• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI/JASA DI SMK NEGERI 2 LANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI/JASA DI SMK NEGERI 2 LANGSA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI/JASA

DI SMK NEGERI 2 LANGSA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: ROSSY SANDRA NIM: 8146132055

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

ROSSY SANDRA. Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. Tesis. Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik. Pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 2 Langsa pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan kepala unit produksi/jasa sekolah. Pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) Kepala sekolah belum membuat program dan strategi dalam pengembangan Unit Produksi/Jasa di sekolah, (2) Dalam pelaksanaannya, Unit Produksi/Jasa kurang melibatkan guru dan siswa, (3) Walaupun dikelola secara sederhana, namun Unit Produksi/Jasa sekolah mempunnyai order yang cukup banyak, (4) Kepala sekolah belum menjalankan fungsi kepengawasan secara efektif. Di samping itu SMK Negeri 2 Langsa masih mempunyai program studi yang layak untuk dikembangkan sebagai Unit Produksi/Jasa sekolah, seperti Program Studi Furniture dan Program Studi Teknik Pengelasan. Sebagai masukan untuk penelitian ini adalah tertib administrasi dan melibatkan lebih banyak guru dan siswa dalam Unit produksi/Jasa sekolah akan lebih baik dan lebih efektif dalam mencapai tujuan utama Unit Produksi/Jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa dan sumber pendanaan pendidikan

(6)

ii ABSTRACT

ROSSY SANDRA. The Implementation of Entrepreneurship Competency of Principal in Management of Production Unit/Service at SMK Negeri 2 Langsa. A Thesis, Educational Administration Study Program, Graduate Program of State University of Medan, 2016.

This study aims to determine the implementation of Entrepreneurship of principal in the management Production Unit/Services at SMK Negeri 2 Langsa which includes planning, organizing, actualizing , and controlling. This study used a naturalistic qualitative approach. The research started from March till May 2016 at SMK Negeri 2 Langsa. The research Subjects were principals and heads of Production Unit/Services of the school. The Data collection used in this study are interviews, observation and documentation study. The results of the study are as follows: (1) The principal has not made programs and strategies in developing Production Unit/Services of the school, (2) In practice, Production Unit/Services with little involvement of teachers and students, (3) Although it is a simply managed, yet the Production Unit/Services of the school has many demands, (4) the principal has not run a controlling function effectively. Besides, SMK Negeri 2 Langsa has other study programs that tend to develop as a Production Unit/Services in school, such as Furniture Study Program and Welding Engineering Study Program. As the input for this study proposed is a good administration and by involving more teachers and students in the Unit Production/Services school, so it will be better and more effective in achieving the main goal of Production Unit/Services school as a learning resource for students and a source of funding for education.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis yang berjudul “Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK

Negeri 2 Langsa” ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan menjadi amal ibadah.

Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Darwin, M.Pd selaku pembimbing II beserta seluruh narasumber yakni Prof. Dr. Yusnadi, M.Si, Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, dan Dr. Mian Siahaan, M.M yang senantiasa memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi pada penulis. Tidak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

(8)

iv

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga,M.Pd, selaku direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Darwin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan

5. Segenap dosen dan staf Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan administrasi demi suksesnya penyelesaian studi.

6. Kepala Sekolah, guru , karyawan dan para siswa di SMK Negeri 2 Langsa yang telah memberikan ijin, bantuan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis dalam menggali data untuk penulisan tesis.

7. Mahasiswa AP Kepengawasan angkatan III, yang telah menjadi keluarga, sahabat dalam dua tahun kebersamaan kita.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tesis.

Penghargaan secara khusus kepada orang tua, suami, dan ananda Keyrien A Raai dan Keytien W Raai yang selalu mendoakan setiap langkah dalam kehidupan penulis. Spesial buat kakanda Debby SP atas dukungan moril dan materil selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi, pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERLIKIR 2.1 Dasar Teoritis ... 11

2.1.1 Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah ... 11

2.1.2 Kepala Sekolah sebagai Manager ... 16

2.1.3 Tujuan Unit produksi/Jasa ... 18

2.1.4 Prinsip-prinsip Unit Produksi/Jasa ... 20

2.1.5 Manfaat Unit Produksi/Jasa ... 23

(10)

vi

2.1.7 Perencanaan Unit Produksi/Jasa ... 27

2.1.8 Pengorganisasian Unit Produksi/Jasa ... 29

2.1.9 Pelaksanaan Unit Produksi/Jasa ... 30

2.1.10 Pengawasan Unit Produksi/Jasa ... 32

2.2 Penelitian yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Berfikir ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 45

3.2 Teknik Penelitian ... 46

3.3 Data dan Sumber Data ... 50

3.4 Analisis Data ... 51

3.5 Pemeriksaan Keabsahan Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 58

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.3 Pembahasan... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Implikasi ... 80

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Jadwal penelitian ... 47 Tabel 4.1 : Daftar program pelatihan & mata pelatihan

[image:11.595.70.527.105.663.2]
(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman observasi, studi dokumen, dan wawancara ... 86 Lampiran 2. Hasil wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Langsa ... 89 Lampiran 3. Lembar observasi kondisi lingkungan dan fisik

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia, termasuk sumber daya tenaga pendidik dan kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kondisi tersebut diiringi dengan tumbuh dan berkembangnya tuntutan demokratisasi pendidikan, akuntabilitas, tuntutan kualitas serta jaminan mutu dari dunia kerja. Sehingga tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki kualitas yang handal sebagai jaminan mutu hasil proses pendidikan yang dilakukan. Seiring dengan berbagai tuntutan kualitas tersebut, pemerintah telah melahirkan berbagai peraturan perundangan yang pada dasarnya memberikan jaminan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, termasuk mutu kepala sekolah sebagai pimpinan pada unit terkecil penyelenggara pendidikan.

(14)

2

pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerial, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolah.

Dalam kerangka inilah, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tinggi untuk membangun sekolah efektif dengan kualitas manajemen yang ditandai oleh beberapa indikator, yaitu; (1) efektivitas belajar dan pembelajaran yang tinggi; (2) kepemimpinan yang kuat dan demokratis; (3) manajemen tenaga kependidikan yang efektif dan profesional; (4) tumbuhnya budaya mutu; serta (5) teamwork yang cerdas, kompak, dan dinamis (Mulyasa, 2013;7). Karena pendidikan di sekolah tidak sekedar proses yang berkaitan dengan pengetahuan, tetapi mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan masalah fisik, emosional, dan aspek-aspek finansial. Sehingga pendidikan harus merefleksikan berbagai program nyata dan melayani berbagai kebutuhan pengguna jasa pendidikan.

(15)

3

manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan. Dari kelima kompetensi dasar diatas, kompetensi kewirausahaan mempunyai peran penting dalam melahirkan program program nyata di sekolah dalam rangka pencapaian mutu pendidikan.

Kompetensi merupakan kinerja tugas rutin yang integratif, yang menggabungkan resources (kemampuan pengetahuan, asset dan proses, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat) yang menghasilkan posisi yang lebih tinggi dan kompetitif (Wahjosumidjo, 1995;34). Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik saja belum cukup, agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggungjawabnya dengan baik dan benar.

Dalam kompetensi kewirausahaan terdapat kemampuan dalam; (1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. (3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah, (4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah, serta (5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

(16)

4

yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah; (4) melakukan analisis terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya; (5) mengidentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan; (6) menyusun rencana pengembangan sekolah; dan (9) membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone).

Kompetensi diatas dapat terwujud jika kepala sekolah mampu untuk: (1) memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah; (2) menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah; (3) menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi; (4) mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru; (5) menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards; dan (6) menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.

Kepala sekolah yang berjiwa wirausaha akan memiliki tujuan dan pengharapan tertentu yang diintegrasikan dalam visi, misi, tujuan dan rencana sekolah secara realistik, sesuai dengan kemampuan, kondisi, dan faktor pendukung yang dimiliki sekolah. Tugas kewirausahaan bertujuan agar sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu agar sekolah membudayakan perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya para siswa ( Depdiknas, 2008;10). Sekolah juga harus diberi kebebasan untuk melakukan “kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan” (income generating activities), sehingga sumber keuangan tidak semata-mata

(17)

5

Mengkaji hal di atas, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan sekolah yang mempunyai peluang besar untuk dapat menerapkan kewirausahaan. SMK mempunyai sumber daya internal yang cukup untuk mengembangkan kewirausahaan, baik itu sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang dapat dioptimalkan. Bila kepala sekolah mampu memberdayakan semua itu, maka selain mendapatkan penambahan pendapatan sekolah juga dapat meningkatkan mutu lulusan. Karena tujuan utama SMK adalah menyiapkan tamatan yang siap bekerja dibidangnya. Kegiatan sekolah yang mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan barang atau jasa dan kemudian memperoleh keuntungan dapat disebut dengan Unit Produksi/Jasa Sekolah.

Unit Produksi/Jasa merupakan suatu sarana pembelajaran dan berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi dukungan biaya operasional sekolah. Sarana pembelajaran yang dimaksud adalah tempat belajar bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap kerja, karena dalam kegiatan unit produksi terdapat proses belajar secara langsung dalam menghadapi permasalahan kerja sesungguhnya. Adapun makna sebagai penghasil dana masukan adalah kegiatan unit produksi menghasilkan produk atau jasa bernilai ekonomi, sehingga pengelola dan pelaksana mendapat imbalan jasa. Selain itu keuntungan dari hasil penjualan barang/jasa dapat digunakan sebagai biaya operasional sekolah.

(18)

6

produktif. Sumber daya di sekolah meliputi; (1) sarana prasarana praktek yang dapat digunakan dalam proses produksi jasa; (2) guru, siswa dan karyawan sebagai penggerak, pelaksana kegiatan dan potensi pasar; (3) program kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan Unit Produksi/Jasa meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga Unit Produksi/Jasa berfungsi sebagai tempat latihan keterampilan, pengembangan kreatifitas dan berwirausaha bagi guru dan siswa. Selain itu selisih biaya produksi atau jasa dengan harga penjualan/tarif jasa menghasilkan keuntungan sebagai dana tambahan bagi sekolah.

Kemampuan kepala sekolah dalam hal memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan Produksi/Jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik bisa ditunjukkan kepala sekolah melalui; (1) menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan; (2) menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat; (3) mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities; mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in

and cash out); (4) membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana

(19)

7

Persoalan yang sering terjadi, Unit Produksi/Jasa sekolah dikelola dengan sederhana belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen sehingga mengalami kegagalan. Dikutip dari Rusnani (2012) dikatakan Unit Produksi/Jasa tidak dikelola oleh manajer yang profesional, sikap mental tenaga penjual yang lemah, dan tanggung jawab usaha yang rendah. Disamping itu, hasil pengamatan penulis di SMK Negeri 2 Langsa sedikit guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan produksi. Berdasarkan hasil perbincangan secara santai terungkap bahwa kegiatan Unit Produksi/Jasa hanya berlangsung bila ada pesanan. Tidak ada program kerja yang jelas yang menjadi pegangan dalam kegiatan Unit Produksi/Jasa. Hal ini mengakibatkan tujuan utama Unit Produksi/Jasa sebagai sumber belajar dan sumber dana pendidikan tidak dapat dicapai. Dengan demikian Unit Produksi/Jasa sekolah perlu dikelola dengan sistem manajemen yang baik, agar menjadikan Unit produksi/Jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa dan pendanaan pendidikan benar-benar dapat terwujud.

(20)

8

(2) kemampuan menyusun organisasi sekolah, (3) kemampuan menggerakkan guru, dan (4) kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.

Peran kepala sekolah sebagai manajer di satuan sekolah yang dipimpinnya terkait keuangan merupakan pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Sebagai manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah. Tugas manajer keuangan antara lain: (1) Manajemen untuk perencanaan perkiraan. (2) Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaannya (3) Manajemen kerjasama dengan pihak lain (4) Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya. Hal ini akan membantu operasional dari suatu Unit Produksi/Jasa Sekolah.

Walaupun mempunyai porsi yang kecil, semua kegiatan Unit Produksi/Jasa sekolah harus dipersiapkan dengan sistem pengelolaan yang profesional. Pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan harus terdata dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan gambaran tentang implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah di SMK Negeri 2 Langsa dalam mengelola Unit Produksi/Jasa Sekolah.

1.2Fokus Masalah

(21)

9

implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola Unit Produksi/Jasa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?”

Selanjudnya pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam perencanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?

2. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengorganisasian Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?

3. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pelaksanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?

4. Bagaimana implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengawasan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa?

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam perencanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa

(22)

10

3. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pelaksanaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa

4. Mengetahui implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengawasan terhadap Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep kewirausahaan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah.

Manfaat praktis

1. Dapat menjadi pertimbangan kebijakan bagi kepala dinas pendidikan Kota Langsa, khususnya dalam hal pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah.

2. Dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah.

(23)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kepala sekolah belum melaksanakan fungsi perencanaan pada Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. “Pelaksanaan Unit Produksi secara Profesional” yang tercantum pada Misi sekolah perlu ditindaklanjuti dengan program-program dan penetapan strategi.

b. Begitu juga dengan pengorganisasian Unit Produksi/Jasa sekolah. Kepala sekolah belum membentuk struktur organisasi dari Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa. Hanya ada kepala Unit Produksi/Jasa. Kepala Unit Produksi/Jasa bertugas mengelola sub unit produksi bengkel kendaraan roda dua dan penjualan air bersih. Sedangkan untuk penyewaan gedung dan kantin dikelola oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Kepala Unit Produksi/Jasa dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana membuat laporan setiap bulannya kepada kepala sekolah.

(24)

79

Pemadam Kebakaran Kota Langsa, pedagang air bersih keliling, dan masih bisa untuk terus ditingkatkan. Sedangkan bengkel kendaraan roda dua, karena didukung faktor letak yang strategis dapat melayani 07 bahkan lebih kendaraan setiap harinya. Penyewaan gedung juga sudah berskala besar, untuk pesta pernikahan, acara wisuda, acara lomba, dll. Keuntungan finansial yang didapat dari usaha Unit Produksi/Jasa sekolah dimanfaatkan untuk biaya perawatan sarana dan prasarana sekolah serta kesejahteraan warga sekolah.

d. Masih minim keterlibatan guru dan siswa dalam proses produksi. Pada penjualan air bersih hanya melibatkan satu orang guru, pada bengkel kendaraan roda dua penanggungjawab hariannya adalah karyawan dari luar, kantin sekolah disewakan pada pihak lain, dan untuk penyewaan gedung melibatkan dua orang karyawan SMK Negeri 2 Langsa.

e. Belum ada sistem pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap Unit Produksi/Jasa sekolah.

f. SMK Negeri 2 Langsa masih mempunyai peluang-peluang lain yang dapat dijadikan sub Unit Produksi/Jasa, seperti pemanfaatan bengkel las dan bengkel furniture. Kedua bengkel ini pernah memproduksi bahan jadi seperti terali, tempat tidur, kusen, meja, lemari, kursi, dll.

4. 2 Implikasi

(25)

80

sebagai sumber belajar siswa dan penggalian dana pendidikan persekolahan. Hal ini terindikasi dari pengelolaan Unit Produksi/Jasa sekolah yang sedikit melibatkan guru dan siswa serta Unit Produksi/Jasa juga tidak melakukan tertib administrasi dalam pengorderan dan penggunaan keuangannya. Temuan ini berimplikasi bahwa diperlukan pengelolaan pada Unit Produksi/Jasa sekolah sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang ada agar tujuan Unit Produksi/Jasa sekolah yang sudah ditetapkan dapat terwujud, mengingat Unit Produksi/Jasa masih akan terus dilaksanakan di masa-masa mendatang.

(26)

81

Adanya Peraturan Walikota Langsa terkait Unit Produksi yang ada di SMK Negeri 2 Langsa merupakan wujud kepedulian pemerintahan kota terhadap instansi sekolah. Namun harus diikuti dengan sosialisasi yang benar-benar melahirkan pemahaman yang dapat diterima semua pihak. Kurangnya sosialisasi akan berdampak pada penafsiran yang berbeda pada setiap pihak dan akan mengakibatkan Unit Produksi/Jasa sekolah berjalan seadanya saja.

4.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka demi kemajuan dan tercapaian pengelolaan Unit produksi/Jasa sekolah yang efektif sesuai dengan tujuan utamanya menjadi sumber belajar siswa dan sumber dana pendidikan ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:

a. Kepala program studi

Kepala program studi bertanggungjawab atas pengelolaan program studi yang dipimpinnya. Salah satu wujud tanggungjawab ini adalah dapat menjaga sarana dan prasarana yang ada pada program studi tersebut. Penggunaan sarana dan prasarana terutama di luar jam belajar harus mengikuti prosedur yang ada.

b. Kepala sekolah

(27)

82

terukur. Sehingga manajemen administrasi dan keuangan dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu masih ada program studi lain yang dapat dijadikan Unit Produksi/Jasa Sekolah, seperti bengkel las yang dapat memproduksi barang jadi seperti terali, tempat tidur, dll. Begitu juga dengan program studi furniture yang mempunyai sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang mumpuni untuk dapat menghasilkan bahan jadi berbahan kayu, seperti kusen, meja, kursi, lemari, dll.

Adanya Peraturan Walikota tentang Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa perlu ditanggapi serius oleh kepala sekolah berupa penerbitan Petunjuk Teknis Kepala Sekolah tentang Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa yang diketahui oleh Dinas Pendidikan. Hal ini diperlukan agar ada kesamaan penafsiran antara sekolah dan pemerintahan Kota Langsa.

c. Kepala dinas pendidikan Kota Langsa

Kepala Dinas Pendidikan Kota Langsa agar dapat memberikan bimbingan kepada kepala sekolah dan warga sekolah lainnya tentang pengelolaan Unit Produksi/Jasa yang sesuai dengan peraturan yang ada. Adanya keluhan dengan penerapan Peraturan Walikota Langsa Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Unit Produksi pada SMK Negeri 2 Langsa perlu ditindak lanjuti dengan bimbingan agar tidak terjadi salah menafsirkan bagi guru-guru.

(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin & Saebani (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Asmani, Jamal Ma’mur (2012). Tips Menjadi Kepala Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Avianti (2014). Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kewirausahaan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan. (https://jurnalimprovement.wordpress.com/2014/03/03/kewirausahaan-kepala-sekolah/)

Basri, Hasan (2014). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.

Blanchard & Johnson (1988). Manajer Satu Menit, (Terjemahan oleh Anna W.B). Jakarta: PT. Gramedia Indonesia

Daryanto (2011). Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas (2007). Manajemen Unit produksi/jasa sebagai Sumber Belajar Siswa dan Penggalian Dana Pendidikan Persekolahan. Jakarta.

Depdiknas (2008). Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta.

Handoko, T Hani (1998). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Cet. 13. BPFE. Yogyakarta.

Juharyanto (2013). Implementasi Kompetensi Kepala Sekolah sebagai Agen Perubahan pada Sekolah Berprestasi Studi Multikasus pada Tiga SD/MI Berprestasi di Kabupaten Bondowoso, Jember dan Situbondo. Disertasi

tidak diterbitkan. Program Pascasarjana UM. (http:/ / karyailm iah.u m .ac.id/ in dex.php/ disertasi/ article/ view/ 253

(30)

84

Kamars, D (2004). Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang: UPI Press.

Kemendiknas (2011). Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta.

Milles, M.B & Huberman, A.M (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi dan Mulyarti). Universitas Indonesia; Jakarta

Moleong (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mondy R.W & Premaunx S.R (1996). Management. New Jersey: Principles Hall Inc.

Mulyasa (2013). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusnani (2012). Pelaksanaan Unit Produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Banjarmasin. Tesis tidak diterbitkan. Yokyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Sagala, S (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.

Sagala, S (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Siagian, S.P (2002). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutopo (______). Potensi Unit Produksi untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Siswa SMK. (online). Universitas Negeri Medan.

(31)

Swityastuti (2014). Manajemen Unit Produksi Berbasis Inovasi Produk di SMK Negeri 7 Purworejo. Tesis tidak diterbitkan. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Syafaruddin (2005). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafaruddin & Nurmawati (2011). Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Terry, George R (1972). Principle of Management. Ed. Homewood Illinois. Richard D. Irwin Inc.

Umar, Husein (2008). Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia

Wahjosumidjo (1995). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.

____________ (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta; RajaGarfindo Persada.

Wahyudi dkk (2015). Administrasi Pendidikan: Suatu Pengantar. Medan: Gema Ihsani.

Gambar

Tabel 3.1 : Jadwal penelitian .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal itu, SPP berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran

Dalam penelitian ini serbuk gergaji kayu campuran dari industri penggergajian kayu hutan alam dan hutan tanaman digunakan sebagai bahan baku produksi arang

Praktek lompat jauh secara keseluruhan yaitu dari awalan, tolakan/tumpuan, sikap melayang dan mendarat dibak pasir..

Sekedar perbandingan, Plotinus, menyatakan melalui konsep Trinitasnya, Yang Satu, Jiwa dan Ruh, bahwa dunia dan manusia merupakan emanasi dari jiwa, sedangkan jiwa

Aduh!” Bimo, si ketua kelas dan anak paling pandai, mendapat hukuman sebab tidak bisa menjawab pertanyaan tentang Papua dari Pak Soni. Ia pun mendapat tugas untuk menerangkan

Kelayakan usaha dalam kegiatan ini adalah: (1) Mahasiswa Bahasa Inggris tidak hanya mampu menjual jasa namun juga mampu menjual barang seperti komik legenda

Adapaun sumber primer (wawancara) dan sekunder (dokementasi). Metode pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengelolaan data dan analisi data dilakukan

Sama halnya dengan bentuk horizontal dari desain form untuk isian ljk pada gambar 7 proses yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi area segmen untuk no 1