• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. U DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH DI DESA GAJI KEC. GUNTUR KAB. DEMAK

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. U DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH DI DESA GAJI KEC. GUNTUR KAB. DEMAK"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Makalah penelitian ini dipertahankan di hadapan Panel Review Makalah Penelitian Program Studi DIII Keperawatan FIK Unissula pada hari Jumat, 31 Mei 2021, dan telah direvisi berdasarkan kontribusi tim penguji. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah penelitian yang berjudul Keperawatan pada Pasien Gangguan Body Image. Sehubungan dengan penyusunan karya ilmiah ini, penulis mendapat saran dan bimbingan yang berguna dari banyak pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya sesuai rencana.

Segenap dosen dan pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan ilmu dan bantuannya dengan sabar dan ikhlas selama menempuh studi. Kakak-kakak saya Agus Partono dan Yeni Sumija yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tulus kepada saya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Sahabatku Adilia Zulfa Safitri, Hananam Milla Duna, Linda Khofifah, Umi Lailatussa'adah, Uswatun Khoirun Nisa yang saling mendukung dan berbagi suka dan duka sehingga penulis mempunyai kekuatan dan tekad untuk menyelesaikan artikel ilmiah ini.

Latar Belakang Masalah

Pengertian body image sendiri merupakan respon individu atau pola pikir individu terhadap tubuhnya, yang terjadi secara sadar atau tidak sadar, antara lain bentuk tubuh kurang ideal, jerawat pada wajah, fungsi tubuh dan cacat tubuh serta hal-hal lain pada tubuh (Indika, 2010). Orang yang memiliki body image positif cenderung selalu mempunyai pola pikir positif sehingga membuat hidupnya tenteram dan bahagia. Gangguan citra tubuh merupakan suatu kondisi dimana cara berpikir seseorang terhadap tubuhnya tidak sejalan dengan keinginan individu (Olivia, 2016).

Gangguan citra tubuh dapat diartikan sebagai perasaan negatif terhadap tubuh yang meliputi penampilan, struktur, bentuk tubuh tidak ideal, wajah berjerawat, fungsi fisik seseorang dan aspek tubuh lainnya (SDKI, 2017). Obesitas mempunyai dampak negatif diantaranya menyebabkan remaja mengalami gangguan body image yang berujung pada stres psikologis. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada remaja obesitas dengan masalah body image.

Tujuan Penulisan

Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, jumlah penderita obesitas di Indonesia mencapai 21,8%. Oleh karena itu remaja menarik diri dari masyarakat sehingga remaja tidak dapat menikmati masa remajanya dengan bahagia (Wati & Sumarmi, 2017). Peran perawat terhadap klien yang mengalami gangguan citra tubuh dengan obesitas antara lain membantu klien mengembangkan persepsi positif terhadap dirinya, membantu klien menerima kondisi yang dialaminya, dan memberikan pola olah raga setiap hari untuk mengurangi gangguan citra tubuh.

Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk mendeskripsikan pelayanan medis pada pasien obesitas dengan gangguan body image di Desa Gaji Kec. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien obesitas dengan gangguan body image di Desa Gaji Kec. Asuhan keperawatan pasien obesitas dengan gangguan body image di Desa Gaji Kec.

Manfaat Penelitian

Konsep Dasar Gangguan Citra Tubuh

  • Pengertian
  • Rentang Respon
  • Etiologi
  • Proses Terjadinya Masalah
  • Manifestasi klinis
  • Penatalaksanaan

Adanya perubahan lingkungan sekitar yang mengalami perubahan nilai-nilai sosial dan norma-norma sosial 4) Perubahan fisik ditinjau dari bentuk, fungsi, struktur, . penampilan dan aspek perubahan lain dalam tubuh 5) Proses penyakit patologis yang mempengaruhi. Faktor-faktor ini berasal dari penyakit fisik jangka panjang, pola kesehatan yang acak, seringnya perjalanan ke dan dari rumah sakit, serta riwayat kesehatan dan keturunan seseorang. Faktor ini dapat terjadi ketika tingkat pendidikan rendah, tingkat ekonomi minim, pengangguran atau pekerjaan tidak stabil, pengalaman kesedihan seperti kehilangan, dan riwayat kegagalan dalam melakukan hubungan interpersonal baik sesama jenis maupun lawan jenis.

Berdasarkan buku (SDKI, 2017), manifestasi klinis gangguan body image adalah buruknya penilaian terhadap perubahan tubuh, mengungkapkan kecemasan akibat reaksi orang lain, menyembunyikan tubuh, menghindari melihat atau menyentuh bagian tubuh yang tidak diinginkan, fokus pada perubahan tubuh. dan mengubah hubungan sosial.. Terapi kognitif merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien dengan gangguan citra tubuh, berguna untuk mengubah cara klien mengartikan sesuatu dan melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Berikut psikofarmakoterapi pada klien dengan gangguan citra tubuh menurut (Hartati, 2011), antara lain :

Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

  • Proses Keperawatan
  • Pohon Masalah

Data subjektif: Klien mengungkapkan kecacatan, enggan mengungkapkan kekurangannya, mengungkapkan persepsi negatif tentang tubuhnya, mengungkapkan kecemasan terhadap reaksi orang lain, mengungkapkan perubahan gaya hidup secara verbal, mendepersonalisasi bagian tubuh melalui kata ganti refleksif, menekan perasaan tidak mampu atau tidak berdaya dalam menghadapi mengubah. Kondisi klinis yang menyebabkan individu mengalami gangguan body image menurut (SDKI, 2017) adalah obesitas, mastektomi, amputasi, jerawat dan lain-lain. Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan body image pasien dan cara pengobatannya agar pemulihan lebih cepat.

  • PENGKAJIAN
  • KELUHAN KLIEN
  • FAKTOR PRESIPITASI
  • FAKTOR PREDISPOSISI
  • PEMERIKSAAN FISIK
  • ANALISA DATA
  • DIAGNOSA KEPERAWATAN
  • RENCANA KEPERAWATAN
    • IMPLEMENTASI
  • EVALUASI

Klien mengatakan dia ingin menjalani kehidupan seperti orang normal meskipun dengan keadaan yang dia alami saat ini. Permasalahan ini dapat dibuktikan dengan data subjektif dari pernyataan klien bahwa klien mengatakan tidak menyukai bentuk tubuhnya yang gemuk. Berdasarkan data yang diperoleh penulis maka tercapailah diagnosa keperawatan yaitu Body Image Disorder.

Masalah keperawatan yang muncul pada saat penulis menyelesaikan asesmen pada tanggal 30 November 2020 adalah masalah keperawatan Body Image Disorders. Rencana tindak lanjut yang dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB adalah melakukan asesmen pasien SP 2 terhadap gangguan citra tubuh, mengembangkan ekspektasi positif, dan berlatih mengelola perasaan terhadap gangguan citra tubuh. Pada pukul 10.00 WIB penulis melakukan SP 2 yaitu mengevaluasi penilaian gangguan citra tubuh, mengembangkan ekspektasi positif, dan latihan mengelola perasaan gangguan citra tubuh.

Penilaian terhadap gangguan body image menunjukkan data subjektif menunjukkan bahwa klien menyatakan akan melakukan latihan yang direncanakan penulis, dengan data subjektif klien mampu melakukannya dengan baik. Data subjektif yang didapat dari klien menyatakan akan mulai berolahraga dengan sungguh-sungguh, dan data objektif yang diperoleh klien terlihat antusias. Diperoleh data subjektif, klien mengatakan masih sedikit gugup karena belum terbiasa berbicara dengan orang lain, dan diperoleh data objektif, kontak mata klien sulit dipertahankan.

Kemudian pada pukul 10.00 WIB penulis melaksanakan SP 2 keluarga yaitu pengkajian peran keluarga dalam perawatan klien pengobatan gangguan body image. Data subjektif yang diperoleh dari keluarga menyatakan bersedia berperan dalam mengatasi Gangguan Citra Tubuh yang dialami klien. Data subyektif yang diperoleh, klien mengatakan sudah berani bercermin dan mampu menerima keadaan dirinya saat ini, klien mengatakan sudah tidak gugup lagi berinteraksi dengan orang lain, klien mengatakan semangat berolahraga hingga. kesehatan.

Pada hari Rabu Desember 2020 pukul 11.00 WIB, penulis mencatat evaluasi pelaksanaan yang dilakukan dengan rincian data subjektif. Keluarga klien menyatakan memahami penjelasan penulis. Keluarga klien mengatakan mereka senang mengetahui caranya.

  • DIAGNOSA
  • INTERVENSI
  • IMPLEMENTASI
  • EVALUASI

Berdasarkan data yang diperoleh penulis, gangguan citra tubuh dapat dikategorikan sebagai masalah keperawatan. Intervensi keperawatan pada bangsal dengan gangguan citra tubuh disesuaikan dengan standar keperawatan masalah psikososial yang meliputi tindakan psikoterapi yaitu penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam membangun hubungan dengan bangsal dan keluarga. Intervensi keperawatan pada klien obesitas dengan gangguan body image menggunakan acuan yaitu strategi pelaksanaan pasien dan strategi kesehatan keluarga serta intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Keperawatan Indonesia, 2017).

Selanjutnya, buatlah kontrak untuk berolahraga untuk mengendalikan perasaan cemas terhadap body image sehingga olahraga dapat direncanakan dengan baik. Kemudian membuat kontrak pelatihan cara pengobatan Gangguan Citra Tubuh, membantu keluarga memahami penyebab, proses, tanda dan gejalanya. Kemudian membuat kontrak pelatihan tentang cara pengobatan dan tindak lanjutnya, melibatkan keluarga pada saat pelatihan klien dengan Body Image Disorders, dan berdiskusi dengan keluarga klien mengenai kondisi klien yang memerlukan rujukan.

Implementasi yang dilakukan penulis adalah pasien SP 1 dengan penilaian gangguan body image dan penerimaan terhadap keadaan tubuh saat ini. Penulis mengajarkan klien cara menggunakan pakaian yang lebih longgar untuk mengurangi gangguan body image sehingga lekuk tubuh tidak terlalu terlihat dan memotivasi klien untuk melihat tubuhnya di cermin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Fernando, 2016) menyatakan bahwa penggunaan pakaian yang longgar merupakan cara yang efektif bagi penderita obesitas dengan gangguan body image, karena dengan menggunakan pakaian yang longgar akan membuat klien lebih nyaman dan tidak terlalu fokus pada tubuh. .

Penelitian yang dilakukan oleh (Hardianti, 2014), menyatakan bahwa memotivasi klien untuk melihat tubuhnya di cermin merupakan aspek penting agar gangguan body image menurun dan mampu menerima kondisi yang dialaminya sehingga dapat menyesuaikan diri. . Cara ini juga tercantum dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) tentang pengobatan gangguan citra tubuh dengan teknik adaptasi. Penulis selanjutnya memotivasi klien untuk berlatih bercermin agar gangguan body image berkurang dan mampu menerima kondisi yang dialaminya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Gangguan body image klien teratasi dan langkah selanjutnya penulis ajarkan klien untuk melakukan latihan sehari-hari yang telah penulis ajarkan agar body image tetap positif.

KESIMPULAN

SARAN

Hubungan obesitas dengan body image dan harga diri pada remaja putri, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Klien mengatakan dia tidak pernah berolahraga - Klien mengatakan dia sering tidak fokus ketika diajak bicara karena fokusnya menutupi lekuk tubuhnya. Klien mengatakan jarang berinteraksi karena takut ditolak kehadirannya. LAKUKAN : .. lekuk badannya - Klien sering menunduk.. saat diajak bicara - Klien kurang fokus - Kontak mata klien sulit.

Membangun hubungan saling percaya diawali dengan menjalin komunikasi terbuka antara perawat dan klien serta menjelaskan tujuan interaksi agar saling memahami.. melatih pengendalian kekhawatiran body image agar proses pemulihan lebih cepat. 54 menyapa dan . memberikan motivasi untuk mengevaluasi kembali gangguan citra tubuh dan kemampuan mengembangkan pikiran positif. Menjelaskan cara merawat pasien dengan gangguan citra tubuh: membantu mengembangkan motivasi agar pasien menerima kondisi tubuhnya yang telah dilatihkan perawat pada pasien.

Agar keluarga besar mendapat informasi dan bertindak sebagaimana mestinya.. amp; kondisi pasien 2) Buatlah kontrak.. ulangi : pelatihan lebih lanjut tentang cara perawatan dan tindak lanjutnya 3) Libatkan.. keluarga saat melatih pasien untuk mengatasi kekhawatiran body image melalui aktivitas yang mengarah pada pembentukan tubuh ideal 4) Diskusikan dengan. Gangguan citra tubuh: motivasi klien untuk melihat tubuhnya di cermin, memakai pakaian longgar, motivasi klien untuk berolahraga dengan giat dan meningkatkan hubungan sosial.

Referensi