• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH “Kasus Kompetisi Bidang Keuangan Audit Investigatif”

N/A
N/A
putri nabila

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH “Kasus Kompetisi Bidang Keuangan Audit Investigatif”"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Kasus Kompetisi Bidang Keuangan Audit Investigatif”

Diajukan untuk memenuhi Lomba Audit Investigatif

Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan

Disusun Oleh:

Putri Nabila 4112001033 Antika Buana Putri 4112001034 Fidela Arsanti Nasution 4112001042

Politeknik Negeri Batam

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah lomba Audit Investigatif .

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Danar Irianto, S.E., M.Acc., Ak. yang telah membimbing kami dalam menyusun laporan lomba audit investigatif.

2. Rekan-rekan anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan.

3. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam membantu tugas kami.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat pengembangan ilmu pengetahuan.

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ..………..………iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 1

1.4 Hipotesis ... 2

BAB II ... 2

KAJIAN TEORI DAN LITERATUR ... 2

2.3 Audit Investigatif ... 2

2.2 Fraud ... 2

2.3 Internal Control ... 3

2.4 PBJ (Pengadaan Barang dan Jasa) ... 4

2.5 APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ... 4

2.6 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) ... 4

BAB III ... 5

ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 5

3.1 Analisis Data yang Tersedia ... 5

3.2 Pengembangan Hipotesis Berdasarkan Analisis ... 5

3.3 Uji atau Tes Hipotesis ... 6

3.4 Perhalus atau Ubah Hipotesis Berdasarkan Hasil Pengujian Sebelumnya .... 8

BAB IV ... 9

KESIMPULAN & SARAN ... 9

4.1 Kesimpulan ... 9

4.2 Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 10

LAMPIRAN ... 12

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Internal Control Questioner ………. 12 Tabel 1.2 Tabulasi ……… 13 Tabel 1.3 Metode Persentase Champion ……….…. 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) ………..….14 Gambar 1.2 Lanjutan Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) ...……..…….….15 Gambar 1.3 Format Jadwal Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa ……..………….15 Gambar 1.4 Format Spesifikasi Teknis ………16 Gambar 1.5 Format Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja ..……..17 Gambar 1.6 Format Rencana Anggaran Biaya ...……….18 Gambar 1.7 Contoh Surat Pengesahan Pembayaran……….………19 Gambar 1.8 Contoh Nota Pembelian ………20

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus kecurangan sudah menjadi salah satu masalah terbesar di Indonesia.

Berdasarkan pernyataan Presiden Joko Widodo pada Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) 1 Desember 2016, mengisyaratkan bahwa korupsi merupakan musuh terbesar bangsa Indonesia saat ini. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat kerugian keuangan negara yang timbul akibat kasus korupsi sepanjang 2021 mencapai Rp 62,9 triliun dengan total 1.282 perkara dan 1.404 terdakwa.

Banyaknya kasus kecurangan yang beredar, maka pihak yang berwewenang harus mengungkapkan kecurangan dari suatu kasus penggelapan dana bantuan pembangunan dana di SMK 1 ABC. Pada kasus tersebut dijelaskan bahwa SMK 1 ABC telah menerima dana bantuan pembangunan fisik ruang kelas baru dari APBN (DAK) dan APBD seluruhnya sebesar Rp 2 Milyar. Rencana pembangunan berupa gambar teknis, volume pekerjaan dan rincian biaya telah disusun dengan RAB seluruhnya sebesar Rp 2 Milyar. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban keuangan, dana tersebut telah habis digunakan seluruhnya, namun secara fisik pekerjaan belum selesai, yang diperkirakan baru selesai 80%, skema pekerjaan pembangunan ruang kelas baru tersebut dilaksanakan secara swakelola.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis melakukan analisis dengan judul “Kasus Korupsi Dana Bantuan Pembangunan Fisik Ruang Kelas Baru di SMK 1 ABC”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam analisa dirumuskan sebegai berikut; (1) Bagaimana analisis awal penyelesaian kasus, (2) Apa yang dilakukan oleh pihak berwewenang terkhusus auditor dalam mencari informasi awal, (3) Apa yang dilakukan auditor dalam tahap penyidikan berlandaskan bukti dan informasi.

1.3 Tujuan Penulisan

Sesusai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penulisan ini adalah :

1) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC,

2) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC,

(6)

2 3) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan tempat terjadinya penyimpangan pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC,

4) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kapan terjadinya kecurangan pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC,

5) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan mengapa kecurangan dapat terjadi pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC, 6) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan bagaimana skema

kecurangan pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC,

7) Untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan berapa besar kerugian yang terjadi pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC.

1.4 Hipotesis

Penulis menduga telah terjadi kasus kecurangan atau fraud dalam penggunaan dana bantuan dari APBN (DAK) & APBD pada saat pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC yang dilakukan oleh pihak terduga yaitu PA/KPA-PJA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas. Berdasarkan teori fraud/diamond fraud dugaan kecurangan tersebut dilandasi dengan adanya tekanan, rasionalisasi pihak yang bersangkutan, kemampuan mendesain alur kecurangan dan kesempatan yang di dapatkan oleh para pelaku terkait projek tersebut sehingga berdampak pada kerugian yang dialami negara sebesar Rp 400 Juta diukur berdasarkan persentase projek yang terselesaikan.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN LITERATUR

2.3 Audit Investigatif

Menurut Tuanakotta (2010), audit investigatif menegaskan bahwa yang dilaksanakan adalah suatu audit. Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang tidak disentuh atau tidak tersentuh oleh opinion audit. Audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidaknya fraud (termasuk korupsi) dan perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang). Tujuan Audit Investigatif adalah untuk pembuktian ada atau tidaknya fraud (termasuk korupsi) dan perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang).

2.2 Fraud

Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat

(7)

3 untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum (IAPI, 2013). Donald R. Cressey (dalam Tuanakotta, 2010) mengungkapkan konsep fraud yang dikenal dengan Fraud Triangle. Cressey menyatakan alasan seseorang melakukan fraud disebabkan oleh adanya :

1) Pressure (tekanan)

Seseorang melakukan kecurangan biasanya dimulai dari suatu tekanan (pressure) yang menghimpitnya, seperti sedang menghadapi masalah keuangan dan lain sebagainya.

2) Perceived Opportunity (kesempatan)

Hal kedua adalah adanya peluang yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai menyalahsajikan laporan keuangan yang terjadi karena pengendalian internalnya yang lemah.

3) Rationalization (Rasionalisasi)

Hal ketiga adalah rasionalisasi. Pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan fraud. Rationalization diperlukan agar pelaku dapat mencerna perilakunya yang melawan hukum untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang terpercaya.

Diamond Fraud merupakan penambahan konsep dari Triangle Fraud yaitu : 4) Capability

Kemampuan di sini sangat terkait dengan posisi, kecerdasan/kreatifitas, dan kemampuan persuasi. Tiga hal ini sangat menentukan mampu tidaknya seseorang melakukan korupsi.

2.3 Internal Control

Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organizaation), pengendalian internal adalah proses yang dapat dipegaruhi direksi, manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang laporan keuanganyang dapat dipercaya, diterapkan secara efisiennya dan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak.

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisai, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur pokok sistem pengendalian internal adalah; (1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban, (3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi setiap unit organisasi, (4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

(8)

4 2.4 PBJ (Pengadaan Barang dan Jasa)

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/ Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/

Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. (UU PP RI no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa/Pemerintah Pasal1).

Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola (UU PP RI no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa/Pemerintah Pasal 4 ayat 17). Pengadaan Barang/ Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat. (UU PP RI no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa/Pemerintah Pasal 5 ayat 23).

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan. (UU PP RI no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa/ Pemerintah Pasal 6). Penyelenggara Swakelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf h terdiri atas Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas. (UU PP RI no 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa/Pemerintah Pasal 16).

• Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.

• Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

• Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola.

2.5 APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Berdasarkan UU no 17 tahun 2003 pasal 1 ayat 7, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

APBN terdiri atas anggaran Pendapatan Negara, Anggaran Belanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran.

2.6 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

Berdasarkan UU no 17 tahun 2003 pasal 1 ayat 8, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Pedoman Penyusunan APBD adalah pokok kebijakan sebagai petunjuk dan arah bagi pemerintahan daerah dalam penyusunan, pembahasan dan penetapan APBD.

(9)

5 BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam menganalisis audit investigasi, penulis melakukan investigasi dengan pendekatan teori fraud meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

3.1 Analisis Data yang Tersedia

Kecurangan Dana Bantuan Pembangunan Fisik Ruang Kelas Baru

Pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC berubah menjadi praktik kecurangan. Dana pembangunan tidak sepenuhnya digunakan dalam pembangunan ruang kelas baru. SMK 1 ABC membentuk tim swakelola untuk melakukan pembangunan fisik ruang kelas baru. Pembangunan ruang fisik baru dilakukan sesuai dengan jadwal rencana pelaksanaan sesuai dengan KAK yang telah dibuat.

SMK 1 ABC telah menerima dana bantuan yang digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru dari APBN (DAK) dan APBD sebesar Rp 2 Milyar. Rencana pembangunan berupa gambaran teknis, volume pekerjaan,dan rincian biaya telah disusun dalam RAB. Di SMK 1 ABC akan dibangun ruang kelas baru senilai RP 2 Milyar. Tidak semua orang dapat dipercaya dalammenangani proyek pembangunan ini. SMK 1 diberikan dana; pengerjaan ruangan kelas baru melibatkan beberapa pihak seperti PA/KPA-PJA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas.

Berdasarkan laporan pertanggungjawaban keuangan yang telah dikeluarkan, dana yang digunakan telah habis seluruhnya. Namun secara fisik pembangunan tersebut belum selesai seutuhnya, baru sekitar 80% pekerjaan ruang kelas baru tersebut dilaksanakan. Pembangunan ruang kelas baru ini dilaksanakan secara swakelola.

3.2 Pengembangan Hipotesis Berdasarkan Analisis

Predicton – Dana Bantuan Prediction:

A. Kesepakatan atau janji yang dilanggar pihak SMK 1

Penggunaan dana bantuan untuk pembangunan ruang kelas baru

a. Pihak SMK 1 tidak menggunakan seutuhnya dana yang diberikan dari APBN (DAK) & APBD untuk pembangunan ruang kelas baru.

b. Laporan pertanggungjawaban keuangan, dana yang diperhitungkan telah habis digunakan seluruhnya.

B. Misappropriation of asset

(10)

6 1. Pengeluaran uang terhadap pembangunan (yang sepenuhnya bersifat dari APBN (DAK) & APBD) dan oleh pihak terduga yaitu PA/KPA- PJA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas dana tersebut digunakan ntuk keperluan pribadi yang tidak dipertanggungjawabkan (rincian dana tersebut menjelaskan bahwa telah habis digunakan)

2. Menarik kembali penyertaan laporan pertanggung jawaban tersebut bahwa telah mengalami kerugian sebesar Rp400.000.000 berdasarkan presentase project.

C. Penipuan

1. Pernyataan tim swakelola terhadap dana pembangunan yang diterima sudah terpakai 100% tetapi pada saat dilakukannya inspkesi ditemui bukti bahwa pengerjaannya baru selesai 80%.

2. Penggunaan bahan, tidak dicatat setiap hari dalam laporan harian

3. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan tidak dilaporkan Tim Pelaksana kepada PPK secara berkala

4. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan tidak dilaporkan PPK kepada PA/KPA setiap bulan.

D. Too good to be true

1. Penerimaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dilakukan tanpa melakukan pengecekan ulang baik fisik, foto pelaksanaan pekerjaan pada saat sebelum, sedang, dan sesudah diselesaikannya pekerjaan dan admistrasinya

2. Pihak pelaksana tidak melakukan pengecekan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan

3. Walaupun pihak PA/KPA tidak menerima laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan, namun tetap percaya kepada PPK.

E. Conflict of interest

Tim pengawas melakukan investigasi secara langsung ke SMK 1 ABC terkait pembangunan ruang kelas baru dan didapatkan hasil hanya 80%

pembagunan ruang fisik kelas baru yang telah selesai.

3.3 Uji atau Tes Hipotesis 1) Observasi

Tim pengawas melakukan observasi lapangan untuk bangunan yang telah dinyatakan selesai yang berlokasi di SMK 1 ABC. Observasi ini bertujuan untuk melihat secara langsung hasil pekerjaan terkait pembangunan proyek tersebut. Tim melakukan penelusuran terkait apakah desain sesuai dengan yang direncanakan, kualitas dari material/bahan yang digunakan, dan

(11)

7 kesiapan target dari pembangunan tersebut sesuai dengan jadwal pengerjaan yang ditetapkan. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan kerangka acuan kerja (KAK) sebagai panduan dalam penyelesaian pembangunan. Tim melakukan observasi dengan melihat bagaimana fisik bangunan dan material bangunan.

2) Inspeksi dokumen

Pemeriksaan oleh auditor atas dokumen untuk mendukung informasi yang tersaji dalam laporan keuangan. Dokumentasi digunakan sebagai bukti audit untuk melakukan inspeksi pelaksanaan audit investigatif yang dibutuhkan dalam kegiatan swakelola, yaitu:

• KAK (Kerangka Acuan Kerja), berisikan keterangan/penjelasan terkait project yang akan dilaksanakan.

• Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan, berisikan aktivitas- aktivitas yang disusun secara rinci, termasuk jadwal pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/material dan/atau tenaga ahli perseorangan yang diperlukan.

• Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja, berisikan daftar banyaknya tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang dibutuhkan tiap aktivitas.

• Spesifikasi Teknis, berisikan spesifikasi dari kebutuhan yang diperlukan baik itu bahan dan peralatan.

• Rencana Anggaran Biaya, berisikan rencana anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

• Gambar Rencana Kerja, berisikan desain konstruksi bangunan yang dilengkapi dengan detail luas bangunan yang akan dilaksanakan.

• Laporan Penerimaan dan Penggunaan Bahan, Jasa Lainnya, dan Peralatan.

• Laporan Kemajuan Pekerjaan, berisikan laporan pencapaian target fisik dan non fisik, penggunaan keuangan dan bahan.

• Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, berisikan surat pengesahan pembayaran, nota pembelian material/bahan pembangunan yang diperlukan yang disertai dengan dokumentasi pelakasanaan kegiatan.

• Laporan Realisasi Pekerjaan, laporan ini dibuat oleh Tim Pelaksana dan dilaporkan kepada PPK setelah pekerjaan mencapai 100%.

3) Wawancara terstruktur dengan menggunakan bantuan ICQ

Pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC, auditor melakukan wawancara mengenai kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC dalam bentuk ICQ yang berisi pertanyaan terkait pengendalian internal yang berkaitan dengan pembangunan Gedung

(12)

8 tersebut. ICQ berupa pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC yaitu PA/KPA-PJA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas dengan jawaban Ya (Y) atau Tidak (T).

Hasil ICQ akan memperlihatkan bagaimana pengendalian internal yang terjadi pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC.

4) Dokumentasi

Dokumentasi terhadap proyek yang dilakukan dalam pembangunan ruang fisik baru ini berupa KAK (Kerangka Acuan Kerja), Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan, Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja, Spesifikasi Teknis, Rencana Anggaran Biaya, Gambar Rencana Kerja, Laporan Penerimaan dan Penggunaan Bahan, Jasa Lainnya, dan Peralatan, Laporan Kemajuan Pekerjaan, Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, dan Laporan Realisasi Pekerjaan.

3.4 Review atau Ubah Hipotesis Berdasarkan Hasil Pengujian Sebelumnya 1) Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pihak pengawas didapatkan bukti yang terjadi dilapangan bahwa project pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC tidak sepenuhnya dapat terselesaikan. Project ini hanya berjalan 80% dari presentase pengerjaan.

2) Inspeksi dokumen

Setelah melakukan pengecekan terhadap dokumen terkait pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC, dokumen yang ditemukan yaitu:

a) Rencana Anggaran Biaya, berisikan rencana anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

b) Gambar Rencana Kerja, berisikan desain konstruksi bangunan yang dilengkapi dengan detail luas bangunan yang akan dilaksanakan.

c) KAK (Kerangka Acuan Kerja), berisikan keterangan/

penjelasan terkait project yang akan dilaksanakan.

d) Laporan Pertanggungjawaban Keuangan, berisikan surat pengesahan pembayaran, nota pembelian material/bahan pembangunan yang diperlukan yang disertai dengan dokumentasi pelakasanaan kegiatan.

e) Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan, berisikan aktivitas- aktivitas yang disusun secara rinci, termasuk jadwal pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan yang diperlukan.

(13)

9 3) Wawancara terstruktur dengan menggunakan bantuan ICQ

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan ICQ dengan metode persentase champion kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC, dapat ditarik kesimpulan bahwa PA/KPA cukup sesuai dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 75% dan jawaban Tidak (T) sebesar 25%, PPK tidak sesuai dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 40% dan jawaban Tidak (T) sebesar 60%, KM tidak sesuai dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 33% dan jawaban Tidak (T) sebesar 67%, tim perencanaan tidak sesaui dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 40% dan jawaban Tidak (T) sebesar 60%, tim pelaksana sangat sesuai dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 100% dan jawaban Tidak (T) sebesar 0%, dan tim pengawas sangat tidak sesuai dalam melaksanakan tugasnya dengan persentase jawaban Ya (Y) sebesar 0%

dan jawaban Tidak (T) sebesar 100%. Hasil ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC tidak dijalankan sesuai prosedur pengendalian internal.

4) Dokumentasi

Dokumentasi terhadap proyek berupa gambar kegiatan, dokumen laporan pertanggungjawaban seperti surat pengesahan pembayaran dan nota pembelian material/bahan pembangunan yang diperlukan dan disertai dengan dokumentasi pelakasanaan kegiatan. Dokumentasi didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan dilapangan.

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidaknya fraud dan perbuatan melanggar hukum lainnya. Fraud sendiri merupakan tindakan yang disengaja oleh suatu pihak yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum. Fraud terjadi pada kasus pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC dengan pihak-pihak yang terlibat adalah PA/KPA-PJA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Tim Perencana, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas. Adapun penyebab seseorang melakukan fraud yang disebut dalam diamond fraud yaitu Adanya tekanan (pressure), tekanan ini bisa berasal dari atasan PPK sebagai penanggungjawab anggaran yang mengharuskan tim

(14)

10 pelaksana untuk melakukan penipuan terhadap pembelian material bahan pembangunan. Dana yang diberikan pada awalnya Rp 2 milyar tetapi dari PPK mengharuskan kepada tim pelaksana untuk membeli material yang harga dan kualitasnya lebih rendah dari yang dianggarkan sebelumnya.

Pelaku melakukan fraud juga karena adanya kesempatan (opportunity).

Kesempatan yang dilakukan oleh tim pelaksana terjadi karena dilaksanakan secara swakelola, di mana tim pelaksana terbentuk dari lingkungan SMK 1 ABC.

Kesempatan ini juga dapat terjadi karena tidak adanya pengawasan langsung oleh tim pengawas. Kemudian, PPK sebagai pihak kedua yang memiliki jabatan tertinggi, mampu mengajak tim pelaksana untuk melakukan fraud pada kegiatan proyek pembangunan ruang kelas baru. PPK juga telah mencari pembenaran atas penipuan yang dilakukannya sehingga tim pelaksana mempercayai bahwasanya ajakan penipuan PPK tidak akan menimbulkan permasalahan.

Pada kasus tersebut dilakukan observasi secara langsung terhadap pembangunan fisik ruang kelas baru dimana hasil nyata menunjukkan bangunan tersebut hanya terselesaikan sebesar 80%. Hal tersebut diperjelas dalam ICQ yang dibuat oleh auditor yang dimana menunjukkan hasil bahwa jawaban Ya (Y) sebesar 42% dan jawaban Tidak (T) sebesar 58%. Hasil ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik ruang kelas baru di SMK 1 ABC tidak dijalankan sesuai prosedur pengendalian internal.

4.2 Saran

Fraud atau kecurangan terjadi karena adanya tekanan, kesempatan, rasionalisasi. dan kemampuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Sebaiknya sebagai pihak pengawas melakukan tanggungjawab yang diberikan. Tim pengawas sebaiknya melakukan pengawasan secara langsung untuk melihat bagaimana fisik dan material yang digunakan dalam pembangunan tersebut. Tim pengawas juga melakukan pengecekan laporan pertanggungjawaban seperti surat pengesahan pembayaran dan nota pembelian material/bahan pembangunan yang diperlukan dan disertai dengan dokumentasi pelakasanaan kegiatan dan berkoordinasi dengan PPK.

DAFTAR PUSTAKA

LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). (2010).

MODUL 8 PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

DENGAN SWAKELOLA . PELAKSANAAN PENGADAAN

BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA , 23.

(15)

11 Mulyadi . (2016). Sistem Akuntansi Edisi 4 . Jakarta : Salemba Empat .

Rabi'u Abdullahi; Nurhayati Mansor; Muhammad Shahir Nuhu . (2020). FRAUD

TRIANGLE THEORY AND FRAUD DIAMOND THEORY:

UNDERSTANDING THE CONVERGENT AND DIVERGENT FOR FUTURE RESEARCH . Kementrian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan .

Theodorus M. Tuanakotta . (2010). Akuntansi Forensik & Audit Investigatif Edisi 2 . Jakarta : Salemba Empat .

SPIP PP 60 TAHUN 2008 SPIP PP 16 TAHUN 2021

(16)

12

Ya Tidak

1.

Apakah tim pelaksana telah melaksanakan pengawasan baik fisik maupun administrasi terhadap pekerjaan swakelola?

Apakah tim perencana sudah menyusun KAK yang dibutuhkan

1. Apakah tim pelaksana telah melaksanakan pekerjaan sesuai yang direncanakan?

2. Apakah tim pelaksana telah membuat gambar pelaksanaan serta laporan pelaksanaan pekerjaan?

1.

2.

3.

4.

5.

No. Pertanyaan Komentar

PA/KPA

PPK

2. Apakah PPK telah membentuk dan mengangkat tim swakelola?

3. Apakah PPK telah mengangkat tim perencana dan tim pengawas dari unsur Instansi Pemerintah Lain?

1.

Apakah PPK telah melaksanakan kebijakan PA/KPA berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui swakelola?

v v

v v

v

v Kelompok Masyarakat (KM)

Tim Swakelola : Tim Perencana

Tim Swakelola : Tim Pelaksana

Tim Swakelola : Tim Pengawas

1. Apakah KM telah melaksanakan tanggungjawab atas

pelaksanaan swakelola yang sudah disepakati? v 4.

Apakah PPK telah mengadakan kontrak pelaksanaan pengadaan swakelola dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah Lain?

5.

Apakah PPK telah mengadakan kontrak pelaksanaan pengadaan swakelola dengan penanggung jawab kelompok masyarakat?

3.

4.

Apakah PA/KPA sudah membentuk panitia pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola?

v Apakah PA/KPA sudah memenuhi kebutuhan

barang/jasa yang diperlukan K/L/D/I?

1. v

2. Apakah PA/KPA telah menetapkan rencana pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan swakelola? v

3.

Apakah KM telah membentuk dan mengangkat Panitia/Pejabat Pengadaan untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola?

v

Tidak membentuk panitia/pejabat pengadaan barang/jasa 2.

Apakah KM telah mengangkat tim swakelola untuk melaksanakan pekerjaan swakelola sesuai dengan kontrak?

v

Tidak mengawasi pelaksanaan swakelola dengan baik

Tidak melaksanakan tanggungjawab sesuai dengan kesepakatan Tidak melakukan kerjasama dengan Tidak melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah Tidak melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah

Apakah tim perencana sudah menyusun gambaran kerja yang dibutuhkan

Apakah tim perencana sudah menyusun spesifikasi teknis pekerjaan dengan benar

Apakah tim perencana sudah menyusun rincian biaya pekerjaan dengan benar

Apakah tim perencana sudah menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan dengan benar

v v

v v v v Apakah PA/KPA mengajukan penawaran kerjasama

kepada instansi pemerintah lain untuk menetapkan sasaran, tujuan, dan besaran anggaran swakelola?

v v Jawaban

LAMPIRAN

Tabel 1.1 Internal Control Questioner

(17)

13 Tabel 1.2 Tabulasi

Tabel 1.3 Metode Persentase Champion

Ya Tidak Ya Tidak

PA/KPA 3 1 75% 25%

PPK 2 3 40% 60%

KM 1 2 33% 67%

Tim Perencanaan 2 3 40% 60%

Tim Pelaksana 2 0 100% 0%

Tim Pengawas 0 1 0% 100%

Persentase Pihak Terkait Jawaban

Tabel Tabulasi

0 - 25% - Sangat tidak sesuai 26% - 50% - tidak sesuai 51% - 75% - cukup sesuai 76% - 100% - Sangat sesuai

(18)

14 Gambar 1.1 Format Kerangka Acuan Kerja (KAK)

(19)

15 Gambar 1.2 Lanjutan Format Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Gambar 1.3 Format Jadwal Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa

(20)

16 Gambar 1.4 Format Spesifikasi Teknis

(21)

17 Gambar 1.5 Format Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja

(22)

18 Gambar 1.6 Format Rencana Anggaran Biaya

(23)

19 Gambar 1.7 Contoh Surat Pengesahan Pembayaran

(24)

20 Gambar 1.8 Contoh Nota Pembelian

Referensi

Dokumen terkait

Code Analysis Application The assessment will focus on the application code page report assessed and considered, because the analysis is based on performance tests and analysis of

5.5 Discussion 5.5.1 Overall catalytic cycle Figure 5.5 is a reaction coordinate diagram that summarizes our results for the investigation of the oxidation and methylation of NiIS,