• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aulia Alkharimah 202001500267 Ancangan Konseling

N/A
N/A
Aulia Alkharimah

Academic year: 2024

Membagikan "Aulia Alkharimah 202001500267 Ancangan Konseling"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : Aulia Alkharimah Bintang Cantika Puteri

NPM : 202001500267

KELAS : Y6C

MATA KULIAH

: Praktik Lab Konseling Perorangan DOSEN : Ibu Siti Aminah AL Falathi M.Pd, Kons

DATA KONSELI

A. Data diri

Waktu Pendaftaran : Sabtu, 17 Juni 2023

Nama : (DP)

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 22 Juni 1999

Usia : 23 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : SMK

Alamat : Nirwana bojong residence blok a3 No.20, Bojong, Kec.

Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16710

No. Tlp : +62 895 2542 ****

B. Data Orangtua/Wali

Nama Ayah : Asep Mulyana

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Nirwana bojong residence blok a3 No.20, Bojong, Kec.

Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16710

No. Tlp : +62 877 6846 ****

Nama Ibu : Sri Sumiarsih

Alamat : Nirwana bojong residence blok a3 No.20, Bojong, Kec.

Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16710

Pekerjaan : Ibu Rumahtangga

No. Tlp : +62 821 5258 ****

(2)

ANCANGAN KONSELING

A. Deskripsi Awal

DP adalah seorang pegawai swasta perusahaan ekspedisi terkemuka sekaligus seorang mahasiswa disalah satu universitas di Jakarta. DP berminat mengikuti konseling guna membantunya untuk mengatasi

permasalahan yang tengah dialaminya. DP mengalami permasalahan di tempat kerja dimana merasa tidak dihargai dan keberadaaanya dianggap tidak ada oleh staf-staf lain dalam perusahaan tempatnya bekerja. Hal tersebut membuat DP merasa sangat tidak nyaman dalam bekerja sehingga berkeinginan untuk resign, namun sebab satu dan lain hal keinginan tsb masih dalam pertimbangannya.

Namun disisi lain, jika resign DP memiliki rencanna yaitu mengejar cita-cita yang ingin digapainya yaitu meneruskan mimpinya untuk memenangkan kejuaraan di bidang olahraga yaitu Taekwondo.

Melalui konseling yang pertama kali akan dilakukan, DP berharap mendapatkan pencerahan dalam mengambil keputusan apa yang sebaiknya dilakukan guna menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi saat ini.

B. Teori dan Teknik Konseling

Teori dan Teknik Konseling Pelaksanaan konseling ini menggunakan model konseling Realitas.

Model ini ditemukan oleh William Glasser. Glasser tidak setuju dengan psikoanalitis yang menganggap manusia sebagai makhluk yang sakit. Menurut Glasser, lebih baik membahas sisi sehat daripada 3 sakit, dan daripada membahas masa lalu, maka lebih baik membahas masa sekarang. Masa lalu tidaklah produktif, lebih baik membahas masa kini untuk memperbaiki diri agar lebih baik. Permasalahan klien ditangani secara rasional. Pada tahun 1962 Glasser menciptakan terapi realitas. Dalam pandangan tradisional, orang sakit jiwa akan berperilaku tidak bertanggung jawab.

Menurut Glasser, tingkah laku manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasar, yaitu:

1. Survival: bertahan hidup, misalnya orang yang kesulitan ekonomi, maka dia akan berusaha untuk bertahan hidup.

2. Love & belonging: mencintai dan dicintai

3. Power or achievement: kekuasaan atau prestasi, misalnya ada orang yang selalu ingin menjadi pemimpin 4. Freedom or independence: kebebasan atau kemerdekaan dalam menentukan hidupnya, misalnya ada mahasiswa yang ingin masuk ke jurusan yang diinginkan tapi dilarang oleh orangtuanya

5. Fun: kesenangan, misalnya orang yang bekerja, ketika libur ingin bersenang-senang

Glasser berpandangan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar (cinta dan harga diri) merupakan peristiwa belajar. Orang yang telah terpenuhi kebutuhannya (pribadi ideal) akan dapat memerintah kehidupanya sendiri menggunakan prinsip 3 R (Right, Responsibility, dan Reality), yaitu:

1) Right, yang dimaksud dengan Glasser adalah ada ukuran atau norma yang diterima secara umum dimana tingkah laku dapat diperbandingkan.

2) Responsibility, prinsip ini merupakan kemampuan untuk mencapai sesuatu kebutuhan dan untuk berbuat dalam cara yang tidak merampas keinginan orang lain dalam memenuhi kebutuhan mereka.

3) Reality, dalam hal ini orang harus memahami bahwa ada dunia nyata dari bahwa mereka harus

(3)

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam kerangka kerja tertentu.

Pada perkembangan selanjutnya Glasser memperluas uraian tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini Glasser berpandangan bahwa manusia elalu berupaya mengendalikan dunia dan dirinya untuk memuasan kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan, kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan, kebutuhan untuk memperoleh kebebasan , dan kebutuhan untuk memperoleh kesenangan.

Pada dasarnya tujuan dari konseling realita adalah sama dengan tujuan dari kehidupan manusia yaitu membantu individu untuk mencapai success identity. Untuk mencapai success identity diperlukan suatu rasa tanggung jawab dari individu, untuk mencapinya individu harus mencapai kepuasan terhadap kebutuhan personal. Untuk memenuhi kepuasan terhadap kebutuhan tersebut perlu diperhatikan 3R yaitu reality (kenyataan), right (hal yang baik), responsible (tangung jawab). Secara garis besar, tujuan konseling realita adalah:

1) Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.

2) Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

3) Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4) Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.

5) Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.

Karakteristik yang mendasari pelaksanaan konseling Realita yaitu Penekanan pada pilihan dan tangung jawab, penolakan terhadap transferensi, penekanan konseling pada saat sekarang, penghindaran dari pemusatan perilaku bermasalah, penentangan pandangan tradisional tentang penyakit mental.

Konselor berperan dalam konseling realita yaitu :

1. Motivator, yang mendorong konseli untuk: (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang klien untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri.

2. Penyalur tanggung jawab, sehingga: (a) keputusan terakhir berada di tangan konseli; (b) konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.

3. Moralist; yang memegang peranan untuk menetukan kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap perilakunya.

4. Guru; yang berusaha mendidik konseli agar memperoleh berbagai pengalaman dalam mencapai harapannya.

5. Pengikat janji (contractor); artinya peranan konselor punya batas-batas kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang ditimbulkannya.

(4)

Sedangkan konseli dalam konseling realita adalah konseli yang:

Memusatkan pada tingkah laku, Membuat dan menyepakati rencana, Mengevaluasi tingkah laku sendiri, Belajar kecanduan positif.

Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam konseling realita yaitu : a. Terlibat dalam permainan peran dengan konseli

b. Menggunakan humor

c. Mengkonfrontasikan tingkah laku konseli yang tidak relistis

d. Membantu konseli dalam merumuskan rencana-rencana perubahan yang spesifik bagi tindakan e. Bertindak sebagai model dan guru

f. Menentukan batas-batas dan struktur konseling yang pas

g. Menggunakan “verbal shock”/terapi kejutan verbal atau sarkasme yang tepat untuk menentang konseli dengan tingkahlakunya yang tidak realistis

h. Melibatkan diri dengan konseli dalam upayanya mencari kehidupan yang lebih efektif i. Tidak menerima alasan-alasan tingak laku yang tidak bertangung jawab

j. Memberikan pekerjaan rumah untuk dilaksanakan konseli pada waktu antara pertemuan satu dengan pertemuan lainya

k. Membuat kesepakatan sebagai kontrak antara konselor dan konseli.

Wubbolding sebagai seorang juru bicara terkemuka konseling realita mengemukakan prosedur konseling realita dengan sistem WDEP. Sistem tersebut terdiri atas empat tahap yaitu:

a. What (keinginan)

W berarti keinginan, kebutuhan, dan perserpsi konseli. Pada tahap W, konselor mengidentifikasi apa yang diinginkan konseli dalam kehidupan dengan mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang kamu

inginkan?”(dari belajar, keluarga, teman-teman, dan lain-lain).

b. Doing (melakukan)

D berarti apa yang dilakukan konseli dan arah yang dipilih dalam hidupnya. Pada tahap tersebut, konselor membantu konseli mengidentifikaasi apa yang dilakukannya dalam mencapai tujuan yang diharapkan dengan mengajukan pertanyaan antara lain ”Apa yang kamu lakukan?” dan mengidentifikasi arah hidupnya dengan mengajukan pertanyaan “Jika kamu terus menerus melakukan apa yang kamu lakukan sekarang, akan kemana kira-kira arah hidupmu?”

c. Evaluating (penilaian)

E berarti melakukan evaluasi terhadap apa yang dilakukan akhir-akhir ini. Pada tahap ini, konselor membantu konseli melakukan penilaian diri untuk menentukan keefektivan apa yang dilakukan bagi pencapaian kebutuhannya. Untuk itu, konselor dapat menggunakan pertanyaan antara lain “Apakah yang kamu lakukan akhir-akhir ini dapat membantumu memenuhi keinginanmu?”

d. Planning (merencanakan)

P berarti membuat rencana perubahan perilaku. Pada tahap ini, konselor membantu konseli merencanakan pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab bagi pencapaian kebutuhannya. Perencanaan

(5)

dibuat berdasarkan hasil evaluasi perilaku pada tahap sebelumnya. Dalam tahap tersebut, konselor dapat mengajukan pertanyaan misalnya,

“Apa yang akan kamu lakukan agar dapat memenuhi keinginanmu?”. Agar rencana tersebut efektif maka perencanaan tindakan yang dibuat berupa rencana yang sederhana, dapat dicapai, terukur, segera, dan terkendali oleh konseli.

Berikut merupakan beberapa poin teknik konseling Reality Therapy, yaitu sebagai berikut : - Terlibat dalam permainan peran dengan konseli

- Mengkonfrontasikan tingkah laku konseli yang tidak relistis

- Membantu konseli dalam merumuskan rencana-rencana perubahan yang spesifik bagi tindakan - Bertindak sebagai model dan guru

- Menentukan batas-batas dan struktur konseling yang pas

- Menggunakan “verbal shock”/terapi kejutan verbal atau sarkasme yang tepat untuk menentangkonseli dengan tingkahlakunya yang tidak realistis

- Melibatkan diri dengan konseli dalam upayanya mencari kehidupan yang lebih efektif - Tidak menerima alasan-alasan tingak laku yang tidak bertangung jawab

- Memberikan pekerjaan rumah untuk dilaksanakan konseli pada waktu antara pertemuan satudengan pertemuan lainya

- Membuat kesepakatan sebagai kontrak antara konselor dan konseli.

Rencana Pelaksanaan Konseling

Pelaksanaan Konseling Sesi 1 Waktu : Sabtu, 24 Juni 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Membangun hubungan dengan konseli - Mendapatkan Informasi latar belakang

- Mendengarkan permasalahan yang dihadapi konseli

(6)

Tahap :

a.Mengidentifikasi informasi

Beberapa informasi dasar sudah didapatkan konselor ketika DP mendaftarkan diri untuk

mendapatkan konseling, namun beberapa hal yang perlu digali pada wawancara awal konseling di sesi ke-1 yaitu adalah informasi seputar pekerjaan yang dilakukan oleh DP.

b.Menjelaskan permasalahan

Melalui data yang konselor dapatkan melalui formulir pendaftaran, konselor menggali informasi terkait alasan yang mendorong DP membutuhkan layanan konseling.

c.Mendapatkan informasi status terkini

Konselor menggali informasi terkait perasaan, mood, dan sikap AH saat ini. Hal-hal tersebut penting untuk mengetahui persepsi AH terkait konseling yang akan dilakukan.

d.Mendapatkan informasi kesehatan dan medis

Informasi yang digali termasuk sejarah AH mengenai penyalahgunaan obat pada saat ini atau masa lalu.

e.Mendapatkan informasi peran kehidupan

Informasi peran kehidupan yang digali tekait peran pekerjaan saat ini (misal: apakah DPD memiliki pekerjaan paruh waktu selain pekerjaan utama)

f. Mempersilahkan kebebasan ungkapan

Konselor memberikan kebebasan kepada konseli untuk mengekspresikan perasaan- perasaan yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya

g.Mengetahui permasalahan yang mengganggu pekerjaan

Beberapa permasalahan yang dapat membantu konselor mengidentifikasi permasalahan kecemasan yang mengganggu perkembangan kerja DP, diantaranya:

• Perilaku yang dapat mengarahkan ketidaksesuaian kerja

• Psikopatologi kerja

• Disfungsi yang berhubungan dengan kerja

• Kognisi yang salah

• Permasalahan dalam hidup

h.Melakukan refleksi perasaan dan masalah

Konselor merefleksikan perasaan dan masalah DPD sedangkan arah pembicaraan diarahkan oleh DPD i. Mengklarifikasi masalah

Konselor membangung kolaborasi dengan DP dan menjelaskan permasalahan dengan jelas dan konkret.

j. Mengidentifikasi tujuan AH

Konselor bersama DP menentukan tujuan dan mengukur komitmen tujuan.

Pelaksanaan Konseling Sesi 2 Waktu : Sabtu, 15 Juli 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Membangun hubungan dengan konseli - Mendapatkan Informasi latar belakang

- Mendengarkan permasalahan yang dihadapi konseli Tahap : Eksplorasi Wants

a. mengidentifikasi keinginan konseli dalam hidup

(7)

Konselor mengajak klien untuk mengeksplorasi kebutuhan- kebutuhan dasarnya.

Ada 5 kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan kesenangan, bertahan hidup, meraih prestasi atau kekuasaan, kebebasan, rasa cinta dan memiliki. Konseli diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan ini pada dirinya. Konselor membantu konseli untuk melihat bahwa masalah yang dialami saat ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kebutuhan ini menjadi masalah jika dipenuhi secara tidak tepat. Konselor menanyakan kepada konseli apa saja yang diharapkan terjadi beberapa tahun ke depan. Konseli menyebutkan keinginan-keinginannya.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dihubungkan dengan masalah saat ini, yaitu Ketika klien merasa ingin kembali untuk mengejar mencapai cita-citanya sebagai Atlet Taekwondo.

Hal ini berhubungan dengan kebutuhan meraih prestasi. Konselor juga mengajak konseli untuk memikirkan keinginannya dimasa depan tentang karir untuk dirinya.

Pertanyaan :

1. Kondisi seperti apa yang membuat anda merasa berharga ? 2. Apa tujuan yang belum tercapai dalam hidup ?

3. Jika boleh saja ketahui, keinginan terbesar apa yang anda inginkan dalam pencapaian anda ?

4. Bagaimana jika anda diberikan kesempatan untuk memilih, kehidupan seperti apa yang anda inginkan ?

5. Menurut anda apa saja hambatan terbesar yang menghalangi anda dari kaingin terbesar yang sulit untuk anda singkirkan ?

6. Sejauh apa ada akan berusaha untuk mewujudkan hal tersebut ?

Pelaksanaan Konseling Sesi 3 Waktu : Sabtu, 22 Juli 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Membangun keinginan konseli tentang apa yang di inginkan saat ini Tahap : Eksplorasi Direction and Doing

a. mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan keinginan klien selanjutnya

Pertemuan kali ini melanjutkan pembahasan tentang wants and needs dengan tahapan antara lain, analisis wants and needs, sharing wants and perception, dan getting commitment.

Konselor akan berusaha membantu klien untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami saat ini dan membantu klien untuk menentukan tahap serta keinginan apa yang diinginkan.

Pertanyaan :

1. Hal apa saja yang telah anda lakukan untuk menyelesaikan permaslahan tsb ? 2. Bagimana progress ny ?

(8)

3. Apakah anda mengetahui konsekuensi dari hal yang anda inginkan dan konsekuensi dari hal yang anda tinggalkan ?

4. Bagaimana jika hal yang anda inginkan justru merupakan pilihan yang kurang memuaskan ? 5. Seberapa besar anda menginginkan hal tersebut ?

6. Apakah anda telah menjalankan segala hal yang menjadi faktor pendukung dari terwujudnya keinginan tsb ?

7. Jika bisa dipersentasekan, berapa persen anda dapat berkomitmen untuk mendapatkan hal yang anda inginkan ?

Pelaksanaan Konseling Sesi 4 Waktu : Sabtu, 29 Juli 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Meneliti sejauh mana progress yang dialami oleh klien Tahap : Eksplorasi Evaluation

a. mengidentifikasi sejauh mana klien dapat menuntaskan permasalahan yang dihadapi

Konselor mengajakan konseli berdiskusi tentang apa yang yang telah dilakukan dan sejauh mana progress keberhasilan tindakan tersebut. Konseli diminta untuk mengevaluasi tindakan tersebut, apakah sesuai dengan yang diinginkan dirinya dan nyaman untuk lingkungan sekitarnya.

Konseli juga diminta untuk berkomitment untuk mengikuti arahan dari konselor pada sesi konseling yang telah dan akan dilakukan selanjutnya guna membantu menuntaskan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya.

Pertanyaan :

1. Sejauh mana progress yang telah anda dapatkan dari hal yang anda inginkan ?

2. Menurut anda hal apa saja temuan apa saja yang dapat menjadi faktor penghambat ? 3. Masihkan detail yang harus saya ketahui agar dapat membantu lebih baik ?

4. Apakah anda masih menjalankan semua rancangan yang telah kita buat pada pertemuan yang lalu ?

(9)

5. Apakah anda masih ingin melanjutkan rancangan yang telah kita buat ?

Pelaksanaan Konseling Sesi 5 Waktu : Sabtu, 5 Agustus 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Menjadikan klien sebagai individu yang lebih bertanggung jawab dalam menggapai keinginannya

Tahap : Eksplorasi Planning SAMI2C3

a. membantu konseli dalam berfikir lebih rasional sehingga dapat bertanggung jawab atas kehendak yang ia inginkan.

Konselor membantu konseli untuk meningkatkan kesadaran dirinya dalam berfikir rasional agar dapat lebih bertanggung jawab atas apa yang dikehendakinya.

Berdasarkan pada pertemuan-pertemu yang telah dilakukan, apa yang telah selesai dan apa yang menjadi planning atau Langkah selanjutnya yang konseli pilih. Rencana yang dibuat

mengacu pada SAMI2C3, yaitu rencana yang dibuat adalah rencana yang tidak rumit, dapat dilaksanakan oleh konseli, dinyatakan kapan waktu pelaksanaannya, segera dilaksanakan, dapat dikendalikan oleh konseli, serta konseli konsisten untuk melaksanakan rencananya. Jika tidak berhasil, maka konseli tidak putus asa untuk mencoba lagi.

Pertanyaan :

1. Bagaimana progress yang telah dicapai ?

2. Setelah sejauh ini apakah anda siap bertanggung jawab secara penuh dan sadar ?

(10)

3. Bagimana jika hal ini memang bukan yang terbaik untuk anda ? 4. Apakah ada planning lain yang ingin anda lakukan ?

5. Jika memang anda masih ingin melanjutkan rancangan kita, apakah anda siap untuk berkomitmen hingga akhir ?

6. Apakah anda siap berusaha Kembali jika gagal ?

Pelaksanaan Konseling Sesi 6 Waktu : Sabtu, 12 Agustus 2023 / 13.00 – 13.45

Tujuan : - Meyakinkan konseli akan Langkah yang akan ditempuhnya

Tahap : Menetapkan Tujuan Akhir (mematangkan rencana jangka pendek dan Panjang) a. membantu konseli dalam menetapkan Langkah akhir yang harus dilakukan.

Konselor mengajak konseli untuk menetapkan Langkah apa saja yang akan diambil untuk kedepannya guna menyelesaikan permaslahan yang dihadapi dan juga berguna untuk memenuhi kebutuhannya.

Konselor meyakinkan bahwa hal yang telah dirancang oleh konseli adalah rancangan yang sudah tepat karena dapat dijadikan pendukung untuk mencapai tujuan jangka pendek serta jangka Panjang. Dan Konselor meminta konseli untuk berkomitmen melaksanakan rencananya dengan bersungguh-sungguh.

Pertanyaan :

1. Bagaimana kabar anda hari ini ? Saya berharap anda dalam keadaan yang baik.

2. Pada tahap ini anda sudah harus melakukan Langkah penting dalam menyelesaikan maslah yang anda sedang hadapi, sudahkah anda melakukan hal tersebut ?

3. Langkah apa yang akan anda tempuh untuk rencana jangka pendek ?

4. Apa mimpi yang sedang anda rancang untuk jangka panjang atau masa depan anda ?

5. Saya akan mendukung seluruh yang anda lakukan, karena dari awal kita telah merancang step by step dengan sangat baik sehingga Langkah yang akan anda temput saat ini adlah yang terbiak saya fikir.

Apakah anda akan tetap melakukan apa yang telah anda lakukan hingga saat ini ?

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: agar konseli mengamati dan melihat langsung perbuatan konselor, lalu konselor meminta konseli untuk meminjamkan pensil yang telah diberikan kepada konselor

Mendengarkan aktif akan membantu konselor dan konseli memahami mengenai permasalahan yang terjadi karena dalam kondisi bermasalah sehingga klien tidak selalu dapat

Penggunaan metafora secara kreatif dalam sesi konseling akan membantu konseli dan konselor untuk memahami persoalan yang dihadapi serta mengembangkan solusi untuk

Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupan serta mencapai

Selain itu, pada tahap ini juga konselor membantu konseli untuk meyakinkan bahwa pemikiran dan perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan diubah. Konseli

Konselor dapat membantu konseli (lanjut usia) untuk menumbuhkan keyakinan bahwa setiap orang dalam hidupnya perlu menggapai kesehatan multidimensional. Proses

Tahap ini merupakan penetapan bentuk bantuan yang akan diberikan kepada konseli sesuai dengan masalah konseli. Pada tahap ini, konselor memberikan konseling behavior

Pengintegrasian psikologi religius dalam konseling islami merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor dalam rangka membantu konseli dimana konselor islami akan memasukkan