• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “K” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DAN GANGRENE PEDIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “K” DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DAN GANGRENE PEDIS "

Copied!
143
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin, atau kedua-duanya (Damayanti, 2015. Di wilayah Jawa Timur, prevalensi penyakit diabetes sebesar 2,0%. semua umur yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018. Faktor penyebab penyakit diabetes melitus adalah faktor genetik, obesitas, umur, tekanan darah, kurang aktivitas fisik, kadar kolesterol, stres dan riwayat diabetes gestasional ( Damayanti, 2015 .

Rumusan Masalah

Penatalaksanaan pasien diabetes melitus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama adalah dengan melakukan pengaturan pola makan yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa dan lipid darah mendekati normal, mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas normal, yang kedua adalah kinerja fisik. . aktivitas atau olah raga yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan pengambilan glukosa otot dan meningkatkan penggunaan insulin, serta dapat melancarkan peredaran darah, ketiga dengan pemantauan kadar gula darah yang bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya hiperglikemia atau hipoglikemia, yang keempat dengan terapi farmakologi menggunakan terapi insulin dan obat-obatan. - obat-obatan seperti metformin, glitazone dan lain-lain. Selain itu seorang perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang pengaturan pola makan yang benar agar kadar glukosa darah pasien tetap dalam batas normal dan juga memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk membantu menjaga pola pikir pasien agar terhindar dari stres, karena bila pasien mengalami stres hal ini dapat mengubah pola makan pasien dan menjadikan pasien tidak patuh dalam penggunaan obat, oleh karena itu edukasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa keluarga pasien mau membantu pasien agar terhindar dari komplikasi diabetes jangka panjang (Damayanti, 2015. Bagaimana keperawatan merawat pasien dengan diagnosa medis Diabetes Melitus dan Gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Tinjauan pustaka mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

Sistematika Penulisan

Pada penilaian kasus di B2 didapatkan hasil pemeriksaan tidak ada sianosis, tekanan darah 130/70 mmHg, tidak ada jari pemukul, tidak ada pembesaran vena jugularis pada palpasi, ictus cordis teraba lemah dengan ukuran ≤ 1 cm, denyut nadi 80x/menit, pada perkusi Bunyi perkusi jantung tampak tumpul, posisi jantung masih dalam batas normal pada ics II sternalis dextra sinistra s/d ics V midclavicula sinistra, pada On auskultasi terdengar bunyi jantung S1 S2 tunggal. Pada palpasi tidak terdapat paresis sehingga tidak terdapat permasalahan keperawatan pada pemeriksaan fisik B3 (Otak) pada gambaran kasus. Berdasarkan pengamatan peneliti antara tinjauan kasus dan literatur, tidak terdapat kesenjangan dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis jaringan yang ditandai dengan gangren.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Diabetes Mellitus

  • Definisi
  • Klasifikasi DM
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Patofisiologi
  • Diagnosa Banding
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan

Cara yang lebih mudah untuk menilai peningkatan resistensi insulin adalah dengan memeriksa kadar glukosa darah insulin puasa yang tinggi, obesitas visceral, hipertrigliseridemia, dll. Olahraga mengaktifkan pengikatan insulin dan reseptor insulin pada membran plasma, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Pemantauan mandiri glukosa darah (SMBG) memungkinkan deteksi dan pencegahan hiperglikemia atau hipoglikemia, yang pada akhirnya mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang.

Tabel  2.1  Kadar  Glukosa  Darah  Sewaktu  dan  Puasa  sebagai  Patokan  Penyaring dan Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus ( Putra,2019 )
Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus ( Putra,2019 )

Konsep Gangrene Diabetikum

  • Definisi
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Pemeriksaan Diagnostik
  • Penatalaksanaan
  • Dampak Masalah

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kerusakan integritas jaringan dibedakan menjadi faktor eksogen dan endogen. Setelah selesai oleskan sufratul pada luka untuk merangsang pertumbuhan sel. Jangan gunakan sufratul pada luka yang sudah sembuh lalu tutup luka dengan kain kasa lalu dibalut. Setelah debridemen, otomatis jumlah bakteri akan berkurang yang disusul dengan kemampuan tubuh dalam menghilangkan jaringan nekrotik atau lumpur yang menempel pada luka (autolisis).

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi
  • Pathway

Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Px dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya. Pada diagnosa keperawatan kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka gangren) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan integritas jaringan membaik, produksi nanah menurun, terjadi granulasi pada jaringan yang rusak. , dan nekrosis jaringan tidak akan terjadi. Pada diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktifitas fisik, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nutrisi tubuh pasien menjadi baik. secukupnya maka nafsu makan pasien akan meningkat dan pasien tidak lagi terlihat lemas.

Pada diagnosa keperawatan resiko terjadinya syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit masuk ke dalam sel tubuh, hipovolemia setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi syok, TTV pasien normal, CRT. kembali < 3 detik dan sianosis tidak muncul. Dalam diagnosa keperawatan resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, proses penyakit setelah tindakan keperawatan dilakukan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi, jumlah leukosit pasien masing-masing dalam batas normal. Pada diagnosa keperawatan retensi urin berhubungan dengan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, sfingter kuat dan poliuria, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi retensi urin dan cairan pada pasien. . keseimbangannya akan seimbang.

Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan skala nyeri pasien menurun hingga skala 0-1, TTV dalam batas normal, kata pasien. skala nyeri telah dikurangi menjadi skala 0-1 dan pasien tampak rileks. Pada diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan nekrosis jaringan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan integritas kulit membaik, tidak terjadi kemerahan pada sekitar luka, bengkak dan panas pada kulit. area sekitar luka. Dalam diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka gangren diperkirakan terjadi setelah tindakan keperawatan dilakukan selama 1 x 24 jam.

Pada kasus diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh berhubungan dengan amputasi, setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan citra diri pasien membaik dan pasien mulai dapat beradaptasi dengan kondisi medisnya.

Table 2.3 Intervensi keperawatan pada px dengan diagnose keperawatan kerusakan  integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan ( nekrosis luka gangrene)
Table 2.3 Intervensi keperawatan pada px dengan diagnose keperawatan kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan ( nekrosis luka gangrene)

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Identitas
  • Riwayat Keperawatan
    • Keluhan Utama
    • Riwayat Keperawatan Sekarang
    • Riwayat Keperawatan Sebelumnya
    • Riwayat Kesehatan Keluarga
    • Status Cairan dan Nutrisi
    • Genogram
    • Pemeriksaan Fisik
    • Data Psikososial
    • Data spiritual
    • Data Penunjang
    • Terapi

Keluhan pada saat pengkajian : Pasien mengatakan luka pada kaki kiri terasa nyeri, terasa berdenyut-denyut, nyeri semakin sering dan bertambah bila kaki dipakai beraktivitas dan berkurang bila dipakai istirahat, nyeri banget. mengganggu aktivitas pasien, skala nyeri 6. Masalah keperawatan : Nyeri akut 3.1.3.2 Riwayat keperawatan sebelumnya. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga sebelumnya: Pasien mengatakan bahwa kedua orangtuanya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit kencing manis dan anaknya mempunyai riwayat penyakit kencing manis. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan: Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum pasien menderita diabetes melitus, pasien suka makan makanan berlemak dan bersantan serta pasien suka beraktivitas tanpa menggunakan sepatu.

Air + infus 2600 cc Pembatasan makanan Pasien bilang tidak... boleh makan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak. Keluhan lain : Mual, muntah sebanyak dua kali, keluarga pasien mengatakan pakaian pasien menjadi longgar saat sakit, nafsu makan pasien menurun, Hb; 10 g/dl, albumin : 2,6 g/dl, BMI : 22. Auskultasi : Tidak ada bunyi nafas tambahan, bunyi nafas vesikular Masalah Keperawatan : Tidak ada gangguan keperawatan.

Pasien mengatakan bahwa ia mensyukuri tubuhnya dan ia menyayangi seluruh bagian tubuhnya, tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang tidak ia sukai, pasien mengatakan jika ia harus kehilangan sebagian kecil dari tubuh pasien tersebut, pasien harus tetap mensyukuri pemberiannya. Status pasien dalam keluarga adalah nenek, pasien mengatakan bahagia karena mempunyai anak, cucu dan menantu yang disayanginya, pasien merasa puas dengan jenis kelaminnya. Harapan pasien menjadi seorang bidan yang dapat membantu anak cucunya dengan memberikan nasehat, pasien mengatakan mampu menjalankan perannya sebagai bidan.

Respon pasien terhadap harga dirinya: Pasien mengatakan akan merasa sedih dan marah jika ada yang merendahkannya.

Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny K  Keterangan :
Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny K Keterangan :

Diagnosa Keperawatan

Terdapat gangren pada punggung kaki kiri, terdapat nekrosis pada jari kedua, luka diameter 5 cm dengan kedalaman luka 0,3-0,4 cm, terdapat eritema basah pada punggung kaki kiri, terdapat terdapat nanah, berbau menyengat, terdapat luka kering pada telapak kaki kiri diameter 2 cm dan kedalaman luka 0,3-0,4 cm. Ds : Keluarga pasien mengatakan pakaian pasien menjadi lebih longgar saat sakit, nafsu makan pasien menurun. Ds : Pasien mengatakan mengalami nyeri pada kaki kirinya yang luka, keluarga pasien mengatakan seluruh aktivitas pasien dilakukan di tempat tidur.

Terdapat luka yang dibalut kain kasa pada punggung kaki kiri, luka tembus, kondisi luka nekrosis pada jari. Ds: Pasien mengatakan belum mengetahui tentang penyebab penyakit diabetes melitus dan cara pengobatannya. Keluarga pasien mengatakan dia berhenti menggunakan insulin setelah lukanya ditutup karena mengira lukanya sudah sembuh.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Pantau tanda-tanda infeksi (kemerahan di sekitar luka, bengkak, panas di area sekitar luka). Pasien melaporkan tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan di sekitar luka, bengkak, panas di sekitar luka. Kondisi luka : Terdapat luka balut kasa pada punggung kaki kiri, kondisi luka terdapat nekrosis pada jari kedua, luka diameter 5 cm dengan kedalaman 0,3-0,4 cm, terdapat eritema basah pada punggung. kaki kiri ada nanah, ada luka kering di telapak kaki kiri.

Kondisi luka : Terdapat luka dibalut kain kasa pada punggung kaki kiri, dibuat sayatan pada jari kedua, luka diameter 5 cm dengan kedalaman 0,3-0,4 cm, terdapat eritema basah pada punggung. kaki kiri tidak ada nanah, pada telapak kaki kiri terdapat luka kering diameter 2 cm dan kedalaman luka 0,3-0,4 cm5.

Evaluasi

Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka karena identitas pasien ditinjau dari literatur. Berdasarkan pengamatan peneliti, terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka karena keluhan utama yang dialami pasien tidak sama dengan keluhan pasien diabetes gangren lainnya. Terdapat perbedaan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, pada saat ditinjau pasien pada penelitian B1 ditemukan pasien tidak mengalami komplikasi penyakit Diabetes Melitus yang mengganggu saluran pernafasan.

Terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena pasien pada penelitian B2 yang ditinjau, pasien ditemukan tidak memiliki komplikasi Diabetes Mellitus yang mengganggu sistem kardiovaskular. Tidak terdapat gap antara tinjauan literatur dengan tinjauan kasus.Pada pemeriksaan fisik B3, kasus yang ditinjau, pasien tidak ditemukan adanya komplikasi penyakit Diabetes Melitus yang mengganggu sistem saraf. Pada penelitian B5 (Usus), tinjauan literatur menemukan masalah keperawatan dengan ketidakseimbangan nutrisi lebih sedikit dibandingkan klaim terkait mual, muntah dan anoreksia.

Terdapat gap antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, pada pemeriksaan fisik B7 kasus ditinjau, pasien tidak mengalami komplikasi penyakit diabetes yang akan mengganggu sistem sensorik. Tinjauan literatur menemukan bahwa diagnosis keperawatan yang diutamakan adalah gangguan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka gangren). Berdasarkan tinjauan literatur ditentukan bahwa diagnosa keperawatan yang diutamakan adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas fisik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus.

PEMBAHASAN

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi

PENUTUP

  • Kesimpulan
  • Saran

Referensi

Dokumen terkait