TOPIK KESELAMATAN JALAN : BLACKSPOT JALAN RAYA SEMARANG – DEMAK
Oleh : Fatichatu Zahroh Meilan Arsanti, S.Pd., M.Pd.
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung Semarang Staff Pengajar Bahasa Indonesia Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : [email protected] Email : [email protected]
Abstrak
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang tergolong tinggi menurut data kecelakaan dalam satu tahun, perlu di perhatikan daerah – daerah rawan kecelakaan terutama di jalan raya. Salah satunya Blackspot, yaitu suatu titik atau area yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan kecelakaan yang dapat dilihat dari data kecelakaan dalam satu tahun. Blackspot biasanya berkaitan dengan daerah perkotaan dimana lokasi kecelakaan dapat diidentifikasikan dengan pasti dan tetap pada suatu titik tertentu. Adapun kriteria lokasi titik kecelakaan (blackspot) secara umum, yang digunakan untuk mengidentifikasi titik kecelakaan (blackspot) adalah jumlah kecelakaan selama periode tertentu, tingkat kecelakaan, jumlah kecelakaan yang melebihi tingkat tertentu, tingkat kecelakaan melebihi nilai kritis yang diturunkan dan analisis statistik data tersedia.
Kata Kunci : Blackspot Jalan raya, konstruksi jalan raya, Daerah rawan kecelakaan, keselamatan lalu lintas.
Abstract
Traffic accidents in Indonesia, which are classified as high according to accident data in one year, need to pay attention to areas that are prone to accidents, especially on the highway. One of them is Blackspot, which is a point or area that indicates that the area is an accident-prone area which can be seen from the accident data in one year. Blackspots are usually associated with urban areas where accident locations can be identified with certainty and fixed at a certain point. As for the criteria for the location of accident points (blackspots) in general, those used to identify accident points (blackspots) are the number of accidents during a certain period, the accident rate, the number of accidents that exceed a certain level, the accident rate exceeding the critical value derived and statistical analysis of available data.
Keywords : Highway blackspots, road construction, accident-prone areas, traffic safety.
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Bagian sepanjang kurang lebih 500 meter yang sering terjadi kecelakaan disebut sebagai black spot atau area rawan kecelakaan. Daerah ini biasanya memiliki angka ekuivalen kecelakaan (AEK) lebih dari 30 kejadian, yang dihitung berdasarkan data kecelakaan dua tahun. berdasarkan Surat Perintah Kapolres Kakorlantas No. 43 Tahun 2016 tentang Petunjuk Penetapan dan Penyidikan Daerah Bahaya.
Bagaimana kriteria sebuah lokasi bisa dinyatakan sebagai Black Spot?
1. Memiliki angka kecelakaan tinggi
2. Lokasi kejadian kecelakaan relatif menumpuk
3. Lokasi kecelakaan berupa persimpangan atau segmen ruas jalan sepanjang 100-300 m untuk jalan perkotaan dan ruas jalan sepanjang 1 km untuk jalan antarkota
4. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang relatif sama 5. Memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor yang spesifik
Bedanya Black Spot dan Blind Spot?
Blind Spot merupakan titik buta atau area yang tidak bisa terlihat oleh pengemudi. Penyebab dari Blind Spot cukup beragam yakni:
Ukuran kendaraan
Muatan kendaraan
Cuaca
Lokasi dan lainnya
Daerah rawan kecelakaan lalu lintas dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Black Spot adalah adalah suatu titik atau area yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan derah rawan kecelakaan yang dapat dilihat dari data kecelakaan dalam satu tahun. Black spot biasanya berkaitan dengan daerah perkotaan dimana lokasi kecelakaan dapat diidentifikasikan dengan pasti dan tetap pada suatu titik tertentu.
2. Black Site adalah ruas (jalan) daerah rawan kecelakaan. Black Site biasanya ditemukan di jalan-jalan luar kota dimana pada rentang tertentu ruas tersebut sering terjadi kecelakaan. Rentang black site biasanya lebih dari 300 m.
3. Black Area adalah wilayah rawan kecelakaan. Black area biasanya dijumpai pada daerah – daerah atau wilayah yang homongen misalnya perumahan, industri dan sebagainya.
Adapun kriteria lokasi titik kecelakaan (black spot) secara umum, yang digunakan untuk mengidentifikasi titik kecelakaan (black spot) adalah :
1. Jumlah kecelakaan selama periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu;
2. Tingkat kecelakaan atau accident rate (per kendaraan) untuk suatu periode
3. tertentu melebihi suatu nilai tertentu;
4. Jumlah kecelakaan dan tingkat kecelakaan keduanya melebihi nilai tertentu;
5. Tingkat kecelakaan melebihi nilai kritis yang diturunkan dan analisis statistik data tersedia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Undang-Undang RI No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan Angkutan jalan mendefinisikan kecelakaan lalu lintas sebagai suatu peristiwa di jalan raya yang tidak di sangka-sangka dan melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.
Kecelakaan lalu lintas secara umum dapat di definisikan sebagai kesalahan di dalam sistem jalan oleh pemakai jalan. Dimana kecelakaan akan terjadi salah satu unsurnya tidak berfungsi atau berperilaku sebagaimana mestinya.
Menurut Undang-Undang RI No.22 tahun 2009 pasal 21-28 Faktor Penggunaan dan Perlengkapan Jalan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi keselamatan pengemudi dan masyarakat, baik sebagai penumpang maupun sebagai pemilik barang serta pengguna jalan lainnya. Selain itu, ketentuan ini juga diperlukan untuk menjaga keselamatan lalu lintas pada umumnya.
Menurut Carter (1978), kecelakaan lalu lintas sebagai suatu peristiwa yang terjadi akibat kesalahan fasilitas jalan dan lingkungan, kendaraan serta pengemudi sebagai bagian dari system lalu lintas, baik berdiri sendiri maupun saling terkait.
Menurut Dewanti (1996), dari kejadian-kejadian kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu Black Spot, Black Site dan Black Area. Black Area mengelompokan daerah-daerah di mana sering terjadi kecelakaan. Black Site menspesifikasikan dari panjang jalan yang mempunyai frekuensi kecelakaan tertinggi. Black Spot menspesifikasikan lokasi-lokasi kejadian kecelakaan yang biasanya berhubungan langsung dengan geometrik jalan, persimpangan, tikungan atau perbukitan. Black Spot berkaitan dengan daerah perkotaan dimana lokasi kecelakaan yang diidentifikasikan dengan pasti dan tepat pada suatu titik tertentu. Untuk kasus-kasus spesifik, Black Spot ini juga di jumpai untuk jalan-jalan luar kota. Kondisi umum yang sering dijumpai untuk jalan-jalan luar kota adalah Black Site dimana kecelakaan terjadi pada segmen- segmen tertentu. Black Site biasannya dijumpai pada daerah-daerah atau wilayah yang homogen, misalnya perumahan, industri, dan sebagainnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain penelitian
Desain penelitian adalah suatu teknik dan prosedur dalam suatu rancangan penelitian yang akan menghasilkan sebuah model penelitian yang akan digunakan sebagai panduan penelitian (Noor, 2016). Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan Literature Reviews. Literature Reviews adalah sebuah metode sistematis dan eksplisit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap hasil penelitian dan hasil Critical Thinking yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi.Literature reviews bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk menemukan ruang kosong (gaps) bagi penelitian yang akan dilakukan.
2. Pencarian Database
Literature Review yang merupakan rangkuman yang menyeluruh dari beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bukan diperoleh secara langsung, tetapi dari penelitian-penelitian terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang telah ditentukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penyebab Kecelakaan
Menuru Hobbs, (1995) keselamatan jalan dapat ditingkatkan dan kecelakaan dapat dikurangi atau konsekuensinnya diperkecil. Terjadinya suatu kecelakaan tidak selalu ditimbulkan oleh sesuatu sebab tetapi oleh kombinasi berbagai efek dari sejumlah kelemahan ataupun gangguan yang berkaitan dengan pemakai kendaraanya dan tata letak jalan. Laju kecelakaan waktu malam, untuk jalan yang tidak berlampu adalah sekitar 2 kali laju kecelakaan pada siang hari. Kesalahan yang dilakukan pengemudi dan kesulitannya dalam memahami system jalan adalah indikator yang berguna dalam perancangan jalan yang salah. Kesalahan-kesalahan ini biasannya timbul dari perilaku yang
sering berkaitan dengan beberapa kelemahan pengemudi bukannya tidak bertanggung jawab atau mau merusak.
2. Data Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut Malkhamah (1995) data kecelakaan lalu lintas yang lengkap dan akurat sangat di perlukan untuk membantu memahami segala hal yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas, karakteristik kecelakaan yang terjadi, penyebab terjadinya kecelakaan lokasi-lokasi rawan kecelakaan, dan lain-lain. Analisis yang dilakukan dengan benar dan tepat dapat membantu memberikan keputusan atau kebijaksanaan dalam masalah kecelakaan karena sistem pencatatanya harus dilakukan dengan sebaik dan seefektif mungkin.
Pendataan yang baik sangat membantu instansi-instansi yang memerlukan data kecelakaan lalu lintas untuk berbagai macam tujuan .
a. Perusahaan Asuransi, untuk kelengkapan tuntutan klaim,
b. Perancang Jalan Raya, untuk merancang geometri jalan raya yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan,
c. Polisi lalu lintas untuk mengetahui titik-titik rawan kecelakaan, statistik perkembangan kecelakaan yang terjadi setiap jangka waktu tertentu, d. Bagi pemerintah yang membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
UndangUndang yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas.
3. Minim Penerangan Jalan
Salah satu lokasi rawan kecelakaan juga diungkapkan oleh Satlantas Polres Demak Jawa Tengah jelang arus mudik. Kanit Laka Satlantas Polres Demak, Ipda Bambang Susilo, menjelaskan ada satu daerah yang menjadi black spot di Demak. lokasi rawan laka itu berada di Onggorawe Sayung, Kabupaten Demak. Selain itu, beton jalan di daerah Onggorawe Sayung juga sudah banyak yang pecah alias retak. Tidak sedikit pengendara yang terlena dan memilih untuk memacu kendaraannya dengan kencang karena jalannya lurus.
4. Muatan Kendaraan yang Overload
Untuk hal tersebut perlu masyarakat ketahui bahwa klasifikasi jalan berdasarkan demensi dan muatan sudah di atur dalam Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1. jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton;
2. jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
3. jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton; dan
4. jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter,bukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.
5. Konstruksi Jalan Raya Semarang Demak Yang Rusak
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Sebab akibat dari terjadinya blackspot di jalan raya Semarag – Demak antara lain :
1. Kurangnya pemahaman system jalan oleh pengemudi 2. Bisa dilihat dari data – data riwayat kecelakaan lalu lintas
3. Minimnya Penerangan jalan 4. Muatan Kendaraan yang Overload
5. Konstruksi Jalan Raya Semarang Demak Yang Rusak
2. Saran
Analisa dampak lalu lintas wajib dilakukan dalam suatu perencanaan untuk pengembangan atau pembangunan di suatu daerah atau perkotaan agar tidak mengakibatkan kemacetan atau permasalahan lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumanegara, Muhammad Nafis, Yudha Rizqi Setiawan. “ANALISA DAMPAK LALU LINTAS PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG – DEMAK TERHADAP KINERJA JALAN RAYA SEMARANG – DEMAK,” Tugas Akhir Prodi Sipil UNISSULA 2022.
Banjarkab. 2018. “Klasifikasi Jalan Berdasarkan Undang – Undang (Spesifikasi
Dimensi Kendaraan Dan Muatan”.
https://home.banjarkab.go.id/klasifikasi-jalan-berdasarkan-undang-
undang-spesifikasi-dimensi-kendaraan-dan-muatan/, diakses pada tanggal 19 Januari 2023.
Kementrian PUPR. 2022. “Topik Keselamatan Jalan : Mayoritas Blackspot Hanya
Perlu Penanganan Berbiaya Murah”.
https://binamarga.pu.go.id/index.php/article/topik-keselamatan-jalan- mayoritas-blackspot-hanya-perlu-penanganan-berbiaya-murah, diakses pada tanggal 19 Januari 2023.