• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengkaji Pentingnya Identifikasi dan Asesmen dalam Layanan Pendidikan dan Pembelajaran Pada Anak ADHD

N/A
N/A
tuti sismonita

Academic year: 2024

Membagikan "Mengkaji Pentingnya Identifikasi dan Asesmen dalam Layanan Pendidikan dan Pembelajaran Pada Anak ADHD"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

ANAK DENGAN ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Tentang

Mengkaji Pentingnya Identifikasi dan Asesmen dalam Layanan Pendidikan dan Pembelajaran Pada Anak ADHD

DOSEN PENGAMPU:

Prof.Dr.Marlina,M.SI Dr. Martias. Z, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 2

1. Adnan Tri Andono (23003223) 2. Ana Siska Aemianti (23003226) 3. Anjar Meltiana (23003229) 4. Fitriana Kusumawardani (23003244)

5. Kartika Sari (23003260)

6. Nela Parima (23003260)

7. Boy Erlando Sidabutar (23003233) 8. Ery Noviana Saragih (23003257) 9. Mona Ully Artha Manullang (23003257) 10.Nur Azizah Batubara (23003262)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang Mengkaji Pentingnya Identifikasi dan Asesmen dalam Layanan Pendidikan dan Pembelajaran Pada Anak ADHD tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) di program RPL Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Padang. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pemahaman anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) terutama pada materi yang kami bahas.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Marlina, M.Si dan Bapak Dr. Martias. Z, M.Pd selaku dosen pengampu sehingga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD B. Tujuan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD C. Prosedur Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD D. Jenis Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD E. Teknik Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD F. Layanan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD BAB III PENUTUP

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki beberapa tahap perkembangan, salah satunya yaitu tahap perkembangan anak. Pada perkembangan anak mempunyai tugas masing-masing yang disesuaikan pada usia tahap perkembangannya. Namun dalam perkembangan tersebut terdapat anak yang memiliki perkembangan yang tidak normal. Anak tersebut mengalami hambatan selama masa perkembangannya. Anak ini merupakan anak berkebutuhan khusus (Nadirah &

Raudoh, 2019).

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang berlainan dibeberapa dimensi penting dari fungsi kemanusiaannya. ABK secara intelektual, fisik motorik, sosial emosional, atau kognitif mengalami keterlambatan untuk mencapai segala tujuan, kebutuhan, dan potensinya.

Mereka ialah anak dengan gangguan penglihatan, anak dengan gangguan pendengaran, anak dengan gangguan fisik motorik, anak dengan gangguan intelektual, anak dengan gangguan perilaku sosial emosional, anak lamban belajar, anak kesulitan belajar, anak gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), dan anak gangguan spektrum autisme (GSA). Menurut (Rahmahtrisilvia, 2015) anak gangguan spektrum autisme (GSA) merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan yang timbul sebelum berusia tiga tahun.

Attention deficit hypereactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) adalah anak yang menunjukkan perilaku hiperaktif, implusif, sulit memusatkan perhatian yang timbulnya lebih sering, lebih persisten dengan tingkat yang lebih berat jika dibandingkan dengan anak- anak lain yang seusianya. Anak dengan ADHD juga menunjukkan beberapa gejala lain seperti adanya ambang toleransi frustasi yang rendah, disorganisasi, dan prilaku agresif.

Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan

(5)

berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait-mengait.

Selain itu, anak hiperaktif juga dapat dibantu secara khusus oleh orangtua, guru, dokter serta lingkungan bermainnya dengan mengkondisikan suasana dan kegiatan yang sesuai untuk mereka. Dengan demikian, anak ADHD tersebut dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif serta masalah sulitnya memusatkan perhatian mereka secara lebih baik, seperti dengan membiarkan mereka melakukan aktivitas fisik yang dapat memberi kebebasan bergerak pada mereka. anak ADHD juga biasanya mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata namun orangtua mereka sering tidak menyadarinya. Untuk itu, orangtua juga harus memperhatikan kecerdasannya dengan cara menyalurkan dan mengarahkan keaktifan mereka pada hal-hal yang positif seperti pada kegemaran dan hobi yang disukainya.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ? B. Apa Tujuan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ? C. Apa Prosedur Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ? D. Apa Jenis Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ? E. Apa Teknik Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ? F. Apa Layanan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD ?

C. Tujuan

A. Untuk Mengetahui Pengertian Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD B. Untuk Mengetahui Tujuan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD C. Untuk Mengetahui Prosedur Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD D. Untuk Mengetahui Jenis Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD E. Untuk Mengetahui Teknik Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD F. Untuk Mengetahui Layanan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD

Identifikasi adalah proses mengenal, memahami dan menemukan anak berkebutuhan khusus dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Wardani (2012: 1.21) mengemukakan bahwa “Identifi kasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai kelainan atau kesulitan.”

Identifikasi merupakan kegiatan awal yang mendahului proses asesment. Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan anak apakah mempunyai kelainan/masalah. Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, (2004) identifikasi mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan (screening) dan identifikasi aktual (actual identification). Identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan.

Jadi identifikasi adalah kegiatan untuk mencari informasi dan data tentang hambatan apa yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar: apakah hambatan visual, auditif, motorik , emosional, mental, dan atau sosial. Identifi kasi merupakan proses untuk menemukan adanya gejala yang berujung pada dugaan. Dengan adanya informasi tentang hambatan, maka informasi tersebut akan digunakan untuk mengadakan layanan sesuai dengan kebutuhan khusus dari individu.

Sunardi, (2003) Istilah identifikasi dimaksudkan sebagai suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anakanak normal). Dengan demikian identifikasi anak ADHD merupakan satu usaha untuk menemukan ahli anak ADHD. Pelaksanaan identifikasi anak ADHD ini bertujuan untuk menghimpun informasi seawal mungkin apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan ADHD atau tidak. Disebut mengalami kelainan/ penyimpangan ADHD tentunya harus mengacu karakteristik anak ADHD menurut DSM IV.

Asesmen dapat juga disebut penilaian, yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program dan keberhasilan anak mencapai kemampuan yang diharapkan.

Penilaian keterlaksanaan program terutama digunakan guru untuk memperbaiki Satuan

(7)

Kegiatan Harian atau Satuan Kegiatan Mingguan sehingga pelaksanaan program berikutnya menjadi lebih baik (la ode anhusadar, 2013).

Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi/data secara komprehensif mengenai keberadaan individu yag dapat dijadikan dasar dalam menyusun program layanan atau pembelajaran bagi individu sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu dibutuhkan proses yang komprehensif, informasi untuk mengetahui kendala yang dialami dengan menggunakan instrumen, adanya asesor dengan melibatkan tim yang mengumpulkan informasi, dan penyusunan program pembelajaran yang berdasarkan kenyataan dan obyektif.

Penilaian (Asesmen) adalah suatu proses merencanakan, memperoleh data dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif bagi pengambilan keputusan. Penilaian internal (internal Asesment) yang dilakukan guru terhadap hasil belajar anak bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi anak yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.

Penilaian hasil belajar anak dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar anak sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Asesmen harus dilaksanakan secara kontinue, berkelanjutan serta diarahkan untuk proses dan hasil.

Komponen yang diasesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu:

1. Aspek perkembangan fisik motorik yang terbagi empat yaitu motorik kasar seperti kemampuan memanjat tali, tangga dan sebagainya; motorik halus seperti kemampuan menarik resleting, mengancing baju dan sebagainya; organ sensoris yang berhubungan dengan kemampuan panca indera; serta kesehatan badan yang meliputi keseimbangan tinggi dan berat badan (penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala serta catatan sakit dapat digunakan untuk melakukan asesmen terhadap perkembangan kesehatan badan anak), keaktifan dan kelincahan, catatan kehadiran baik, kemampuan menggunakan berbagai alat permainan dan sebagainya.

2. Aspek perkembangan kognitif , mencakup informasi/pengetahuan figuratif seperti mengenal nama warna, bentuk dan sebagainya; pengetahuan prosedural/operatif seperti menjelaskan bagaimana cara pergi, menggunakan berbagai peralatan dan sebagainya;

pengetahuan temporal dan spasial seperti pengetahuan nama tanggal, hari, waktu dan

(8)

sebagainya; memori yang meliputi kemampuan mengingat seperi mengingat nama teman, alphabet dan sebagainya.

3. Aspek pengembangan moral yang meliputi pengenalan aturan sopan santun, aturan sekolah dan lain sebagainya.

4. Aspek perkembangan sosial yang meliputi kemampuan interpersonal seperti bermain bersama teman, antri dan sebagainya; personal seperti merespon dan menjawab pertanyaan, mengekspresikan diri dan sebagainya.

5. Aspek perkembangan emosional yang meliputi rasa sayang pada teman, orang tua, guru, rasa empati, control emosi dan agresi.

6. Kemampuan dalam disiplin keilmuan yang meliputi kemampuan matematika atau berhitung; sains; pengetahuan sosial; bahasa dan seni.

Dalam mengasesmen anak ADHD terlebih dahulu kita mengetahui dan berpedoman teehadap karakteristik atau ciri-ciri dari anak tersebut. American Psychiatric Assosiation (APA) dalam DSM-IV-TR (2005) mengkategorikan ADHD menjadi tiga jenis dan kategori tersebut digunakan secara luas di negara-negara lain, dengan ketentuan enam (atau lebih) dari gejala kurang mampu memperhatikan yang berikut ini terus muncul paling sedikit 6 bulan hingga satu tingkat maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan mental:

1. ADHD dengan karakteristk “inattention” yaitu:

a. Sering tidak mampu memberikan perhatian pada hal-hal kecil atau membuat kesalahan, tidak teliti dalam tugas sekolah, bekerja atau kegiatan lainnya.

b. Sering mengalami kesulitan dalam pemeliharaan perhatian dalam mengerjakan tugas atau kegiatan bermain.

c. Sering terlihat tidak perhatian ketika berbicara secara langsung.

d. Sering tidak mengikuti instruksi dan kegagalan menyelesaikan tugas sekolah, tugas sehari-hari, atau kewajiban-kewajiban ditempat kerja (tidak dikarenakan perilaku melawan atau kegagalan dalam memahami instruksi).

e. Sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan tugas dan aktifitas.

f. Sering menolak, tidak suka, atau enggan ikut serta dalam tugas yang memerlukan usaha mental yang terus-menerus (missal: tugas sekolah atau tugas rumah).

(9)

g. Sering kehilangan benda-benda yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas atau aktifitas lainnya (contohnya: mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat-alat lainnya).

h. Sering mudah terganggu oleh stimulus asing.

i. Sering kali lupa dalam aktifitas sehari-hari.

2. ADHD dengan karakteristik “hyperaktive” yaitu

a. Sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat-geliat dikursi.

b. Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau di situasi yang lain mengharuskan duduk tenang.

c. Sering berlarian kesana-kemari atau memanjat yang berlebihan dalam situasi yang menganggap hal tersebut tidak pantas.

d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau ikut serta dalam aktivitas yang menyenangkan dengan tenang.

e. Sering terburu-buru atau bergerak terus-menerus seolah-olah didorong oleh mesin.

f. Sering terlalu banyak bicara.

3. ADHD yang karakteristik “implusivitas” yaitu:

a. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir terlebih dahulu sebelum pertanyaan selesai.

b. Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.

c. Sering menyela atau memaksa orang lain (memotong suatu percakapan dan memaksa dalam bermain). Menurut Hatingsih, (2013)

B. Tujuan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD

Menurut Rita, dkk. (2018) Secara umum identifikasi bertujuan untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (fi sik, intelektual, sosial, emosional). Seorang anak disebut mengalami kelainan/penyimpangan tentunya jika dibandingkan dengan anak normal yang sebaya dengannya.

Secara khusus tujuan identifi kasi agar guru/pendidik dapat menjelaskan pengertian identifi kasi, tujuan identifi kasi, materi identifi kasi, metode dan teknik identifi kasi, contoh

(10)

instrumen identifi kasi (beberapa jenis ABK), dan menyusun laporan hasil identifi kasi dan tindak lanjut

Pelaksanaan identifikasi anak ADHD ini bertujuan untuk menghimpun informasi seawal mungkin apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan ADHD atau tidak.

Disebut mengalami kelainan/ penyimpangan ADHD tentunya harus mengacu karakteristik anak ADHD menurut DSM IV.

Tujuan utama melaksanakan asesmen adalah mencari atau mengumpulkan data yang akan digunakan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran bagi anak yang bersangkutan. Secara rinci itu Amin (1995) mengemukakan tujuan melaksanakan asesmen untuk:

1. Mengetahui kemampuan anak dalam setiap aspek, misalnya kemampuan bahasanya, motoriknya, kognitifnya, maupun penyesesuaian dirinya

2. Keperluan penempatan, dan penentuan program pendidikan 3. Menentukan arah dan kebutuhan pendidikan

4. Menyusun dan mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan yang dikenal dengan IEP (Individualized Educational Program)

5. Menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi, serta tindak lanjut pembelajaran.

Dengan demikian tujuan asesmen difokuskan pada perolehan informasi mengenai kemampuan dan ketidakamapuan seorang anak dalam aspek perkembangan sebagai prasyarat dalam belajar non akademik dan akademik sehingga dapat dirumuskan program pembelajaran yang sesuai dengan keberadaan anak tersebut.

Pelaksanaan identifikasi anak ADHD ini bertujuan untuk menghimpun informasi seawal mungkin apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan ADHD atau tidak.

Disebut mengalami kelainan/ penyimpangan ADHD tentunya harus mengacu karakteristik anak ADHD menurut DSM IV.

C. Prosedur Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD

Dalam melaksanakan proses identifikasi ADHD American Psychiatric Association (APA), menggunakan standar untuk memastikan hambatan dalam memusatkan perhatian dengan merujuk kepada DSM IV “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, edition4th”antara lain:

(11)

“Pertama, fokus atau perhatian lemah.

Ciri-cirinya antara lain: hal-hal yang detail sukar dipahami, sering menciptakan kesalahan fatal “sembrono” dalam beraktifitas, ketika diajak berbicara secara langsung tidak didengarkan, arahan atau instruksi tidak diindahkan, gagal menyelesaikan pekerjaan, seringkali kehilangan benda berharga, kurang menyukai tantangan, menghindari tugas-tugas yang membutuhkan kerja keras mental, mudah sekali lupa dalam menyelesaikan aktifitas dan rutinitas.

Kedua Tes Impulsifitas. Kondisi hiperaktif mempunyai ciri-ciri menonjol yaitu mengalami kecemasan. Ditunjukkan dengan kondisi tangan atau kaki “menggeliat” di kursi, tidak tahan lama duduk di dalam kelas seperti anak normal biasanya, aktif berlarian atau melakukan gerakan berlebihan pada keadaan yang tidak semestinya. Saat remaja atau dewasa gejala sebatas pada perasaan cemas yang sifatnya subjektif muncul dari diri sendiri.Sedangkan gejala impulsifitas pada diri mereka ditandai dengan seringnya menjawab pertanyaan sebelum penanya selesai mengajukan suatu pertanyaan, kurang mampu bersabar dalam kegiatan antri atau menunggu, senang menginterupsi atau mengganggu orang lain, seperti rnemotong diskusi.

Ketiga, beberapa gejala kurang fokus yang muncul sebelum anak berusia 7 tahun. Keempat, terdapat hambatan ketika berada di dua atau lebih keadaan.

Kelima, terdapat hambatan secara klinis, signifikan pada fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan. Keenam, gejala-gejala tidak terjadi selama berlakunya skizofrenia, atau gangguan psikotik yang lain. Berikut adalah prosedur dalam melakukan identifikasi:

Perspektif orang tua Interview terkait ciri-ciri depresi orang tua, riwayat perkembangan, lembar cek prilaku anak, alat pengumpulan data, pertanyaan situasi rumah, surve penyesuaian pernikahan memakai instrument temuan Locke-Wallace.

Perspektif anak Interview, tes IQ, kajian terkait kondisi sekolah, observasi interaksi antara orang tua dengan anak.

Perspektif sekolah FGD dengan wali murid, pengamatan ruang kelas, lembar penilaian guru, rating scale prilaku.

Kemudian hal-hal yang harus dicermati adalah dampak ADHD pada penderita itu sendiri beserta orang di sekitar lingkungannya. Sepertinya terlihat simpel, tetapi dampak ADHD sebenarnya bisa diamati melalui tiga aspek, yakni aspek pendidikan, perilaku, dan sosial anak menurut Wahidah (2018).

(12)

D. Jenis Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD

Konsep Dasar Identifikasi dan Asesmen ADHD Identifikasi merupakan suatu proses untuk menemukenali anak yang mengalamikelainan, gangguan, penyimpangan (fisik, mental, sosial, dan emosional/perilaku)dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang sesuai. Adapun asesmen merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuhuntuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai

para siswa, kurikulum, program-program dan

kebijakan pendidikan, metode dan instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga,orga nisasi dan institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu.Sebelum mengasesmen, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasi permasalahanyang terjadi pada anak. Sehingga identifikasi merupakan acuan untuk memperolehasesmen yang akan dinilai.

Asesmen dapat juga disebut penilaian, yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkatketerlaksanaan program dan keberhasilan anak mencapai kemampuan yangdiharapkan.

Penilaian keterlaksanaan program terutama digunakan guru untukmemperbaiki Satuan Kegiatan Harian atau Satuan Kegiatan Mingguan sehingga pelaksanaan program berikutnya menjadi lebih baik (la ode anhusadar, 2013).

Penilaian (Asesmen) adalah suatu proses merencanakan, memperoleh data danmenyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif bagi pengambilan keputusan. Penilaian internal (internal Asesment) yang dilakukan guruterhada p hasil belajar anak bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian kompetensianak yang

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan

akhir pembelajaran. Penilaian hasil belajar anak dilakukan oleh guru untuk memantau proses, ke majuan, perkembangan hasil belajar anak sesuai dengan potensi yangdimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian jugadapat memberikan umpan balik

kepada guru agar dapat

menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Asesmen harus dilaksanakan secara ko ntinue, berkelanjutan serta diarahkan untuk proses dan hasil.Komponen yang diasesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak yaitu:

1. Aspek perkembangan fisik motorik 2. Aspek perkembangan kognitif

(13)

3. Aspek pengembangan moral 4. Aspek perkembangan sosial 5. Aspek perkembangan emosional 6. Kemampuan dalam disiplin keilmuan

E. Teknik Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD A. Instrumen Identifikasi Anak ADHD

N O

Tipe Indikator penilaian

ya tida k 1. Inattention a. Mengalami kegagalan dalam memberikan perhatian

pada hal detail

b. Memiliki kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas

c. Perhatian mudah teralihkan ketika diajak berbicara langsung

d. Kehilangan fokus saat pembelajaran dikelas e. Berkesulitan dalam mengatur tugas

f. Berkesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang berkelanjutan

g. Seringkali kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas/kegiatan

h. Pelupa dalam kegiatan sehari-hari

2. Hiperaktif a. Tidak dapat diam (berpindah-pindah tempat) b. Membuat gerakan-gerakan tangan kaki tidak bisa

diam

c. Berlarian kesana kemari

d. Suka meninggalkan tempat duduk

e. Bergerak terus-menerus seolah-olah didorong oleh mesin.

f. Meninggalkan tempat duduk di dalam kelas g. Terlalu banyak bicara

3. Impulsif a. Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu selesai ditanyakan

b. Suka memotong pembicaraan orang c. Mengalami kesulitan menunggu giliran

(14)

B. Instrumen Asesmen Anak Hasil Modifikasi

INSTRUMEN ASESMEN ANAK ADHD

Nama Peserta Didik :

Tempat Tanggal Lahir :

Satuan Pendidikan :

Kelas :

Jenis Khusus :

Tanggal Pelaksanaan Asesmen :

Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) pada aspek yang sesuai pada gejala anak berikut!

Aspek Indikator Pernyataan

Penilaian 1 2 3 Ket A.Inattention

(gangguan perhatian)

1. Mengalami kegagalan dalam memberikan perhatian pada hal detail

1.1 Memasukkan benang pada jarum jahit saat keterampilan menjahit disekolah

2.1 Memperhatikan guru saat guru menerangkan pelajaran dikelas 3.1 Mewarnai gambar pada

keterampilan pembelajaran seni dikelas

4.1 Menghubungkan titik-titik menjadi garis pada gambar yang telah diberikan

5. Memiliki kesulitan mempertahank an perhatian dalam tugas

5.1 Membaca bacaan yang panjang pada dialog percakapan yang diberikan

M

6.1 Fokus saat pembelajaran berlangsung

7.1 Berkesulitan dalam mengatur tugas

8.1 Mudah merasa bingung bila mendapatkan pertanyaan dari guru.

9.1 Suka memainkan benda-benda

(15)

yang ada dalam kelas

10.1 Menghindari tugas-tugas yang membutuhkan fungsi pikir

11.1 Menolak permintaaan guru untuk menyelesaikan soal di papan tulis.

12.1 Berbicara dengan menatap mata lawan bicara tanpa teralihkan pada sesuatu yang menarik

13. Berkesul itan dalam menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang

berkelanjutan

13.1 PR yang diberikan guru tidak selesai dikerjakan dalam waktu seharian

13.2 PR yang diberikan guru ditumpuk-tumpuk

14.1 Alat tulis yang baru dibeli dalam satu jam hilang

15.1 Piket kelas dalam sekali seminggu tidak dilaksanakan (sering tidak melakukan tanggung jawab)

16.1 Ada janji dengan

seseorang tidak ditepati sesuai jadwal yang diberikan

17.1 Sulit melakukan aktivitas yang memerlukan waktu sampai selesai (tuntas).

18.1 Aktivitas bermain yang memerlukan pengulangan, ia sering menghilang (seperti permainan petak umpet) 19.1 Setiap masuk kelas tidak

tepat waktu

(16)

20. Pelupa dalam kegiatan sehari-hari

20.1 Lupa dalam melakukan piket kelas

20.2 Lupa kelas

20.3 Lupa pelajaran dihari itu 20.4 Lupa tempat duduk yang

telah diatur guru

20.5 Menghilangkan buku pelajaran yang biasa dipakai untuk belajar.

20.6 Sopan terhadap guru E. Hiperaktifit

y

(hiperaktif)

1. Lingkungan sekitar rumah

1.1 Suka memanjat pohon 1.2 Memanjat dinding rumah

tetangga maupun rumah sendiri

1.3 Suka berlari keliling halaman rumah

1.4 Tidak betah bermain bersama teman-teman sekitar rumah 1.5 Berperilaku negatif untuk

mendapatkan simpati orang 2. Lingkungan

sekolah

2.1 Mengacak acak kursi sepulang sekolah

2.2 Melanggar aturan sekolah 2.3 Tidak langsung pulang ke

rumah sehabis pulang sekolah 2.4 Pakaian acak-acakan saat pergi

ke sekolah

2.5 Bersikap melawan aturan sekolah

2.6 Tidak betah duduk di tempat duduk nya saat berada dikelas 2.7 Pindah-pindah tempat duduk

saat pelajaran berlangsung.

2.8 Membuat gerakan-gerakan dengan tangan maupun kaki saat pembelajaran berlangsung 2.9 Tidak dapat diam, selalu

bergerak pindah-pindah tempat.

(17)

F. Impulsivit as

(impulsif)

1. Didalam lingkup sekolah

1.1 Suka menjawab pertanyaan disaat pertanyaan nya belum selesai di tanyakan oleh guru 2.1 Mengalami kesulitan

menunggu giliran dipanggi saat guru melakukan absensi kelas

3.1 Suka memotong pembicaraan guru

4. Diluar lingkup sekolah

4.1 Saat berjalan tidak melihat- lihat jalan

4.2 Sering menabrak dinding saat sedang berjalan

4.3 Menyeberang jalan tanpa melihat kanan-kiri (nyelonong).

4.4 Mengganggu orang tua yang sedang bercakap-cakap dengan tamunya dirumah

Total skor Bobot Penilaian :

Tinggi = 81-100 % Sedang = 65-80 % Rendah = 50-64 %

Keterangan : Persentase:

M (3) = mampu jumlah skor : total skor × 100%

MDB (2) = mampu dengan bantuan = : × 100 %

TM (1) = tidak mampu = %

F. Layanan Identifikasi dan Asesmen Anak dengan ADHD 1. Guru yang Ideal untuk Anak ADHD

Anak ADHD merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang terbilang unik, ADHD kesulitan dalam mengontrol energi berlebihan sehingga tidak jarang sering mengganggu aktivitas kelas, anak ADHD juga mengalami masalah dalam berkonsentrasi sehingga kesulitan dalam menerima dan memahami materi yang disampikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Adapun kriteria guru yang ideal untuk anak ADHD adalah sebagai berikut:

1) memiliki pengetahuan tentang ADHD dan menerima keberadaan anak dengan ADHD 2) memberlakukan aturan, secara fleksibel, sambil tetap tenang dan positif

(18)

3) memodifikasi gaya dan sumber daya pengajaran agar sesuai dengan gaya belajar anak 4) membangun aktivitas sebanyak mungkin pada hari sekolah

5) pragmatis tentang penyelesaian pekerjaan rumah

6) memberikan kesempatan bagi anak untuk mencapai keberhasilan dalam bidang kemampuannya

7) menggabungkan tugas-tugas dengan minat tinggi dan rendah sesuai dengan gaya belajar anak

8) tahu kapan harus tenang ketika tingkat frustrasi anak mulai memuncak 9) berbicara dengan jelas dan singkat, penggunaan bahasa dapat dimengerti 10) memiliki kontrol dari kelas tanpa mengendalikan

11)menyediakan umpan balik yang terus-menerus konsisten terkait dengan perilaku anak 12)mengembangkan kedekatan individual pada anak untuk memberi tahu adanya tugas yang

tidak pantas / perilaku yang tidak pantas

13)menjaga jarak yang cukup dekat dengan anak tanpa mengganggu

14)mengabaikan gangguan kecil, mengetahui kapan tidak melakukan intervensi untuk menghindari eskalasi perilaku

2. Akomodasi Kelas untuk Siswa ADHD

Hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu meminimalkan gangguan anak ADHD di kelas yaitu dengan membuat beberapa perubahan di dalam kelas, seperti uraian dibawah ini:

a. Tempat duduk

b. Penyampaian materi pembelajaran/ informasi c. Pekerjaan siswa

d. Organisasi

3. Teknik Mengajar untuk Siswa ADHD

Beberapa teknik pengajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dengan ADHD fokus dan mempertahankan konsentrasi mereka pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran sebagai berikut:

a. Memulai pelajaran

b. Pelaksanaan pembelajaran

(19)

c. Mengakhiri pelajaran

4. Mengatasi Beragam Kebutuhan di Kelas

Membangun lingkungan kelas yang ramah bagi siswa dengan ADHD serta kebutuhan beragam lainnya membutuhkan perencanaan yang cermat. Siswa dengan ADHD tampak sengaja menghindari pekerjaan ketika mereka tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai tugas. menghadapi siswa-siswa dengan ADHD terkadang bisa membuat frustrasi. Guru didorong untuk menjaga perspektif disabilitas.

Strategi-strategi ini juga dapat membantu siswa lain di kelas. Banyak siswa dengan ADHD dapat mengambil manfaat dari adaptasi dan dukungan berbasis kelas selama mereka di sekolah. Guru dapat menggunakan alat perencanaan untuk mencatat pelayanan yang diberikan. Siswa dengan ADHD yang menerima layanan pendidikan khusus memerlukan Program Pendidikan Individual (PPI). Rencana Akomodasi / Layanan ADHD dapat digunakan sebagai bagian dari proses perencanaan PPI.

a. Strategi Berbasis Kelas

1) Struktur kegiatan kelas membutuhkan pembelajaran aktif dan tingkat respons yang tinggi dari siswa.\

2) Mengajarkan keterampilan organisasi kepada siswa yang akan membantu mereka untuk menyelesaikan tugas.

3) Gunakan strategi untuk memaksimalkan interaksi positif dengan siswa dan meminimalkan peluang untuk perilaku yang mengganggu.

4) Komunikasikan aturan dengan jelas, perilaku harapan dan membangun rutinitas kelas.

5) Memberikan Instruksi Multi Sensori

6) Menetapkan rencana fisik yang memaksimalkan produktivitas.

b. Strategi Individual

1) Identifikasi dan jelaskan Perilaku Target 2) Mengukur frekuensi perilaku sasaran.

3) Libatkan siswa dalam menetapkan tujuan untuk mengurangi atau meningkatkan perilaku sasaran dan membangun sistem untuk memantau dan memperkuat perubahan perilaku.

(20)

Menurut Wirnawati dan Amka (2019)

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi dan Sugiarmin. 2008. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung. PT Refika Aditama.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi. Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus, Dirjen Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional.

HATININGSH, N. (2013). play therapy untuk meningkatkan konsentrasi pada anak attention defisit hiperactive disorder (ADHD). PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG, 01(02), 328–329

Nadirah. R., & Raudoh, S. (2019). Efektivitas permainan playdough untuk meningkatkan kemampuan identifikasi warna primer pada anak autis di TK khusus harapan mulia kota Jambi. Jurnal Psikologi Jambi. 4(1), 1-9. Doi: 10.22437/jpj.v4i1.8773.

Rahmahtrisilvia, R. (2015). Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak autistik menggunakan dukungan visual. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(1), 128. Doi:

10.24036/pedagogi.v15i1.5254

Rita Astati. 2018. Prosedur Operasi Standar Pendidikan Anak Usia Dini Inklusif Identifikasi dan Asesmen. Jakarta Pusat : Direktur Jenderal PAUD dan DIKMAS

(21)

Rofiah Khofidotur. 2018. SOFTWARE DETEKSI ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT AND HYPERACTIVE DISORDER) BAGI GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK) DI SEKOLAH PENYELENGGARA INKLUS. Jurnal Pendidikan Inklusi Volume1Nomor 2Tahun Halaman: 154-160e-ISSN: 2580-9806

Sunardi. (2003). Sistem Pembelajaran Kelas Inklusi, Workshop Pendidikan Inklusi. Semarang:

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.

Wahidah Yuliatul Evita. 2018. Identifikasi dan Psikoterapi terhadap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Kontemporer. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Jurnal Studi Agama ISSN: 2527-922X (p); 1412-0992 (e) Vol. 17, no. 2 (2018), pp.

297-318, DOI : 10.20885/millah.vol17.iss2.art6

Wardani, IG.A.K. dkk (2012). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka Wirnawati dan Amka. (2019). PENDIDIKAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT

HYPERACTIVITY DISORDER). Yogyakarta : PENERBITDEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Referensi

Dokumen terkait

TERAPI BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK PENCONTOHAN DALAM MENANGANI GANGGUAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK ADHD ( ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER ).. DI SLB AUTIS

Melalui hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai studi pendahuluan untuk penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi Attention- Deficit/Hyperactivity Disorder

KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVE DISORDER

Faktor yang mempengaruhi kompetensi emosi dan kompetensi sosial pada anak kembar identik dengan gangguan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) ... Cara pengasuhan

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK PESERTA.. DIDIK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER

a) Orang tua anak ADHD (Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder) agar bisa menggunakan time out sebagai alternatif terapi di rumah guna mendukung terapi yang telah diikuti

(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) (Penelitian Single Subject Research terhadap Anak ADHD di SDN 2 Lembang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan inatensi, impulsivitas, dan hiperaktivitas.. ADHD dapat