• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Tujuan Penulisan

  • Tujuan umum
  • Tujuan khusus

Manfaat Penulisan

  • Bagi institusi rumah sakit
  • Bagi profesi keperawatan
  • Bagi institusi pendidikan

Metode Penulisan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan fisiologi

Lapisan ini merupakan lapisan berwarna biru kehijauan dan terdiri dari 5-8 lapisan, sel-selnya tersusun dari sel-sel yang berbentuk poligonal. e) lapisan basal/germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal/basal, stratum basal menggantikan sel-sel di atasnya dan merupakan sel induk a) Bagian atas, pars papillaris (Stratum papillaris). Lapisan ini berada tepat di bawah epidermis dan terdiri dari sel-sel fibroblas yang menghasilkan suatu bentuk kolagen.

Di stratum basale, sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel sekitarnya. e) Sel Langerhans, berperan penting sebagai sel imun protektif yang menyajikan antigen terhadap mikroba dan sel fagositik, bertugas memfagosit mikroba yang masuk melalui sel keratin dan sel Langerhans.

Etiologi

Contohnya termasuk luka bakar yang disebabkan oleh rokok dan peralatan seperti besi solder atau peralatan memasak. Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau antasida yang biasa digunakan dalam industri militer atau pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga. Luka bakar akibat paparan sinar matahari yang parah mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

30% pasien luka bakar yang memerlukan perawatan medis mengalami luka bakar akibat paparan cairan panas.

Patofisiologi

Keluarga mengatakan pasien mengalami luka bakar akibat ledakan gas saat mencoba menyalakan kompor. Pertanyaan: Apakah resusitasi cairan efektif dalam memperbaiki keseimbangan cairan pada pasien luka bakar yang mengalami hipovolemia.

Tabel 2.2 : Klasifikasi Kedalaman Luka Bakar   Derajat
Tabel 2.2 : Klasifikasi Kedalaman Luka Bakar Derajat

Manifestasi klinik

Pemeriksaan diagnostik

Penatalaksanaan medis

Pada luka bakar parah yang berhubungan dengan trauma inhalasi, intubasi (pemasangan selang endotrakeal) dan/atau krikotiroidektomi darurat dilakukan sedini mungkin sebelum ditemukan obstruksi jalan napas yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Penatalaksanaan awal pada pasien luka bakar harus mencakup pemberian cairan intravena yang adekuat dan akses intravena yang memadai, terutama pada area ekstremitas yang tidak terkena luka bakar. Pada luka bakar yang luas terjadi perubahan permeabilitas kapiler yang akan diikuti dengan ekstravasasi cairan (protein plasma dan elektrolit) dari jaringan intravaskular ke jaringan interstisial, sehingga terjadi hipovolemia intravaskular dan edema interstisial.

Pada luka bakar parah dengan perubahan permeabilitas kapiler yang hampir sempurna, terjadi akumulasi cairan dalam jumlah besar di jaringan interstisial, yang menyebabkan kondisi hipovolemik. Luka bakar pada kulit menyebabkan hilangnya sejumlah sel darah merah tergantung pada ukuran dan kedalaman luka bakar. Perawatan tergantung pada sifat dan ukuran luka: luka bakar tingkat satu adalah luka ringan dengan hilangnya sedikit lapisan pelindung kulit.

Luka bakar derajat dua (dangkal) memerlukan perawatan luka setiap hari, mula-mula luka diolesi salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan dibalut kembali dengan perban elastis. Penderita burnout membutuhkan jumlah dan kualitas yang berbeda dengan orang normal karena penderita burnout umumnya mengalami keadaan hipermetabolik. E&G dilakukan 3-7 hari setelah terjadinya luka, umumnya 20% luka bakar diangkat setiap harinya dan dilanjutkan keesokan harinya.

Escharotomy Luka bakar derajat III pada ekstremitas dapat menyebabkan iskemia distal yang progresif, terutama jika terjadi edema selama resusitasi cairan dan ketika kerak luka mengecil. Selain itu, luka bakar total pada dada atau perut dapat menyebabkan masalah pernapasan dan hal ini dapat diatasi dengan eskarotomi.

Komplikasi

Contoh antibiotik yang biasa digunakan dalam bentuk salep antara lain: silver sulfadiazine, mafenide acetate, silver nitrate, povidone-iodine, bacitracin (biasanya untuk luka bakar derajat satu), neomycin, polymyxin B, nisatatin, mupirocin, Mebo. Pendarahan dari lambung, yang terjadi akibat stres fisiologis yang parah (hipersekresi asam lambung), dapat ditandai dengan adanya darah samar pada tinja, regurgitasi muntahan atau muntahan berdarah, yang merupakan tanda-tanda tukak bengkok. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan cairan atau bahkan hipovolemia akibat resusitasi cairan yang adekuat.

Output urin yang tidak mencukupi mungkin mengindikasikan resusitasi cairan yang tidak memadai, terutama terdeteksinya hemoglobin atau mioglobin dalam urin.

Konsep Dasar Keperawatan

  • Diagnosa keperawatan
  • Luaran dan perencanaan keperawatan
  • Perencanaan pulang (Discharge planning)
  • Patoflodiagram

Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, jadi jalan napas, pernapasan, sirkulasi, kecacatan, dan paparannya harus diperiksa terlebih dahulu. Pada luka bakar ditemukan obstruksi akibat edema mukosa saluran nafas ditambah sekret yang diproduksi secara berlebihan (hiperekskresi) dan mengental. Luka bakar menyebabkan kerusakan jaringan dan menyebabkan edema. Pada luka bakar yang luas, syok hipovolumik dapat terjadi akibat kebocoran plasma yang luas.

Gejala: berbagai jenis nyeri, misalnya luka bakar derajat satu sangat sensitif terhadap sentuhan, tekanan, pergerakan udara dan perubahan suhu, luka bakar derajat dua dengan ketebalan sedang sangat nyeri. Bersihan jalan napas yang tidak efektif berhubungan dengan edema laring yang ditandai dengan dispnea, kegelisahan, perubahan laju pernapasan, perubahan pola pernapasan. Dalam buku Standar Hasil dan Intervensi Keperawatan Indonesia yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat PPNI tahun 2018 disebutkan bahwa outcome dan intervensi keperawatan yang tepat untuk kasus luka bakar adalah sebagai berikut.

SLKI : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x6 jam diharapkan bersihan jalan nafas meningkat sesuai kriteria outcome. SLKI : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x6 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat sesuai kriteria hasil. Rasional : Frekuensi pernapasan pasien luka bakar harus dipantau secara berkala agar oksigen dalam tubuh pasien tetap dalam batas normal a) Sesuaikan hasil pemantauan bila diperlukan.

Rasional : Membersihkan saluran nafas sehingga ventilasi dapat membaik kembali a) Ajarkan pasien dan keluarga menggunakan oksigen di rumah. Area luka bakar 70%, nadi lemah dan tidak teratur, turgor kulit menurun, akral dingin, CRT > 2 detik, bibir kering, hidrasi kulit > 3 detik, albumin 2,4g/dl.

PENGAMATAN KASUS

Identifikasi Masalah

Pasien mengaku mengalami luka bakar akibat ledakan kompor gas yang menimpa dan membakar hampir seluruh tubuh pasien. Lidah pasien terbakar - Alis pasien terbakar - Pasien tampak sesak - Terdengar bunyi stridor - Frekuensi pernapasan 30x/menit - Irama pernapasan tidak teratur - Spo2 85%. P: Pasien mengatakan ada nyeri pada area luka bakar dan bertambah parah jika digerakkan, terutama jika kulit yang terbakar bersentuhan dengan benda lain.

Keluarga mengatakan pasien mengalami luka bakar akibat ledakan gas saat mencoba menyalakan kompor yang gasnya bocor.

Diagnosa Keperawatan

B 19 tahun dengan luka bakar di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Bhayangkara Makassar selama 1x6 jam. Pasien mengatakan mengalami luka bakar, luka bakar pada bagian wajah, badan depan dan belakang, serta kaki (70%) dengan bula grade IIb. Penulis tidak menegakkan diagnosis tersebut karena pada saat pengkajian sudah ditemukan adanya luka bakar yang menimbulkan kerugian pada pasien.

Pembahasan penerapan Evidence-Based Nursing P: Pasien luka bakar mengalami hipovolemia P: Pasien luka bakar mengalami hipovolemia I: Pemberian resusitasi cairan. Judul EBN: Efektivitas resusitasi cairan untuk meningkatkan keseimbangan cairan pada pasien luka bakar yang mengalami hipovolemia di IGD RS Bhayangkara Makassar. Penelitian tersebut memberikan intervensi resusitasi cairan pada luka bakar dengan menggunakan cairan kristaloid dan cairan koloid.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hardiana Shahara pada tahun 2020 tentang pengobatan resusitasi cairan pada pasien luka bakar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu pada tahun 2014-2016 tentang analisis korelasi waktu pemberian resusitasi cairan dengan mortalitas pasien luka bakar berat pada fase darurat. Para peneliti berpendapat bahwa pemberian resusitasi cairan memberikan dampak yang lebih besar terhadap kematian pasien luka bakar pada fase darurat dibandingkan pada fase rehabilitasi (Ida Ayu Agung Laksmi, 2019).

Evaluasi kepatuhan penerapan standar operasional prosedur manajemen nyeri pada pasien luka bakar di RSUD Dr. RSUP. Judul “Keperawatan Pasien Luka Bakar di Unit Gawat Darurat RS Bhayangkara.

Perencanaan Keperawatan

Pelaksanaan Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Daftar obat

Menurut Majid & Prayogi (2013) dalam Ekawati (2019), secara tinjauan teori terdapat beberapa penyebab terjadinya luka bakar, yaitu : api, air panas, listrik, bahan kimia dan kontak radiasi. Penulis mengangkat diagnosis ini karena pasien mengalami luka bakar, luas luka bakar 70%, derajat IIb, tampak bula pada luka bakar, luka tampak putih kemerahan, leukosit: 16,80/mm3. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan penulis sebelum pasien dipindahkan ke ruang perawatan ICU, penulis menyimpulkan bahwa masalah hipovolemia belum teratasi, dibuktikan dengan luka bakar hampir di sekujur tubuh, AC lemah, teraba lemah dan tidak teratur. nadi, turgor kulit menurun, selaput lendir kering, sumbat cairan RL 500 ml, dipasang kateter.

Cairan resusitasi yang diberikan pada pasien luka bakar adalah cairan kristoid (Nacl 9% mengandung natrium dan klorida, Ringer Laktat mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida dan air) dan cairan koloid (gelatin mengandung protein hewani, Dektran mengandung polimer glukosa). B, 19 tahun, dirawat di rumah sakit pada 3 Mei 2023 dengan diagnosa medis luka bakar dengan keluhan luka. Selama pengkajian, keluhan yang dialami pasien berupa luka bakar luas pada wajah, lengan, badan depan dan belakang serta tungkai (70% area) derajat IIb disertai bula.

Secara teoritis, penyebab terjadinya luka bakar ada beberapa yaitu api, air panas, bahan kimia, radiasi/sinar UV, listrik. Meningkatkan mutu pelayanan seperti tenaga kesehatan profesional dan berpengalaman serta fasilitas yang memadai khususnya untuk penanganan pasien luka bakar di instalasi gawat darurat, agar pasien dapat ditangani secara cepat dan memadai sehingga tidak timbul komplikasi bagi pasien dan pasien. Menerapkan pengetahuan dan keahlian tentang tindakan keperawatan darurat pada pasien luka bakar secara cepat dan tanggap sesuai dengan keperawatan berbasis bukti agar tidak terjadi komplikasi.

S dengan diagnosa medis luka bakar listrik derajat III 6% dan derajat IIB 1% (KIA) di IGD Luka Bakar RDUP DR. Luka bakar derajat II-III 90% akibat kebakaran pada laki-laki berusia 22 tahun di bagian bedah RSUD Abdul Moeloek, Lampung.

PEMBAHASAN KASUS

Pembahasan Penerapan Evidence Based Nursing

Resusitasi cairan adalah proses penggantian cairan tubuh pada saat tubuh dalam kondisi kritis dan kehilangan terlalu banyak cairan, baik dalam bentuk air maupun darah. Dengan resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid dapat disimpulkan bahwa larutan kristaloid seimbang merupakan cairan resusitasi pertama bagi sebagian besar pasien penyakit akut (luka bakar) dan cairan koloid yang dapat meningkatkan ekspansi volume intravaskular. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Annisa dan Yusuf pada tahun 2019 dalam tinjauan pustaka mengenai pengobatan pasien syok hipovolemik melalui resusitasi cairan.

Setelah membahas kasus yang dibandingkan dengan teori yang membedakan pelayanan langsung pada pasien praktek melalui asuhan keperawatan yang diterapkan pada Tn. Diharapkan kepada institusi untuk meningkatkan mutu pendidikan berupa peningkatan penyediaan buku dan sumber daya khususnya dalam penanganan luka bakar darurat, baik secara teori maupun praktik lapangan langsung untuk menghasilkan lulusan yang profesional.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Tabel 2.1 : Tipe-tipe luka bakar dan kemungkinan penyebabnya
Tabel 2.2 : Klasifikasi Kedalaman Luka Bakar   Derajat
Gambar 2.2 : Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine/ rule  of wallace.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah: Bagaimana gambaran Asuhan keperawatan pada pasien Ny.G dengan Stroke Hemoragik di Instalasi

Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kejang demam.. Metode yang diambil adalah

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan metode deskriptif observasional dan sama-sama meneliti suatu proses keperawatan,

Perbedaan intervensi pemberian terapi farmakologi fibrinolitik antara pasien 1 dan pasien 2 didasarkan pada onset gejala nyeri yang dirasakan, sehingga intervensi

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Asuhan keperawatan Gawat

Pengaruh One Stop Service (OSS) terhadap Kepuasan Keluarga pasien Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa One Stop Service (OSS) memberikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kompetensi perawat gawat darurat berdasarkan fungsi diagnostik, pemberian intervensi terapeutik dan

Berdasarkan latar belakangan diatas, maka peneliti tertarik untuk melmbuat Karya Ilmiah Akhir dengan mengangkat judul “Pemberian Posisi Head Up 300 Terhadap Peningkatan Saturasi