• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1, 2, 3 MRK KEL 5A

nanda safiyah

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1, 2, 3 MRK KEL 5A"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah tinggal adalah sebuah bangunan struktural yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pasal 1 butir 7 dijelaskan bahwa rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta asset bagi pemiliknya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Hal ini menyebabkan peningkatan minat masyarakat untuk memiliki rumah pribadi demi menunjang kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu perancangan dan pembangunan rumah tinggal harus dilakukan dengan optimal dengan manajemen proyek yang baik.

Pada era globalisasi ini, khususnya di negara yang masih berkembang, pembangunan terus berkembang dengan sangat pesat. Rumah tinggal menjadi salah satu bangunan yang paling banyak dilakukan, mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu diperlukan manajemen konstruksi yang baik dalam pembangunan rumah tinggal. Manajemen proyek konstruksi yang baik merupakan proses perencanaan, pelaksanaan dan penerapan yang sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek yang maju dan berkelanjutan.

Tujuan manajemen konstruksi itu sendiri yaitu mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan. Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka pencapaian hasil ini, diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).

(2)

Dalam pembangunan rumah tinggal, hal terpenting yang direncanakan bukanlah hanya dari sudut pandang desain arsitektur dan nilai estetikanya saja, melainkan juga kekuatan struktur bangunannya. Dalam manajemen konstruksi rumah, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah kekuatan struktur bangunannya. Pihak proyek dituntut untuk merancang sistem manajemen konstruksi yang baik sehingga mendapatkan hasil dengan kualitas yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk pembangunan sebuah rumah tinggal.

Manajemen konstruksi yang baik dilakukan dengan terencana dan terstruktur.

Sebelum memulai pembangunan konstruksi, terlebih dahulu lakukan proses-proses yang mencakup perencanaan biaya, penjadwalan pekerjaan, persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan pemasangan dinding balok dan kolom, pekerjaan drainase, dan finishing. Penjadwalan proyek dapat mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan diantara aktivitas tersebut dan menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap aktivitas, serta membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara yang optimal pada suatu proyek.

Manajemen proyek konstruksi yang baik haruslah dilakukan di lapangan sesuai yang telah direncanakan. Ketepatan waktu dan produktivitas pekerjaan konstruksi berpengaruh terhadap kualitas proyek dan hasil yang akan diperoleh.

Rencana Anggaran Biaya (RAB) menjadi salah satu komponen yang paling penting dalam perencanaan manajemen proyek konstruksi. RAB berfungsi untuk merencanakan estimasi biaya yang diperlukan untuk suatu proyek konstruksi. Maka dari itu RAB perlu dirancang seoptimal mungkin demi menghindari pengeluaran biaya prpyek konstruksi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kerugian.

Dalam melaksanakan proyek konstruksi, tidak dipungkiri lagi bahwa akan terjadi banyal hal dan masalah yang melenceng dari rencana awal proyek dan mempengaruhi kualitas proyek konstrusi dan hasilnya itu sendiri. Semakin besar skala suatu proyek maka akan semakin banyak resiko yang harus dihadapi dan semakin kompleks juga masalah yang berdatangan dari berbagai arah karena beberapa faktor tertentu. Itulah mengapa semakintinggi struktur bangunan maka

(3)

akan semakin kompleks juga standar dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak manajemen proyek konstruksi.

Dalam manajemen proyek konstruksi, terdapat metode-metode yang dapat membantu pihak yang terlibat dalam manajemen proyek untuk memudahkan pekerjaan. WBS (Work Breakdown Structure) dan OBS (Organization Breakdown Structure) merupakan metode pengorganisasian proyek yang berguna untuk memudahkan perancangan system proyek dan mendapatkan hasil yang baik. WBS adalah proses hierarki yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil. Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasikan dan WBS digunakan sebagai basis pengendalian. OBS adalah proses hierarkis yang membantu menggambarkan bagaimana perusahaan diorganisasikan untuk menentukan tanggung jawab kerja.

Pada laporan ini akan disusun rencana pembangunan unit perumahan dua lantai dengan penerapan manajemen proyek konstruksi yang baik dan efektif dengan mengikuti standar-standar dan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan kualitas proyek yang tinggi dengan hasil akhir yang baik untuk dapat menunjang kualitas kehidupan yang lebih baik.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang pada penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan tahapan pekerjaan dari proyek pembangunan rumah tinggal sederhana dengan menentukan WBS?

2. Bagaimana merencanakan durasi pembangunan rumah tinggal 2 lantai dengan menggunakan metode ES, EF, LS, dan LF?

3. Bagaimana merencanakan penjadwalan serta struktur dan sistem pelaksanaan proyek pembangunan rumah tinggal sederhana dengan menggunakan metode kurva S, Bar Chart, CPM, dan PDM?

4. Bagaimana menentukan estimasi anggaran biaya (RAB) diperlukan untuk proyek pembangunan rumah tinggal sederhana?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat merencanakan tahapan pekerjaan dari proyek pembangunan rumah tinggal sederhana dengan menentukan WBS.

2. Dapat merencanakan durasi pembangunan rumah tinggal 2 lantai dengan menggunakan metode ES, EF, LS, dan LF.

3. Dapat. merencanakan penjadwalan serta struktur dan sistem pelaksanaan proyek pembangunan rumah tinggal sederhana dengan menggunakan metode kurva S, Bar Chart, CPM, dan PDM.

4. Dapat menentukan estimasi biaya (RAB) yang diperlukan untuk proyek pembangunan rumah tinggal sederhana.

(5)

BAB 2

GAMBARAN UMUM

2.1 Spesifikasi Rumah

Berikut ini adalah spesifikasi bangunan rumah yang akan digunakan : Luas Tanah : 112,5 m2

Luas Bangunan : 140 m2

Lebar : 7,5 m

Panjang : 15

Ruangan : 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi, 3 kamar tidur, 1 carport

Tabel 2.1 Spesifikasi Bangunan

NO JENIS URAIAN BAHAN

1. Fondasi Fondasi yang dipakai pada bangunan kali ini merupakan:

Fondasi Tapak yang memiliki tinggi 110 cm, lebar atas 15 cm, lebar kaki 60 cm, tinggi kaki 25 cm

Fondasi Tapak Dimensi : Tinggi : 110 cm Lebar atas : 15 cm

Lebar kaki : 25 cm

Besi tulangan diameter : 16 mm 2. Pekerjaan

Beton

Sloof

Sloof berbentuk penampang persegi panjang dengan ukuran 15 cm x 35 cm

Dimensi : 15 cm x 35 cm dengan

6 Besi tulangan diameter : 12 cm

(6)

Jarak Sengkang 20 cm dengan diameter : 8 mm Tebal selimut beton : 30 mm Beton K300 Kolom

Kolom berbentuk penampang persegi Panjang dengan ukuran 15 cm x 40 cm

Dimensi : 15 cm x 40 cm dengan

6 Besi tulangan berdiameter : 12 cm

Jarang Sengkang 20 cm dengan diameter : 8 mm

3. Balok Balok

Balok berbentuk penampang persegi panjang ukuran 15 cm x 35 cm

Beton K300 dengan besi tulangan pokok 6 buah diameter 12 cm (6D12) dengan sengkang diameter 8 mm yang dipasang setiap jarak 20 cm (D8-200)

(7)

4. Ring Balok Ring balok

Ring balok berbentuk penampang persegi panjang ukuran 12 cm x 15 cm

Diameter tulangan utama 12 mm dan diameter tulangan sengkang 8 mm.

jarak antar begel 15 cm dengan ketebalan selimut 15 mm.

5. Pelat Lantai Pelat lantai 2 dibuat setebal 12 cm Dimensi : Besi tulangan diameter 10 mm dipasang setiap jarak 20 cm 6. Tangga Lebar tangga 100 cm, ketinggian

rise 20 cm dan lebar tread 30 cm, tinggi pegangan tangan (railing) 80 cm

Besi diameter 12 mm untuk pelat bordes dan 10 mm untuk anak tangga

7. Railling Besi

Railing Besi Balkon Baja Railing Besi Tangga Baja 8. Alas Lantai

1&2

Ruangan Granit Tile

Granit Tile Dimensi: 60x60 9. Kamar

Mandi

Lantai Granit Tile

Granit Tile : Dimensi : 60x60 Dinding

Keramik

20x25 cm

Pintu PVC

(8)

Pintu PVC 10. Instalasi Air Pipa Air Bersih

Pipa PVC Tipe AW

Pipa

berdiameter ¾ Pipa Air Kotor

Pipa PVC Tipe DW

Pipa

berdiameter 4 Sanitasi Air :

Kloset Duduk Setara American Standard

American Standard

Wastafel

Setara American Standard

American Standard Bak Air

Bak Air Fiberglass

Fiberglass

Floor Drain Stainless Steel

Stainless Steel

11. Septic Tank Septic Tank

Batu bata merah sebagai dinding diplester dengan campuran semen 1:4 pasir dan disusun membentuk dinding dengan susunan 1 bata dan tebal plesteran mortar 2 cm.

Campuran beton sebagai penutup septic tank

Batu bata merah dan beton

12. Dapur Lantai Granit Tile

Granit Tile Dimensi:

60x60 13. Kusen dan

Pintu

Kusen Pintu Kayu Kelas II

Kusen Jendela Kayu Kelas II

Jendela Kaca Bening

dengan

(9)

Bingkai Kayu Kusen Jendela Dapur Aluminium

Jendela Dapur Kaca Bening

dengan Bingkai Aluminium Pintu Utama dan Pintu Kamar Kayu (Kelas

III)

Pintu Kamar Mandi PVC

14. Atap Rangka Atap Baja Ringan

Penutup Atap Genteng

Keramik

Plafond Plafond

Gypsum Board Finish Cat

15. Listrik Pre-Paid System 2200 Volt

16. Dinding Cat dalam Aries Gold

Cat luar Dulux Weather

shield Powerflexx

17. Finishing Bersih-bersih (merapikan) Alat Pembersih

2.2 Metode Pengerjaan 2.2.1 Persiapan

Langkah pertama dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membersihkan lokasi/lokasi konstruksi untuk menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi proses konstruksi. Dalam hal ini dapat menebang pohon atau

(10)

menghilangkan rumput/semak, hal ini perlu dilakukan sampai ke akar-akarnya agar tidak merusak struktur tanah.

Pengukuran dan pemasangan Bouwplank dimulai setelah lokasi dibersihkan dari semak-semak dan puing-puing lainnya. Tiang bouwplank harus dipasang dengan kokoh, permukaan atas papan rata dan lurus, serta setiap sudutnya harus miring. Untuk kolom kayu bouwplank digunakan kayu berukuran 5 atau 7 cm dan permukaan atas papan bouwplank dicukur rata dan bersih.

Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi harus mengatur fasilitas pendukung keamanan di proyek tersebut. Selain itu, proyek konstruksi juga harus melakukan koordinasi lingkungan hidup dengan seluruh pihak yang terlibat dalam proyek untuk memastikan proyek dapat dilaksanakan dengan lancar.

Gudang merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang. Semua jenis bangunan bisa memiliki gudang, misalnya gudang yang terletak di pabrik, toko, bahkan rumah. Dalam perencanaan ini, gudang difungsikan sebagai tempat menyimpan produk. Pembangunan arsip pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan pertama yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.

Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak, asam, alkali, garam, bahan organik atau zat lain yang merusak tulangan beton dan baja. Pasokan listrik untuk proyek tersebut harus bersumber dari sambungan PLN lokal sementara selama masa konstruksi.

2.2.2 Struktur

Galian tanah pondasi,Pekerjaan galian tanah merupakan tahap awal pekerjaan struktural yang dilakukan setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan. Galian ini dilakukan dengan berpedoman bouwplank yang sudah dipasang dan disetujui oleh para direksi atau pengawas pada tahap persiapan. Pekerjaan galian dilakukan dengan akurat dan berhati-hati berdasarkan gambar pelaksanaan yang meliputi aspek mulai dari bentuk, ukuran, elevasi, ataupun dilakukan berdasarkan arahan dari direksi atau pengawas.

Penggalian dilakukan hingga dasar galian mencapai tanah keras, dan apabila setelah dilakukan penggalian terdapat benda-benda seperti akar- akar kayu,

(11)

kotoran-kotoran, ataupun bagian tanah yang longgar maka benda ini harus dikeluarkan secara keseluruhan hingga bersih dan kemudian pada lubang yang dihasilkan akibat pengeluaran benda-benda tersebut diisi dengan pasir urug. Agar kepadatan muka tanah galian tetap terjaga maka lubang yang sudah selesai dibersihkan harus segera diurug dengan pasir dan batu kosong.

Proses penulangan dilakukan secara fabrikasi dimana tulangan baja akan dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan spesifikasi penulangan yangtelah direncanakan. Untuk proses pemotongan dilakukan dengan bantuan mesin bar cutter, sedangkan untuk proses pembengkokkan dilakukan dengan bantuan mesin bar bender. Dalam proses ini akan dibentuk berbagai jenis tulangan yang dibutuhkan, seperti tulangan sengkang, tulangan untuk pondasi, rangkaian penulangan untuk kolom balok, pelat, dan juga shear wall.

Material yang sebelumnya telah dibentuk akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk komponen tulangan yang diperlukan seperti kolom, balok, pelat, atau shear wall. Pada tulangan pelat akan dipasang tulangan pelat yang berfungsi untuk menopangan tulangan pelat agar tidak melendut yang dapat mengurangi tebal selimut beton. Selain itu, dipasang juga cakar ayam, yaitu suatu tulangan ulir yang dibengkokkan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai agar sesuai dengan yang direncanakan.

Bekisting merupakan suatu cetakan beton yang berfungsi untuk membentuk beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bekisting ini sendiri dapat dibuat dari kayu, waterproof-plywood, baja ataupun material lain yang disesuaikan kembali dengan kebutuhan, kemudahan pekerjaan, dan juga efisiensi biaya. Bekisting harus memiliki kekuatan dan kekakuan yang cukup agar dapat memikul tekanan dan getaran yang muncul pada saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi toleransi yang diisyaratkan. Selain itu, bekisting tidak boleh memiliki celah agar campuran yang dituangkan pada bekisting tidak hilang ataupun lolos. Sebelum dilakukan pengecoran, haruslah dipastikan bahwa permukaan bekistingdan material lain yang tertanam dalam keadaan bersih dari bahan bekas pengecoran sebelumnya ataupun juga material-material lain selain bahan campuran beton yang digunakan agar kualitas beton yang dihasilkan juga baik.

(12)

Pengecoran beton sendiri akan dilakukan setelah proses pembesian dan penulangan dimana seluruh komponen struktural yang telah dipasang akan ditutupi dengan mortar beton. Setelah Pasangan batu kosong dilaksanakan, dilanjutkan dengan pekerjaan sloof, pengecoran sloof dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran lantai kerja dari beton bertulang dengan tebal 10 cm dengan tulangan susut Rangkailah besi tulangan kolom praktis dengan jarak yang direncanakan, ikatlah dengan sistem ikat satu arah dengan kuat, antara tulangan utama dan sengkang/beugel dengan menggunakan kawat bendrat.

Jarak setiap sengkangnya dibuat seragam sebesar 20 cm. Persiapkan potongan besi d12 sebanyak 6 buah, 3 buah untuk sisi atas pelat dan 3 buah untuk sisi bawah pelat. Buatlah marking posisi 6 stek penguat, 3 stek pada pelat atas dan 3 stek pada bawah. Ikatlah antara besi kolom praktis dengan stek penguat atas dan bawah menggunakan kawat bendrat dan posisikan sehingga besi kolom praktis berdiri tegak. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 dipasang lebih rendah dari pasanganbata. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5 cm pada sisi kanan dan kiri untuk menutupi pasangan bata. Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan yang cukup, kemudianlah ikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawat bendrat pada atas, tengah dan bawah bekisting. Pastikan kawat bendrat terikat dengan baik. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan dilot. Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan homogen. Pasanglah alas untuk menampung adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis dengan menuangkan adonan kedalam lubang bekisting, pada saat pengecoran ke dua sisi bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.

Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom. Besi dipotong dan dirakit.

Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule). Penekukan besi harus menggunakan piringan roller sesuai jenis diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar). Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar kerja. Besi disetting di posisi

(13)

masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang “beton decking”

yang memadai. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak bekisting sebelum didirikan. Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tierod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

Pembuatan rabat beton dengan spesifikasi campuran 1 pc : 3ps : 5kr.

Campuran dicampur rata dan dihamaparkan ke area rencana lantai kerja dan diratakan. Dimensi lantai rabat mengacu pada gambar kerja.

Dikarenakan konstruksi bangunan yang akan dibuat merupakan konstruksi bangunan dua tingkat, maka tentunya diperlukan adanya pembuatan tangga agar dapat mencapai lantai 2. Pembuatan tangga sendiri direncanakan dengan ukuran dan tinggi sedemikian rupa sesuai dengan standar agar memberikan kenyamanandan tentunya keamanan bagi pengguna tangga. Pada proses pembuatan tangga akan dibuat penulangan terlebih dahulu dan juga pemasangan bekisting sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. Kemudian, tangga akan dibuat dengan proses pengecoran pada bekisting, dimana akan dibentuk anak tangga dan juga bordes. Setelah waktu selama paling tidak 7 hari setelah pengecoran atau setelah diijinkan oleh pengawas kerja barulah bekisting boleh dibuka dan tangga pun terbentuk. Di bagian sisi samping tangga juga dibatasi dengan railing besi sebagai bagian pengaman agar tangga dapat dinaiki dengan aman tanpa resiko terjatuh.

Railing besi sendiri merupakan serangkaian besi yang berbentuk seperti sebuah pagar pembatas yang berfungsi untuk aspek pengamanan terutama pada tempat- tempat tinggi yang beresiko untuk jatuh. Bentuk dari railing besi ini sendiri mirip dengan pagar, namun biasanya bentuknya lebih tipis daripada pagar utama pada umumnya. Railing besi ini sendiri dapat terbuat dari beberapa jenis bahan dasar seperti besi, baja, aluminium, dan lain lain. Railing besi ini sendiri biasanya dipasang pada tempat-tempat seperti balkon ataupun tangga untuk memberikan

(14)

aspek aman bagi pengguna meskipun berada di tempat yang cukup tinggi tanpa takut untuk terjatuh.

Memastikan seluruh permukaan atas ring balok sudah dalam keadaan rata dan siku serta memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar dengan kolom yang ada dibawahnya.

Mengukur jarak antar truss, kemudian memberi tanda posisi perletakan truss sesuai dengan gambar kerja. Setelah itu Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomor urutan. Ketika memasang, pastikan posisi kiri dan kanan kuda-kuda tidak terbalik (bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter).

Mengontrol posisi berdirinya kuda- kuda agar tegak lurus dengan ring balok (menggunakan benang dan lot). Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L, menggunakan 4 buah screw 12 –14 x20 HEX. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.

Memasang balok nok, lalu Memasang bracing sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang diatas top-chord dan di bawah reng. Memasang reng dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah, Lalu pasang outrigger.

Memasang ceiling battens pada permukaan bagian atas bottom chord kuda- kuda dan di-screw (jarak antar masing- masing adalah 120 cm). Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Untuk pertemuan ceiling battens dengan ring balok diberi bantalan bracket yang diikat memakai 2 buah dynabolt. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.

Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dianjurkan. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen yang akan di pasangkan diatas plafon. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai atau balok yang pertama dilakukan pasang penggantung rangka dengan menggunan paku tembak. Bila pemasangan pada bagian top/tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka atap. Mengukur kedataran penggantung diperlukan

(15)

agar menghasilkan plafond yang tidak gelombang. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw 1/8 dengan menggunakan bor atau obeng. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4) harus sesuai spesifikasi.

2.2.3 Arsitektural

Pekerjaan Pasangan Dinding Bata dimulai dengan memasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang akan dipasang. Mengukur dan menandai jarak setiap ketinggian pasangan bata/batako dan dikontrol kesetimbangan horizontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya. Membasahi bata yang akan dipasang sampai tidak menyerap air. Memberi adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu bata dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh membentuk garis lurus.

Mengusahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya tidak dipakai atau tidak dipasang. Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan.

Pekerjaan plesteran batu bata dimulai dengan menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding yang akan di plester Menyiram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (curing).

Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc:2ps). Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.

Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari;

pagi, siang & sore. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1pc:3ps.

Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.

Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering. Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring. Membuat adukan 1pc:3ps, gunakan pasir yang diayak (halus). Memasang plesteran pada bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari

(16)

jarak ±50 cm. Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding sampai halus & rata. Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar benar basah seluruhnya.

Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus. Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang baik. Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar benar rata dan halus.

Kuda-kuda, balok dan rangka atap yang digunakan adalah dari baja ringan yang mempunyai kualitas yang bagus dan tahan lama. Metode pemasangan dimulai dari sisi bawah (dari sisi lisplank). Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat- syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Untuk pekerjaan lisplank akan menggunakan jenis kayu Seumantok yang mempunyai daya tahan lama (awet).

Pada pekerjaan atap ini dilakukan dengan teliti dan rapi. Langit-langit ruangan dipasang plafond gypsum.

Pekerjaan kusen pintu menggunakan bahan yang terbuat dari aluminium, yang memiliki kualitas yang bagus sesuai spesifikasi dalam bestek dan disetujui oleh direksi.Pemasangan kusen dilakukan seiring dengan pemasangan dinding bata.

Pada bagian pekerjaan bata dipasang kusen langsung ditempatkan kusen pintu, kusen jendela maupun kusen bouvenlight. Untuk pemasangan kusen pintu diberi kaki kusen dari semen agar kusen tidak rusak terkena air.

Untuk ketinggian penempatan jendela dari lantai mengikuti gambar rencana atau disamakan antara elevasi ambang atas kusen pintu dengan elevasi ambang atas jendela atau bouvenlight. Bagian kusen yang menyentuh dinding akan diberi angker yang terbuat dari baut khusus. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan kunci pintu dan jendela serta aksesoris lain. Dalam pekerjaan ini nilai atau persentase pekerjaan ini sangat kecil, namun demikian pekerjaan ini menjadi penting mengingat keamanan maupun kenyamanan dimasa yang akan datang berhubungan erat dengan kesempurnaan pekerjaan ini.

(17)

2.2.4 Mekanikal, elektrikal dan plumbing

Pekerjaan mekanis pada gedung ini adalah pemasangan alat pendingin ruangan (AC) dan pompa air. Pekerjaan mekanis didasarkan pada pekerjaan kelistrikan karena mesin yang digunakan memerlukan sumber tenaga listrik, sehingga pemasangan dua mesin harus sesuai dengan diagram kelistrikan. Letak AC dan pompa air harus berada di dekat sumber listrik, khususnya stopkontak.

Semua bahan sebelum dipasang terlebih dahulu ditunjukkan kepada Direksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Sebelum pemasangan dimulai, kami akan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan terhadap bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar. Semua sambungan rapat air dan udara.

Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk semua peralatan dan perlengkapan dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan sambungan sesuai yang disyaratkan. Jaringan instalasi dan ukuran pipa-pipa yang dipakai disesuaikan dengan gambar rencana. Untuk pekerjaan elektikal, instalasi listrik pada dinding bata dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan demikian juga halnya dengan penempatan kabel-kabel dan titik lampu dilakukan seiring dengan pekerjaan pemasangan plafond.

Setelah instalasi listrik selesai lampu-lampu segera dipasang. Jenis lampu dipasang sesuai dengan gambar rencana. Pemasangan stop kontak setinggi >40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.

Box/kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

Pemasangan pipa dilakukan sebelum plesteran dan plafon dan dapat dilakukan secara bersamaan. Perbaikan dan pemasangan pipa yang dapat menembus struktur bangunan harus diselesaikan bersamaan dengan pembangunan struktur. Kemudian dilakukan pemasangan pipa atau peralatan bantu agar tidak terjadi sambungan silang atau pipa air bersih dengan pipa drainase lainnya.

Semua peralatan sanitasi dan perlengkapan tambahan dibuat sesuai dengan prosedur lantai dan dinding sebelum pemasangan pertama. Toilet duduk dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini telah dipasang dengan benar.

(18)

2.2.5 Finishing

Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding yang akan di plester. Menyiram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (curing). Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1 pc : 2 ps). Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15-20 mm. Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang dan sore. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.

Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm. Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering. Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring. Membuat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus).

Memasang plesteran pada bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ±50 cm.

Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.

Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding sampai halus dan rata. Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar- benar basah seluruhnya. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus. Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang baik. Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar benar rata dan halus.

Pekerjaan acian dapat dilakukan bila permukaan plester sudah kering dan cukup umur. Sebelum diplester, permukaannya disiram air terlebih dahulu. Untuk memperoleh hasil plesteran yang halus, setelah plester ditutup dengan lapisan pasta semen, permukaan plester sebelum dikeringkan digosok dengan kertas gesek.

Bersihkan permukaan dinding dari kotoran dan bekas plester dengan kain.

Lindungi material/struktur lain yang berdekatan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/koran dan selotip. Gunakan sisa-sisa untuk memperbaiki

(19)

bagian dinding yang retak dan tidak rata dengan plester, lalu tunggu hingga kering.

Ratakan plester kering dengan amplas hingga halus.

Kemudian periksa kerataan permukaan dinding. Jika permukaannya rata, gunakan roller cat pada area yang luas dan gunakan kuas cat pada area yang sempit atau sulit dicat. Jika lapisan dasar kering, aplikasikan lapisan akhir pertama. Jika lapisan akhir pertama kering, aplikasikan lapisan akhir kedua/terakhir (jumlah lapisan sesuai spesifikasi). Periksa kerataan lapisan cat terakhir.

Dinding bata terlebih dahulu diplester dan dibiarkan selama ± 24 jam. Periksa kerataan dan kelurusan permukaan ubin dinding. Kencangkan kawat untuk memastikan permukaan keramik rata dan garis nat/nat lurus. Rendam terlebih dahulu keramik dalam air hingga jenuh sebelum dipasang. Pasang keramik dinding untuk kepala pada titik awal pemasangan perekat menggunakan mortar. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan keramik dinding lainnya mengacu pada awal pemasangan keramik yang sudah dibuat.

Pada saat pemasangan, keramik ditekan atau dipukul dengan palu karet hingga diperoleh permukaan yang rata. Lem keramik harus rata dan tidak berlubang agar ubin keramik tidak mudah pecah. Periksa kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat perata. Lalu tunggu beberapa saat hingga seluruh udara keluar dari mortar keramik. Panel kayu yang digunakan pada bangunan ini berfungsi sebagai penambah estetika eksterior rumah hunian.

Panel kayu yang digunakan berwarna coklat tua dan dipasang pada lantai satu serta atap depan dan belakang. Pagarnya memiliki bentuk batu bata yang rapi, penggunaan batu bata berwarna abu-abu untuk menambah estetika rumah.

Mula-mula sebelum memulai proyek ada proses pembersihan, di akhir proyek juga ada pembersihan, namun di akhir proyek lebih pada pembersihan dan disinfeksi rumah yang sedang dibangun agar siap digunakan. digunakan oleh pemilik rumah yang mempercayakan pekerjaan tersebut kepada para pekerjanya.

Biasanya pada tahap ini sisa cat yang tersisa akan dibersihkan dan juga akan dilakukan operasi untuk menyelaraskan kembali seluruh bagian yang terpasang, termasuk keramik dan plafon. Rumah juga bisa dibersihkan dan ditambahkan perabotan baru untuk mengisi.

(20)

2.3 Detail Bangunan

Berikut ini merupakan gambar Denah dan juga gambar Tampak yang akan dikerjakan:

Gambar 2.1 Denah Lantai 1 Gambar 2.2 Denah Lantai 2

(21)

Gambar 2.3 Tampak Atas

Gambar 2.4 Tampak Depan

(22)

Gambar 2.5 Tampak Belakang

Gambar 2.6 Tampak Kanan

(23)

Gambar 2.7 Tampak Kiri

(24)

BAB 3 DASAR TEORI

3.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan anggota dan sumber daya manusia, pelaksanaan, pembiayaan dan penjadwalan untuk mencapai tujuan awal tertentu yang efektif dan efisien yang telah direncanakan pihak yang terlibat dalam proyek. Manajemen berarti mengelola, adalah sebuah pemahaman mengenai metode mengelola dan memimpin sebuah organisasi yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek merupakan sebuah kegiatan usaha yang bersifat tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran, dsumber daya dan memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan.

Secara konseptual manajemen berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, dengan memberdayakan sumber daya manajemen dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya seperti manusia material, peralatan, dan biaya yang digunakan dalam seuatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajemen proyek dengan segala fungsi manajemen dan aktivitasnya merupakan kolaborasi ilmu dan seni manajemen dalam mencapai kinerja proyek yang berhasil guna dan berdaya guna. Konsep manajemen berasal dari kebutuhan mencari metode yang paling efisien dalam menggunakan sumber daya. Sumber daya keberadaannya sangat terbatas. Keterbatasan sumber daya tanpa penggunaan yang efisien akan menimbulkan dampak negatif dalam pencapaian tujuan organisasi.

Dalam manajemen proyek, hal yang perlu dipertimbangkan agar hasil proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penanganan yang cermat adalah keuangan, anggaran biaya, manajemen sumber daya manusia, efektivitas dan efisiensi, pemasaran, mutu, dan waktu. Tujuan manajemen adalah

(25)

untuk mengelola fungsi manajemen semaksimal mungkin, sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan serta penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif untuk tujuan tertentu.

Untuk mencapai tujuan manajemen, perlu diusahakan pengawasan terhadap mutu, biaya, dan waktu. Oleh karena itu dilakukan pelaksanaan pengawasan mutu (quality control, pengawasan biaya (cost control), dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control). Ketiga pengawasan ini dilakukan secara bersamaan dan sistematis. Manajemen proyek memiliki berbagai fungsi yang dapat diuraikan sebagai beirkut:

1. Fungsi perencanaan. Pada umumnya perencanaan berupa tindakan pengambilan keputusan mengenai data, informasi dan berbagai fakta yang nantinya akan dipilih

2. Fungsi organisasi yang berupa berkumpulnya kegiatan manusia dengan pekerjan dan porsi masing-masing dan bersifat koordinatif agar tujuan tercapai.

3. Fungsi manajemen proyek juga mencakup fungsi pelaksanaan, yaitu menyatukan seluruh anggota organisasi agar dapat bekerja sama dalam tim demi tujuan bersama.

4. Fungsi yang terakhir adalah fungsi pengendalian yang merupakan kegiatan mengobservasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan di lapangan secara langsung dan mengevaluasi kinerja proyek dengan melakukan perbaikan terhadap hal yang terjadi di luar perencanaan awal.

Terdapat tiga elemen yang memiliki peranan penting dalam manajemen proyek, adalah sebagai berikut:

1. Manajer proyek, elemen terpenting dalam manajemen proyek adalah manajer. Manajer proyek adalah seorang yang bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan sebuah proyek. Manajer dituntut untuk merencanakan, mengarahkan ke mana proyek harus berjalan.

2. Tim proyek, tim proyek adalah kumpulan orang dari area dan bidang berbeda yang bekerja sama dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek dengan hasil yang memuaskan. Tim proyek sangat berpengaruh terhadap

(26)

kelancaran dan produktivitas pekerjaan. Semakin tinggi kualitas tim proyek maka semakin tinggi juga tingkat kelancaran pekerjaan.

3. Sistem manajemen proyek, sistem manajemen dibuat berdasarkan struktur organisasi, proses informasi dan pelatihan serta prosedur pelaksanaan proyek.

Manajemen proyek memiliki batasan batasan yang dibuat agar menghindari perencanaan proyek yang melenceng dan jauh dari tujuan dan hasil yang diinginkan. Tiga batasan (triple constraint) tersebut adalah scope (ruang lingkup), schedule and time (jangka waktu) dan cost (biaya). Tiga hal tersebut merupakan pedoman dari setiap proyek konstruksi. Triple constraint ini bersifat interdependen, yang berarti saling berkaitan dan berpengaruh terhadap satu sama lain. Apabila salah satu daro variable diubah, maka variable lainnya harus diubah dan disesuaikan agar konsrp triple constraint. Sebagai contoh, apabila skala ruang lingkup proyek konstruksi berubah menjadi lebih besar, maka secara otomatis dibutuhkan biaya yang lebih banyak dan juga waktu persiapan yang lebih panjang.

Pelaksanaan proyek memiliki beberapa tahapan yang diurutkan sebagai berikut:

1. Tahap Inisiasi, merupakan tahap awal kegiatan proyek dari awal proyek disepakati untuk dikerjakan.

2. Tahap Perencanaan dan Desain, setelah ruang lingkup tim proyek terbentuk, susun perencanaan secara rinci sebagai panduan untuk tim pekerja selama proyek berlangsung. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.

3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan Proyek dan Konstruksi), pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi.

4. Tahap Pemantauan dan Sistem Pengendalian, melakukan proses manajemen seperti pemantauan dan kontrol selama pekerjaan berlangsung.

5. Tahap Penutupan, Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai.

(27)

3.2 Breakdown Structure 3.2.1. Work Breakdown Structure

Menurut Practice Standard for Work Breakdown Structure – Second Edition, sebuah proyek akan lebih mudah untuk dikelola apabila diuraikan menjadi komponen individual yang dikenal dengan Work Breakdown Structure (WBS).

Sebuah struktur yang mendefinisikan elemen kerja yang unik yang dapat disusun dan diselesaikan dalam urutan pekerjaan yang ditetapkan oleh diagram jaringan:

sekuensial, paralel atau dalam urutan, sesuai kebutuhan, yang spesifik untuk menyelesaikan proyek. WBS memastikan definisi dan komunikasi yang jelas dari lingkup proyek, dimana di sisi lain WBS merupakan alat monitoring dan controlling (Norman, Brotherton, & Fried, 2008).

Work Breakdown Structure (WBS) merupakan skema yang menggambarkan kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan sebuah proyek yang mana kegiatan-kegiatan tersebut dibagi menjadi bagian-bagian focus pengerjaan proyek yang kecil (hingga level rinci). WBS merupakan diagram terstruktur yang bersifat hierarki dan memiliki bentuk seperti pohon. Diagram ini memuat kegiatan umum yang harus dilakukan pada pelaksanaan proyek yang kemudian dipecah lagi menjadi kegiatan-kegiatan khusus yang lebih detail.

Menurut PMBOK 5th edition, definisi WBS adalah suatu uraian atau dekomposisi hirarki dari total lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh tim proyek untuk menyelesaikan tujuan proyek. WBS mengelola dan mendefinisikan total lingkup dari proyek, dan menyatakan spesifikasi pekerjaan dalam pernyataan lingkup proyek. Setiap level yang lebih rendah dalam WBS, menunjukkan tingkat keterincian lebih tinggi dari pekerjaan-pekerjaan dalam proyek. Sedangkan menurut Kerzner dalam penelitiannya pada tahun 2005, ia mengatakan bahwa WBS merupakan kerangka kerja yang penting, yang mengarahkan dan mendefinisikan tugas yang spesifik dalam proyek.

WBS mencerminkan cara sang manajer proyek merencanakan, mendelegasikan tanggungjawab, dan mengelola serta mengendalikan proyek.

Dalam pendefinisian lingkup kerja, tiga atau empat lapisan pertama WBS seharusnya sudah mampu menyediakan rincian yang cukup untuk memperlihatkan

(28)

tanggungjawab terhadap semua hasil kerja utama proyek. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan Work Breakdown Structure (WBS) adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi kompleksitas perancanaan proyek.

2. Fasilitas penjadwalan dan pengendalian proyek dengan lebih optimal 3. Estimasi biaya (cost estimation).

4. Penyusunan anggaran (cost budgeting).

5. Perencanaan manajemen resiko (risk management planning).

6. Mengidentifikasi saling ketergantungan.

7. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path).

WBS mencerminkan cara sang manajer proyek merencanakan, mendelegasikan tanggungjawab, dan mengelola serta mengendalikan proyek.

Dalam pendefinisian lingkup kerja, tiga atau empat lapisan pertama WBS seharusnya sudah mampu menyediakan rincian yang cukup untuk memperlihatkan tanggungjawab terhadap semua hasil kerja utama proyek. Urut-urutannya proses merinci WBS adalah sebagai berikut (SU, 2012):

1. Mendefinisikan tugas utama proyek, kemudian mendekomposisi tugas menjadi sub tugas. Dalam langkah ini kita harus mengidentifikasi pekerjaan apa yang harus diselesaikan untuk mencapai tugas

2. Identifikasi setiap deliverable pada tingkat detail dengan persiapan untuk anggaran

3. Work packages: Memastikan seluruh paket pekerjaan dapat dideteksi dan dialokasi

4. Menginspeksi kebutuhan dekomposisi terbawah sudah sesuai atau belum.

3.3.2 Organization Breakdown Structure (OBS)

Adalah sebuah susunan hirarki dari suatu struktur manajemen proyek institusi atau perusahaan. Secara umum OBS adalah daftar orang‐orang atau manager‐

manager yang bertanggungjawab pada sebuah proyek maupun orang‐orang yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan proyek. OBS membantu memudahkan pekerjaan dengan melukiskan bagaiamana perusahaan dirancang untuk menentukan tanggung jawab kerja. Tujuan OBS adalah menyediakan suatu kerangka untuk meringkas kerja unit organisasi, mengidentifikasi unit organisasi yang bertanggung jawab untuk masing-masing pekerjaan, dan mengikat unit

(29)

organisasi menjadi satu kesatuan. OBS membagi proyek menjadi unit organisasi yang terdefinisi dengan jelas, memperlihatkan hirarki dan hubungan antara unit- unit tersebut.

OBS memiliki beberapa fungsi penting dalam manajemen proyek, yaitu:

1. Membantu untuk memahami struktur organisasi dalam perushaan dan hubungan antara departemen dan anggoa tim.

2. Memungkinkan untuk memahami pengambilan keputusan dalam organisasi dan bagaimana bekerja sama dengan departemen lain.

3. Memiliki pengaruh terhadap WBS karena WBS harus mencerminkan struktur organisasi perushaan.

4. Memastikan setiap anggota tim mengerti peran dan tanggung jawab masing- masing sesuai rencana.

5. Mengidentifikasi pemilik tugas dan kewajiban 6. Mengontrol kinerja tiap anggota

OBS membantu mngorganisasikan anggota tim dan departemen dalam perushaan. OBS berfokus pada struktur organisasi perushaan sehingga orang-rang yang bersangkutan harus membantu memahami hubungan anyat departemen dan anggota tim dalam perushaan dan melokalisir organ pelaksana dan penanggung jawab setiap unit kegiatan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. OBS juga bersifat dibuat khusus untuk organisasi yang tetap yang hanya mencakup hingga level manajemen atas dan departemen saja.

Dari perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa WBS dan OBS memiliki peran yang berbeda dalam pengelolaan proyek. WBS membantu untuk memecah proyek menjadi tugas yang lebih kecil sehingga mudah dikelola, sedangkan OBS membantu untuk memetakan struktur organisasi dan bertanggung jawab atas setiap tugas. Baik WBS dan OBS penting untuk keberhasilan proyek yang efektif, dan pemilik proyek harus memahami peran masing-masing untuk mengoptimalkan penggunaannya dalam pengelolaan proyek mereka. Dengan WBS dan OBS yang tepat, perencanaan dan estimasi waktu dan biaya akan mulus dan mudah dilakukan.

Selain itu, tim jadi dapat lebih secara efektif mengatur waktu dan tanggung jawab untuk setiap tugas.

(30)

3.3 DED (Detail Engineering Design)

Detail Engineering Design (DED) atau Rancangan Teknik Detail itu merupakan tahap yang penting dalam proses merekayasakan konstruksi, biasanya terjadi setelah tahap perancangan konseptual dan tahap perancangan awal. Tahap yang dimaksud memerlukan perencanaan rinci dan spesifikasi dari semua elemen, komponen serta sistem yang diperlukan dalam mengubah konsepan proyek yang direncanakan menjadi kenyataan. Tahap ini berfokus pada menerjemahkan desain konseptual dan desain awal ke dalam rangkaian rencana dan dokumen komprehensif yang dapat diimplementasikan dan dikonstruksikan.

Berikut adalah aspek-aspek penting dan langkah yang terlibat dalam DED atau Detail Engineering Design:

1. Gambar Detail Bangunan

2. Kepatuhan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) 3. RAB

4. Laporan Akhir Tahap Perencanaan, berupa:

a. Laporan arsitektur;

b. Laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (Soil Test)

c. Laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal;

d. Laporan perhitungan IT (Informasi & Teknologi)

e. Gambar detail bangunan bisa terdiri dari gambar rencana teknis. Gambar rencana teknis ini meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan.

f. Rencana Anggaran Biaya, juga dikenal sebagai RAB, adalah perhitungan harga keseluruhan untuk volume suatu satuan pekerjaan. RAB dibuat berdasarkan gambar, dan kemudian dapat dibuat Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), serta spesifikasi dan harga. Pada titik ini, susunan RAB dievaluasi, perhitungannya dikoreksi, dan harganya disesuaikan dengan harga pasar untuk menghasilkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

g. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material bangunan, dimensi material bangunan, prosedur pemasangan material dan persyaratan-persyaratan lain yang wajib

(31)

dipenuhi oleh penyedia pekerjaan konstruksi. RKS kemudian menjadi syarat yang harus dipenuhi penyedia sehingga dapat dimasukan ke dalam Standar Dokumen Pengadaan (SDP).

Adapun bagian-bagian dari DED yang terdiri dari beberapa bagian yang mencakup gambar dokumen teknis detail, yaitu:

1. Gambar Denah

Representasi visual dari tata letak ruangan dalam bangunan. Gambar ini termasuk ukuran dari ruangan termasuk jendela, pintu dan elemen struktural lainnya.

Sumber: www.kanopitop.com

Gambar 3.3.1 Contoh Gambar Denah Rumah 2. Gambar Potongan

Digunakan untuk menggambarkan struktur dan kondisi dari suatu bangunan biasanya dipotong dari x/x atau y/y sehingga dapat menampillkan detail dari fondasi, atap, lantai, posisi, dan elevasi elemen-elemen structural lainnya.

Sumber: www.griyabagus.com

Gambar 3.3.2 Contoh Gambar Potongan Rumah

(32)

3. Gambar Situasi

Gambar yang memvisualisasikan posisi bangunan yang akan dibangun pada area sekitar pembangunan tersebut.

Sumber: www.gambardesainarsitek.com Gambar 3.3.3 Contoh Gambar Situasi 4. Gambar Rencana/Struktur Atap

Sesuai dengan namanya gambar ini menunjukkan detail struktur atau rencana dari atap bangunan tersebut.

Sumber:

Gambar 3.3.4 Contoh Gambar Rencana/Struktur Atap 5. Gambar Detail

Menjelaskan secara mendetail bagian-bagian tertentu dalam bangunan mencakup detail struktural, fasad, dan detail lain yang relevan.

Sumber: Pinterest (Ary Bowo)

Gambar 3.3.5 Contoh Gambar Detail Parsial Fasad

(33)

6. Gambar Tampak

Memvisualisasikan gambar tampak dari suatu bangunan mencakup gambar tampak atas, samping kiri, kanan, dan belakang.

Sumber: www.indiearchitect.com

Gambar 3.3.6 Contoh Gambar Tampak Depan Rumah

Detail Engineering Design (DED) adalah tahap kunci dalam siklus proyek secara keseluruhan, karena adanya persiapan untuk konstruksi dan operasi yang sukses. Kesalahan dan kelalaian tentunya dapat menunda pekerjaan dan perlu modifikasi yang mahal. Maka dari itu, diperlukanlah DED sebagai informasi teknis yang diperlukan untuk membangun sehingga resiko kesalahan dapat diminimalisir.

Penting untuk diingat juga bahwa setiap proyek memiliki aspek yang unik dan berbeda-beda tergantung pada jenis proyek dan lingkungannya.

3.4 Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan adalah suatu perhitungan jumlah dari banyaknya volume pekerjaan dalam satuan. Volume pekerjaan juga biasa disebut sebagai kubikasi pekerjaan yang mengacu pada sejumlah pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan dalam proyek. Hal yang dapat mempengaruhi volume pekerjaan adalah waktu, sumber daya, biaya, dan risiko. Volume pekerjaan ini masuk ke dalam pembuatan s-curve karena bobotnya yang dipertimbangkan dari kategori suatu pekerjaan. Contoh volume pekerjaan yang biasanya dikerjakan:

1. Volume pekerjaan persiapan, galian dan urugan 2. Volume pekerjaan pondasi batukali

3. Volume pekerjaan pasangan dinding dan plesteran 4. Volume pekerjaan atap

5. Volume pekerjaan listplank

6. Volume pekerjaan sanitasi dan instalasi

(34)

Contoh cara menghitunga volume pekerjaan sesuai dengan satuannya ada empat, yaitu:

1. Volume pekerjaan persiapan dengan kontrak lumpsum sebagai satuan ls Pekerjaan persiapan mencakup pengukuran untuk menentukan lokasi dan batas bangunan serta pembersihan lokasi proyek. Untuk volume pekerjaan persiapan ini, biasanya digunakan satuan lumpsum.

Sebagai contoh, persiapan membutuhkan dua hari dan dilakukan oleh dua tukang. Dengan upah 75.000 per pekerjaan, pemilik proyek harus mengeluarkan Rp300.000, atau 75.000 x 2 x 2.

2. Bouwplank - panjang meter dalam satuan m

Setelah persiapan selesai, biasanya pemasangan bouwplank akan dilakukan dengan membuat pagar dengan papan 2/20 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang.

Volume pekerjaan bowplank ini dapat dilihat sebagai berikut:

Panjang balok horizontal/datar adalah 2,5 + 5 + 2,5 + 5 +1,5 = 16,5m, dan panjang balok vertikal/tegak adalah 7,5 + 7,5 + 1,5 + 7,5 = 24m. Dengan demikian, panjang total balok adalah 16,5m + 24m = 40,5m. Dengan demikian, volume pekerjaan balok adalah 40,5m.

3. Volume pekerjaan urugan dalam meter kubik atau meter kubik

Perhitungan dari luas bangunan dikalikan tinggi urugan per meter kubik digunakan untuk mengetahui berapa banyak pekerjaan urugan.

Sebagai contoh, volume urugan biasanya 1/3 dari volume galian. Jadi, jika volume galiannya adalah sebesar 90 m3, maka volume urugan kembalinya adalah sebesar 90 m3/3 = 30 m3.

Setelah itu, kebutuhan material untuk urugan dapat dihitung, serta jumlah tenaga kerja atau upah yang dapat dihitung melalui analisis harga satuan pekerjaan (AHSP).

4. Volume kerja pasangan keramik

Sebagai contoh, pemasangan keramik lantai kamar mandi membutuhkan keramik berukuran 30 cm x 30 cm setiap buah. Untuk mengetahui berapa banyak keramik lantai kamar mandi yang dibutuhkan, Perhitungan dilakukan dengan cara luas lantai kamar mandi dan membaginya dengan luas keramik

(35)

30 cm x 30 cm setiap buah. Luas lantai adalah 6 m2, dan luas keramik satu buah adalah 0,3 m x 0,3 m, atau 0,09 m2. Oleh karena itu, jumlah keramik yang diperlukan adalah 6m2/0,09m2 = 66,67 buah, atau dibulatkan menjadi 67.

Ada dua sistem dalam susunan uraian pekerjaan. Yang pertama adalah susunan lajur-lajur tabelaris. Yang kedua adalah susunan post-post. Dalam susunan ini, pekerjaan awal/pondasi, pekerjaan beton/dinding, pekerjaan kap dan atap, pekerjaan plafond, pekerjaan plesteran, pekerjaan lantai, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan cat/kapuran, pekerjaan perlengkapan dalam, dan pekerjaan perlengkapan luar.

3.5 Penjadwalan

Menurut Kerzner, H. (2017), definisi Penjadwalan dalam manajemen proyek adalah proses menentukan urutan waktu dan alokasi sumber daya untuk aktivitas atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam suatu proyek. Tujuannya adalah untuk merencanakan dan mengelola waktu dengan efisien agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Menurut Nurfatwa (2017), penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan setiap aktivitas. Pendekatan yang lazim digunakan adalah diagram Gantt Chart, PERT (Project Evaluation and Review Technique), dan CPM (Critical Path Method).

Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan proyek karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang (Forsberg,1996:78). Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara-cara atau metode teknis yang sudah digunakan, seperti CPM dan PDM. Dalam merencanakan jadwal proyek, Manajer Proyek harus mengaplikasikan jadwal yang diperkiraan ke Calender Days (jadwal harian) atau lamanya pekerjaan. Metode terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan menggambarkan ke dalam sebuah Gantt Chart atau Bar Chart.

(36)

3.5.1. Metode Critical Path Method (CPM)

Menurut Soeharto (1997) Critical Path Method (CPM) merupakan suatu metode dengan menggunakan diagram anak panah dalam menentukan lintasan kritis, sehingga disebut juga metode lintasan kritis.

Critical Path Method (CPM) merupakan model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. Komponen-komponen dalam metode CPM adalah:

1. Diagram network.

2. Hubungan antar simbol dan urutan kegiatan.

3. Jalur kritis.

4. Tenggang waktu kegiatan.

5. Limit jadwal kegiatan.

3.5.2. Precedence Diagram Method (PDM

Menurut Ervianto (2005) kelebihan Precedence Diagram Method (PDM) dibandingkan dengan CPM adalah PDM tidak memerlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hal ini dikarenakan hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan (Arianto, 2010).

Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka di sini terdapat empat macam konstrain (Soeharto,1999 dalam Arianto, 2010), yaitu:

1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS) Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berartikegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS) Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari

(37)

kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai.

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF) Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari selesai.

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF) Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah.

Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node (AON). Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan- kegiatan yang bersangkutan (Soeharto. 1999 dalam Arianto, 2010).

3.6 Microsoft project dan primavera

Kedua perangkat lunak ini merupakan alat yang sangat penting untuk perencanaan, pengelolaan, dan pelacakan proyek-proyek yang kompleks. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang keduanya:

3.6.1. Microsoft Project

Microsoft Project adalah software yang digunakan untuk mengelola suatu proyek atau biasa disebut Schedule. Dalam tutorial ini, akan membahas bagaimana cara mengoperasikan Microsoft Project dalam lingkup Pekerjaan Sipil. Sebagai contoh sederhana pembuatan Schedule rumah tinggal, untuk proyek-proyek yang lebih besar tergantung pengembangannya. Microsost Project lebih mirip dengan Network Planning dari pada Schedule S-Curve.

Menurut Schwalbe, K. (2018), definisi Microsoft Project adalah perangkat lunak manajemen proyek yang dikembangkan oleh Microsoft. Ini dirancang untuk membantu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan proyek dengan menyediakan berbagai fitur, termasuk pembuatan jadwal, alokasi sumber daya, pelacakan kemajuan, dan analisis biaya. Microsoft Project sering dipakai oleh

(38)

manajer proyek dan tim untuk mengelola proyek-proyek dengan berbagai tingkat kompleksitas. Berikut beberapa poin penting tentang Microsoft Project adalah:

1. Perencanaan Proyek: Microsoft Project memungkinkan pengguna untuk membuat rencana proyek yang rinci. Anda dapat menentukan tugas, sub- tugas, dan hubungan antara mereka.

2. Penjadwalan: Ini memungkinkan Anda untuk membuat jadwal proyek dengan menentukan tanggal mulai, tanggal selesai, dan durasi tugas. Anda juga dapat mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek.

3. Manajemen Sumber Daya: Microsoft Project memungkinkan pengguna untuk mengalokasikan sumber daya manusia dan materi yang diperlukan untuk setiap tugas. Ini membantu dalam perencanaan dan pengendalian biaya.

4. Pelacakan Proyek: Anda dapat melacak kemajuan proyek dengan memasukkan data aktual tentang tugas-tugas yang selesai dan sumber daya yang digunakan.

5. Gantt Chart: Microsoft Project menghasilkan diagram Gantt yang memvisualisasikan jadwal proyek, membuatnya mudah dipahami oleh semua anggota tim.

Microsoft Project adalah salah satu perangkat lunak manajemen proyek paling populer yang dikembangkan oleh Microsoft Corporation. Ini adalah alat yang dirancang untuk membantu tim proyek merencanakan, menjadwalkan, mengelola, dan melacak proyek dengan lebih efisien.

Berikut adalah cara pemakaian Microsoft Project :

1. Buka Microsoft Project, kemudian masukkan daftar pekerjaan yang sudah kita bahas di atas pada kolom Task Name.

2. Supaya lebih mudah dalam pengelolaannya buatlah hierarki/tingkatan pekerjaan, misalnya dalam Pekerjaan Pondasi terdapat sub pekerjaan yaitu Galian Tanah, Pasangan Batu Kali, dan lain lain.

3. Sekarang kita isi kolom Duration / durasi pekerjaan. Dalam penentuan durasi pekerjaan harus berdasarkan rencana jumlah tenaga kerja dan jumlah alat.

Kita bisa membuat perhitungan durasi dalam program Excel, rumusnya adalah volume perkerjaan dibagi produktivitas perhari.

(39)

3.6.2. Primavera

Menurut Schwalbe, K. (2018), definisi Primavera, atau biasanya disebut sebagai Oracle Primavera karena telah diakuisisi oleh Oracle Corporation, adalah perangkat lunak manajemen proyek yang menyediakan solusi untuk proyek-proyek besar dan kompleks. Primavera menawarkan berbagai modul dan alat untuk perencanaan, pengendalian proyek, dan portofolio proyek. Ini digunakan dalam berbagai industri, termasuk konstruksi, manufaktur, dan energi. Berikut adalah komponen utama dari Primavera:

1. Manajemen Portofolio: Primavera memungkinkan perencanaan dan pengelolaan portofolio proyek yang melibatkan berbagai proyek dalam satu perusahaan atau organisasi. Ini membantu dalam pengambilan keputusan strategis tentang alokasi sumber daya.

2. Manajemen Sumber Daya: Primavera membantu dalam alokasi sumber daya manusia, peralatan, dan materi sesuai dengan kebutuhan proyek. Ini membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

3. Pemodelan dan Simulasi: Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk membuat model proyek yang kompleks dan melakukan simulasi untuk mengidentifikasi potensi masalah dan konsekuensinya. Ini membantu manajer proyek dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

4. Manajemen Risiko: Primavera memiliki alat untuk mengelola risiko proyek, memberikan pandangan yang lebih baik tentang potensi risiko dan dampaknya. Ini membantu dalam mengurangi ketidakpastian dalam proyek.

5. Pelaporan dan Analisis: Primavera menghasilkan laporan yang rinci dan analisis data yang memungkinkan manajer proyek untuk membuat keputusan yang lebih baik. Ini membantu dalam memahami kinerja proyek dan mengambil tindakan yang tepat.

6. Integrasi dengan Bisnis: Primavera dapat diintegrasikan dengan sistem bisnis yang ada seperti sistem akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan lain-lain. Ini memungkinkan pemantauan yang lebih baik atas kesehatan proyek dalam konteks keseluruhan organisasi.

Sementara Microsoft Project lebih cocok untuk proyek-proyek kecil hingga menengah, Primavera lebih cenderung digunakan untuk proyek-proyek besar

(40)

dan kompleks yang memerlukan analisis mendalam, manajemen portofolio, dan manajemen risiko yang lebih kuat.

Dalam konteks manajemen proyek, keduanya adalah alat yang berharga, dan pemilihan antara Microsoft Project dan Primavera akan tergantung pada skala, kompleksitas, dan kebutuhan khusus proyek yang sedang dikerjakan.

3.6.3. Perbandingan Microsoft Project dan Primavera

Adapun perbandungan dari Microsoft Project dan Primavera adalah sebagai berikut:

1. Skala Proyek: Microsoft Project lebih cocok untuk proyek-proyek kecil hingga menengah, sementara Primavera dirancang untuk proyek-proyek besar dan kompleks.

1. Kemampuan Analisis: Primavera memiliki kemampuan analisis yang lebih kuat, terutama dalam hal manajemen portofolio dan manajemen risiko.

2. Integrasi Bisnis: Primavera memiliki kemampuan lebih baik dalam hal integrasi dengan sistem bisnis lainnya.

4. Harga: Microsoft Project biasanya lebih terjangkau daripada Primavera, yang merupakan solusi yang lebih mahal.

Kedua perangkat lunak ini memiliki kegunaan dan keunggulan masing- masing tergantung pada kebutuhan proyek dan skala proyek yang Anda hadapi.

Pemilihan yang tepat akan sangat bergantung pada kompleksitas proyek dan fitur yang Anda butuhkan. Dalam banyak kasus, perusahaan besar dengan proyek- proyek kompleks akan memilih Primavera, sementara perusahaan kecil hingga menengah akan mendapati Microsoft Project lebih cocok untuk kebutuhan mereka.

3.7 Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya atau biasa disebut RAB adalah suatu perhitungan estimasi yang digunakan untuk menganalisis biaya terkait hal-hal yang diperlukan untuk bahan baku, upah, dan anggaran tambahan lainnya dalam membuat suatu proyek tertentu. RAB sangat penting bagi kontraktor dan konsultan perencana sebagai acuan mereka dalam membangun suatu infrastruktur. RAB setiap pekerjaan berbeda-beda sehingga diperlukan keahlian dalam membuat RAB ini.

(41)

Tujuan dari pembuatan RAB ini adalah sebagai pemecah proyek menjadi beberapa segmen yang detail sehingga lebih mudah untuk dikerjakan, menganalisis kebutuhan sumber daya yang akan digunakan, menetapkan prioritas pengerjaan suatu segmen, memastikan kualitas dan waktu penyelesaian proyek, memastikan adanya kontrol biaya, menetapkan target pencapaian, menyediakan dokumen referensi.

Jenis-jenis RAB ada dua, yaitu RAB konvensional yang diterapkan untuk proyek yang memiliki jangka waktu yang pendek dan biayanya sudah bisa diukur.

Kemudian, ada RAB berbasis aktivitas yang digunakan dalam proyek yang membutuhkan waktu yang cukup panjang dan biaya yang tidak dapat diukur terlebih dahulu.

Adapun cara menentukan RAB yaitu:

1. Mempersiapkan gambar kerja

Langkah ini krusial dalam membuat RAB karena dari gambar kerja bisa terlihat spesifikasi ukuran dan material bangunan, sehingga dapat dilanjutkan dengan perhitungan volume. Setelah itu kita dapat mengecek harga material suatu daerah.

2. Menghitung Volume Pekerjaan

Perhitungan ini ditujukan untuk menghitung banyaknya volume pekerjaan setiap material dan sumber daya yang diperlukan.

3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah dan juga material yang digunakan dalam suatu pekerjaan.

4. Riset harga

Diperlukan riset harga karena setiap daerah dan kontingen memiliki harga yang beragam sehingga perlu dilakukan crosscheck harga dan jangan sampai salah memilih karena hal tersebut fatal jika hanya mendapatkan dari 1 sumber saja.

5. Rekapitulasi dan evaluasi

Rekapitulasi adalah jumlah total masing-masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, dan lainnya.

(42)

Komponen dasar secara umum yang harus ada dalam membuat RAB yaitu antara lain:

1. Uraian Pekerjaan

2. Volume Pekerjaan

3. Satuan Unit

4. Total Material

5. Harga Satuan Pekerjaan

6. Harga Keseluruhan

Berikut adalah contoh dari RAB:

Sumber: www.akseleran.co.id

Gambar 3.7.1 Gambar Contoh RAB Proyek Perumahan

Anggaran proyek lebih dari sekedar uang. Anggaran ini juga merupakan rencana pengeluaran yang memandu kontraktor dan konsultan sepanjang proses pembuatan ide, pelaksanaan, dan penyampaian proyek. Jika skill penganggaran

Gambar

Tabel 2.1 Spesifikasi Bangunan
Gambar 2.3 Tampak Atas
Gambar 2.4 Tampak Depan
Gambar 2.5 Tampak Belakang
+6

Referensi

Dokumen terkait

BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI GEDUNG/KLINIK/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT (PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP KELAS III LANTAI 2 DAN PEMBANGUNAN LIFT). HASIL

Bersama ini kami sampaikan Undangan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya kepada Calon Pemenang atas Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Ruang Lab Komputer (SMKN 3

Dalam pembangunan proyek konstruksi, sebaiknya manajemen proyek konstruksi mendapat perhatian yang seksama, karena peranan perencanaan dan pengendalian waktu dan

Proyek pembangunan asrama baru lantai 5 kantor LPPKS (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah) Indonesia merupakan salah satu proyek konstruksi yang

Dalam pembangunan proyek konstruksi, sebaiknya manajemen proyek konstruksi mendapat perhatian yang seksama, karena peranan perencanaan dan pengendalian waktu dan

Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Balok, Pelat Lantai dan Core Wall Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir dan Hotel BTC Extension Perencanaan Pondasi Tiang Bor Pada Proyek

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen

Perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pada proyek pembangunan rumah produksi minyak