PENDAHULUAN
Latar belakang 2
Satu dari empat perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berisiko mengalami cacat sementara atau permanen yang memerlukan layanan medis. Berbagai data di atas menyoroti pentingnya pelayanan pasca-aborsi yang komprehensif dan berkualitas bagi semua. Untuk menjamin tersedianya pelayanan pasca-aborsi bagi seluruh perempuan yang memerlukan, diperlukan pedoman nasional sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan pelayanan pasca-aborsi secara komprehensif di fasilitas kesehatan sesuai tingkat dan kapasitasnya.
Terlaksananya pelayanan perawatan pasca keguguran secara komprehensif untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab berbagai pihak dalam pelaksanaan layanan perawatan pasca keguguran secara komprehensif. Tersedianya rujukan pelaksanaan pelayanan perawatan pasca keguguran secara komprehensif di masyarakat dan fasilitas kesehatan sesuai tingkat dan kapasitasnya.
Aktivis dan pemerhati kesehatan reproduksi, dengan fokus khusus pada masalah keguguran, upaya menginduksi keguguran yang tidak aman, dan kontrasepsi. Lembaga, mitra pembangunan dan mitra kerja yang terlibat dalam layanan perawatan komprehensif pasca keguguran. Penerima manfaat yang dituju dari pedoman ini adalah wanita usia subur, terutama yang pernah mengalami keguguran.
Definisi dan klasifikasi keguguran 11
Oleh karena itu, pelayanan pasca-aborsi yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan hendaknya tidak hanya terfokus pada pelayanan medis saja. Dalam memberikan pelayanan yang berpusat pada pasien, petugas kesehatan perlu memperhatikan tiga aspek pelayanan pasca aborsi yang ditujukan bagi perempuan, yaitu pilihan, akses dan kualitas. Terintegrasi, yaitu pelayanan yang diterima pasien harus terkoordinasi dengan fasilitas dan tenaga kesehatan lain yang juga terlibat.
Hal ini penting karena sikap petugas kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap kepuasan perempuan terhadap pelayanan. Para profesional kesehatan tidak boleh menghakimi atau berprasangka buruk terhadap perempuan yang mencari layanan perawatan pasca keguguran. Petugas kesehatan harus berpikir, berbicara dan bertindak netral, menyesuaikan perilaku dan bahasa yang mereka gunakan dengan latar belakang perempuan.
Petugas kesehatan harus memberikan penjelasan dan menjamin kerahasiaan pasien kepada setiap perempuan yang mencari layanan. Sebelum pengobatan dilakukan, tenaga kesehatan harus memberikan penjelasan lengkap dan meminta persetujuan tertulis dari pasien.
Kolaborasi interprofesi dalam asuhan pasca keguguran 21
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan perawatan pasca keguguran komprehensif di Indonesia paling sedikit mencakup dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan dapat mencakup psikolog, dokter spesialis kesehatan jiwa, tenaga kesehatan masyarakat dan lain-lain. Secara ringkas kompetensi klinis tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan pasca aborsi dapat disajikan pada tabel berikut. Konseling, layanan kontrasepsi dan perawatan darurat pasca keguguran sebaiknya diberikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan.
Upaya promosi kesehatan harus dilakukan oleh dokter spesialis dan ginekologi, dokter umum, bidan, dan tenaga kesehatan. Selain kewenangan dasar di atas, terdapat beberapa keadaan dimana tenaga kesehatan yang telah memiliki kompetensi (baik melalui proses pendidikan atau pelatihan) dapat mempunyai kewenangan tambahan, baik berupa mandat dari pemerintah maupun mandat pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lainnya. (dari dokter ke bidan). Kewenangan yang diberikan pemerintah bisa saja didasarkan pada adanya program pemerintah atau karena kurangnya tenaga kesehatan di suatu daerah, misalnya di daerah terpencil dan sangat terpencil.
Pendelegasian wewenang secara wajib diberikan dalam hal terdapat kebutuhan pelayanan yang melebihi ketersediaan tenaga medis di institusi kesehatan. Perawatan pasca-aborsi di fasilitas medis dimulai dengan penilaian cepat terhadap pasien dan perawatan darurat awal untuk stabilisasi.
Penilaian cepat dan tatalaksana awal
Dalam perawatan pasca-aborsi yang komprehensif dan berpusat pada perempuan, para profesional kesehatan harus memperhatikan hak perempuan untuk menerima perawatan yang memenuhi kebutuhan dan pilihannya. Seorang wanita yang membutuhkan perawatan setelah keguguran harus menerima konseling dan informasi tentang berbagai pilihan pengobatan untuk kondisi klinisnya. Tergantung pada keadaan masyarakat, profesional kesehatan dapat mengidentifikasi wanita tertentu yang memerlukan perhatian khusus dalam perawatan pasca-aborsi.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan diputuskan oleh pasien mengenai perawatan pasca aborsi yang akan diterimanya. Oleh karena itu, setiap pasien yang menerima perawatan pasca aborsi harus mendapat konseling perencanaan kehamilan. Dalam konseling, penting untuk diingat bahwa perempuan yang mencari perawatan pasca-aborsi berasal dari latar belakang yang berbeda.
Penanganan medis yang diperlukan untuk perawatan pasca keguguran pada seorang wanita berbeda-beda tergantung dari jenis keguguran yang dialaminya. Untuk memastikan layanan perawatan pasca keguguran yang komprehensif tersedia di fasilitas kesehatan, pengelola fasilitas dan pemerintah harus memperhatikan berbagai aspek terkait sistem layanan kesehatan. Di bawah ini adalah daftar obat-obatan, alat bantu dan peralatan yang diperlukan untuk memberikan perawatan komprehensif setelah keguguran di fasilitas kesehatan.
Pendanaan pelayanan perawatan pasca aborsi di fasilitas kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Edukasi merupakan upaya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pasca aborsi yang berkualitas. Materi perawatan pasca aborsi dimasukkan dalam kurikulum tenaga kesehatan (kedokteran, kebidanan, kesehatan masyarakat, dll).
Ɍ Pemetaan fasilitas kesehatan yang mampu memberikan pelayanan pasca keguguran sebagai tempat rujukan sesegera mungkin jika melihat tanda dan gejala keguguran. Berikut berbagai parameter pelayanan di tingkat fasilitas kesehatan yang dapat dikaji dalam proses pemantauan dan evaluasi pelayanan perawatan pasca keguguran secara komprehensif. Tenaga kesehatan yang dapat mengevakuasi hasil konsepsi dengan cara yang aman* tersedia di fasilitas kesehatan.
Tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan KB dengan metode kontrasepsi reversibel jangka panjang (IUD/implan) tersedia di fasilitas kesehatan. Tergantung pada kondisi masyarakat, profesional kesehatan mungkin menemukan wanita tertentu yang memerlukan perhatian khusus dalam perawatan pasca keguguran. Wanita pengidap HIV/AIDS yang menerima perawatan pasca keguguran memerlukan informasi, konseling dan layanan khusus.
Remaja perempuan (berusia <18 tahun) yang mencari pengobatan setelah aborsi mungkin memiliki sumber daya dan pengetahuan yang lebih sedikit dibandingkan perempuan dewasa.