• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA "

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi biasanya disebabkan oleh tekanan sistolik dan diastolik di atas batas normal serta pola hidup yang tidak sehat. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015, prevalensi hipertensi di dunia telah mencapai sekitar 1,13 miliar orang, yang berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat dan mencapai 1,5 miliar orang pada tahun 2025, dengan kematian mencapai 9,4 juta orang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi kini semakin sering terjadi pada lansia, sejalan dengan hal tersebut, lansia dengan hipertensi sering kali mengurangi aktivitas fisiknya karena penurunan fungsi degeneratif (Activity et al., 2017). Penelitian Kartikasari, A.N menunjukkan ada hubungan antara perilaku merokok dengan prevalensi hipertensi dengan nilai P value 0,010; OR = 9,537 dan CI.

Tembakau mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan tekanan darah. Pasalnya, bahan kimia dalam tembakau, seperti nikotin, dapat meningkatkan tekanan darah seseorang hanya dengan sekali isapan. Banyak upaya yang dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan, diantaranya memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien dengan memberikan edukasi tentang hipertensi.

Rumusan Masalah

Mengatasi sakit kepala hipertensi dapat dilakukan agar pasien merasa aman dan nyaman, yaitu dengan terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologi.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Sebagai tambahan pengetahuan bagi profesi keperawatan dan untuk lebih memahami asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau teman dekat klien, rekam medis perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya. Studi kepustakaan merupakan kajian terhadap buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan permasalahan yang sedang dibahas.

Sistematika Penulisan

Selama fase implementasi, perawat mengumpulkan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2013). Untuk memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai pola makan yang cocok untuk hipertensi maka makanan yang diberikan oleh Ny. M sebaiknya benar-benar rendah garam dan mengurangi makanan berlemak.

Intervensi keperawatan merupakan suatu proses merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai dengan prioritas masalah keperawatan keluarga, mempunyai strategi keperawatan yang tepat dan menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kebutuhan klien. Rencana asuhan keperawatan pada Ny. S diambil dalam tinjauan literatur berdasarkan teori asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi pada Ny. asuhan keperawatan S. Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis hipertensi di Kraton Sidogiri Desa Pasuruan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis. diagnosis hipertensi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan secara aktif keluarga dan klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien dan keluarga. Aspiani Yuli Reny, 2018, Buku Ajar Keperawatan Klien Penyakit Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit Hipertensi

  • Definisi Hipertensi
  • Anatomi Jantung
  • Etiologi Hipertensi
  • Klasifikasi Hipertensi
  • Manifestasi Klinis Hipertensi
  • Patofisiologi Hipertensi
  • Komplikasi Hipertensi
  • Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
  • Penatalaksanaan Hipertensi

Tekanan darah adalah kekuatan atau tekanan peredaran darah yang diberikan pada dinding pembuluh darah utama tubuh, yaitu arteri. Jantung (Latin: cor) adalah organ berongga dan berotot yang memompa darah melalui pembuluh darah melalui kontraksi ritmis yang berulang. Penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi berupa kelainan pembuluh darah ginjal, kelainan tiroid (hipertiroidisme), hiperalosteronisme, dan kelainan parenkim (Buss dan Labus, 2013).

Mekanisme hormonal sama dengan mekanisme saraf yang juga berfungsi mengatur tekanan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2008). Selain merangsang pembuluh darah, rangsangan pada sistem saraf simpatis juga menyebabkan pelepasan norepinefrin dan epinefrin dari medula adrenal ke dalam darah. Hormon norepinefrin dan epinefrin dalam aliran darah akan merangsang pembuluh darah untuk melakukan vasokonstriksi.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor (Saferi & Mariza, 2013). Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer mempengaruhi perubahan tekanan darah yang terjadi pada lansia (Smeltzer & Bare, 2008).

Gambar 1. Jantung normal.
Gambar 1. Jantung normal.

Konsep Dasar Lansia

  • Definisi Lansia
  • Kelompok Lansia
  • Klasifikasi Lansia
  • Karakteristik Lansia

Proses menua merupakan proses seumur hidup yang dimulai tidak hanya dari waktu tertentu saja, melainkan sejak awal kehidupan. Menjadi tua merupakan suatu proses alami yang artinya seseorang telah melalui tiga tahapan kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016). Usia tua merupakan masa terakhir kehidupan manusia, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugas sehari-hari (tahap kemunduran).

Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindrom dan penyakit dibandingkan orang dewasa lainnya (Kholifah, 2016). Lansia akan mengalami proses hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki dirinya secara perlahan, sehingga tidak dapat mempertahankan tubuh terhadap infeksi dan tidak mampu memperbaiki jaringan yang rusak (Constantinides, 1994 dalam Sunaryo, et.al, 2106). Berdasarkan SUPAS Badan Pusat Statistik tahun 2015, dilihat dari status perkawinannya, penduduk lanjut usia sebagian besar sudah menikah (60%) dan bercerai (37).

Rinciannya, lanjut usia perempuan yang bercerai berjumlah sekitar 56,04% dari total perceraian, dan lanjut usia laki-laki yang menikah sebanyak 82,84%. Hal ini disebabkan karena angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan angka harapan hidup laki-laki, sehingga persentase lansia perempuan yang bercerai meninggal lebih tinggi dan laki-laki lanjut usia yang bercerai umumnya menikah lagi (Ratnawati, 2017).

Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Keluarga berharap tenaga medis dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan membantu Bapak. Tabel 3.3 Analisis data asuhan keperawatan pada Ny. Nyeri akut berhubungan dengan pemicu cedera secara fisiologis, terbukti dengan pasien yang sering mengeluh sakit kepala di tengkuk saat tekanan darahnya meningkat. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya pelatihan tirah baring. Respon : Keluarga dan klien memberikan respon yang baik.

M dengan nyeri akut dalam diagnosa medis hipertensi di desa Sidogiri Kraton Pasuruan yang melibatkan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini ditemukan bahwa klien Ibu M tidak terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, dimana menurut hasil yang diperoleh dari tinjauan kasus yaitu merasa pusing, mengeluh nyeri, meringis, denyut nadi meningkat, peningkatan tekanan darah, sehingga timbul masalah nyeri akut. Saat meninjau kasus tersebut, penulis membuat 2 diagnosis, yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan faktor merugikan fisiologis dan intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan.

Temuan yang diperoleh adalah Ibu S menjalani intervensi untuk: 1) Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, 2) Memantau kelelahan fisik dan emosional, 3) Memantau pola dan jam tidur, 3) Memantau lokasi dan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Diagnosis yang dihasilkan adalah nyeri akut yang berhubungan dengan agen fisiologis cedera dan intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan.

Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Data Umum
  • Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
  • Data Lingkungan
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Stres dan Koping Keluarga
  • Pemeriksaan Fisik

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

Prioritas Masalah

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik dan dapat melaksanakan latihan sehari-hari. 1.4.8 Memotivasi klien dan keluarga untuk hidup sehat.

Evaluasi Keperawatan

Menurut NANDA (2012), nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan yang tiba-tiba. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan permulaan. Penulis memilih nyeri akut sebagai diagnosis keperawatan prioritas tinggi (prioritas pertama) yang harus diatasi karena permasalahan nyeri akut pada tahap skoring prioritas mempunyai nilai 3,67 lebih tinggi dibandingkan intoleransi aktivitas dengan nilai 2,67.

Dalam diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan obat yang berbahaya secara fisiologis, terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dimana tindakan keperawatan tidak direncanakan 1) identifikasi riwayat alergi obat 2) pantau efektivitas analgesik 5) Diskusikan jenis analgesik yang diutamakan untuk mencapai analgesia yang optimal, 6) Mendokumentasikan respon terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan, 7) Menjelaskan efek terapeutik dan efek samping obat. Pada akhir evaluasi keperawatan diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan pasien telah teratasi karena sesuai dengan tujuan yang ditetapkan perawat yaitu perkembangan yang muncul selama perawatan. evaluasi. dari Pak J. Terdapat data subjektif : 1). M tampak tersenyum karena sakit kepala, nyeri berdenyut di leher seperti menusuk dan hilang dengan skala nyeri 5 yang terjadi secara tiba-tiba, klien juga sulit bergerak saat nyeri muncul.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Asesmen keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang digunakan perawat untuk mengukur kondisi klien dan keluarga, dengan menggunakan standar standar kesehatan pribadi dan sosial, serta integritas dan kemampuan mengatasi masalah (Ali, 2010). M pasien sering merasa pusing, sakit kepala menjalar ke leher belakang dengan P : bila tekanan darah tinggi, Q : terasa pengap, R : sebagian kepala menjalar ke leher belakang, T : Datang dan pergi, darah tekanan 160/90, skala nyeri 4, denyut nadi meningkat dan ekspresi wajah tampak nyengir serta keluarga tidak mengenali gangguan atau gangguan kesehatan yang dialami pasien.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres panas/dingin, terapi bermain). Identifikasi potensi alergi obat, interaksi, dan kontraindikasi (misalnya gangguan menelan, mual/muntah, radang usus, penurunan gerak peristaltik, penurunan kesadaran, program olah raga). Identifikasi tanda dan gejala utama penurunan curah jantung (termasuk dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroksismal, dispnea nokturnal, peningkatan CVP).

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Faktor risiko hipertensi pada lansia di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Faktor risiko hipertensi pada lansia di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa 1,2,3. Melalui surat ini kami mohon kepada Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan untuk mengizinkan siswa kami melakukan pendataan dasar di tempat tersebut. Sebelum saya bertanda tangan di bawah ini, saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Safrin Zuhroidah tentang proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang telah dijelaskan.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses peninjauan studi kasus ini dan telah menerima salinan formulir ini. Dengan ini saya menyatakan kesediaannya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses penanganan studi kasus ini dengan baik. Seluruh data dan informasi saya sebagai peserta akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini saja.

Gambar

Gambar 1. Jantung normal.
Tabel 2.2 Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga  N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Methodology  Clear and detailed description of methodology may consist of field work, sampling techniques, interview session, analysis ; lab work of different phases, experimental