Peningkatan Kualitas Pelayanan Kebidanan
Dgn Manajemen Kebidanan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Kebidanan
Dgn Manajemen
Kebidanan
Permasalahan
AKI dan AKB masih tinggi
Penyebab karena Keterlambatan (4T) Evidence Based Medicine (EBM)
Hasil Penelitian di 10 RS Projek SMPFA Asuhan Kebidanan belum standar Hasil Penelitian WHO, Dit Keperawatan& Keteknisian Medis PMKK: Bidan bekerja tidak menggunakan standar & Indikator yang jelas
- 3 tahun terakhir bidan tidak pernah mengikuti pelatihan manajemen
(70,9%)
- Bidan banyak melakukan tugas-tugas kebersihan (39,8%)
Penelitian WHO dan Dit Wat Depkes 2001
di DKI Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim
Bidan belum memiliki uraian tugas tertulis (47,4 %) Bidan tidak menggunakan standar
Bidan tidak dibina kinerjanya secara teratur
Belum dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja bidan
Rekomendasi WHO
“Pengambilan Keputusan Klinis”
Keputusan yang diambil berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan tepat dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat antisipasi, emergensi dan atau yang rutin.
Manfaat Pengambilan
Keputusan Klinis yang benar &
tepat
Menghindari pekerjaan/tindakan rutin yg tdk sesuai deg kebutuhan.
Meningkatkan efektifitas & efisiensi pelayanan yg diberikan Membiasakan berfikir & bertindak standar
Memberikan kepuasan pelanggan
Proses PKK
Otak manusia mengandung dua jenis memori :
◦ Memori jangka lama (tersimpan pengetahuan medis/kebidanan untuk PKK).
◦ Memori jangka pendek (tersimpan pengalaman yang diperlukan untuk PKK)
◦ Gabungan pengalaman-pengalaman tersebut, akan menjadi naluri
Proses PKK
Dalam suatu situasi dimana terdapat kesulitan,
kepanikan atau kebingungan, seorang petugas akan :
◦ Mempertimbangkan satu solusi dari
pengalaman masa lalunya◦ Mengkaji ulang simpanan
pengetahuannya sekarang yang relevanuntuk mencari solusi
Jika pengalaman dan pengetahuannya tidak memadai untuk memecahkan kebingungan/kesulitan, maka
masalah tersebut tidak akan bisa dipecahkan
Istilah-Istilah Yang Dipakai
Dalam Pengambilan Keputusan Klinik
Diagnosis Differensial Pengujian Hypotetis Diagnosis Kerja
Diagnosis Akhir
Langkah-Langkah Dalam
Pengambilan Keputusan Klinik
Penilaian/pengkajian Diagnosis
Perencanaan Intervensi
Evaluasi
Bagimanakah
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS BIDAN ?
MANAJEMEN KEBIDANAN
DEFINIS I
Menurut Hellen Varney (1997)
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien.
KEPMENKES
938/MENKES/SK/VIII/2007
TENTANG
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
Standar Asuhan Kebidanan
Acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Standar Asuhan Kebidanan
St 1. Pengkajian,
St 2. Perumusan diagnosa dan / masalah kebidanan,
St 3. Perencanaan, St 4. Implementasi, St 5. Evaluasi
St 6. Pencatatan asuhan kebidanan
SASARAN M AN AJEM EN KEBIDAN AN
• Ibu hamil
• Ibu bersalin
• Ibu nifas
• Bayi baru lahir
• Balita
• Wanita reproduksi
STANDAR I : PENGKAJIAN
Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
STANDAR I : PENGKAJIAN
Kriteria Pengkajian :
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya) 3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang
Pengkajian
melalui:
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Catatan rekam medis
STANDAR II
PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH KEBIDANAN
Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
Kriteria Perumusan diagnosa dan atau Masalah 1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan 2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
Contoh: Merumuskan Diagnosa
“
Kesimpulan kondisi klien”Diagnosa Kebidanan: Gravid? Parturient? Abortus? Kes reproduksi? Bayi baru lahir? Kondisi normal?
Masalah: kesenjangan respon terhadap fungsi dan kondisi
kes reproduksinya.
Contoh 1
Data”: ibu tdk haid 3 bln, mual muntah, HPHT tgl
17/5/2005, PP test +, ball +, anak II, anak pertama 1 th, ibu blm menginginkan hamil, sering pusing, susah
tidur, malas makan, TD 110/80,N 80,Hb 11,9gr%.
Diagnosa: Ibu kemungkinan hamil GII PI A0, 12 mg Kondisi normal. Kehamilan tdk diinginkan.
Contoh 2
Data; ibu merasa hamil 8 bln, HPHT lupa, hamil pertama, T Fut 31 cm,BJJ + 140, puki, preskep,penurunan 5/5,nafsu makan baik, penambahan BB 8 kg, ibu cemas krn sering kencing pada malam hari
Diagnosa: G1 P0 A0 hamil 32 mg, pres kep, janin tunggal, hidup,
dalam rahim kondisi ibu dan janin baik. Ibu cemas mengalami
gangguan fisiologi pada kehamilan tua.
STANDAR III : PERENCANAAN
Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
STANDAR III : PERENCANAAN
Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
Contoh : Perencanaan
Seorang inpartu dg pembesaran uterus yg Seorang inpartu dg pembesaran uterus yg berlebihan (polyhidramnion/diabetesa berlebihan (polyhidramnion/diabetesa kehamilan/kembar)
kehamilan/kembar) Tindakan Antisipasi:
Tindakan Antisipasi:
ƀ Menyiapkan cairan infus, obat uterotonika Menyiapkan cairan infus, obat uterotonika (mengatasi syok hypovolemik krn perdarahan (mengatasi syok hypovolemik krn perdarahan kala IV)
kala IV)
ƀ Menyiapkan alat resusitasi (antisipasi Menyiapkan alat resusitasi (antisipasi aspixiaBBl)
aspixiaBBl)
ƀ Posisi Mc Robert (mengatasi kesulitan Posisi Mc Robert (mengatasi kesulitan melahirkan bahu)
melahirkan bahu)
Contoh:Perencanaan
Ibu hamil pertama, 36 mg, perdarahan
berulang dan banyak, tdk ada mulas, BJJ+, T Fut 31 cm, pres kep, TD 110/70
Diagnosa”G1 P0 A0 hamil 36 mg,perdarahan antepartum, kondisi janin dan Ibu baik
Tindakan antisipasi:
- Pasang infus (antisipasi syok) - Menyiapkan darah
- Tidak melakukan PD
Contoh: Perencanaan
Tindakan segera yang diperlukan untuk menyelamatkan ibu dan Janin/anak (intervensi mandiri, konsultasi,
kolaborasi, rujukan, observasi)
Contoh Tindakan segera:
Menghentikan perdarahan kala IV dengan: placenta manual, manual
Mengatasi distosia bahu pada kala II
Mengecek BJJ pada perdarahan antepartum Cek HB pada perdarahan postpartum
Merujuk untuk tindakan operatif
Contoh:Perencanaan
Contoh 1
Tindakan segera yg perlu dilakukan pada kasus perdarahan karena atonia uteri:
-
Masase uterus
-
Berikan uterotonika
-Kompresi bimanual
-
Rujuk/kolaborasi tindakan lebih lanjut
Contoh 2:
Tindakan segera pada perdarahan antepartum:
-
Obsewrvasi perdarahan &tanda vital
-Observasi DJJ
-
Rujuk /kolaborasi penanganan lebih lanjut
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based 4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan 8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai 9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
STANDAR V : EVALUASI
Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
STANDAR V : EVALUASI
Kriteria Evaluasi:
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan /keluarga 3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
Evaluasi
Langkah ini menilai semua tahap yang telah dilakukan, untuk mengetahui efektifitas asuhan yang diberikan.
Keberhasilan suatu asuhan kebidanan ditandai adanya perubahan bukan hanya pada gejala tetapi pada
penyebab masalahnya.
Proses manajemen kebidanan
5 langkah PKK
7 langkah (Varney) Standar Asuhan Kebidanan
Penilaian Pengkajian Pengkajian
Diagnosis Merumskan Diagnosa Merumskan Diagnosa Perencanaa
n
Mengantisipasi diagnosa/
masalah potensial
Perencanaan menetapkan kebutuhan
penanganan segera Merencanakan asuhan
menyeluruh Implementa
si
Pelaksanaan asuhan Implementasi
Evaluasi Evaluasi Evaluasi
STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
1.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku KIA)
2.Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3.
S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4.O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5.
A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6.P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/ follow up dan rujukan.
Contoh:
Tgl. 26 Mei 2004, 08.00 WIB S : (Keluhan)
Pinggang panas pegal mulai dari perut ke belakang Mulai terasa sakit pukul 5 pagi
Keluar lendir dari kemaluan
Ada bagian yang menekan ke bawah
Kehamilan yang pertama periksa teratur di klinik
HPHT 19-8-03
O : (Hasil Observasi /pemeriksaan)
Kesadaran composmentis T.D. 110 – 70
Nadi 80 x / menit Suhu 36,8 oC
U. 34 cm, letkep puki 3/5
His 3 x 10 menit, lamanya 50 s kuat Bjj 152 x / menit
Pd : pembukaan 4 cm, porsio tipis, ketuban positif, kep hodge 2, uuk kibel
Hb : 10,1 gr%
A : (Analisa dari S dan O dan diprioritaskan)
G I Po hamil aterem, inpartu kala I,
fase aktif, janin tunggal, hidup, intra uterin,
dengan anaemia ringan.
P : (Penatalaksanaan : seluruh kegiatan yg sudah dilakukan )
Mengobservasi KU Ibu dan janin dengan patograf Menilai kemajuan persalinan setiap 4 jam
Menyiapkan alat, obat pasien dan keluarga Memberi kesempatan pasien memilih posisi Menganjurkan keluarga untuk mendampingi
Menjelaskan proses persalinan yang akan terjadi kepada pasien dan keluarga
Menganjurkan pasien untuk buang air kecil dan BAK minimal tiap 2 jam
Memberi nutrisi dan hidrasi
Membuat catatan asuhan/perkembangan
Jam 7.00
Jam 8.00
• Rekam Medis
• Prinsip Pencatatan &
Pendokumentasian
• Pencatatan Asuhan Kebidanan
• Partograf sebagai Dokumentasi Persalinan
• Buku KIA dan Dokumen Pelayanan
KIA
BAB III : PENUTUP
Standar ini dapat digunakan sebagai parameter dalam melakukan penilaian tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan.
 Untuk keberhasilan penerapan Stándar Asuhan Untuk keberhasilan penerapan Stándar Asuhan
Kebidanan ini, diperlukan adanya dukungan kebijakan Kebidanan ini, diperlukan adanya dukungan kebijakan dari berbagai pihak dan Komitmen bidan di pelayanan.