply Chain Council (SCC)

Mutiara Deviena Dwi Putri, Moch. Malik Akbar Rohandi, & Indriya. (2023). Pengelolaan

dan Pengembangan Usaha Aksesoris Tjorak Mootera di Bandung. Jurnal Riset

Manajemen Dan Bisnis, 25–32. https://doi.org/10.29313/jrmb.v3i1.2029

(10)

Vol. 5 No. 1 (2025), Hal: 539-548 ISSN: 2828-2531

Septian Putra Setiawan, Rusman Frendika, & Indra Fajar Alamsyah. (2023). Pengaruh Self- Efficacy dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 19–24.

https://doi.org/10.29313/jrmb.v3i1.2028

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Poerwanto (2010) Resiko-resiko yang dapat muncul dalam alur rantai pasok (supply chain) yaitu, 1) Resiko gangguan pasokan, 2) Resiko kebutuhan dan rencana

Sistem informasi manajemen rantai pasok ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pihak-pihak yang terkait dengan distribusi daging sapi untuk melakukan transaksi

Agar tercapainya tujuan utama terpenuhinya pasokan daging sapi di pasar dengan sistem kelompok tani ternak sapi potong dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) sistem dasar rantai pasok daging sapi terdiri dari sub sistem primer yaitu peternak, produsen, konsumen daging sapi dan sub sistem

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) sistem dasar rantai pasok sapi Madura terdiri dari peternak, produsen dan konsumen daging (2) model sistem dinamis

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) sistem dasar rantai pasok sapi Madura terdiri dari peternak, produsen dan konsumen daging (2) model sistem dinamis

Pelaksanaan Potong Kuku Pelaksanaan potong kuku yang dilakukan dengan memasukan sapi pada meja potong kuku atau tabel hoves trimming, kemudian sapi diikat pada bagian badan sapi

Uji organoleptik bahan baku dilakukan dengan scoresheet bahan baku SNI 01 2728.1-2006 BSN, 2006 dan produk akhir SNI 3457.2014 BSN, 2014 Hasil dan Pembahasan Alur Proses Tahapan