PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan kata lain, diare adalah tinja yang mengandung feses cair atau semi cair. Kadar air pada tinja lebih tinggi dari normal atau frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak-anak (Puri Mahayu, 2016).
Rumusan Masalah
Pencegahan tingkat kedua (pencegahan sekunder), yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, yaitu: pemberian oralit. Pencegahan ketiga (pencegahan tersier), yang meliputi pencegahan kecacatan dan rehabilitasi, yaitu: konsumsi makanan bergizi dan pemeliharaan keseimbangan cairan.
Tujuan Penelitian
Pasien diare dengan dehidrasi berat harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengobatan yang memadai, oleh karena itu perawat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang penyakit diare dengan memberikan edukasi tentang pentingnya pencegahan penyakit diare (Lestari, 2016).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan studi kasus mengenai asuhan keperawatan pada anak yang terdiagnosis gastroenteritis. Sebagai tambahan pengetahuan bagi profesi keperawatan dan memberikan wawasan yang lebih baik mengenai asuhan keperawatan pada anak yang terdiagnosis Gastroenteritis.
Metode Penulisan
- Metode
- Teknik Pengumpulan Data
- Sumber Data
- Studi Kepustakaan
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, catatan perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya. Studi pustaka adalah mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang sedang dibahas.
Sistematika Penulisan
Pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan cairan yang tidak mencukupi. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi akibat sering buang air besar dan mencret.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Penyakit
- Definisi
- Etiologi
- Manifestasi Klinis
- Patofisiologi
- Diagnosa Banding
- Komplikasi
- Pemeriksaan Penunjang
- Pencegahan
- Penatalaksanaan
Gangguan biokimia seperti asidosis metabolik akan menyebabkan laju pernapasan lebih cepat dan lebih dalam (pernafasan Kusmaul). Penyebab gastroenteritis akut adalah invasi virus (Rotravirus, Adenovirus Enteris, Norwalk Virus), bakteri atau racun (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yesinia dan lain-lain), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Konsep Anak
- Konsep Pertumbuhan dan perkembangan
- Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak
- Ciri-Ciri Tumbung Kembang Anak
- Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
- Perkembangan Sosial Anak
- Perkembangan Psikoseksual Anak
- Perkembangan Psikososial Anak
- Perkembangan Moral Anak
- Perkembangan Kognitif Anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa mempunyai ciri khas tersendiri. Peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga juga menjadi sarana yang baik bagi tumbuh kembang anak.
Konsep Hospitalisasi
- Pengertian
- Kehilangan Kendali
- Karakteristik Perkembangan Respon Anak
- Efek Hospitalisasi Anak
- Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi
- Konsep Solusi
Pada sistem pencernaan, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena tanda diare lebih dari 3 kali buang air besar. Tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus ketika mempelajari sistem muskuloskeletal dan integumen. Dalam diagnosis keperawatan hipertermia terkait proses penyakit, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena perencanaan yang dilakukan sama.
Pada diagnosa keperawatan gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi akibat sering buang air besar dan mencret, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus karena perencanaan yang dilakukan sama. Dalam diagnosa keperawatan tingkat pengetahuan kurang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, tidak ada kesenjangan. Dalam diagnosa keperawatan, tingkat pengetahuan yang kurang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, semua perencanaan tindakan keperawatan seperti penjelasan kepada orang tua tentang hipertermia, pemberian makan dan diare dilaksanakan.
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Riwayat Keperawatan
- Analisa Data
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi
- Implementasi
- Evaluasi
Kerangka Masalah
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Riwayat Keperawatan
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat Tumbuh Kembang
- Genogram
- Riwayat Nutrisi
- Riwayat Psikososial
- Observasi dan Pengkajian Fisik
- Pemeriksaan Diagnostik
- Terapi
- Analisa Data
- Daftar Masalah Keperawatan
- Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
- Rencana Tindakan Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Catatan Perkembangan
- Evaluasi Perkembangan
Saat ini ibu memberikan makanan 4 sehat 5 sempurna dan selama ini tidak ada keluhan mengenai usia bayi. Sementara dari tinjauan kasus didapatkan bentuk dada pasien simetris, pola pernafasan teratur, irama pernafasan teratur, tidak ada bunyi nafas tambahan, susunan ruas tulang belakang normal, dan fermitus vokal normal. . sama antara kanan dan kiri, tidak ada retraksi otot penunjang pernafasan, tidak ada perkusi toraks, tidak ada alat pernafasan. Sedangkan tinjauan kasus menunjukkan pasien tidak merasakan nyeri dada, irama jantung teratur, denyut kuat pada posisi bradial, bunyi jantung beberapa S1 dan S2, CRT <2 detik, tidak ada sianosis, tidak ada jari pemukul, tekanan darah 110/70 mmHg , detak jantung 120 x/menit dll hilang.
Sedangkan pada case review, kesadaran pasien tersusun dengan GCS 4 5 6, orientasi baik, tidak kejang, tidak kaku leher, tidak sakit kepala. Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan frekuensi buang air kecil pasien 5x/hari, warna kecoklatan, bau khas, produksi urin 750 ml/hari, kamar mandi bekas, tidak ada alat yang digunakan, dan tidak ada kendala dalam mengeluarkan urin. air seni. Sedangkan data mukosa mulut pasien kering, kebersihan mulut bersih, kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari dengan gigi bersih, tenggorokan tidak ada gangguan, perut buncit, gerak peristaltik 18 kali/menit, feses 5 kali/hari, cairan konsisten. dan berlendir, warna kuning kecoklatan, berbau khas, tempat pasien biasa menggunakan kamar mandi, kesulitan mengeluarkan alvi, pasien diare lebih dari 5 kali, tidak menggunakan obat pencahar.
Sedangkan pada tinjauan kasus terdapat data kemampuan gerak sendi dan anggota badan dengan leluasa, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, kulit kering, akral hangat, turgor berkurang, cairan kering, tidak ada edema. Saat mendiagnosis kerusakan integritas kulit akibat iritasi akibat sering buang air besar dan mencret, kulit anus pasien kembali normal dalam waktu 2x24 jam karena tidak ada lecet dan ruam serta masalah teratasi pada tanggal 25 Januari 2019 teratasi dan intervensi dihentikan.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pada penelitian ini ditemukan gap antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, yaitu warna feses berbeda antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka. Pada penelitian ini terdapat gap antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena tidak ditemukannya faktor penyebab diare. Sementara itu, ibu pasien dalam tinjauan kasus mengatakan pasien jarang jajan di luar dan selalu mencuci tangan sebelum makan.
Kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ini disebabkan karena penyebab diare bukan hanya faktor lingkungan dan perilaku. Pada sistem kardiovaskular, terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, yaitu denyut nadi pasien tidak cepat dan lemah. Pada sistem saluran kemih, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan kasus ditemukan angka produksi urin sebesar 750 mL/hari.
Diagnosa Keperawatan
Pada palpasi terjadi hipotonia, kulit kering, elastisitas menurun, turgor kulit menurun dan selaput lendir mengering, ubun-ubun besar tampak cekung. Pada tinjauan kasus, tidak ada diagnosa keperawatan defisiensi volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan dari saluran cerna melalui feses atau muntahan yang terjadi karena hasil perhitungan keseimbangan cairan pasien positif dan ibu selalu memberikan pasien cukup cairan. Diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asidosis metabolik tidak terjadi karena pasien tidak menjalani pemeriksaan GDA (gas darah arteri).
Diagnosa keperawatan risiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan elektrolit berlebih juga tidak muncul karena hasil perhitungan keseimbangan cairan pasien positif : 2017 cc, nadi pasien 120 x/menit dan akral hangat.
Rencana Tindakan Keperawatan
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Pembatasan selama sakit adalah tidak minum susu, makan buah dan makanan manis, tidak ada pantangan makan. Bentuk dada pasien simetris, pola pernafasan benar, ritme pernafasan benar, tidak ada bunyi nafas tambahan, sebaran ruas tulang belakang normal, fermitus vokal antara kanan dan kiri sama, ada tidak ada retraksi otot pernafasan, perkusi toraks nyaring, alat pernafasan tidak ada, batuk dan dahak tidak ada. Pasien tidak nyeri dada, irama jantung teratur, denyut kuat pada posisi bradial, bunyi jantung S1 (S1 terletak pada ICS midklavikula kiri ke-5) dan S2 (S2 pada ICS midsternal kanan ke-4) tunggal, CRT <2 detik .tidak ada sianosis, tidak ada rasa berdenyut pada jari dan lain-lain yang hilang.
Mukosa mulut pasien kering, bibir normal, lidah bagian tengah lidah berwarna putih, kebersihan mulut bersih, kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari dengan gigi bersih, tidak ada masalah pada tenggorokan, Perut kembung, gerak peristaltik 18x/menit, feses 5x/hari, selalu cair dan berlendir, warna kuning kecoklatan, berbau khas, tempat yang biasa digunakan kamar mandi pasien, masalah pembuangan alvi pasien diare lebih dari 5 kali, tidak tidak menggunakan obat pencahar. Mukosa hidung bersih, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal, pemeriksaan menggunakan bau kopi dan bau jeruk, tidak menggunakan alat bantu, dan tidak ada kelainan lain. Bentuk telinga normal, ketajaman pendengaran normal, pemeriksaan dengan jam tangan, tidak ada alat bantu dan tidak ada kelainan lain.
Pasien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid, tidak mengalami pembesaran kelenjar parotis, tidak mengalami hiperglikemia, dan tidak mengalami hipoglikemia. Menurut Pritayani (2013), tinjauan literatur menunjukkan adanya peningkatan atau normal frekuensi pernapasan, ritme pernapasan teratur, pola pernapasan teratur, bentuk dada simetris dan tidak ada kontraksi otot-otot bantu pernapasan kanan dan kiri. vokal. fremitus sama, paru nyaring, tidak ada bunyi nafas tambahan.
EVALUASI
Simpulan
Namun penulis mengutamakan diagnosa keperawatan yaitu diare berhubungan dengan proses infeksi, hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, resiko terjadinya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan cairan yang tidak mencukupi, tingkat pengetahuan yang kurang berhubungan dengan kurangnya informasi yang diperoleh. tentang diare, integritas kulit kurang berhubungan dengan peningkatan frekuensi buang air besar. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan diare pasien berhenti dengan kriteria Hasil : Keluarga pasien melaporkan diare berkurang, feses sudah terbentuk, frekuensi buang air besar 1 x/hari, bising usus dalam batas normal (10 – 30 x/detik). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akibat asupan nutrisi yang tidak mencukupi. Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan asupan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria : Tidak terjadi penurunan berat badan, nafsu makan meningkat, porsi makan lebih banyak, pasien tidak mengeluh mual dan muntah.
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien memahami diare Kriteria Hasil : Ibu mampu menjelaskan kembali pengertian diare, Ibu mampu menyebutkan 3 dari 4 penyebab diare, ibu mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala diare, Ibu mampu menyatakan kembali indikasi mengenai penatalaksanaan diare. Setelah melakukan prosedur perawatan selama 2 x 24 jam diharapkan kulit pasien tetap utuh, proses pembaharuan kulit dan mencegah terjadinya luka berulang, mampu melindungi kulit dan menjaga kelembaban kulit serta perawatan alami (Nurarif dan Kusuma, 2015 ). Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan klien secara aktif dalam pemberian asuhan keperawatan, karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat dan pasien.
Saran
Judul : “Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diagnosa Medis Gastroenteritis (GE) Di Ruang Asoka RSUD Bangil Pasuruan”. Sebelum menandatangani di bawah ini, saya mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari mahasiswa yang disebutkan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini.
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses untuk memahami studi kasus ini dengan baik. Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini. Nama ayah/ibu Umur ayah/ibu Pekerjaan ayah/ibu Agama ayah/ibu Pendidikan ayah/ibu Alamat.