• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penulisan

  • Bagi Instansi RS
  • Bagi Profesi Keperawatan
  • Bagi Institusi Pendidikan

Metode Penulisan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetian

Anatomi Fisiologi

Hidung merupakan organ pertama dalam sistem pernafasan yang terdiri dari bagian luar (terlihat) dan bagian dalam. Struktur dalam hidung bagian luar mempunyai tiga fungsi, yaitu: .. a) memanaskan, melembabkan dan menyaring udara yang masuk. Fungsi faring adalah sebagai saluran udara dan makanan, memberikan ruang resonansi suara saat berbicara dan sebagai tempat amandel (berperan dalam reaksi imun terhadap benda asing) (Laryngu Nurmalasari.

Di dalam alveoli, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah terjadi secara difusi melalui dinding alveolar dan kapiler yang membentuk membran pernapasan (Bruno, 2019). Proses pernafasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernafasan dalam yaitu pertukaran O2 dan CO2. Dalam proses difusi dari alveoli ke kapiler paru, oksigen dan karbon dioksida melewati surfaktan, membran alveolar, cairan interstisial, membran kapiler, plasma dan membran sel darah merah.

Oksigen berdifusi masuk dari alveoli ke dalam darah dan karbon dioksida keluar dari darah menuju alveoli (Sani Gas transport, merupakan proses penyaluran O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 dari jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transpor tersebut, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin 97% dan larut dalam plasma sekitar 3%, sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin 30% dan larut dalam plasma 5%, dan sebagian menjadi HCO3 yang ada di dalam darah 65% (Sani , 2018).

Etiologi

Jika seseorang kekurangan gizi maka daya tahan tubuhnya akan menurun sehingga membuat orang tersebut rentan terhadap penularan penyakit, termasuk tuberkulosis paru (Yulianti & Irnawati, 2022). Pasalnya, kebiasaan merokok dapat merusak fungsi dan sistem pertahanan paru-paru sehingga membuat seseorang yang merokok berisiko terkena tuberkulosis paru. Asap rokok yang dihirup akan meningkatkan keparahan dan kelainan yang terjadi pada lapisan saluran pernafasan serta dapat menyebabkan melemahnya fungsi paru-paru (Arikhman, 2019).

Hal ini menyulitkan pena getar dan alat lain di paru-paru untuk menghilangkan infeksi karena pena getar dan alat lainnya rusak akibat asap rokok. Selain itu, asap rokok meningkatkan resistensi pada saluran pernafasan sehingga membuat pembuluh darah di paru-paru mudah bocor, dan juga merusak makrofag yang mampu memfagosit bakteri patogen (Faktor Lingkungan Katiandagho & Fione. Dengan demikian, semakin banyak penghuni di dalam rumah maka tingkat kelembapan akan meningkat. ). di rumah (Katiandagho & Fione) Mardianti dkk Penyakit Penyerta (HIV/AIDS).

Hal ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan CD4. CD4 merupakan salah satu jenis sel darah putih yang dapat membantu mengidentifikasi dan menghancurkan patogen penyebab infeksi, termasuk bakteri, jamur, dan virus, serta dapat memberi sinyal pada sistem kekebalan tubuh tentang bahaya serangan patogen di dalam tubuh.

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Biasanya, ketika pasien tuberkulosis paru dirawat di rumah sakit, mereka tidak mengalami cedera atau trauma pada bagian tubuh mana pun karena pasien tuberkulosis paru sering dirawat di rumah sakit. Penilaian sekunder pasien tuberkulosis paru menurut Mardalena (2022), adalah sebagai berikut: . 1) Pengumpulan data a) Identitas klien. Biasanya pada penderita tuberkulosis paru ditemukan selaput lendir sianotik (akibat kekurangan oksigen). e) Dada.

Pada penderita tuberkulosis paru terlihat pergerakan dinding dada biasanya normal ke kiri dan ke kanan, terjadi penurunan pergerakan dinding pernafasan. Seorang penderita tuberkulosis paru menunjukkan pola pernapasan yang tidak efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan pada pasien. Pada tuberkulosis paru ditemukan gangguan pernafasan sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gap antara teori dengan kasus yang ditemukan pada pasien.

Pengaruh pemberian posisi semi Fowler terhadap kestabilan pola pernafasan pada pasien TBC paru DJ Irina C5 Rsup Prof Dr.R.D. Hasil analisis pengukuran menunjukkan adanya pengaruh pemberian posisi semi Fowler terhadap kestabilan pola pernafasan pada pasien tuberkulosis paru dengan p-value = 0,000. Pengaruh pemberian posisi semi Fowler terhadap frekuensi pernafasan pada pasien tuberkulosis paru di ruang flamboyan RSUD Soewondo Kendal (Aini dkk, 2017).

Penelitian ini dilakukan dengan pemberian posisi semi Fowler dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi semi Fowler terhadap frekuensi pernafasan pada pasien tuberkulosis paru di RSUD H. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian posisi semi Fowler. pemberian posisi semi-Fowler-Fowler terhadap frekuensi pernafasan pada pasien tuberkulosis paru di ruangan rumah sakit. Efektivitas pemberian posisi half-fowler pada pasien tuberkulosis paru dengan gangguan kebutuhan oksigen (Samsir dkk, 2017).

Mengingat pentingnya pemberian posisi semi Fowler pada pasien tuberkulosis paru, maka diharapkan peran perawat dalam memantau dan mempertimbangkan pemberian posisi semi Fowler pada pasien tuberkulosis paru. Memastikan Posisi Pseudo Fowler Terhadap Kestabilan Pola Pernafasan Pada Penderita TB Paru di Irina C5 RSUP Prof. Dr. Asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di ruangan.

Studi penggunaan metilprednisolon pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasi akut (Penelitian dilakukan di RSU Karsa Husada Batu). Karakteristik darah tepi, rasio neutrofil-limfosit dan rasio trombosit-limfosit pada pasien tuberkulosis paru dengan depresi.

Tes Dianostik

Penatalaksanaan Medik

Mekanisme kerja obat ini adalah bersifat bakterisida terhadap bakteri yang secara langsung akan menyerang sebagian besar jaringan dan sel fagositik. Obat ini juga dapat membunuh organisme yang resisten terhadap berbagai jenis obat, seperti organisme intraseluler pada rongga abses dan paru-paru. Efek samping: Rifampisin merupakan antibiotik semi sintetik yang memiliki efek bakterisidal terhadap mikrobakteri dan organisme gram negatif.

Rifampisin mempunyai efek samping yaitu gangguan saluran cerna seperti nyeri ulu hati, tukak lambung, mual, muntah, anoreksia, perut kembung, kram dan diare. Mekanisme kerja obat ini adalah penghambatan biosintesis dinding sel mikobakteri, yang menyebabkan kegagalan metabolisme sel dan menghentikan reproduksi dan kematian sel. Efek samping utama obat ini adalah neuritis optik disertai penurunan penglihatan dan buta warna (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah dermatitis, pruritis (gatal), sakit kepala, lemas, kehilangan keseimbangan, demam, kelelahan, disorientasi, halusinasi, trombositopenia, nyeri sendi, sakit perut, mual, muntah dan dapat juga terjadi syok anafilaksis. 5) Streptomisin. Obat ini juga dapat menimbulkan efek samping lain misalnya mual, muntah, ruam kulit, anemia aplastik, nyeri (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Komplikasi

Menurut Listia (2019), muncul 5 diagnosa keperawatan pada teori tuberkulosis paru, namun penulis hanya membuat 3 diagnosa keperawatan berdasarkan data yang terdapat pada pasien. Penulis menemukan bahwa sebelum posisi half bird pada penderita tuberkulosis paru, terdapat 17 subjek (77,3%) yang bernapas >24x/menit, dan sebagian besar responden setelah posisi half bird bernapas normal. pernapasan adalah 16-. Profesi keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan darurat pada pasien yang terdiagnosis tuberkulosis paru.

Discharge Planning

Konsep Dasar Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan

Penilaian ini dilakukan dengan melepas pakaian pasien dan memeriksa pasien apakah ada luka dari kepala hingga kaki. Kondisi atau penyakit yang diderita penderita yang berkaitan dengan tuberkulosis paru, misalnya ISPA, efusi pleura, atau tuberkulosis paru reaktif. Tanyakan kepada anggota keluarga mengenai riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan tuberkulosis paru. e) Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik tuberkulosis paru meliputi pemeriksaan fisik umum sistem, observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan kepala sampai ujung kaki. Pada penderita tuberkulosis paru tanpa komplikasi, biasanya terdapat suara resonansi atau nyaring di lapang paru. Rasional : Untuk mengetahui jumlah dan warna sputum serta dapat digunakan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya bakteri.

Alasan : Untuk melancarkan saluran pernafasan dan mencegah terjadinya sumbatan atau sumbatan pada saluran pernafasan. Rasional : Untuk melihat kecepatan dan kedalaman pernafasan, serta keterbatasan ekspansi dada berhubungan dengan nyeri dada. Rasional : Untuk mengetahui tekanan inspirasi maksimal dan tekanan ekspirasi maksimal serta mengetahui adanya bunyi nafas tambahan.

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Kontraindikasi: Kontraindikasi ceftriaxone adalah tidak diberikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap obat golongan ini. H. Memberikan posisi semi Fowler bagi pasien atau posisi yang nyaman bagi pasien dan bekerja sama dalam memberikan obat kepada pasien. Berdasarkan pernyataan diatas, penulis menyarankan pemberian posisi semi Fowler dapat mengatasi permasalahan pada pasien tuberkulosis paru, seperti: mengalami dyspnea, meningkatkan frekuensi pernafasan, sehingga setelah dilakukan intervensi pemberian posisi semi Fowler dapat menurunkan frekuensi pernafasan. dan mengurangi dispnea.

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan pengalaman yang lebih mendalam dalam memberikan Asuhan Keperawatan khususnya pada pasien dengan

Diagnosa yang muncul antara lain perfusi jaringan cerebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke otak akibat pendarahan intracerebral dan pola nafas tidak

Pada teori yang dikemukakan oleh M.Arif tahun 2008, bahwa diagnosa yang dapat ditegakan pada pasien dengan Accute Lung Oedema (ALO) atau Edema paru adalah Gangguan

Menganalisis tindakan semi fowler dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas pada pasien efusi pleura di Ruang IGD Prof. Menjelaskan hasil analisa

3) Batasi masukan cairan. Rasional : Membatasi cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin dan respon terhadap terapi. 4) Tingkatkan dan dorong hygiene

Pada keadaan penetrasi cedera otak, terjadi ketika benda asing masuk menembus tengkorak melintasi lapisan duramater melalui parenkim otak yang dapat menyebabkan kerusakan fokal,

Peneliti memberikan intervensi dengan pemberian resusitasi cairan Penelitian ini tidak menggunaka n intervensi perbandinga n Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

Pengertian Diabetes Melitus dan Hipoglikemia Diabetes Melitus DM merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan