MENINGKATKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN (IMTAQ) DI SMP NEGERI 5 PEKANBARU
Afdea Dila Khasvira1 , Dini Anis Monika2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
Email: [email protected] [email protected]
Abstrak:
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengamati peningkatan karakter peserta didik melalui kegiatan keagamaan disekolah yaitu IMTAQ. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan melibatkan kepala sekolah, guru pembina kegiatan keagamaan, dan perwakilan dari peserta didik.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasanya: 1. kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru sudah dilaksanakan secara teratur, rutin, dan terjadwal yaitu setiap hari Selasa dan Jum'at sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-07.40; 2. Kegiatan imtaq ini dilakukan dengan sholawat bersama, membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an (25-30 ayat) yang dipimpin oleh perwakilan peserta didik, penyampaian tausiah serta arahan, dan untuk mengakhiri kegiatan ditutup dengan pembacaan do'a; 3.
Kegiatan imtaq ini memberikan dampak positif bagi peserta didik di SMP Negeri 5 Pekanbaru, diantaranya dapat membangun karakter percaya diri, taat, religius, hormat, jujur, dan memiliki rasa syukur yang terus bertambah; 4. Beberapa kendala dalam kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru yaitu masih banyak peserta didik yang belum percaya diri, ada yang datang terlambat, ada yang lupa membawa Al-Qur'an, dan terbatasnya sarana Al-Qur'an untuk peserta didik.
Kata Kunci: Karakter, Peserta Didik, Imtaq, SMP.
Abstrak:
This research aims to determine the improvement of student character through religious activities at school, namely IMTAQ. This research is an exploratory descriptive study involving the school principal, teacher supervising religious activities, and student representatives. Data collection was carried out using observation, interviews and documentation techniques. The results of the research show that: 1. imtaq activities at SMP Negeri 5 Pekanbaru have been carried out routinely, regularly and on a schedule, namely every Tuesday and Friday before teaching and learning activities start at 07.00-07.40; 2. This imtaq activity is carried out by praying together, reading verses of the holy Qur'an (25-30 verses) led by student representatives, delivering tausiah and directions, and ending the activity with reading a prayer; 3. This imtaq activity has had a positive impact on students at SMP Negeri 5 Pekanbaru, including being able to build the character of self-confidence, obedience, religion, respect, honesty, and increasing their sense of gratitude; 4. Some of the obstacles in imtaq
activities at SMP Negeri 5 Pekanbaru are that there are still many students who lack confidence, some arrive late, some forget to bring the Al-Qur'an, and the Al-Qur'an is limited. is a facility for students.
Keywords: Character, Students, Imtaq, Middle School.
PENDAHULUAN:
Pendidikan adalah sebuah sistem untuk mencerdaskan bangsa dan untuk mewujudkan suatu bangsa yang cerah (aufklarung) (Sukri,
Handayani & Tinus, 2016). Pendidikan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan jiwa keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan memiliki tujuan yang mulia yaitu untuk menciptakan generasi Indonesia yang mempunyai kecerdasan, kepekaan dan kepedulian terhadap terwujudnya bangsa dan negara yang beradab dan berbudaya (Marisyah, Firman & Rusdinal, 2019). Dengan demikian, seluruh generasi Indonesia harus memperoleh pelayanan pendidikan yang memadai sebagaimana amanat yang diberikan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” (Sujatmoko, 2010). Pada saat ini, hal tersebut telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengupayakan pemerataan pendidikan melalui berbagai kebijakan dan peraturan untuk melaksanakan hak dasar atas pendidikan bagi setiap anak bangsa (Fauziah, 2012).
Menurut Halqi & Muliadi (2020), pendidikan merupakan alat untuk mencapai amanah kemerdekaan tentang “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai halnya dalam naskah Undang-Undang Dasar 1945. Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan dalam Undang-Undang RI. Nomor 20 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Hendriana & Jacobus, 2016).
Meningkatkan karakter dan akhlak bagi peserta didik saat ini sangat diperlukan untuk direalisasikan mengingat fenomena sosial di era digital saat ini (Agus & Fahmi, 2021). Saat ini, era digital terlibat pada pergeseran nilai-nilai sosial, yang mana tradisi menjadi bagian penting terhadap moralitas kehidupan masyarakat, mengurangi satu-satunya jalan untuk meminimalisir kebiasaan yang boleh diikuti maupun yang tidak boleh diikuti, karena beberapa anak sudah tidak menganggap nilai-nilai sosial terhadap perkembangan saat ini tidak relevan lagi (Syahra, 2001). Keadaan ini dibuktikan dengan adanya perkembangan “perilaku
baru” yang berkembang dikalangan musa saat ini yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai sosial, kearifan lokal serta cenderung amoral (Baharudin, Zakarias dan Lumintang, 2019), contohnya seperti kekerasan, bullying, penyalahgunaan narkoba, serta menggunakan bahasa serta kata-kata gaul yang cenderung buruk dan tidak sopan, munculnya peer-group atau geng yang mulai meresahkan masyarakat, pergaulan bebas, semakin hilangnya moral baik, hilangnya rasa hormat, hilangnya sikap jujur dan saling curigai serta membenci antar teman (Warsito & Anisa, 2012).
Untuk membantu peserta didik agar lebih memahami Pembelajaran Agama Islam lebih mendalam sehingga dapat meningkatkan serta mengembangkan karakter yang baik pada peserta didik, membutuhkan program kerja di bidang keagamaan. Jadi dengan ini, sekolah membuat suatu program yang disebut program Imtaq.
Dengan adanya program atau kegiatan imtaq ini diharap mampu mempengaruhi nilai- nilai implementasi yang dapat digunakan dalam kehidupan nyata untuk kepentingan dan kehidupan sosial peserta didik. Keberagaman cara dan jenis pelaksanaan kegiatan imtaq sangat dibutuhkan, namun hal ini perlu dilakukan berdasarkan prinsip pendidikan moral yang berbasis nilai atau akhlak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan menciptakan budaya religius. Karena tampaknya itu benar pelaksanaan kegiatan imtaq untuk mengedepankan nilai-nilai moral kurang mendapat perhatian serius dari para guru sehingga seiring berjalannya waktu lama kelamaan akan hilang. Pedoman agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terdapat pada firman Allah SWT Surah Al-Baqarah ayat 177 yang artinya bahwa “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari. Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.s Al-Baqarah (2): 177) (Departemen Agama RI, 2007:27).
Kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru telah dilaksanakan dan berlangsung sangat baik, namun masih terdapat beberapa kendala yang menjadi tantangan
kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan imtaq ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan fitur imtaq dalam meningkatkan karakter religius pada diri peserta didik di SMP Negeri 5 Pekanbaru. Adapun Manfaat dari Penelitian ini yaitu sebagai bahan masukan atau dorongan kepada semua guru agar tetap menjadi pembina dan fasilitator untuk kegiatan imtaq serta memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga menjadi karakter yang lebih baik, berkualitas serta berakhlak mulia sesuai ajaran Agama.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Metode deskriptif eksploratif ini digunakan untuk menggambarkan suatu hasil penelitian, akan tetapi hasil gambaran tersebut tidak digunakan untuk membuat yang lebih umum (Sugiyono, 2017).
Arikunto (2016), mengatakan penelitian eksploratif ini merupakan penelitian yang berupaya menggali tentang suatu hal yang terjadi. Penelitian yang bersifat eksploratif ini juga berusaha menemukan pengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan yang terjadi atau akan akan terjadi kedepannya. Oleh karena itu, penelitian eksploratif ini untuk mendeskripsikan pendapat guru serta peserta didik mengenai kegiatan keagamaan untuk membentuk sikap, perilaku, akhlak serta karakter. Lokasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 5 Pekanbaru, yang beralamat di Jl.Sultan Syarif Qasim No.155 Pekanbaru, Rintis, Kec. Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Riau. Pengumpulan data dimulai dari tanggal 7-14 November 2023 dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru pembina kegiatan keagamaan, serta sampel peserta didik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menerapkan kegiatan imtaq untuk meningkatkan serta membangun karakter peserta didik di SMP Negeri 5 Pekanbaru, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan imtaq, penulis melakukan wawancara dengan sekolah serta melakukan observasi terhadap kegiatan imtaq. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Negeri 5 Pekanbaru pada tanggal 7-14 November 2023, maka diperoleh informasi bahwa dengan adanya kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru bertujuan untuk memperkuat kepercayaan dan ketaqwaan serta meningkatkan karakter peserta didik.
Gambar 1. Kegiatan mengaji disetiap selasa pagi, Gambar 2: Kegiatan keagamaan imtaq di jumat pagi Sebelum kegiatan imtaq dilaksanakan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa kegiatan imtaq dilaksanakan secara teratur, rutin, dan terjadwal yaitu setiap hari Selasa dan Jum'at sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pada 07.00-07-40. Adapun hasil wawancara mengenai kegiatan keagamaan SMP Negeri 5 Pekanbaru diantaranya:
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru Pembina
Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru pembina kegiatan keagamaan SMP Negeri 5 Pekanbaru maka diperoleh hasil yaitu:
1. Kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru sudah dilaksanakan secara teratur dan berjalan dengan sangat baik, dilakukan setiap hari Selasa dan Jum'at sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pada 07.00-07-40 WIB. Sedangkan setiap hari Senin dilakukan kegiatan upacara bendera pagi, hari Rabu tanggal serta Kamis dilakukan kegiatan senam pagi bersama;
2. Kegiatan imtaq ini dilakukan mulia dengan sholawat nabi bersama, membaca ayat- ayat suci Al-Qur'an (25-30 ayat) yang dipimpin oleh perwakilan peserta didik, penyampaian tausiah serta arahan, dan untuk mengakhiri kegiatan imtaq ditutup dengan pembacaan do'a;
3. Kegiatan sholawat bersama dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an (25-30 ayat) di pimpin oleh beberapa perwakilan peserta didik sesuai dengan jadwal atau giliran kelas yang telah ditetapkan;
4. Selanjutnya kegiatan tausiah yang disampaikan oleh peserta didik perwakilan kelas yang tampil dan diakhiri dengan kuis singkat mengenai isi tausiah yang disampaikan;
5. Kegiatan arahan oleh guru pembina kegiatan keagamaan, arahan ini biasanya berisi nasehat-nasehat yang bersifat religius untuk memperkuat akhlak serta meningkatkan karakter peserta didik dalam membangun dan memperkuat tali persaudaraan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat;
6. Kegiatan selanjutnya, untuk menutup kegiatan imtaq diakhir dengan pembacaan do'a yang dipimpin oleh salah satu perwakilan peserta didik dari kelas yang bertugas pada hari itu.
Gambar 2: Wawancara dengan salah satu guru pembina kegiatan keagamaan imtaq
Kegiatan imtaq rutin dilakukan dan sudah menjadi sebuah menjadi kegiatan wajib dan kekhasan tersendiri bagi SMP Negeri 5 Pekanbaru. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, kepala sekolah, guru pembina dan peserta didik sepakat mengatakan bahwa kegiatan imtaq ini memberikan dampak positif, diantaranya yaitu:
1. Membangun serta meningkatkan karakter percaya diri pada peserta didik untuk berani tampil di depan banyak orang (publik). Karakter seperti ini berhasil membuat peserta didik berpartisipasi aktif dalam berbagai bidang lomba resmi seperti lomba pidato dan Tahfiz Al-Qur'an;
2. Mengembangkan karakter religius yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata juga lingkungan sekolah, sekolah, dan masyarakat. Karakter ini telah menjadikan peserta didik yang memiliki kepribadian yang rajin beribadah seperti, rajin mengerjakan sholat, membaca Al-Qur'an, bersikap hormat dan sopan di lingkungan sekolah kepada sesama teman maupun guru-guru;
3. Membentuk karakter peserta didik menjadi patuh, jujur, hormat, dan bersyukur, yang mana peserta didik mampu menerapkan bagaimana adab-adab seorang pelajar kepada kedua orang tua, guru serta kepada orang lain yang lebih tua dan lebih muda dari dirinya sendiri pada kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Thoib (2008) bahwa perlu adanya “pembumian Al-Qur’an” yaitu adanya membangun sikap dan perilaku yang baik sepenuhnya diwarnai oleh ruh dan spirit Al-Qur’an. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Megawangi (2010) yang mengatakan bahwa penguatan karakter akan menjadi seseorang yang cinta damai, jujur, bertanggungjawab untuk menjaga kualitas moralnya sehingga ia memiliki kemampuan dalam memilih mana yang baik dan benar, dapat mengendalikan atau mengontrol keinginan yang kuat yang mengarah pada keserakahan, berpikir kritis, kreatif, etos kerja tinggi dan selalu inisiatif untuk berbuat baik dan berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru memiliki beberapa kendala yaitu:
1. Peserta didik yang belum pernah sama sekali tampil untuk memimpin acara, akan menunjukkan sikap malu-malu dan membuat bacaannya tidak lancar;
2. Terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif serta terlambat bergabung dalam kegiatan imtaq yang kebanyakan dari peserta didik laki-laki;
3. Kegiatan imtaq belum efektif karena dilaksanakan di ruang terbuka yaitu lapangan sekolah SMP Negeri 5 Pekanbaru;
4. Keterbatasan kitab suci Al-Qur'an sebagai panduan bacaan peserta didik.
Permasalahan karena tidak adanya pasilitas atau saran memang didukung oleh pendapat Parozak (2020), bahwa kegiatan imtaq memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung dan memadai seperti buku panduan kegiatan imtaq. Menurut Jumahir (2022), peran serta dukungan guru agar tercapai kegiatan imtaq dengan
baik sangat dibutuhkan, karena guru hendaknya memberikan teladan yang baik kepada peserta didik dengan mengikuti kegiatan imtaq.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru sudah dilaksanakan secara teratur, rutin, dan terjadwal yaitu setiap hari Selasa dan Jum'at sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-07.40;
2. Kegiatan imtaq ini dilakukan dengan sholawat bersama, membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an (25-30 ayat) yang dipimpin oleh perwakilan peserta didik, penyampaian tausiah serta arahan, dan untuk mengakhiri kegiatan ditutup dengan pembacaan do'a;
3. Kegiatan imtaq ini memberikan dampak positif bagi peserta didik di SMP Negeri 5 Pekanbaru, diantaranya dapat membangun karakter percaya diri, taat, religius, hormat, jujur, dan memiliki rasa syukur yang terus bertambah;
4. Beberapa kendala dalam kegiatan imtaq di SMP Negeri 5 Pekanbaru yaitu masih banyak peserta didik yang belum percaya diri, ada yang datang terlambat, ada yang lupa membawa Al-Qur'an, dan terbatasnya sarana Al-Qur'an untuk peserta didik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada guru pamong Ibu Nurhudaina, S.Pd dan Ibu Efriliani, M.Pd.
Terima kasih kepada dosen pembibingan lapangan Dr. Charlina, M.Hum yang telah membimbing dalam proses pelaksanaan penyusunan artikel ilmiah dari kegiatan PLP SMP Negeri 5 Pekanbaru dan terimakasih pada pihak yang terlibat serta memberikan dukungsn atas terlaksananya PLP di SMP Negeri 5 Pekanbaru.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fauziah, A. (2012). “Sekolah Holistik : Pendidikan Karakter Ala IHF”. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami, 232-241.
[2] Halqi, M. & Muliadi, A. (2020). “Pendidikan Karakter melalui Keteladanan TGKH.”
Muhammad Zainuddin Abdul Majid: Persepsi Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Pendidikan Karakter, 11 (2), 275-286.
[3] Jumahir. (2022). “Penerapan Kegiatan Imtaq Dalam Menanamkan Karakter Religius Siswa Di SMA.” Damhil Education Journal, 2 (1), 21-26.
[4] Parozak, M.R.G. (2020). “Implementasi Pendidikan Iman dan Taqwa (IMTAQ) di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri 1 Lombok Timur.” NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan, 1 (1).
[5] Hendriana, E.C. & Jacobus, A. (2016). “Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan.” Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 1 (2), 25-29.
[6] Muliadi, A., Mirawati, B. & Prayogi, S. (2021). “The Effect Entrepreneurship Education and Subjective Norm on Biology Students’ Self-Efficacy in Entrepreneurial.” Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, 9 (1). 127-135.
[7] Subagio, Muliadi, A., & Sutarto. (2021). “Minat Berwirausaha Mahasiswa Calon Guru : Mediasi Gender?”. JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4 (1), 107-115.
[8] Muliadi, A., Imran, A. & Sabrun S. (2021). “Bioteknologi Berbasis Bioentrepreneurship:
Persepsi Mahasiswa Biologi.” JIME: Jurnal Ilmiah Mandala Education, 7 (4), 321- 327. http://dx.doi.org/10.36312/jime.v7i4.2461.
[9] Muliadi, A. & Mirawati, B. (2020). “The Impact of Personal Attitude and Subjective Norm on Entrepreneurial Interest of Biological Education Students.” E-Saintika: Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan, 4 (3).
https://doi.org/10.36312/esaintika.v4i3.307