• Tidak ada hasil yang ditemukan

asesmen.T4.3.RUANG KOLABORASI

dimasdaniel afand

Academic year: 2023

Membagikan "asesmen.T4.3.RUANG KOLABORASI"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama kelompok:

1. Devi Widyasari (23530253) 2. Dimas Daniel Afandi (23530264) 3. Elma Teranikha (23530275) 4. Fahri Tio F (23530286) 5. Fitria Rohandini (23530297) 6. Heru Kasmantoro (23530308)

STUDI KASUS

KASUS 1

Pak Budi merupakan guru Ekonomi. Hari ini pak Budi akan menyampaikan materi mengenai kewirausahaan. Sekolah Pak Budi terletak di daerah dataran tinggi dan peserta didik Pak Budi sebagian besar memiliki orang tua yang bermata pencaharian petani. Bagaimana kegiatan dan tugas yang sebaiknya diberikan Pak Budi?

Dalam menyampaikan materi mengenai kewirausahaan di daerah dataran tinggi dengan mayoritas peserta didik memiliki orang tua petani, Pak Budi dapat menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) untuk memastikan materi tersebut relevan, bermakna, dan sesuai dengan latar belakang budaya siswa. Berikut beberapa kegiatan dan tugas yang dapat dilakukan:

1. Kaitkan Materi dengan Aktivitas Pertanian Lokal

Sambungkan konsep kewirausahaan dengan aktivitas pertanian lokal yang biasa dilakukan oleh siswa. Diskusikan bagaimana prinsip-prinsip kewirausahaan dapat diterapkan dalam konteks pertanian dataran tinggi.

2. Studi Kasus Berbasis Lokal

Berikan studi kasus kewirausahaan yang berfokus pada orang-orang lokal yang sukses dalam bisnis pertanian. Tinjau bagaimana keputusan bisnis mereka memengaruhi keberhasilan usaha mereka.

3. Kunjungan ke Usaha Pertanian Lokal

(2)

Jika memungkinkan, atur kunjungan ke usaha pertanian lokal. Siswa dapat melihat langsung bagaimana kewirausahaan diterapkan dalam konteks pertanian di daerah mereka.

4. Diskusi tentang Tantangan Lokal

Diskusikan bersama siswa mengenai tantangan kewirausahaan yang mungkin dihadapi oleh petani di daerah dataran tinggi. Fokus pada cara mengatasi tantangan tersebut dan inovasi yang mungkin diterapkan.

5. Proyek Kewirausahaan Berbasis Lokal

Beri tugas proyek kewirausahaan yang mengajak siswa untuk merancang rencana bisnis yang relevan dengan kondisi pertanian lokal. Mendorong mereka untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang khusus untuk daerah dataran tinggi.

6. Menggunakan Bahasa dan Contoh yang dikenali siswa

Pilih bahasa yang akrab dan contoh yang dikenali siswa. Misalnya, gunakan analogi yang berhubungan dengan proses pertanian atau kehidupan sehari-hari di daerah dataran tinggi.

7. Pentingnya Keberlanjutan

Tekankan pada keberlanjutan dalam kewirausahaan. Diskusikan bagaimana usaha bisnis dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dalam konteks pertanian di dataran tinggi.

8. Melibatkan Orang Tua

Melibatkan orang tua siswa dalam kegiatan pembelajaran. Mungkin dapat diundang sebagai narasumber atau untuk berbagi pengalaman mereka dalam menjalankan usaha pertanian.

9. Menyajikan Ragam Materi Pembelajaran

Berikan berbagai sumber materi, termasuk video, artikel, dan studi kasus yang mencerminkan diversitas budaya siswa. Pastikan materi tersebut mencakup contoh- contoh dari berbagai latar belakang dan daerah.

10. Refleksi Kultural

Dorong siswa untuk merenung tentang bagaimana prinsip-prinsip kewirausahaan dapat diaplikasikan dalam konteks budaya dan lingkungan mereka sendiri.

Dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching, Pak Budi dapat memastikan bahwa materi kewirausahaan tidak hanya relevan dengan kehidupan siswa, tetapi

(3)

juga menghargai dan memanfaatkan keberagaman budaya mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.

KASUS 2

Bonar adalah seorang siswa bersuku Batak yang berasal dari Sumatera. Saat memasuki SMP, Bonar dan keluarganya pindah rumah ke daerah Cianjur. Sebagian besar siswa di sekolah ini berasal dari suku Sunda. Bonar merasa kesulitan untuk beradaptasi karena perbedaan budaya.

Dalam kasus Bonar, yang mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan yang mayoritas siswanya berasal dari suku Sunda setelah pindah dari Sumatera, guru memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik.

Berikut adalah beberapa cara guru dapat membantu Bonar dan siswa lainnya untuk beradaptasi:

1. Pahami Latar Belakang Budaya Siswa

Guru perlu berusaha memahami latar belakang budaya siswa, termasuk tradisi, nilai, dan norma yang mungkin berbeda. Ini membantu guru menghargai keunikan setiap siswa dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

2. Fasilitasi Perkenalan dan Interaksi Sosial

Organisir kegiatan perkenalan dan interaksi sosial yang mengarah pada pemahaman dan integrasi antara siswa. Proses ini membantu mengurangi perasaan terisolasi dan membuka peluang untuk membangun hubungan positif.

3. Bangun Kesadaran tentang Keanekaragaman

Lakukan aktivitas atau diskusi yang membangun kesadaran tentang keanekaragaman budaya di kelas. Ini dapat membantu siswa memahami dan menghargai perbedaan satu sama lain.

4. Gunakan Materi Pembelajaran yang Relevan

Pilih materi pembelajaran yang mencerminkan beragam budaya, termasuk referensi atau contoh dari berbagai suku. Hal ini membuat siswa merasa diakui dan materi pembelajaran lebih relevan bagi mereka.

5. Dukung Kelompok Peer

(4)

Fasilitasi pembentukan kelompok peer atau kelompok kecil yang mendukung.

Ini dapat membantu Bonar dan siswa lainnya merasa lebih terlibat dan mendapat dukungan dari teman sebaya.

6. Jaga Keseimbangan antara Individualitas dan Kolektivitas

Pahami bahwa setiap siswa adalah individu dengan keunikannya. Guru dapat menjaga keseimbangan antara mendukung individualitas siswa dan membangun kesatuan sebagai kelas.

7. Sediakan Ruang untuk Ungkapan Identitas

Berikan ruang di kelas untuk siswa mengekspresikan dan merayakan identitas budaya mereka. Ini bisa melalui presentasi, proyek seni, atau kegiatan lain yang memperkaya pengalaman kelas.

8. Dorong Komunikasi Terbuka

Dorong komunikasi terbuka antara guru dan siswa. Bonar dan siswa lain harus merasa nyaman berbicara tentang tantangan yang mereka hadapi dalam beradaptasi.

9. Berikan Dukungan Tambahan Jika Diperlukan

Jika diperlukan, berikan dukungan tambahan atau arahan kepada Bonar.

Mungkin melibatkan bimbingan khusus, mentoring, atau sumber daya pendukung lainnya.

10. Perhatikan Perilaku Bullying atau Diskriminatif

Jadilah peka terhadap perilaku bullying atau diskriminatif. Lakukan tindakan tegas jika ada tanda-tanda perilaku yang dapat merugikan kesejahteraan siswa seperti Bonar.

Melalui upaya-upaya ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung, memungkinkan siswa seperti Bonar untuk lebih mudah beradaptasi dan merasa dihargai dalam lingkungan baru mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Bapak-Ibu dosen Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta, terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang Bapak-Ibu berikan sehingga Tugas Akhir ini dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sistem pencahayaan buatan pada ruang pertemuan Grand Admiral Ballroom Semarang dalam memenuhi kenyamanan visual, melakukan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Materi Kuliah Kewirausahaan 2 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Materi Kuliah Kewirausahaan 2. Dosen Pengampuh : Dellia Mila Vernia,

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S1) pada Jurusan Sipil. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

2 Penjelasan tugas semester Interior bangunan publik dan privat, meliputi elemen utama ruang dan elemen pengisi ruang 3-5 Konsep pendekatan dan desain. grafis interior -

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur tersusun untuk memenuhi Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.. Penulis menyadari

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah : TEKNOLOGI OTOMOTIF DASAR. Dosen Pengampu : Bambang

Unit Kerja : SDN 1 Ciherang Untuk melaksanakan Tugas Pengawas Ruang Asesmen Akhir Jenjang Tahun Ajaran 2022/2023 pada : 1.. Tempat : Ruang 2 Tugas ini harap dilaksanakan