Rasmun M.kes selaku pembimbing 1 yang memberikan masukan dan dorongan dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah ini. Selaku dosen pembimbing 2 yang memberikan masukan dan dorongan dalam penulisan proposal penulisan ilmiah ini.
Latar Belakang
Berdasarkan Survei Kesehatan Dasar tahun 2018, ditemukan prevalensi rumah tangga yang anggota rumah tangganya menderita gangguan jiwa skizofrenia (tahun per mil) di wilayah Kalimantan Timur sebesar 2%0. Kemudian pada tahun 2018, persentase rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga terpasung dengan skizofrenia sebesar 14% atau
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Dari data Puskismas Sempaja tahun 2018 diperoleh data 7 orang penderita gangguan jiwa halusinasi, 2 orang berisiko berperilaku kekerasan dan sisanya terdiagnosis skizofrenia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan komprehensif di rumah klien dengan masalah utama gangguan sensorik halusinasi.
Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Bagi tempat penelitian
Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensorik: halusinasi pendengaran.
Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Definisi
Faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa Halusinasi Pendengaran Gangguan jiwa halusinasi pendengaran merupakan salah satu gejala gangguan sensori
Fakta Biokimia: Stres berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan asetilkolin dan dopamin sehingga dapat menimbulkan kecemasan berlebihan. Stres lingkungan Ambang batas toleransi stres yang ditentukan secara biologis berinteraksi dengan pemicu stres lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
Tanda dan Gejala gangguan Jiwa Halusinasi Pendengaran
Pohon Masalah
Intensitas Level Halusinasi menurut Hartono (2010)
Konsep Keluarga .1 Pengertian Keluarga .1Pengertian Keluarga
Ciri-Ciri Keluarga
Tipe Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (Padila, 2012) ciri-ciri keluarga adalah keluarga merupakan suatu hubungan perkawinan, keluarga itu berupa suatu lembaga yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang dibentuk atau dipelihara dengan sengaja, keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur ) termasuk perhitungan garis. Warisan, keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota keluarga yang berkaitan dengan kemampuan mempunyai keturunan dan membesarkan anak. Keluarga adalah tempat tinggal bersama, rumah atau keluarga.
Tugas Kesehatan Keluarga
- Mengenal Masalah Kesehatan keluarganya
- Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan Yang Tepat
- Memberi Perawatan Pada Anggota Keluarga Yang Sakit
- Mempertahankan Suasana Rumah Yang Sehat
- Menggunakan Fasilitas Kesehatan Ada Di Masyarakat
Seringkali keluarga mengadopsi anak secara tidak tepat, namun bila keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya mendapat tindakan atau pengobatan lebih lanjut untuk mencegah terulangnya masalah yang lebih serius. Jika Anda mengalami gangguan atau permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga atau kerabat Anda, sebaiknya Anda bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya.
Strategi Pelaksanaan Pada Klien Dan Keluarga .1 Strategi Pelaksanaan Pada klien
Strategi pelaksanaan Pada Keluarga
Hal ini memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mendemonstrasikan, langsung di depan pasien, cara merawat pasien halusinasi.
Strategi Kunjungan Keluarga
Review (evaluasi) kunjungan bersama keluarga: apabila SP 1 berhasil dilanjutkan pada hari kedua dengan SP 2 untuk klien dan keluarga.
Pendekatan (Desain Penulisan)
Subyek Studi Kasus
Batasan Istilah (Definisi Operasional)
Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Prosuder Penulisan
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .1. Pengumpulan Data
Sumber data dikumpulkan dari orang-orang terdekat pasien (keluarga), seperti orang tua, saudara kandung atau pihak lain yang memahami dan dekat dengan pasien, yang dapat memberikan informasi lengkap mengenai masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data dikumpulkan dari catatan pasien (patient treatment atau catatan), yaitu riwayat penyakit pasien dan pengobatan sebelumnya.
Analisis Data
Bab ini menjelaskan hasil penelitian beserta pembahasan yang meliputi uraian data umum dan data khusus, serta analisis peningkatan peran keluarga dalam perawatan pasien sebelum dan sesudah penerapan peran keluarga. model pasien gangguan persepsi sensorik: halusinasi pendengaran terpadu di wilayah kerja Puskesmas Sempaja Kota Samarinda.
Hasil Studi Kasus
Gambaran Lokasi Studi Kasus
Gambaran subyek studi kasus
Nama pasien Tn. A merupakan anak tunggal dari keluarga Tn. S yang tinggal serumah. Pak A berumur 20 tahun, waktu kecil dia tidak bersekolah. Ada sesuatu yang salah pada dirinya yang membuatnya sulit mendapatkan teman. Saat itu Pak A mulai menyendiri dan tidak mau bersekolah lagi karena selalu dijauhkan oleh ayah Pak A.
Sejak saat itulah Pak A mulai mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya keluar rumah, saat Pak A ingin keluar rumah ia dimarahi oleh orang tuanya hingga Pak A. Ketika Tuan.
Data Asuhan Keperawatan a. Pengkajian a.Pengkajian
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Pemaparan Fokus Studi
Sedangkan pasien sendiri mampu mengenali jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi halusinasi, mengetahui cara mengenali situasi yang dapat menimbulkan halusinasi, dapat menjelaskan reaksi terhadap halusinasi dan dapat minum obat. secara teratur. Pada hari kedua, pasien mampu menghentikan halusinasinya, membuat jadwal aktivitas, melakukan aktivitas sesuai jadwal aktivitas, dan meminum obat secara rutin, dengan mendemonstrasikan sendiri cara menghentikan halusinasinya. Pada hari ketiga, pasien sudah bisa bercakap-cakap jika terjadi halusinasi, melakukan aktivitas sehari-hari sesuai jadwal, rutin minum obat.
Keluarga dapat mengajak pasien berbincang ketika pasien berhalusinasi, memantau aktivitas pasien sehari-hari, memantau dan mengatur pengobatan pasien. Pada hari keempat dan kelima pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai jadwal dan rutin meminum obat secara mandiri, serta keluarga selalu memantau aktivitas sehari-hari pasien sesuai jadwal termasuk memantau penggunaan obat pasien. Pada hari kedua, pasien mampu menghilangkan halusinasinya dan membuat jadwal aktivitas, menunjukkan kepada keluarganya sendiri bagaimana mengambil keputusan.
Pada hari ketiga pasien sudah bisa bercakap-cakap jika terjadi halusinasi, pasien juga melakukan aktivitas sehari-hari sesuai jadwal, rutin minum obat. Bagi keluarga, karena pada hari ketiga keluarga tidak bekerja, keluarga dapat mengajak pasien berbincang saat pasien berhalusinasi, memantau aktivitas sehari-hari pasien, memantau dan mengisi obat untuk pasien.
Pembahasan
Untuk keluarga Subjek 1, keluarga mampu mengungkapkan makna halusinasi, menyebutkan jenis-jenis halusinasi yang dialami pasien, menyebutkan tanda dan gejala halusinasi yang dialami pasien, mendemonstrasikan cara mengatasi halusinasi yang dialami pasien, melibatkan pasien dalam percakapan saat pasien berhalusinasi, memantau aktivitas pasien sesuai jadwal aktivitas, dan memantau pemberian obat kepada pasien. Untuk keluarga subjek 2, keluarga hanya mampu mengutarakan maksud halusinasinya, menyebutkan jenis halusinasi yang dialami pasien, menunjukkan tanda dan gejala halusinasi yang dialami pasien, mendemonstrasikan cara menghentikan halusinasi pasien, namun mengajak pasien untuk berbicara ketika pasien berhalusinasi, pemantauan aktivitas pasien sesuai jadwal kegiatan dan pemantauan pemberian obat pasien sangat jarang dilakukan karena kedua orang tua pasien bekerja sepanjang hari hingga sore hari, sehingga pemantauan aktivitas pasien sehari-hari sangat sulit bagi keluarga. M 2018, dengan judul yang sama yaitu asuhan keperawatan jiwa pada gangguan persepsi sensorik: halusinasi pendengaran terintegrasi dengan keluarga. Keluarga dinilai sangat penting dalam kesembuhan pasien gangguan persepsi sensorik halusinasi pendengaran yang dirawat di rumah. Hal ini diperkuat dengan teori peran Keliat (2012) Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa.
Dukungan keluarga selama pasien dirawat di rumah sangat diperlukan agar pasien termotivasi untuk sembuh, begitu pula keluarga. Bahwa asuhan keperawatan terpadu dengan keluarga dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan persepsi sensorik; halusinasi pendengaran yang diberikan melalui: penerimaan keluarga yang baik, terjalinnya hubungan saling percaya, lingkungan yang sehat dan harmonis secara psikologis, serta waktu luang dalam keluarga yang mengupayakan kesembuhan pasien. Teladan keluarga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien, dibuktikan dengan memberikan contoh kepada keluarga untuk menunjukkan cara merawat pasien.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa masukan atau saran bagi perawat untuk terus menerapkan strategi keluarga pada pasien dan keluarga yang menderita halusinasi pendengaran, mengingat pentingnya peran keluarga dalam perawatan gangguan jiwa di rumah, sehingga dapat memberikan hasil yang baik. tetap terkendali dan terkendali. Saran bagi pengembang dan penulis kedepannya agar strategi penerapan gangguan persepsi halusinasi pendengaran ini dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan strategi lain khususnya dalam menangani pasien penderita halusinasi pendengaran. merawat klien halusinasi SP di rumah, dan klien di rumah, berharap dapat mandiri dalam menjalankan strategi penerapan pengendalian halusinasi khususnya minum obat tanpa keluarga di rumah, dan diharapkan masyarakat di sekitar tempat tinggal pasien, dapat dukungan dengan ikut serta dalam pengobatan pasien halusinasi pendengaran, menerima pasien seperti masyarakat pada umumnya.
Keterbatasan penulis
Diharapkan keluarga mampu mengambil tindakan mandiri dalam merawat pasien di rumah dengan strategi penerapan halusinasi dan klien. diharapkan mandiri dalam menjalankan strategi penerapan pengendalian halusinasinya, terutama dalam meminum obat secara rutin sebagai tanda kehadiran keluarga di rumah. 1 Kaji jadwal aktivitas harian klien. halusinasi dengan melakukan aktivitas 1. mencakup cara mengendalikan halusinasi dengan cara. memasukkan aktivitas ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari. Klien dapat memasukkan aktivitas sehari-harinya ke dalam jadwal aktivitas hariannya. Gabungkan penggunaan obat secara teratur ke dalam jadwal aktivitas harian Anda.
Klien mengatakan bahwa ia telah melakukan aktivitas sehari-hari seperti minum obat secara teratur dalam rencana aktivitas harian Anda. kegiatan/kegiatan di rumah termasuk minum obat. Dorong klien untuk memasukkan semua keterampilan yang telah dilatih ke dalam jadwal aktivitas hariannya dan melakukannya setiap hari. Dorong klien untuk memasukkan semua keterampilan yang telah dilatih ke dalam program aktivitas sehari-hari dan menerapkannya setiap hari.Perawat:.
1. 7 Mendorong klien untuk memasukkan cara memasukkan halusinasi tersebut ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.. pengetahuan keluarga tentang masalah yang dialami klien 2. 2 Menjelaskan pengertian, tanda dan... kemampuan anggota keluarga dalam merawat keluarga yang sakit anggota 3. 2 Evaluasi SP1K 3. 3 Evaluasi SP2K 3. 4 Evaluasi SP3K. 3. 5 Dorong klien untuk memasukkan semua keterampilan yang dilatih ke dalam jadwal aktivitas hariannya dan melakukannya setiap hari. Klien menyatakan melakukan tindakan pengendalian halusinasi sesuai dengan jadwal aktivitas sehari-hari yang telah dibuat.
Klien mampu. mendemonstrasikan cara mengendalikan halusinasi dengan benar dan efektif. sertakan dalam jadwal aktivitas harian Anda.
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
PSP)
- Keluarga
- Keluarga
- Keluarga
- Pasien
- Pasien
- Pasien
- Pasien
Kontrak (topik, masa, tempat): "Baiklah, mari kita bercakap tentang suara yang ibu/ayah dengar, tetapi ia seolah-olah tidak wujud. Caranya apabila suara-suara itu datang, ibu/ayah segera berkata, pergilah, Saya tidak mahu mendengarnya. Objektif respons penilaian: “Cuba ibu/ayah sebut nama suara yang anda dengar semula.
Evaluasi respon subyektif: “Bagaimana perasaan anda setelah kita mempraktekkan cara yang kedua yaitu bertemu dan berbicara dengan orang lain?” Jadi, jika Anda mendengarkan suara-suara ini, Anda dapat mempraktikkan dua metode yang telah kami praktikkan.” Lalu sudahkah Anda melatih cara memarahi dan berbicara dengan orang lain sesuai jadwal?
“Jadi jika Anda mendengarkan suara-suara itu lagi, Anda bisa mempraktikkan 3 metode yang kami praktikkan.” Minum obat sangat penting agar suara-suara yang selama ini Anda dengar dan mengganggu Anda tidak lagi muncul.